Aksen intonasi dilakukan dengan menggunakan nada atau disebut aksen

Aksen intonasi dilakukan dengan menggunakan nada atau disebut aksen

Kalimat dalam dialog mengandung isi pikiran dan perasaan yang perlu diekspresikan. Untuk dapat menyampaikannya diperlukan kemampuan vokal, gerak, dan imajinasi seorang pemain. Vokal     Hal yang perlu diperhatikan dalam vokal: •    aksen dinamik, merupakan bagian kata atau kalimat yang diucapkan lebih keras atau diberi penekanan daripada kata atau kalimat yang lain. •    aksen tempo, merupakan kata yang mendapat aksen tempo merupakan kata yang lebih penting daripada yang lain. Dengan penggunaan tempo lebih lambat. •    aksen nada/ intonasi, kalimat bisa menimbulkan arti yang bebeda apabila dilagukan dengan intonasi yang berbeda.     Imajinasi     Imajinasi diperlukan untuk hal-hal berikut: •    Membina klimaks, membina klimaks dengan membina perkembangan kisah atau adegan. Hal ini berpengaruh pada keasyikan penonotn menikmati pertunjukan. Perkembangan dilakukan dengan bertahap. •    Bermain dengan hidup, dalam menghayati perannya, pemain membutuhkan imajinasi untuk memasuki dunia perannya sehingga apabila pemain dapat sungguh menikmati perannya maka akan mempengaruhi perasaan dan adegan peran.     Gerak     Tubuh bergerak mengikuti peran yang dimainkan, berbagai macam gerak antara lain, gerak besar (melangkah, bloking) dan gerak kecil (mengerling, komat-kamit, bernapas, dll) motif bergerak yang baik dalam teater antara lain: •    Alasan kewajaran, karena keadaan dan situasi peran yang menuntutnya untuk bergerak. Karena hasil imajinasi terutama. •    Alasan kejiwaan, karena alasan perasaan/ kejiwaan. Misalnya dalam keadaan marah dengan mengepalkan tangan dan memukul sesuatu.         Gerak juga harus disesuaikan dengan timing/ waktu untuk menguatkan dialog dan kalimat yang diucapkan dan agara tidak mengganggu dan merusak isi dan makna dialog, antara lain:

Gerak sebelum ucapan, Gerak bersama ucapan, Gerak setelah ucapan.


Page 2

Karya teater merupakan karya seni dan kesenian itu selalu bersangkutan dengan moral. Dasar dari keindahan dan moral adalah ketertiban, jadi kesenian adalah keindahan yang berdasar pada ketertiban, sedangkan moral berdasar pada ketertiban batin. Dalam hal ini moral menanamkan budi pekerti yang baik atau selalu menanamkan kesesuaian. Oleh karena itu, dalam suatu pertunjukan karya teater terdapat pesan moral yang akan disampaikan pada penontonnya.

Karya teater tradisi yang ada di Nusantara ini banyak ragamnya dan mengandung pesan moral yang begitu tinggi. Pesan moral ini dapat diketahui melalui amanat dalam suatu cerita yang dipertunjukkan. Adapun pesan moral dapat dilihat dari ciri-ciri penampilan dari suatu pertunjukan teater, yaitu sebagai berikut.

a. Anonim

Pencipta lakon dan cerita tidak pernah dikenal. b. Improvisasi

Seniman yang lebih banyak mengandalkan kecakapan alamiah, baik dialog ataupun akting yang sedapat mungkin menyatu dengan penonton hingga penonton masuk ke dalam situasi yang telah dibuat oleh sang seniman.

c. Pentas

Pentasnya terletak pada sebuah arena berbentuk “telapak kuda”. Bentuk ini memungkinkan pertunjukan dapat ditonton dari segala arah agar dapat dinikmati secara bersama-sama. Dengan begitu, penonton bukan saja merasa terhibur akan tetapi menyatu bersama cerita dalam pertunjukan tersebut.

d. Humor dan Heroik

Mementingkan lawak-jenaka, di samping memperlihatkan kesatriaan. e. Simbolis Karikatural

Penampilan cerita cukup sederhana, ringan, dan mudah dipahami oleh siapa saja. Tokoh-tokoh manusia digambarkan menurut penjiwaannya, bukan kadar bentuk realis.

f. Derma Keliling

Ongkos pertunjukan tidak pernah diperoleh dari hasil penjualan karcis masuk. Penonton menyaksikan pergelaran secara gratis. Ongkos pertunjukan didapatkan dari derma penonton secara sukarela.

Pelatihan 2

Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Sebutkan fungsi-fungsi teater tradisi!

2. Apa yang dimaksud dengan teater sebagai sarana upacara? 3. Mengapa kesenian selalu bersangkutan dengan moral?

Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 73

UjiKompetensi

Amatilah sebuah kelompok teater yang ada di sekitarmu! Klasifikasi apakah teater tersebut termasuk tradisional atau teater modern disertai alasannya. Kemudian, berikan tanggapan pada pementasan teaternya dengan menanggapi keunikan-keunikan dari teater tersebut!

Komedi Stamboel yang berdiri pada 1891 merupakan rombongan teater pertama di Indonesia. Rombongan ini didirikan oleh August Mahieu dan Yap Goan Tay. Pementasannya berdasarkan cerita yang dituturkan oleh program master [semacam sutradara] dan setiap pemain harus menciptakan dialognya sendiri. [Sumber: Indonesian Heritage: Pertunjukan, 2002]

INFO

Pada pelajaran ini, kamu telah mempelajari perkembangan teater di Nusantara. Seni teater Nusantara memiliki keanekaragaman dan keunikan yang patut untuk dibanggakan. Bagaimana tanggapanmu terhadap keunikan teater Nusantara tersebut?

Reeksi

Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat •

bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata cara di mana teater tradisional lahir.

• Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. • Teater modern adalah bentuk teater yang telah mengalami pengaruh dari teater

Barat [Eropa] atau lebih dikenal dengan teater Barat.

• Teater merupakan salah satu bentuk kesenian yang tidak hanya memberikan kesenangan semata. Lebih dari itu teater bisa memberikan sumbangan bagi keluhuran budi pekerti dan kematangan jiwa.

A. Berilah tanda silang [×] pada jawaban yang benar!

1. Prasasti Balitung yang bertitimangsa 907 Masehi menunjukkan pada masa itu telah ada pertunjukan ....

a. ketoprak c. wayang b. ludruk d. randai 2. Kakawin Arjunawiwaha adalah karya ....

a. Jayabaya c. Mpu Sedah b. Mpu Panuluh d. Mpu Kanwa

3. Di Madura, terdapat sejenis pertunjukan wayang orang yang dinamakan .... a. topeng dalang c. dalang jemblung

b. wayang topeng d. wayang beber 4. Pawang adalah sebutan untuk sesepuh dalam kelompok .... a. mamanda c. randai

b. wayang wong d. makyong

5. Teater nontradisi dimulai di Indonesia sejak Agust Mahieu mendirikan .... a. Sandiwara Orion c. Sandiwara Dardanella

b. Komedie Stamboel d. Komidi Bangsawan 6. Istilah yang digunakan sebelum istilah teater muncul adalah .... a. sandiwara c. tonil

b. play d. monolog

7. Bentuk drama Indonesia dan disusun dengan dialog antartokoh adalah.... a. Kertajaya c. Bebasari

b. Ken Arok dan Ken Dedes d. Sandyakalaning Majapahit 8. Tokoh yang menulis dan menyutradarai teater di Bengkulu ialah .... a. Soetan Sjahrir c. HOS Tjokroaminoto b. Soekarno d. Agoes Salim

9. Badan Pusat Kesenian Indonesia diketuai oleh ....

a. Sanusi Pane c. Sutan Takdir Alisjahbana b. Armijn Pane d. Amir Hamzah

10. Akademi Teater Nasional Indonesia [ATNI] didirikan pada 1955 oleh .... a. Teguh Karya dan Arifin C. Noer c. Jim Lim dan Suyatna Anirun b. Armijn Pane dan Sanusi Pane d. Usmar Ismail dan Asrul sani

B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar!

1. Apa perbedaan antara teater tradisional dan teater transisi? 2. Sebutkan dua unsur pokok yang menjadi dasar randai!

3. Apa peran Angkatan Pujangga Baru dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia?

4. Siapa sajakah tokoh yang berperan dalam rombongan sandiwara Penggemar Maya?

5. Apa yang dilakukan Rendra sebagai usaha membebaskan teater dari batasan

Pelatihan Pelajaran 5aatiihaatiihhaanhhaannnnnPeell jPPPelajaaran5555

Pelajaran 6

Pertunjukan

Teater Nusantara

Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran ini bertujuan agar siswa mampu mengekspresikan diri melalui karya teater melalui kemampuannya dalam:

• mengeksplorasi teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara, • merancang pertunjukan teater

Nusantara,

• menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater, dan

• menggelar pertunjukan teater Nusantara.

Pementasan teater membutuhkan beberapa persiapan. Salah satu yang terpenting adalah persiapan pemeran. Persiapan tersebut meliputi persiapan olah tubuh, olah suara, penghayatan karakter, serta teknik-teknik pemeranan. Persiapan seorang pemeran dianggap penting karena pemeran adalah seorang seniman yang mengekspresikan dirinya sesuai dengan tuntutan baru dan harus memiliki kemampuan untuk menjadi ’orang baru’. Selanjutnya, kamu akan mempelajari bagaimana merancang sebuah pertunjukan teater. Di sini akan dipelajari pula prinsip berteater, yaitu kerja sama. Terakhir, akan diperkenalkan gaya-gaya pementasan yang dapat dipilih untuk menggelar pertunjukan teater.

Pertunjukan teater Tanah Air sebagai salah satu teater Nusantara pimpinan Jose Rizal Manua

Sumber: Dokumentasi pribadi teater Tanah Air, 2009

Mementaskan Teater Nusantara

Mengeksplorasi teknik olah tubuh,

olah pikir, dan olah suara

Peta Konsep

• Olah tubuh • Olah pikir • Olah suara • Merancang

Kata

Kunci

• Prinsip kerja sama • Teater konvensional • Teater nonkonvensional Merancang pertunjukan teater Nusantara Menerapkan prinsip kerja sama Menggelar pertunjukan teater Nusantara Melaksanakan dasar-dasar olah tubuh, olah pikir, dan olah suara

Mengenal tahap- tahap dramatisasi cerita drama Menjalankan tahap-tahap dramatisasi Mengenal unsur-unsur pembentuk teater Menerapkan prinsip kerja sama antarunsur pembentuk teater Mengevaluasi pementasan Mementaskan teater

Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 77

A. Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir, dan

Olah Suara

Seni teater berhubungan erat dengan seni peran. Keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dalam bermain peran, kamu dituntut untuk bisa memerankan berbagai karakter yang disuruh oleh sutradara. Karakter tersebut dapat kamu kuasai jika kamu sering berlatih mengolah tubuh. Tubuh adalah sumber peran yang tidak terbatas, dengan wajah kamu bisa mengekspresikan kesedihan, dengan mulut kamu bisa berteriak, dengan tangan kamu bisa menari.

Agar segala tuntutan sutradara ataupun naskah dapat diperankan, seorang pemain teater mutlak harus menguasai teknik latihan peran. Adapun teknik latihan peran adalah sebagai berikut.

1. Teknik Olah Tubuh

Tubuh merupakan bagian fisik manusia. Penampilan fisik pemain teater dalam pentas berhubungan dengan penampilan watak, sikap, gestur, dan umur peran yang digambarkan. Hal ini juga sangat berhubungan dengan penampilan laku fisik yang digariskan pengarang, sutradara, dan tuntutan peran. Tampilan fisik seorang pemeran adalah tanggung jawab pribadi pemeran.

Agar dapat memiliki penampilan fisik yang sesuai dengan tuntutan peran, seorang pemain harus berlatih agar tubuhnya lentur. Kelenturan tubuh seorang pemain teater ini sangat penting untuk berlangsungnya sebuah pertunjukan teater. Kelenturan tubuh tersebut dapat dilatih dengan latihan olah tubuh. Latihannya dapat berupa gerakan-gerakan seperti tari dan beladiri, bisa juga latihan ekspresi. Misalnya, latihan ekspersi marah, sedih, bahagia, dan sebagainya.

Pola-pola latihan bisa kamu pelajari dari pola yang telah ada, misalnya pola olahraga atau bisa kamu buat sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan. a. Latihan Olahraga Fisik

Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan dan kelenturan serta daya tahan tubuh serta koordinasi gerak tubuh. Latihan ini bisa dimulai dari bagian wajah, yaitu menggerakkan bagian wajah. Hal ini berguna untuk melatih mimik wajah. Kemudian, latihlah gerakan tangan supaya luwes, latihannya bisa seperti latihan menari. Lalu, teruskan latihan ke arah tubuh dan bagian kaki. Setelah semuanya dilatih dengan baik, koordinasikan semua gerakan dalam satu rangkaian gerakan menggunakan iringan musik [seperti menari]. Teruslah berlatih maka suatu saat tubuh dan penguasaan gerakan kamu akan menjadi lebih yang baik.

b. Latihan Rangkaian Gerakan

Setelah latihan umum dikuasai, maka langkah selanjutnya adalah latihan gerakan yang ditentukan sesuai permintaan. Jenis latihan ini lebih spesifik. Contohnya, latihan bagaimana gerakan lemah gemulai, bagaimana posisi tubuh ketika terkejut atau mengekspresikan kebahagiaan, bagaimana posisi tubuh jika sedang marah, dan sebagainya.

2. Olah Suara [Vokal]

Suara adalah unsur penting dalam kegiatan seni teater yang menyangkut segi auditif atau sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran. Dalam kenyataannya, suara dan bunyi itu sama, yaitu hasil getaran udara yang datang dan menyentuh selaput gendang telinga. Akan tetapi, dalam konvensi dunia teater kedua istilah tersebut dibedakan. Suara merupakan produk manusia untuk membentuk kata- kata, sedangkan bunyi merupakan produk benda-benda.

Suara adalah unsur yang sangat penting dalam berteater. Dengan suara atauvokal yang baik, pemeran akan mampu mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkannya. Jenis suara tiap orang berbeda-beda, tapi di dalam teater pemeran dituntut untuk bisa menirukan suara sesuai tokoh yang diperankan.

Berolah suara tidak hanya terbatas pada jenis karakter tertentu. Misalnya, suara berat, ringan, halus, mendesah, berteriak, melenguh, menangis, dan membentak saja. Dalam teater ternyata berolah suara lebih kompleks lagi. Seorang pemain dituntut untuk bisa menirukan dialek [logat bicara], harus benar dan tepat dalam membaca teks, harus bisa menyanyi, harus pandai mengolah suara-suara alam, dan sebagainya.

Dalam berolah vokal, seorang pemain perlu memerhatikan teknik aksentuasi pengucapan huruf, kata, dan kalimat.

a. Aksen dinamik, yaitu belajarlah mengucapkan bagian kata atau kalimat lebih dikeraskan dibandingkan dengan kata atau kalimat lain.

b. Aksen tempo, yaitu aksen yang dilakukan saat menghadapi kata-kata yang lebih penting daripada kata yang lain. Misalnya, “saya harus pu-lang!” c. Aksen intonasi/nada adalah aksen yang dilakukan dengan melagukan kata

yang sesuai. Misalnya, “Baik, baik. Sekarang kau akan senang menjauhiku”. Kalimat tersebut dapat diucapkan dengan ekspresi marah atau senang.

Video yang berhubungan