2 Apa yang dapat Anda ambil hikmah dan keteladanan dari kesabaran dan ketabahan Nabi Ayyub?

Merdeka.com - Nabi Ayub adalah salah satu nabi yang wajib diketahui oleh umat muslim. Nabi Ayub ini dikenal karena kepribadiannya yang sangat sabar. Kisah Nabi Ayub ini bisa kita jadikan pelajaran jika kita sedang mendapatkan suatu permasalahan yang berat.

Dikisahkan Nabi Ayub adalah seseorang yang diberikan banyak nikmat oleh Allah SWT. Dirinya diberkahi dengan banyak anak. Dalam satu kisah dikatakan anaknya berjumlah 12 dan kesemuanya adalah laki-laki.

Selain itu Nabi Ayub juga diberi nikmat oleh Allah SWT berupa harta kekayaan yang melimpah, memiliki berbagai ternak, dan juga diberi istri cantik yang soleh serta setia. Dengan semua nikmat yang diberikan tidak menjadikan Nabi Ayub pribadi yang sombong.

Justru dirinya memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah SWT untuk membantu dan menolong orang lain. Setelah pernikahannya berjalan selama 20 tahun, tidak ada cobaan Allah SWT yang berat untuk Nabi Ayub, sampai usia 50 tahun.

2 dari 6 halaman

Ketika usia 51 tahun, ujian pertama dari Allah SWT muncul. Kulit Nabi Ayub tiba-tiba terkena penyakit yang menyebabkan keluarnya nanah dari kulitnya dari kepala hingga kakinya, hingga rambutnya pun rontok. Penyakit ini dikabarkan adalah penyakit yang menular.

Berita tentang kondisi Nabi Ayub ini pun tersebar ke seluruh negeri, sehingga seluruh negeri tahu bahwa penyakit ini menular. Dan tinggallah Nabi Ayub bersama istri dan anak-anaknya.

Hari kedua, ketika sang istri sedang menghidangkan makanan untuk 12 anaknya, tiba-tiba atap rumah Nabi Ayub rubuh dan menimpa semua anak Nabi Ayub hingga semuanya meninggal.

Hari ketiga, Allah SWT mendatangkan hama dan badai sehingga semua ternak yang dimiliki Nabi Ayub mati seluruhnya seketika, begitu juga dengan kebunnya yang ikut hancur. Namun, atas kuasa Allah SWT, orang-orang di sekitar Nabi Ayub tidak ada yang terkena dampak ini.

Hanya dalam 3 hari, Nabi Ayub yang sebelumnya memiliki banyak kenikmatan seketika kehidupannya berubah 180 derajat. Bahkan Nabi Ayub harus pindah dari rumahnya, ke pinggiran negeri yang jauh karena orang-orang takut akan penyakit yang dideritanya.

3 dari 6 halaman

Dikatakan bahwa Nabi Ayub diberi cobaan oleh Allah SWT seperti itu selama 18 tahun. Namun, luar biasanya, selama itu juga Nabi Ayub tidak pernah sekalipun mengeluh atau mengadu kepada Allah SWT. Dia terus bersyukur dan bersabar, tapi tetap berikhtiar, dengan cara tetap berobat dan beribadah.

Di pinggiran negeri, Nabi Ayub hanya tinggal berdua bersama istrinya. Istri Nabi Ayub memang bisa dijadikan contoh yang baik. Dirinya tidak peduli dengan kondisi suaminya yang berpenyakitan, bangkrut, hingga jatuh miskin. Ia tetap setia menemani Nabi Ayub, mengurus keperluannya, bahkan pergi mencari nafkah.

Suatu hari, istri Nabi Ayub berkata kepada suaminya,
“Wahai Nabi Allah, sudah 18 tahun engkau tidak berdakwah. Bagaimana jika engkau memohon kepada Allah SWT untuk disembuhkan penyakit ini. Itu saja. Cukup kesembuhan engkau, lalu engkau bisa pergi berdakwah lagi.”

Lalu Nabi Ayub menjawab,“Wahai istriku berapa lama dulu kita dalam keadaan nikmat?”

Istrinya menjawab,

“20 tahun.”
Kemudian Nabi Ayub kembali bertanya,

“Berapa lama kita sekarang diuji oleh Allah seperti ini?”

Istrinya kembali menjawab,

“18 tahun.” Lalu Nabi Ayub berkata,

“Aku masih malu untuk minta kepada Allah.”

4 dari 6 halaman

2 Apa yang dapat Anda ambil hikmah dan keteladanan dari kesabaran dan ketabahan Nabi Ayyub?
©2020 Merdeka.com

Jawaban Nabi Ayub ini menunjukkan keimanan yang luar biasa. Dirinya tahu bahwa Allah Maha Melihat. Tidak perlu mengeluh atau meminta pun, Allah tahu bagaimana kondisi kita. 

Setelah 20 tahun, Nabi Ayub berdoa kepada Allah SWT. Beliau berdo’a dengan bahasa yang sopan dan santun kepada Allah,

“Wahai Tuhanku Penciptaku Pemilikku, sesungguhnya aku sedang ditimpakan penyakit. Dan Engkaulah Dzat yang Maha Penyayang.”
Do’a Nabi Ayub ini menunjukkan bagaimana dirinya ikhlas atas apa yang akan diberikan Allah SWT nantinya. Entah akan disembuhkan atau tidak, Nabi Ayub tetap akan ikhlas dan sabar dalam menerima ketentuan Allah SWT.

Bahkan Allah SWT juga berfirman,

“… Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).” (Q.S Shad: 44).

5 dari 6 halaman

Setelah melewati 20 tahun cobaan, di usia 71 tahun, dimunculkan oleh Allah SWT di bawah tempat tidur Nabi Ayub berupa mata air. Dikisahkan juga bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub untuk menghentakkan kakinya ke tanah sehingga muncul mata air dari tempat hentakan itu. Dari mata air itulah Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub untuk mandi dengan air itu.

“Hentakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (Q.S Shad: 42).

Setelah mandi dengan air tersebut, Nabi Ayub menemukan bahwa tubuhnya sembuh dan bahkan kondisi fisiknya menjadi lebih baik dari pada 20 tahun yang lalu. Kemudian Allah SWT mengirimkan berita kepada masyarakat di negeri tersebut bahwa Nabi Ayub sudah sembuh.

Kemudian dikisahkan bahwa Allah SWT menyuruh Nabi Ayub untuk berjalan keluar sehingga masyarakat dapat melihat bahwa Nabi Ayub benar-benar sudah sembuh.

Besoknya, masyarakat di seluruh negeri datang membawakan Nabi Ayub hadiah. Saking banyaknya hadiah yang diterima oleh Nabi Ayub, dikatakan bahwa saat itu juga kekayaan Nabi Ayub menjadi dua kali lipat lebih banyak dibandingkan 20 tahun yang lalu.

6 dari 6 halaman

Kemudian di hari ketiga, istri Nabi Ayub hamil, dan sejak saat itu setiap tahun istri Nabi Ayub melahirkan anak kembar, sehingga Allah SWT memberikan kepada Nabi Ayub 24 orang anak laki-laki. Allah SWT juga menggambarkan bagaimana kisah Nabi Ayub ini dalam Al-Qur’an,

“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah,” (Q.S Al-Anbiya: 83-84).

Tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Hanya perlu keimanan, yakin kepada Allah SWT, dan sabar sebagai pegangan hidup kita.
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S Az-Zumar: 10).

2 Apa yang dapat Anda ambil hikmah dan keteladanan dari kesabaran dan ketabahan Nabi Ayyub?

Kisah Nabi Ayub /Youtube.com/TintaMahabbah

KALBAR TERKINI - Nabi Ayyub adalah utusan Allah yang diuji dengan penyakit luar biasa berat.

Penyakit Nabi Ayyub ini tidak pernah diderita oleh orang-orang sebelumnya dan setelahnya. Dengan penuh kesabaran, beliau berhasil melewati ujian dari Allah tersebut.

Siapakah Nabi Ayyub?
Para ulama menyebut Nabi Ayyub berasal dari Romawi. Dalam kitab yang ditulis Ibnu Ishaq, tercantum nama lengkap beliau adalah Ayyub bin Mush bin Razah bin Al ‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim Al Khalil. Sementara sang istri bernama Rahmah binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub.

Baca Juga: Doa Sakit Kepala Sesuai Anjuran Nabi Muhammad

Nabi Ayyub merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Kita bisa melihat di Al Quran, “Dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al An’am: 84).

>

Sebelum ditimpa penyakit, Nabi Ayyub seorang yang sangat makmur. Beliau dikenal memiliki harta berlimpah, serta anak-anak yang banyak dan menyayangi beliau.

Dengan segala kelebihan yang Allah berikan, Nabi Ayyub juga dikenal sebagai seseorang yang bertakwa, dan gemar menyantuni orang miskin, janda, anak yatim. Beliau selalu bersyukur kepada Allah, dan menunaikan hak-Nya.

Baca Juga: Bacaan Doa Untuk Mengatasi Sulit Tidur dan Ketahui Penyebabnya

Penyakit Nabi Ayyub
Hingga kemudian Allah memberikan ujian kepada Nabi Ayyub. Allah mengambil harta dan anak-anaknya, sedangkan beliau sendiri ditimpa penyakit yang sangat berat. Dikisahkan para ulama, penyakit Nabi Ayyub adalah kusta atau lepra.

tirto.id - Nabi Ayyub As adalah putra Nabi Ishaq As. Sedangkan Nabi Ishaq sendiri merupakan anak kandung Nabi Ibrahim As.

Maka, Nabi Ayyub As ialah cucu langsung dari Nabi Ibrahim As.

Semasa hidup, Nabi Ayyub As terkenal sebagai salah satu utusan Allah SWT yang mendapatkan begitu banyak cobaan dan datang secara bertubi-tubi.

Kendati demikian, ia tetap sabar dalam menghadapi ujian dari Sang Maha Pencipta tersebut.

Cobaan yang dialami Nabi Ayyub As itu terjadi tidak hanya satu atau dua macam saja. Namun, begitu banyak ujian yang dialami. Baik yang membawa dampak positif maupun negatif.

Sebagai seorang nabi, ia tetap beriman dalam menjalani segala tantangan tersebut.

Keteladanan Nabi Ayyub

Beberapa ujian yang dialami oleh Nabi Ayyub As dan layak menjadi kisah teladan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Kaya Raya Namun Dermawan

Dikisahkan bahwa Nabi Ayyub As merupakan seorang nabi yang sangat kaya raya. Harta bendanya melimpah ruah.

Meskipun tak kekurangan apa pun dalam menjalani kehidupan, ia tetap beriman kepada Allah SWT. Selain itu, dirinya juga dikenal sebagai seorang yang dermawan.

Diceritakan bahwa Nabi Ayyub As suka membagi-bagikan harta bendanya. Baik berupa memberi makan untuk para fakir miskin, menyantuni janda, anak yatim, serta ibnu sabil.

2. Sabar Ketika Miskin

Saat kondisinya sedang kaya raya, ujian yang datang dihadapi dengan menjadi orang yang dermawan. Demikian pula kala Allah SWT memberikan cobaan berupa kemiskinan.

Ketika harta bendanya itu telah habis dan tidak menyisakan apa pun, Nabi Ayyub As sangat sabar menghadapinya tanpa merubah rasa ketakwaan kepada yang Maha Kuasa.

Selain sangat sabar saat harta bendanya habis, Nabi Ayyub As juga terkenal sabar ketika menghadapi cobaan lainnya sepanjang hidup.

Dituliskan oleh Yunahar Ilyas dalam Nabi Ayyub AS (1) yang dikutip dari laman Suara Muhammadiyah, Nabi Ayyub dikenal dengan kesabaran saat menanggung penderitaan yang menimpa setelah mendapatkan segala macam nikmat dan kesenangan dari Allah SWT.

Hal tersebut terjadi ketika ia menderita penyakit kulit yang luar biasa sehingga memaksanya harus terusir dari kampung halaman sendiri.

Berbicara mengenai kesabaran yang dimiliki Nabi Ayyub As, Allah SWT sudah berfirman melalui Al-Qur'an surah Sad ayat 44 dengan bunyi:

وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلَا تَحْنَثْ ۗ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا ۚ نِعْمَ الْعَبْدُ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ

Artinya: "Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)".

3. 18 Tahun Menghadapi Ujian

Dalam sebuah hadis riwayat Anas ibn Malik, disebutkan bahwa "Sesungguhnya Nabiyullah Ayub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun.

"Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya,".

Seperti dikutip laman NU Online dalam judul "Kisah Nabi Ayub dan Kesabarannya" oleh M. Tatam Wijaya, Nabi Ayyub As mengalami masa yang sangat sulit dalam menghadapi cobaan itu.

Bahkan, seluruh keluarga menjauh lantaran penyakit yang diderita serta kondisi sang nabi yang mulai kehilangan harta benda.

Meskipun demikian, ada satu orang istri dan dua saudara yang tetap setia menemani beliau dan selalu memberikan makan.

Setelah sekian lama mengalami penderitaan, jika berdasarkan hadis di atas waktunya adalah sekitar 18 tahun, kemudian Nabi Ayyub As memanjatkan doa kepada Allah SWT. Ia meminta agar penyakitnya segera diangkat dan mendapatkan kesembuhan.

Al-Quran surah al-Anbiyâ’ ayat 83 dan 84 mengisahkannya sebagai berikut:

فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang".

"Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami".

Alhasil, Nabi Ayyub As memperoleh kesembuhan atas penyakit yang sudah diderita selama belasan tahun dan ia kembali menjalani kehidupan seperti layaknya yang dijalani sebelum hal itu terjadi.

Baca juga:

  • Kisah Nabi Yakub As & Teladannya: Menjaga Kerukunan dalam Keluarga
  • Kisah Teladan Nabi Yusuf As: Menjaga Hawa Nafsu dari Maksiat

Baca juga artikel terkait KISAH NABI AYYUB atau tulisan menarik lainnya Beni Jo
(tirto.id - ben/tha)


Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Beni Jo

Subscribe for updates Unsubscribe from updates