3 Contoh masalah yang dibahas dalam ekonomi makro adalah

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang menejelaskan kegiatan perekonomian secara keseluruhan (agregat). Pada ekonomi makro pembahasannya mencakup konsep pendapatan nasional, mekanisme penentuan pendapatan nasional melalui interaksi permintaan agregat (konsumsi, investasi, belanja pemerintah, sektor luar negeri) dan penawaran agregat (fungsi produksi agregat, dan pasar tenaga kerja).

Perubahan ekonomi yang besar, berpengaruh terhadap masyarakat dan perusahaan beserta pasarnya. Ekonomi makro berkaitan erat dengan masalah keuangan negara. Ekonomi makro juga menjelaskan bentuk terjadinya perubahan kondisi perekonomian guna tercapainya hasil analisis yang baik.

Masalah Pokok Ekonomi MakroSecara garis besar terdapat empat masalah pokok pada ekonomi makro, yaitu :

1. Masalah Inflasi


Inflasi secara definsi adalah kenaikan harga secara umum yang terjadi terus menerus. Inflasi menjadi masalah karena hal ini menyangkut daya beli masyarakat suatu negara. Jika harga umum mengalami kenaikan (inflasi) tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan per kapita, maka jelas daya beli masyarakat menjadi sangat berkurang.

Inflasi secara terus menerus akan mengakibatkan suatu negara menjadi hancur perekonomiannya. Inflasi selain membuat masyarakat menjadi miskin, juga mengakibatkan prosedur kesulitan untuk berproduksi dan menjual barang-barangnya. Jika inflasi tinggi, maka suku bunga perbankan akan naik, apalagi untuk suku bunga pinjaman. Sehingga jelas akan menyulitkan semua orang, baik itu prosedur maupun konsumen.

2. Masalah Pengangguran
Adanya pengangguran berarti menunjukan perekonomi negara itu tidak dalam kondisi full-employment (Lapangan kerja penuh). Ada faktor produksi yang tidak terpakai (berlebih) yaitu tenaga kerja. Memang kondisi idealnya suatu negara harus berada di dalam keadaan full-employment, akan tetapi untuk mencapai kondisi ini tidak mungkin. Sangat jarang terjadi.

Tingkat penganguran selalu terjadi di negara manapun. Dan ini memang menjadi pusat perhatian para pemimpin bangsa dan para ekonomi. Penganguran tentu tidak baik bila terjadi, karena dapat menimbulkan kerawanan social seperti pencurian, kriminalitas, dan lain-lain.

3. Masalah Keseimbangan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaraan merupakan informasi keadaan keuangan satu negara secara umum. Jika negara tersebut memiliki kondisi yang surplus berarti negara itu memiliki cadangan devisa yang besar. Cadangan devisi ini digunakan untuk kegiatan transaksi perdagangan luar negeri. Cadangan ini juga digunakan untuk membiayai impor barang-barang dari luar negeri. Semakin besar cadangan devisi suatu negara berarti semakin sehat negara itu, karena mampu membeli barang lebih banyak.

4. Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari adanya peningkatan di dalam GDP (Gross Domestic Product) atau GNP (Gross National Product). Adanya peningkatan dalam GDP berarti menunjukan adanya peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita merupakan pendapatan masyarakat per individu.

GDP merupakan angka yang menunjukkan total produksi suatu negara. Semakin tinggi GDP berarti total produksi semakin besar. Yang menjadi permasalahan adalah pembagian pendapatan nasional yang tidak merata.

Dengan mempelajari teori ekonomi makro kita dapat mengetahui permasalahan-permasalahan ekonomi makro dan menganalisisnya sehingga dapat mengambil kebijakan makro yang dapat menyelesaikan permasalahan ekonomi nasional.

Penulis : Nuraeni (201010501075)
* Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis  Prodi Manajemen S1 Universitas Pamulang, Tangerang Selatan

3 Contoh masalah yang dibahas dalam ekonomi makro adalah

3 Contoh masalah yang dibahas dalam ekonomi makro adalah
Lihat Foto

Kompas.com/VANYA KARUNIA MULIA PUTRI

Ilustrasi contoh masalah ekonomi makro dan mikro

KOMPAS.com - Kesenjangan antara harapan dengan kenyataan disebut dengan masalah ekonomi.

Masalah ini terjadi ketika alat pemuas kebutuhan bersifat terbatas, sementara kebutuhan manusia sangatlah beragam dan tidak terbatas.

Secara garis besar, masalah ekonomi bisa terjadi dalam lingkup makro dan mikro.

Makro lebih berfokus pada permasalahan ekonomi suatu negara. Sementara mikro berpusat pada permasalahan sektor individu atau perusahaan.

Berikut contoh masalah ekonomi makro dan mikro:

Contoh masalah ekonomi makro

Menurut Asnah dan Dyanasari dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi Makro (2021), ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari seluruh ekonomi, berpusat pada keputusan serta masalah skala besar.

Beberapa masalah ekonomi makro umumnya mencakup pengaruh kenaikan harga, faktor yang memengaruhi kondisi ekonomi negara, serta inflasi.

Baca juga: 5 Permasalahan Ekonomi Makro dan Penyelesaiannya

Contoh masalah ekonomi makro adalah:

Pengangguran

Terjadi karena adanya kesenjangan antara penyediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah orang yang sedang mencari pekerjaan.

Pengangguran juga bisa terjadi karena adanya kesenjangan informasi serta keahlian yang dimiliki.

Inflasi

Dilansir dari Buku Ajar Teori Ekonomi Makro (2018) karangan Sattar dan Silvana Kardinar Wijayanti, inflasi adalah kenaikan harga karena ketidakseimbangan pengadaan komoditas dengan tingkat pendapatan masyarakatnya.

Timpangnya neraca pembayaran

Merupakan masalah ekonomi makro yang disebabkan oleh kesenjangan jumlah perolehan ekspor dengan pembayaran impor.

Jika biaya impornya terlalu besar, devisa akan berkurang. Akibatnya nilai tukar uang menurun dan industri nasional berbasis impor akan sulit berkembang.

Baca juga: Penerapan Ekonomi Mikro di Indonesia

Permasalahan pertumbuhan ekonomi

Salah satu contoh masalah ekonomi makro yang sering atau pernah dialami berbagai negara adalah pertumbuhan ekonomi, yakni tidak meratanya pembagian pendapatan nasional.

Contoh masalah ekonomi mikro

Dilansir dari buku Ekonomi Mikro: Aplikasi dalam Bidang Agribisnis (2017) karya St. Aisyah dan Sitti Khadijah Yahya Hiola, ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan aspek ekonomi.

Individu yang dimaksud ialah konsumen, pemilik sumber daya, serta perusahaan.

Pada dasarnya, masalah ekonomi mikro hanya mengacu pada tiga permasalahan pokok. Berikut pemaparannya:

Apa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya

Permasalahan ini berkaitan dengan jenis serta jumlah barang yang akan diproduksi. Karena keterbatasan sumber daya, manusia harus lebih selektif dalam menentukan barang apa saja yang akan diproduksi.

Cara memproduksinya

Setelah menentukan jenis dan jumlah barangnya, timbul permasalahan baru, yakni bagaimana cara memproduksinya.

Baca juga: 5 Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Masalah Ekonomi

Ini termasuk teknologi apa yang akan digunakan, berapa jumlah tenaga kerjanya, jenis mesin apa yang sesuai, serta penentuan dan penggunaan bahan mentahnya.

Siapa yang memerlukan barangnya

Masalah ekonomi mikro ini membahas tujuan produksi. Artinya untuk siapa barang atau jasa tersebut diproduksi. Permasalahan ini turut membahas cara distribusi serta pemasarannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini membahas 5 Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia. Permasalahan ekonomi makro yang tidak segera ditangani dengan serius, dapat menimbulkan efek samping yang parah. Tidak hanya berdampak pada ekonomi nasional, tetapi masyarakat pun juga mengalami beberapa kesulitan di banyak sektor. 

Lantas apa saja sih permasalahan ekonomi makro? Berikut adalah beberapa permasalahan yang dapat mengancam jika tidak segera ditindaklanjuti. 

5 Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia

Berikut ini beberapa permasalahan ekonomi makro yang sering terjadi bahkan bukan hanya di Indonesia.

1. Pertumbuhan Ekonomi Terganggu

Dampak dari permasalahan ekonomi makro yang merasakan dampak adalah kalangan bisnis, pengusaha dan produksi. Misalnya pabrik besar dan perusahaan maupun usaha bisnis lainnya. Tidak dapat dipungkiri, jika perusahaan mengalami kesulitan sampai terjadi kebangkrutan, dampak paling luas pun akan merambah ke pertumbuhan ekonomi. 

Ketika pertumbuhan ekonomi terganggu tentu saja akan berdampak pada pertumbuhan sektor perekonomian yang lain. Contoh kasus yang hangat kita rasakan saat ini. Kasus masker akibat pandemic corona. Karena virus Covid-19 harga semakin melambung tinggi. 

Masyarakat rela berdesak-desakan membeli masker, sekalipun dengan harga yang sangat tinggi. Pihak penjual pun memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan tiga bahkan empat kali lipat dari hari biasa. Sedangkan dari pihak pabrik, tidak bisa memproduksi masker dengan permintaan sangat tinggi dalam waktu singkat. 

Alasannya tentu saja dari segi operator karyawan, tingginya permintaan masker 10 kali lipat lebih banyak, didukung dengan pembelian bahan pokok untuk memproduksi masker. Skala lebih kompleks lagi, permasalahan ekonomi makro tentu saja akan mengganggu kelangsungan bisnis pemula maupun pelaku bisnis lama. 

Baca juga : Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Makro yang Wajib Kamu Tahu

2. Tajamnya Angka Pengangguran dan Kemiskinan

Permasalahan ekonomi makro yang tidak dapat dihindari, semakin banyak pengangguran. Akibat perusahaan yang tidak mampu bersaing dan bertahan, akhirnya bangkrut. Mau tidak mau harus melakukan PHK karyawan demi bisa berdiri. Harusnya bisa merekrut karyawan baru, justru menambah angka pengangguran. 

Padahal, satu perusahaan anggap saja bisa mempekerjakan 35 karyawan. Jika dikalikan 10 perusahaan sudah berapa karyawan yang diserap? Sedangkan jika 10 perusahaan hanya tersisa 5 perusahaan yang bertahan, sisanya bangkrut, maka akan menyumbang 175 karyawan menganggur. 

Ada satu hal yang perlu kita pahami kenapa terjadi perusahaan atau usaha bisnis yang mengalami kebangkrutan? Jawabannya sederhana. Karena banyak perusahaan yang menjual produk barang mereka untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan di masa sulit, di sektor lain juga banyak yang melakukan pengurangan karyawan (angka pengangguran meningkat). Baca selengkapnya penyebab terjadinya pengangguran.

Maka hasil perekonomian uang pun juga mengenai dampak. Tingkat jual beli semakin menurun, karena tidak ada sirkulasi uang. Tentu saja angka kemiskinan pun juga semakin besar. Banyak masyarakat bawah yang kesulitan makan akibat pekerjaan yang sulit. Realitanya memang angka kemiskinan di Indonesia lebih tinggi. 

Baca juga : 9 Rekomendasi Buku Ekonomi Best Seller

3. Terjadinya Krisis Nilai Tukar Uang Terhadap Utang Luar Negeri

Seperti yang kamu tahu bahwa Indonesia memiliki permasalahan ekonomi makro. Salah satunya bentuk utang ke luar negeri. Nah, ketika terjadi permasalahan ekonomi makro, maka bisa menimbulkan krisis nilai tukar, dimana devisa negara akan mendapatkan dampak terburuk. 

Devisa negara salah satu sektor yang akan mendapatkan dampak terburuknya. Selain itu juga, dampak ini juga akan dirasakan oleh investor maupun perusahaan yang memiliki kerjasama luar negeri atau menjalankan kerjasama ekspor impor penjualan. Tentu saja mereka akan mengalami masalah yang sangat serius. 

Tidak perlu jauh-jauh, contoh sederhana perusahaan yang ada di Indonesia mendapatkan suntikan dana dari pihak luar. Ketika terjadi permasalahan ekonomi makro, maka suntikan dana yang sudah diberikan akan ditarik atau dikembalikan. Jika suntikan sedikit mungkin tidak masalah, bagaimana jika nominalnya banyak? Tentu saja ini bisa berdampak langsung terhadap keberlangsungan perusahaan sekaligus anak karyawannya. 

Belum lagi masalah utang di luar negeri. Tidak hanya utang negara, perusahaan yang memiliki utang di luar negeri pun akan mendapatkan dampak. Dimana hutang tersebut tidak mendapatkan perlindungan dari negara. Dampak buruknya, dapat menimbulkan pembengkakan utang dalam sekali waktu saja. 

Baca juga : Pengertian Ekonomi Makro : Tujuan dan Ruang Lingkupnya

4. Terjadi Inflasi

Terjadinya inflasi tinggi akan berpengaruh pada tingginya utang luar negeri yang mempengaruhi dunia perbankan di Indonesia. Bentuk kesulitan yang paling terasa masalah likuiditas. Akibatnya terjadi kemacetan di sektor usaha akibat terlalu besar beban utang negara. 

Perusahaan swasta maupun non swasta pun juga mendapatkan pengaruhnya. Akibat terjadinya inflasi, dimana asset-aset yang mereka miliki pun terkuras akibat tidak bisa meminjam pinjaman bank. Belum lagi dengan UKM yang tidak bisa meminjam uang atau mengawali usaha lewat hutang bank sebagai modal. Masalah inflasi di Indonesia pernah terjadi di tahun 2004 yang mencapai 10,5%

5. Kekalahan Daya Saing

Dampak yang akan berpengaruh akan mengalami kekalahan daya saing. Tentu saja konteks daya saing dalam hal ini adalah daya saing melawan perusahaan besar yang memiliki power besar. Sehingga pasaran secara nasional pun menjadi lesu dan terkesan lamban. 

Masalah ini akan semakin parah jika masyarakat memiliki kebiasaan dan rasa bangga membeli akan produk-produk dari luar. Tentu saja ini akan memperlancar arus ekonomi mereka, dan mematikan perputaran ekonomi di dalam Negeri. 

Itu sebabnya di masa pandemic seperti ini, sangat disarankan untuk membeli produk UKM-UMKM untuk menyeimbangkan perekonomian. Agar tetap terjadi perputaran perekonomian. Agar ekonomi semakin menguat. Tentu saja cara ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi local daripada pertumbuhan ekonomi luar. Agar suplai produk domestic tetap terjaga. 

Bukan malah justru sebaliknya. Tetap mencari produk luar dalam kondisi susah. Saat masyarakat membeli produk luar, itu sama artinya membantu dalam memperlambat perputaran perekonomian dan melemahkan ekonomi di dalam negeri. Memang dari segi kualitas dan bahan, produk luar lebih baik. Tetapi dalam kondisi inflasi, bukankah seharusnya lebih mementingkan produk dalam negeri terlebih dulu. 

Namun ya kembali lagi, semua tergantung dari cara berfikir masing-masing individu. Itu pun kembali keputusan personal dan hak masyarakat dalam membeli produk. Jawaban yang pasti, produk dalam negeri harus siap untuk bersaing melawan produk-produk dari luar untuk merebut perhatian masyarakat lokal dengan produk yang dihasilkan. 

Dari beberapa permasalahan ekonomi makro di atas, tentu saja kita menjadi lebih paham, sekaligus memahami perekonomian luar negeri mampu mempengaruhi perekonomian lokal. Belum lagi ditambah dengan permasalahan yang sifatnya sangat kompleks dan luas. Tidak hanya bisa diselesaikan oleh satu dua orang. Tetapi oleh banyak pihak. 

Baca juga : Prinsip Apakah Yang Diterapkan dalam Ekonomi Islam?

Nah, semoga dengan ulasan tentang permasalahan ekonomi makro inipun membukakan wawasan. Tidak hanya melihat dari ekonomi mikronya saja. Tetapi juga dilihat secara ekonomi makro. Memang banyak berbeda permasalahan ekonomi makro dengan permasalahan ekonomi mikro. 

Nah, buat kamu yang tertarik mendalami ilmu tentang dunia perekonomian internasional, tidak ada salahnya fokus dan mempelajari cabang ilmu satu ini. Kamu bisa baca dan beli buku ekonomi dari Toko Buku Deepublish. Siapa tahu kamu salah satu calon duta untuk Indonesia.

Buku Terkait