Zat penyusun tulang rawan pada orang dewasa berasal dari

Ketika Anda menyentuh telinga atau hidung, kedua organ ini terasa begitu fleksibel atau lentur. Tahukah Anda bahwa keduanya ternyata tersusun dalam tulang rawan?

Meskipun lentur, tulang rawan tetap tersusun dari jaringan yang padat. Organ ini juga memiliki fungsi yang penting untuk tubuh kita.

Agar tidak semakin penasaran, simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai struktur tulang rawan pada anatomi manusia berikut ini.

Pengertian tulang rawan

Zat penyusun tulang rawan pada orang dewasa berasal dari
Zat penyusun tulang rawan pada orang dewasa berasal dari
Bagian tulang rawan dalam tubuh

Tulang rawan adalah jaringan ikat yang fleksibe namun kuat dan berfungsi untuk melindungi tulang serta sendi. Tulang rawan berperan sebagai bantalan di tubuh, sehingga mengurangi gesekan antar tulang di persendian. Pada beberapa bagian tubuh, tulang rawan juga menjadi jaringan utama yang membentuk organ, seperti telinga. 

Gangguan pada tulang rawan bisa terjadi secara tiba-tiba karena benturan atau kecelakaan atau perlahan karena penggunaan sendi yang kurang tepat lalu memicu peradangan pada sendi yang disebut sebagai ostheoarthritis. 

Tulang rawan ada di beberapa bagian tubuh, seperti:

  • Sela persendian, seperti siku, lutut, dan pergelangan kaki.
  • Ujung tulang rusuk.
  • Di antara tulang-tulang di susunan tulang belakang.
  • Telinga dan hidung.
  • Saluran napas.

Bentuk tulang rawan juga bisa berubah seiring berjalannya waktu. Misalnya, pada anak-anak, ujung tulang paha dan kaki masih terbuat dari tulang rawan. Ini baru akan berubah menjadi tulang biasa saat masa pertumbuhan berhenti.

Baca Juga: Mengenal Sistem Rangka Manusia dan Fungsinya

Fungsi tulang rawan

Berikut ini beberapa fungsi atau peran yang diemban oleh tulang rawan dalam tubuh manusia:

1. Melindungi tulang dan sendi 

Tulang rawan berfungsi untuk melindungi tulang dan sendi. Jaringan ini mengelilingi ujung-ujung tulang di persendian, bertindak sebagai bantalan sehingga tulang tidak berbenturan satu sama lain saat kita bergerak. Dengan adanya bantalan tulang rawan, tekanan yang diterima tulang jadi tidak berlebihan, sehingga tidak rentan patah atau nyeri.

2. Mengurangi gesekan antar tulang

Fungsi tulang rawan selanjutnya adalah untuk melumasi sendi, sehingga tidak terjadi gesekan berlebih antar tulang. Ketika kedua tulang bertemu di persendian, tulang rawan akan mencegah benturan dua tulang keras, sehingga tidak terjadi rasa nyeri dan membuat sendi bekerja lebih baik.

3. Menopang struktur tubuh

Tulang rawan juga berfungsi untuk menopang struktur tubuh. Jaringan ini akan membantu sendi tetap pada bentuk terbaiknya ketika tubuh bergerak. Tulang rawan juga berperan sebagai penghubung antara otot, tendon, dan ligamen dengan tulang. 

Baca Juga: Fungsi Periosteum untuk Tulang dan Potensi Gangguannya

Jenis-jenis tulang rawan dalam tubuh

Sekitar 65 – 80% kandungan dalam tulang rawan adalah air. Akan tetapi, kandungan ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia.

Sisanya adalah zat berupa gel yang disebut matriks sehingga tulang rawan akan berubah menjadi bentuk tertentu dan menjalankan fungsinya.

Tulang rawan terdiri dari tiga jenis yang berbeda, yaitu tulang rawan elastis, tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan hialin.

1. Tulang rawan elastis

Tulang rawan elastis adalah jenis yang ditemukan pada telinga, epglotis (pintu masuk tenggorokan), hidung, dan trakea.

Pada jenis ini, dapat memberikan kekuatan dan kelenturan untuk organ maupun struktur tubuh, seperti pada telinga bagian luar.

Apalagi, untuk telinga dan hidung terbentuk dari tulang rawan yang termasuk jaringan penunjang atau penyokong.

2. Tulang rawan fibrosa

Pada tubuh, tulang ini terletak pada cekungan kecil yang disebut sebagai menisci. Serta pada diskus atau cakram yang terletak di antara tulang belakang.

Tulang rawan jenis inilah yang berfungsi sebagai bantalan pada sendi, dan mengurangi gesekan antartulang yang bisa menimbulkan nyeri.

3. Tulang rawan hialin

Tulan rawan hialin adalah jenis tulang rawan yang paling banyak di dalam tubuh. Ini dapat ditemukan di laring, hidung, tulang rusuk, serta trakea.

Lembaran tipis tulang rawan juga ada di permukaan tulang dan berperan sebagai bantalan.

Jenis ini dapat juga disebut sebagai tulang rawan artikular. Dibandingkan dengan dua jenis tulang rawan lainnya, jenis ini dinilai sebagai tulang rawan yang paling lemah.

Perbedaan tulang rawan dan tulang keras

Proses pembentukan tulang atau perubahan menjadi tulang kerasi disebut sebagai osisfikasi. Ini dimulai sejak perkembangan janin hingga akhir perkembangan remaja.

Walaupun sama-sama disebut tulang, tetapi fungsi tulang rawan sama sekali berbeda dengan tulang biasa. Berikut adalah perbedaannya.

  • Tulang rawan tergolong tipis, avaskular (jaringan mati), fleksibel, dan tahan terhadap gaya tekan.
  • Tulang keras mempunyai jaringan hidup, matriksnya merekat pada lintasan metabolisme dengan senyawa kalisum sehingga menjadi sangat kuat.

Gangguan yang dapat terjadi di tulang rawan

Meski lentur, tulang rawan tetap dapat terserang gangguan dan menimbulkan beberapa gejala, seperti:

  • Peradangan sehingga membengkak, dan terasa lebih hangat.
  • Rasa nyeri hingga kaku.
  • Kesulitan untuk bergerak.

1. Chondromalacia patellae

Chondromalacia patellae disebut juga sebagai lutut pelari dan terjadi ketika tulang rawan articular di atas tempurung lutut rusak.

Penyebabnya adalah karena penggunaan berlebihan, kelemahan otot, atau tidak seimbang. Ini dapat mengakibatkan tulang bergesekan dan sangan menyakitkan.

2. Konstokondritis

Konstokondritis adalah saat tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dan tulang dada mengalami peradangan. Kondisi ini bersifat sementara tetapi bisa menjadi kronis.

3. Disk hernia

Disk hernia adalah kondisi ketika bahan gel di dalam disk tulang rawan menonjol melalui bagian luar. Penyebabnya adalah perubahan degeneratif yang terjadi karena efek samping penuaan.

Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi karena kecelakaan atau cedera punggung. Disk hernia bisa mengakibatkan sakit parah di punggung hingga ke area kaki.

Pada kasus yang parah, tulang rawan bahkan bisa patah dan menyebabkan sendi di tubuh menjadi terkunci, sehingga terjadi hemarthrosis atau perdarahan pada sendi.

Saat sendi mengalami perdarahan, kulit di area sendi akan terlihat memar dan kemerahan. Untuk itu, perawatan akan dilakukan sesuai dengan kondisi gangguan dan penyebab awalnya.

Umumnya, perawatan dilakukan dengan pemberian obat pereda nyeri golongan antiinflamasi non-steroid (NSAID) dan terkadang juga dengan suntikan steroid.

Terapi fisik juga dapat dilakukan untuk melancarkan pergeraka. Pada kondisi yang parah, prosedur operasi terkadang perlu dilakukan.

Dapat dikatakan bahwa tulang rawan kemungkinan tidak bisa memperbaiki dengan sendirinya. Sel kondrosit tidak sering mereplikasi.

Maka dari itu, Anda perlu intervensi medis saat tulang rusak atau terluka agar sembuh seperti sediakala.

Untuk menghindari gangguan pada tulang rawan, Anda sebaiknya senantiasa menjaga kesehatannya dengan rutin berolahraga dan menjaga pola makan. 

Jika Anda ingin tahu lebih banyak mengenai struktur dan fungsi tulang rawan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.