Aku tidak boleh menunda-nunda pekerjaan contohnya

Aku tidak boleh menunda-nunda pekerjaan contohnya

Saya yakin pasti kita semua pernah sekali, dua kali, atau bahkan berkali-kali menunda-nunda pekerjaan yang ada. Lalu, pasti kita semua dapat menebak bagaimana konsekuensinya saat menunda-nunda tugas? Yap! jawabannya adalah tugas kita akan semakin menumpuk, meskipun kita berhasil menyelesaikan semuanya, kita tidak dapat menyelesaikannya dengan hasil semaksimal mungkin. 

Faktanya, hal ini tidak hanya terjadi kepada kita lho! Tetapi, orang-orang yang memiliki prestasi tinggi juga cenderung menunda-nunda pekerjaan mereka ketika merasa kewalahan dan stres, namun mereka tahu betul cara yang baik untuk segera bangkit dan menyelesaikan semua pekerjaan yang sempat tertunda. 

Kunci utama untuk berhenti dalam menunda-nunda pekerjaan adalah dengan melakukan sebuah proses yang spesifik, yang nantinya akan bekerja dengan psikologi kita untuk dapat melawan kebiasaan buruk ini. 

Berita baiknya, kiat-kiat ampuh yang akan kita bahas pada artikel ini hanya memerlukan waktu yang cukup singkat untuk penerapannya dan dijamin akan berhasil jika kita melakukannya dengan benar. Apakah pembaca setia Career Advice penasaran? Jika “ya”, Yuk kita simak formula anti-menunda pekerjaan di bawah ini. 

Sebenarnya, formula untuk berhenti dari penundaan tugas cukup sederhana. Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah menanyakan diri kita sendiri, “Bisakah saya memasukkan komitmen mikro di sini?”.

Katakanlah Anda tetiba merasa malas dan ingin menunda pembuatan materi presentasi yang harus dipresentasikan dalam tiga hari kedepan. Anda bisa tanyakan ini kepada diri sendiri “Bisakah saya hanya butuh satu jam, setidaknya hanya untuk menyelesaikan dua lembar dari bab pendahuluan saja?” Yap, cukup alokasikan waktu yang sedikit saja dan kerjakan sebuah komitmen yang kecil, maka kita dapat melihat perubahan internal dari dalam diri kita untuk segera mengeksekusi hal tersebut.

Selain itu, pernahkah sesekali pembaca merasa malas untuk tidak melakukan apapun, contohnya berolahraga. Tetapi herannya, begitu kita memaksakan diri untuk memulai berolahraga, kita malah sangat termotivasi untuk melanjutkan?.

Nah, hal ini terjadi karena momentum yang kita buat akan menghasilkan motivasi. Meskipun begitu, kita tidak boleh menunggu untuk termotivasi, baru mulai mengerjakan. Kenapa? Karena kita tidak akan pernah tahu kapan motivasi akan datang menghampiri kita. Ambil langkah kecil yang dapat menghasilkan motivasi dan kemudian terus bertanya pada diri sendiri, “Bisakah saya melakukan sedikit lagi?”

Setelah menindaklanjuti komitmen kecil itu untuk menyelesaikan dua lembar dari bab pendahuluan, otak kita mungkin akan berpikir, “saya sudah berhasil memulainya, sepertinya saya bisa melanjutkan bagian yang lain, mumpung saya sedang merasa termotivasi” Bisa jadi tanpa kita sadari, ternyata kita bukan hanya berhasil menyelesaikan dua halaman bab pengantar, tapi juga sudah menyelesaikan beberapa halaman dari konten presentasi, hebat bukan? 

Setelah mengetahui formula di atas, mari kita lihat bagaimana formula ini dapat digunakan untuk menaklukkan empat faktor utama dalam penundaan, yaitu: ketakutan, kewalahan, ketidakpastian, dan perfeksionisme.

Sering kali saya menunda-nunda pekerjaan yang sangat saya takuti. Mungkin ini juga terjadi pada para pembaca Career Advice. Dan, tidak dapat dielakkan lagi bahwa hal ini sangat menghambat gerak diri kita dalam melangkah maju dan menyelesaikan tugas-tugas yang ada.  

Salah satu cara untuk mengatasi penundaan terhadap pekerjaan yang menakutkan adalah secara bertahap memaparkan tugas-tugas yang kita takuti ke dalam lingkungan yang aman.

Sebagai contoh, saya harus mempresentasikan laporan saya dalam dua hari kedepan. Masalahnya adalah saya tidak pernah melakukan tugas ini sebelumnya. Ini benar-benar membuat perasaan saya kacau dan ketakutan. Lalu, saya berdialog dengan diri sendiri dengan memaparkan tugas menakutkan ini (setidaknya, ini menakutkan bagi saya). Saya harus berlatih sambil membayangkan melakukan presentasi di depan keluarga serta teman-teman dekat di rumah saya. Setelah melakukannya selama lima menit, saya rasa boleh juga untuk mengundang satu orang asing untuk menjadi pendengar presentasi saya. Setelah saya berlatih selama sepuluh menit, saya berpikir kembali, “sepertinya jika pendengar saya terdiri dari satu grup kecil yang tidak saya kenal sama sekali, oke juga nih!” dan begitu selanjutnya sampai kita merasa bahwa tidak ada masalah jika harus melakukan presentasi di depan rekan-rekan kerja atau bos di kantor. 

“Ahh, tugas ini terlalu berat dan besar bagi saya, mungkin perlu saya tunda sampai permasalahan ini terasa tidak begitu sulit.” Apakah pembaca pernah berpikir hal yang serupa dengan pernyataan tersebut? 

Ya, ini adalah hal yang umum terjadi. Seringkali kita merasa sulit untuk berkonsentrasi dan kewalahan sampai akhirnya kita menunda sebuah pekerjaan, karena pekerjaan tersebut terasa sangat berat dan sulit. 

Inilah mengapa banyak para mentor ahli menyarankan, jika kita memiliki sebuah tujuan yang besar, pecahlah tujuan tersebut menjadi langkah tindakan yang lebih kecil. Dengan begitu, kita dapat fokus dalam menyelesaikan beberapa langkah kecil tersebut dan cenderung menjadikan setiap perilaku kecil tersebut menjadi sebuah kebiasaan. Setelah itu menjadi kebiasaan, maka kita dapat menambahkan kebiasaan baru tanpa merasa kewalahan.

Yap! ini juga merupakan salah satu faktor mengapa kita selalu menunda-nunda pekerjaan. Terlalu banyak ketidakpastian yang hadir di kehidupan kita, sehingga kita menjadi ragu untuk mengambil langkah berikutnya. 

Jika kita tidak yakin tentang karier apa yang ingin dituju, kita dapat menanyakan hal ini kepada diri sendiri, “Bisa ga yah saya mencoba satu aktivitas baru minggu ini agar saya bisa tahu apa yang saya sukai dan yang tidak saya nikmati?”

Dikarenakan tidak ada kejelasan inilah, yang membuat kita menunda-nunda pekerjaan yang ada sekarang, karena kita takut jika sudah berhasil menyelesaikan semua tugas yang ada, setelah itu apa yang akan kita lakukan? Mungkin tidak ada. 

Inilah mengapa kita penting untuk mencari kejelasan karier, agar dapat segera menyelesaikan tugas yang ada sekarang, dan bersiap menyambut tugas-tugas berikutnya. 

Meskipun mengerjakan segala hal dengan perfeksionisme adalah hal yang baik.  Tetapi, kita juga perlu memberi peluang kepada diri sendiri untuk tidak terlalu memaksa keadaan untuk berjalan benar-benar sesuai dengan keinginan kita. Sesekali melakukan kesalahan adalah hal yang wajar. Jangan sampai karena kita takut melakukan kesalahan, ini membuat kita mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan tugas.

Ketika kita menghilangkan tekanan untuk menjadi sempurna, kita dapat menemukan bahwa seiring berjalannya waktu, kita akan dapat menghasilkan karya terbaik yang sebelumnya mungkin belum pernah kita buat. 

Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah maupun di perkantoran, ada seribu satu cara kerja dan kebiasaan orang yang berbeda-beda satu sama lain - tapi ada satu hal yang sangat umum terjadi di manapun: tendensi atau kecenderungan menunda-nunda pekerjaan yang penting karena perhatian teralihkan.

Apa itu prokrastinasi?

Dalam bahasa psikologi, menunda-nunda pekerjaan punya istilah tersendiri, yaitu prokrastinasi. Secara harafiah, prokrastinasi dapat diartikan "mengganti tugas dengan urgensi tinggi dan punya kepentingan besar dengan tugas lain yang tingkat urgensi serta kepentingannya rendah, sehingga menyebabkan tugas yang penting lantas tertunda." Perilaku ini ditengarai oleh para psikolog sebagai mekanisme atau cara kita untuk menyalurkan kecemasan. Sumber kecemasan ini bisa seputar beban pekerjaan, situasi dan kondisi tak kondusif di rumah atau kantor serta keharusan mengambil keputusan yang bersifat penting. Semua konflik ini secara tak sadar membuat kita panik.

Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan bukan sesuatu yang ideal. Sebab, dimulai dari hal-hal kecil sesimpel memasak untuk makan atau membereskan rumah dan tempat tidur, tendensi kita untuk juga menunda-nunda hal yang lebih besar setiap harinya mulai dari pekerjaan kantor yang penting sampai membuat keputusan seperti berganti pekerjaan pun bisa semakin meningkat.

Karena penyesalan selalu datang belakangan, mulai hari ini yuk kita belajar untuk punya prioritas dan tidak melakukan prokrastinasi sehingga tujuan hidup jangka panjang dan cita-cita besar dapat dibuat perencanaannya secara tepat demi masa depan yang cerah. Ini beberapa cara untuk menghindari menunda pekerjaan.

Apa penyebab orang suka menunda-nunda mengerjakan sesuatu yang penting?

Bahkan orang-orang yang paling produktif juga sesekali tetap suka melakukan prokrastinasi. Apa yang bisa menyebabkan orang suka menunda mengerjakan sesuatu yang penting?

Takut gagal

Ketakutan akan kegagalan adalah salah satu sebab utama orang suka menunda pekerjaan. Nah, bila ini alasannya, pikirkan selalu segala hal positif yang akan terjadi bila pekerjaan sudah selesai.

Merasa kewalahan

Bila ini sebab yang kamu alami, coba untuk membuat daftar pekerjaan dari yang termudah hingga yang tersulit. Kerjakan tugas-tugas yang mudah duluan, sehingga kamu bersemangat setiap kali selesai dan bisa mencoret pekerjaan tersebut dari daftar.

Gagal fokus

Keseringan mendapat notifikasi berbalas komen di Facebook, kelewat rajin scrolling Instagram atau terlalu banyak habiskan waktu nonton Drakor? Distraksi - alias gangguan - yang ada setiap hari dan setiap saat lewat ponsel kita merupakan salah satu faktor terbesar orang sulit fokus.

Bagaimana cara mengatasinya? Simpel. Lakukan "puasa" gadget, dengan mematikan sambungan internet atau sekalian saja matikan ponsel selama bekerja supaya konsentrasi tak buyar, pekerjaan pun bisa cepat selesai. Selesai bekerja secara tuntas, baru deh bersantai dan melakukan kegiatan yang disuka, yang sempat tertunda tadi!

Yuk, kalahkan prokrastinasi!

Ini cara mudah mengalahkan gangguan prokrastinasi:

Stop cari alasan

"Ah, besok aja deh", "hari ini kok rasanya malas, ya", "nanti sore / malam saja mengerjakannya" - familiar dengan alasan-alasan semacam ini? Seringkali kita menciptakan alasan untuk menutupi rasa malas atau keinginan menunda melakukan pekerjaan.

Stop cari pembenaran lewat alasan dan lakukan apa yang bisa dilakukan hari ini juga. Kuatkan hati dan pikiran, bentuk tekad baja lalu tentukan daftar pekerjaan harian yang bisa dimulai sekarang juga sampai satu minggu atau satu bulan ke depan.

Oh ya, salah satu hal penting yang sebaiknya tidak ditunda-tunda, apalagi di saat mewabahnya pandemi Coronavirus COVID-19 saat ini adalah mulai perlindungan diri sendiri dengan asuransi kesehatan. Generali punya berbagai asuransi yang sesuai dengan kebutuhanmu.

Untuk kamu yang masih muda, pilih Cristal, perlindungan risiko penyakit kritis dengan 110% Premi Kembali atau Cemerlang, solusi asuransi jiwa yang memberikan perlindungan diri dan keuangan apabila terjadi risiko dan menjamin 110% uang yang kamu bayarkan kembali pada akhir masa pertanggungan. Jadi, jangan tunda lagi, stop prokrastinasi punya asuransi: sebelum kantong miris, pilih perlindungan terbaik untuk hidup lebih lama.

Mulai dari yang simpel dulu

Supaya tidak kewalahan, pilah-pilah tugas. Mana yang mudah dan bisa cepat selesai, kerjakan lebih dulu sampai tuntas. Untuk tugas yang sulit, beri diri sendiri tenggang waktu untuk menyelesaikannya, misalnya dengan mengalokasikan waktu 30 menit atau 1 jam setiap hari selama seminggu untuk sedikit demi sedikit membereskan pekerjaan sulit ini.

Tepati jadwal harianmu

Fleksibel boleh saja, tapi jangan terlalu melenceng dari jadwal yang sudah ditentukan, ya! Bagaimana cara membuat jadwal yang mudah diikuti dan ditepati? Ini langkah-langkahnya.

Mengenali rutinitas harian sendiri

Tentukan sendiri berdasarkan kebiasaan, kapan saja waktu dimana kita merasa paling produktif dan dalam kondisi optimal untuk bekerja. Setiap pagi dari jam 9-11 atau setelah makan siang, misalnya. Bila sudah tentukan jadwal kerja, biasakan setiap hari untuk mengerjakan pekerjaan di rentang waktu tersebut tanpa kecuali - kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus bisa membantu kita untuk selalu menepati jadwal harian dengan lebih mudah.

Mengakui kesalahan sendiri

Tepati janji pada diri sendiri untuk lebih disiplin - bila sedikit melenceng, akuilah kesalahan sendiri, jangan mencari alasan pembenaran. Berani mengakui kesalahan sendiri dan menebus kesalahan tersebut adalah satu bentuk kedewasaan dan satu langkah lebih dekat menuju kesuksesan.

Contoh mudah: bila suatu hari tergoda ingin nonton TV atau membaca dalam 1 jam di waktu yang seharusnya untuk bekerja, maka keesokan harinya bekerjalah lebih banyak 1 jam untuk mengganti waktu yang sudah terbuang di kegiatan lain pada hari sebelumnya, sehingga waktu kerja dan hiburan juga berimbang.

Cintai diri sendiri

Jangan lupa untuk selalu cintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri artinya bisa melihat masa depan yang cerah dan meyakinkan hati dan pikiran, bahwa kerja keras yang dilakukan saat ini punya tujuan akhir yaitu kemakmuran dan kebebasan finansial di kemudian hari.

Selamat mencoba!

Jadikan tahun ini tahun yang sukses di karirmu dengan segala tips penting kami untuk berkembang di kantor dan di pekerjaan:

Mengasuh anak sekaligus WFH? Ini strategi jitunya!

Yuk, ajak anak untuk olahraga lari supaya lebih sehat dan aktif

Tips agar anak tak rewel di perjalanan saat mudik Lebaran

Tabungan Terbaik untuk Anak: Kenali Fitur-fiturnya


Page 2

Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah maupun di perkantoran, ada seribu satu cara kerja dan kebiasaan orang yang berbeda-beda satu sama lain - tapi ada satu hal yang sangat umum terjadi di manapun: tendensi atau kecenderungan menunda-nunda pekerjaan yang penting karena perhatian teralihkan.

Apa itu prokrastinasi?

Dalam bahasa psikologi, menunda-nunda pekerjaan punya istilah tersendiri, yaitu prokrastinasi. Secara harafiah, prokrastinasi dapat diartikan "mengganti tugas dengan urgensi tinggi dan punya kepentingan besar dengan tugas lain yang tingkat urgensi serta kepentingannya rendah, sehingga menyebabkan tugas yang penting lantas tertunda." Perilaku ini ditengarai oleh para psikolog sebagai mekanisme atau cara kita untuk menyalurkan kecemasan. Sumber kecemasan ini bisa seputar beban pekerjaan, situasi dan kondisi tak kondusif di rumah atau kantor serta keharusan mengambil keputusan yang bersifat penting. Semua konflik ini secara tak sadar membuat kita panik.

Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan bukan sesuatu yang ideal. Sebab, dimulai dari hal-hal kecil sesimpel memasak untuk makan atau membereskan rumah dan tempat tidur, tendensi kita untuk juga menunda-nunda hal yang lebih besar setiap harinya mulai dari pekerjaan kantor yang penting sampai membuat keputusan seperti berganti pekerjaan pun bisa semakin meningkat.

Karena penyesalan selalu datang belakangan, mulai hari ini yuk kita belajar untuk punya prioritas dan tidak melakukan prokrastinasi sehingga tujuan hidup jangka panjang dan cita-cita besar dapat dibuat perencanaannya secara tepat demi masa depan yang cerah. Ini beberapa cara untuk menghindari menunda pekerjaan.

Apa penyebab orang suka menunda-nunda mengerjakan sesuatu yang penting?

Bahkan orang-orang yang paling produktif juga sesekali tetap suka melakukan prokrastinasi. Apa yang bisa menyebabkan orang suka menunda mengerjakan sesuatu yang penting?

Takut gagal

Ketakutan akan kegagalan adalah salah satu sebab utama orang suka menunda pekerjaan. Nah, bila ini alasannya, pikirkan selalu segala hal positif yang akan terjadi bila pekerjaan sudah selesai.

Merasa kewalahan

Bila ini sebab yang kamu alami, coba untuk membuat daftar pekerjaan dari yang termudah hingga yang tersulit. Kerjakan tugas-tugas yang mudah duluan, sehingga kamu bersemangat setiap kali selesai dan bisa mencoret pekerjaan tersebut dari daftar.

Gagal fokus

Keseringan mendapat notifikasi berbalas komen di Facebook, kelewat rajin scrolling Instagram atau terlalu banyak habiskan waktu nonton Drakor? Distraksi - alias gangguan - yang ada setiap hari dan setiap saat lewat ponsel kita merupakan salah satu faktor terbesar orang sulit fokus.

Bagaimana cara mengatasinya? Simpel. Lakukan "puasa" gadget, dengan mematikan sambungan internet atau sekalian saja matikan ponsel selama bekerja supaya konsentrasi tak buyar, pekerjaan pun bisa cepat selesai. Selesai bekerja secara tuntas, baru deh bersantai dan melakukan kegiatan yang disuka, yang sempat tertunda tadi!

Yuk, kalahkan prokrastinasi!

Ini cara mudah mengalahkan gangguan prokrastinasi:

Stop cari alasan

"Ah, besok aja deh", "hari ini kok rasanya malas, ya", "nanti sore / malam saja mengerjakannya" - familiar dengan alasan-alasan semacam ini? Seringkali kita menciptakan alasan untuk menutupi rasa malas atau keinginan menunda melakukan pekerjaan.

Stop cari pembenaran lewat alasan dan lakukan apa yang bisa dilakukan hari ini juga. Kuatkan hati dan pikiran, bentuk tekad baja lalu tentukan daftar pekerjaan harian yang bisa dimulai sekarang juga sampai satu minggu atau satu bulan ke depan.

Oh ya, salah satu hal penting yang sebaiknya tidak ditunda-tunda, apalagi di saat mewabahnya pandemi Coronavirus COVID-19 saat ini adalah mulai perlindungan diri sendiri dengan asuransi kesehatan. Generali punya berbagai asuransi yang sesuai dengan kebutuhanmu.

Untuk kamu yang masih muda, pilih Cristal, perlindungan risiko penyakit kritis dengan 110% Premi Kembali atau Cemerlang, solusi asuransi jiwa yang memberikan perlindungan diri dan keuangan apabila terjadi risiko dan menjamin 110% uang yang kamu bayarkan kembali pada akhir masa pertanggungan. Jadi, jangan tunda lagi, stop prokrastinasi punya asuransi: sebelum kantong miris, pilih perlindungan terbaik untuk hidup lebih lama.

Mulai dari yang simpel dulu

Supaya tidak kewalahan, pilah-pilah tugas. Mana yang mudah dan bisa cepat selesai, kerjakan lebih dulu sampai tuntas. Untuk tugas yang sulit, beri diri sendiri tenggang waktu untuk menyelesaikannya, misalnya dengan mengalokasikan waktu 30 menit atau 1 jam setiap hari selama seminggu untuk sedikit demi sedikit membereskan pekerjaan sulit ini.

Tepati jadwal harianmu

Fleksibel boleh saja, tapi jangan terlalu melenceng dari jadwal yang sudah ditentukan, ya! Bagaimana cara membuat jadwal yang mudah diikuti dan ditepati? Ini langkah-langkahnya.

Mengenali rutinitas harian sendiri

Tentukan sendiri berdasarkan kebiasaan, kapan saja waktu dimana kita merasa paling produktif dan dalam kondisi optimal untuk bekerja. Setiap pagi dari jam 9-11 atau setelah makan siang, misalnya. Bila sudah tentukan jadwal kerja, biasakan setiap hari untuk mengerjakan pekerjaan di rentang waktu tersebut tanpa kecuali - kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus bisa membantu kita untuk selalu menepati jadwal harian dengan lebih mudah.

Mengakui kesalahan sendiri

Tepati janji pada diri sendiri untuk lebih disiplin - bila sedikit melenceng, akuilah kesalahan sendiri, jangan mencari alasan pembenaran. Berani mengakui kesalahan sendiri dan menebus kesalahan tersebut adalah satu bentuk kedewasaan dan satu langkah lebih dekat menuju kesuksesan.

Contoh mudah: bila suatu hari tergoda ingin nonton TV atau membaca dalam 1 jam di waktu yang seharusnya untuk bekerja, maka keesokan harinya bekerjalah lebih banyak 1 jam untuk mengganti waktu yang sudah terbuang di kegiatan lain pada hari sebelumnya, sehingga waktu kerja dan hiburan juga berimbang.

Cintai diri sendiri

Jangan lupa untuk selalu cintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri artinya bisa melihat masa depan yang cerah dan meyakinkan hati dan pikiran, bahwa kerja keras yang dilakukan saat ini punya tujuan akhir yaitu kemakmuran dan kebebasan finansial di kemudian hari.

Selamat mencoba!

Jadikan tahun ini tahun yang sukses di karirmu dengan segala tips penting kami untuk berkembang di kantor dan di pekerjaan:

Mengasuh anak sekaligus WFH? Ini strategi jitunya!

Yuk, ajak anak untuk olahraga lari supaya lebih sehat dan aktif

Tips agar anak tak rewel di perjalanan saat mudik Lebaran

Tabungan Terbaik untuk Anak: Kenali Fitur-fiturnya