Zat padat apa yang terdapat dalam tabung reaksi sebagai hasil reaksi pembakaran gula pasir

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

35 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon

      Kertas Kobalt (II) klorida (CoCl2)

      Tembaga (II) Oksida (CuO)

Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikanmelalui reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang. Untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O, dapat kita lakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran suatu senyawa hidrokarbon atau senyawa organik lainnya dalam air kapur atau larutan Ca(OH)2 sehingga terjadi reaksi : , Jika hasil pembakaran dapat mengeruhkan air kapur, maka itu berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa karbon.

4.       PROSEDUR KERJA

Experiment I

1)      Masukkan 5 sendok gula pasir dan setengah sendok CuO ke dalam labu erlemeyer.

2)      Siapkan air di dalam gelas kimia.

3)      Tutup tabung reaksi yang telah berisi gula dengan pipa pengalir gas

4)      Panaskan tabung reaksi diatas pembakar spiritus

5)      Alirkan gas yang terbentuk ke dalama air kapur

6)      Amati apa yang terjadi!

Experiment II

1)      Masukkan 5 sendok gula ke dalam tabung reaksi

2)      Tutup tabung reaksi dengan kapas

3)      Panaskan tabung reaksi diatas pembakar spiritus

4)      Setelah terbentuk uapair di dinding tabung reaksi, masukkan kertaskobalt ke dalam tabung reaksi

5)      Amati perubahanyang terjadi pada kertas kobalt!

5.       HASIL PENGAMATAN

Hasil Pengamatan Eksperimen I :

Ketika gula dan Tembaga (II) Oksida atau CuO dipanaskan dalam labu erlemeyer I, terjadi reaksi kimia yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna pertama yang terjadi ialah berwarna merah kecoklatan, kemudian setelah suhunya semakin dinaikan, gula dan CuO pada labu erlemeyer I yang dipanaskan itu, berubah lagi warnanya menjadi hitam. Gas yang dihasilkan dalam pembakaran gula dan tembaga (II) oksida ini akan dialirkan dengan pipa pengalir gas ke labu erlemeyer II yang berisi air kapur atau Ca(OH)2.Beberapa saat kemudian, air kapur pada labu erlemeyer II  akan semakin keruh (mengeruh) akibat dialirkannya gas hasil pembakaran zat-zat pada labu erlemeyer I dan juga menghasilkan endapan CaCO3. Dimana keruhnya air kapur atau Ca(OH)2 ini menandakan bahwa pembakaran gula menghasilkan gas CO2. Dan itu berarti pada gula terdapat unsur C dan unsur O.



Hasil Pengamatan Eksperimen II

Pada saat gula dipanaskan di dalam tabung reaksi yang tertutup kapas, terjadi suatu reaksi kimia, yakni yang pertama timbul gelembung-gelembung gas (mendidih) dan menimbulkan uap air, dimana timbulnya gelembung gas tersebut menandakan bahwa ketika gula dipanaskan, terjadi reaksi kimia. Yang kedua, setelah suhunya dinaikkan, terjadi perubahan warna pada gula, warna gula yang sebelumnya berwarna putih, kini langsung berubah warna menjadi merah kecoklatan (seperti karamel, lihat gambar 1.3). Semakin suhunya dinaikkan, maka karamel itu ternyata berwarna semakin gelap  (hitam). Setelah membuka kapas penutup tabung reaksi, langsung kita masukkan kertas kobalt (II) klorida atau CoCl2 ke dalam tabung reaksi. Setelah diamati, rupanya kertas kobalt yang pada mulanya berwarna biru, mengalami perubahan warna menjadi berwarna merah muda keunguan .

Kami mengamati, bahwa ketika kertas kobalt di interaksikan atau disentuh dengan uap air pda dinding tabung reaksi itu, warna pada kertas kobalt terurai menjadi warna-warna penyusunnya. Kertas kobalt yang mulanya berwarna biru, yang kini warnanya terurai menjadi merah muda keunguan mengidentifikasi bahwa pada pembakaran gula menghasilkan H2O atau uap air yang dapat menguraikan warna kertas kobalt. Itu berarti pada glukosa atau gula terdapat unsur H, dan O.

6.       PEMBAHASAN

Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. Dimana apabila senyawa organik ini dibakar, akan menghasilkan uap air (H2O) dan gas karbondioksida (CO2). Misalnya, apabila kita membakar sate atau jagung dalam waktu yang cukup lama, maka warna jagung atau sate tesebut akan berwarna hitam. Zat warna hitam inilah yang disebut dengan arang atau karbon. Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang. Untuk mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon, maka dapat dilakukan dengan melakukan percobaan atau eksperimen pemanasan gula. Seperti yang sudah dijelaskan tadi, untuk mengidentifikasi adanya unsur C, dan O, kita dapat melakukan eksperimen I, dengan bantuan CuO yang dapat mempercepat proses reaksi dari pembakaran gula. CuO ini juga bekerja sebagai okidator atau tugasnya mereduksi gula. Sedangkan gula akan menjadi pereduksi atau bertugas mengoksidasi CuO. Pembakaran gula menghasilkan gas yang kemudian dialirkan dengan pipa pengalir gas ke labu erlemeyer II yang berisi air kapur. Setelah gas bercampur dengan air kapur Ca(OH)2, air kapur akan mengeruh, dan menghasilkan endapan CaCO3. Berikut reaksinya : Ca(OH)2 + CO2 –> CaCO3 + H2O

Hal ini membuktikan bahwa gas yang dihasilkan dari pembakaran gula atau glukosa tersebut merupakan gas karbondioksida atau CO2. Itu bearti pada gula, terdapat unsur C dan unsur O. Sedangkan apabila kita ingin mengidentifikasi adanya unsur H, dan O pada senyawa organik, kita dapat melakukan percobaan atau eksperimen II. Dalam eksperimen II ini, gula dipanaskan di dalam tabung reaksi yang ditutup dengan kapas, agar gas yang terbentu tidak keluar ke udara bebas. Kemudian setelah terjadi perubahan warna dan timbul titik-titik uap di dinding dalam tabung reaksi, buka kapas dan langsung masukkan kertas kobalt (II) klorida. Kertas ini pun yang semulanya berwarna biru, berubah warna menjadi merah keunguan (warnanya terurai menjadi warna merah muda keunguan). Jadi kesimpulannya, pembakaran gula menghasilkan uap air atau H2O. Dan itu berarti pada senyawa karbon atau senyawa organik ini tersusun atau terdapat unsur H, dan O di dalamnya.

7.       SIMPULAN

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembakaran gula atau glukosa (C6H12O6) dapat menghasilkan uap air (H2O) dan gas karbondioksida (CO2). Hal ini membuktikan, bahwa berdasarkan percobaan dengan menggunakan kertas kobalt (II) klorida, tembaga (II) oksida, dan air kapur, pada senyawa karbon (Gula) terbukti terdapat unsur C, H, dan O.

TUGAS KIMIA

LAPORAN PERCOBAAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR C, H, DAN O DALAM SENYAWA

A. TUJUAN

Menguji atau mengidentifikasi keberadaan unsur-unsur C,H, dan O dalam senyawa karbon.

B. DASAR TEORI

Hidrokarbon adalah sejenis senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan senyawa ini dalam bentuk minyak bumi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.Senyawa organik yang hanya terdiri dari atom hidrogen dan karbon disebut hidrokarbon.Senyawa hidrokarbon dikelompokkan berdasarkan bentuk rantai dan ikatan yang terdapat pada senyawa tersebut.

Berdasarkan bentuk rantainya, senyawa hidrokarbon dibagi menjadi hidrokarbon alifatik [rantai tertutup] dan alisiklik [tertutup].

Berdasarkan ikatannya, hidrokarbon terbagi menjadi hidrokarbon jenuh [ tidak memiliki ikatan rangkap] dan tak jenuh [memiliki ikatan rangkap]

Senyawa hidrokarbon terdiri dari :

  1. Alkana [CnH2n+2]
  2. Alkena [CnH2n]
  3. Alkuna [CnH2n-2]

Kekhasan Atom Karbon :

1. Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen :

Atom karbon mempunyai nomor atom 6. Di dalam sistem periodik atom karbon terletak pada golongan IVA periode 2. Konfigurasi atom karbon adalah sebagai berikut: 6C = 2,4. Berdasarkan konfigurasi tersebut, atom karbon mempunyai 4 elektron terluar [elektron valensi]. Agar susunan elektronya stabil sesuai dengan kaidah oktet [mempunyai 8 elektron terluar], atom karbon memerlukan 4 elektron. Sehingga atom karbon dapat membentuk empat buah ikatan kovalen.

2. Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil :

Dalam persenyawaannya, atom karbon membentuk empat pasang elektron ikatan dengan atom-atom lain, sehingga lengkaplah pembentukan oktetnya tanpa adanya pasangan elektron bebas. Akibatnya persenyawaan atom karbon sangat stabil.

3. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap :

Keempat elektron valensi yang dimiliki oleh atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap, dan ikatan rangkap tiga.

4. Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang :

Kekhasan atom karbon yang tidak dimiliki atom lain adalah kemampuan membentuk rantai yang sangat panjang antar sesama atom karbon. Rantai karbon tersebut dapat lurus dan bercabang.

Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikan melalui reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang.

Pengujian atau identifikasi suatu senyawa hidrokarbon dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

1. Reaksi dengan bromin

Hasil pembakaran hidrokarbon adalah CO2 dan H2O.
CH4 + 2 O2   →  CO2 + 2 H2O

2.  Reaksi dengan H2SO4 pekat dingin

Hidrokarbon tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin. Produk yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4.

CH3–CH =CH–CH3 + H2SO4   →   CH3CH2CH[HSO3]CH3

Untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O, pada percobaan kali ini dapat kita lakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran suatu senyawa hidrokarbon atau senyawa organik lainnya dalam air kapur atau larutan Ca[OH]2 sehingga terjadi reaksi . Jika hasil pembakaran membuat air kapur menjadi keruh, maka itu berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa karbon.

      C. ALAT dan BAHAN

Alat        :

      Tabung Reaksi

      Pembakar spiritus

      Pipa penghubung

      Penjepit tabung reaksi

      Gelas Kimia

      Labu Erlemeyer

      Batang pengaduk

      Spatula

      Statif

      Kapas

      Korek api

      Penyumbat gabus

      Kertas saring

Bahan   :

      Gula [C6H12O6]

       Glukosa

      Air Kapur [Ca[OH]2]

      Larutan  Kobalt [II] klorida [CoCl2]

      Tembaga [II] Oksida [CuO]

D. LANGKAH KERJA

Percobaan  I : Pemanasan Gula

1]      Siapkan alat dan bahan.

2]      Masukkan 1 sendok gula pasir ke dalam tabung reaksi.Tutup tabung reaksi dengan kapas

3]      Panaskan perlahan-lahan tabung reaksi diatas pembakar spiritus yang telah dinyalakan dengan menggunakan korek api sampai zat cair mengembun pada dinding tabung.

4]      Setelah terbentuk uap air di dinding tabung reaksi, keluarkan kapas,uji zat cair[embun] pada dinding tabung dengan memasukkan kertas saring  yang telah di celupkan ke dalam larutan CoCl2 dan telah di keringkan.

5]      Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas saring

6]      Lanjutkan pemanasannya, amati apakah zat padat berubah warna.

Percobaan  II : Pemanasan Glukosa


1]      Ulangi kegiatan 1-3 dengan menggunakan glukosa.

2]      Campur 1 sendok glukosa dengan ½ sendok CuO ke dalam labu erlemeyer.

Siapkan air kapur di dalam gelas kimia,serta sebuah pipa penghubung.

3]      Tutup ujung  labu erlemeyer yang telah berisi campuran tersebut dengan menggunakan pnyumbat gabus.

4]      Panaskan labu erlemeyer diatas pembakar spiritus

5]      Alirkan gas yang terbentuk ke dalama air kapur dengan pipa penghubung.

6]      Amati apa yang terjadi!

E. HASIL PENGAMATAN

      1. Percobaan Pertama Menggunakan Gula Pasir

- Setelah dipanasi pada dinding tabung reaksi terbentuk uap-uap air / embun yaitu H2O

- Warna Kertas saring/ Kobalt [II] Klorida yang dimasukkan berubah dari ungu kebiru-biruan menjadi merah muda keputih-putihan.

- Setelah pemanasan kembali sisa pemanasan gula tersebut berwarna coklat kehitam-hitaman.

2. Percobaan Kedua Menggunakan Glukosa dicampur dengan CuO

- Warna glukosa putih

- Warna CuO hitam pekat

- Warna campuran glukosa dengan CuO hitam keabu-abuan.Hasil pemanasan glukosa+CuO berwarna coklat kehitaman.

- Warna air kapur putih bening

- Setelah dipanaskan warna air kapur berubah menjadi keruh kekuning-kuningan ditambah dengan timbulnya gas putih pekat yaitu gas CO2 yang menyebabkan air menjadi keruh.

      F. PEMBAHASAN

      Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. Dimana apabila senyawa organik ini dibakar, akan menghasilkan uap air [H2O] dan gas karbondioksida [CO2]. Misalnya, apabila kita membakar sate atau jagung dalam waktu yang cukup lama, maka warna jagung atau sate tesebut akan berwarna hitam. Zat warna hitam inilah yang disebut dengan arang atau karbon. Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang. Untuk mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon, maka dapat dilakukan dengan melakukan percobaan atau eksperimen pemanasan gula dan glukosa.

Apabila kita ingin mengidentifikasi adanya unsur H, dan O pada senyawa organik, kita dapat melakukan percobaan atau eksperimen I. Dalam eksperimen I ini, gula dipanaskan di dalam tabung reaksi yang ditutup dengan kapas, agar gas yang terbentuk tidak keluar ke udara bebas. Pada saat gula dipanaskan di dalam tabung reaksi yang tertutup kapas, terjadi suatu reaksi kimia, yakni yang pertama timbul gelembung-gelembung gas [mendidih] dan menimbulkan uap air, dimana timbulnya gelembung gas tersebut menandakan bahwa ketika gula dipanaskan, terjadi reaksi kimia. Yang kedua, setelah suhunya dinaikkan, terjadi perubahan warna pada gula, warna gula yang sebelumnya berwarna putih, kini langsung berubah warna menjadi coklat kehitaman.Semakin suhunya dinaikkan, maka larutan gula itu ternyata berwarna semakin gelap  [hitam].

Kemudian setelah terjadi perubahan warna dan timbul titik-titik uap/embun  di dinding dalam tabung reaksi, buka kapas dan langsung masukkan kertas kobalt [II] klorida/kertas saring. Kami mengamati, bahwa ketika kertas kobalt di interaksikan atau disentuh dengan uap air pada dinding tabung reaksi itu, warna pada kertas kobalt terurai menjadi warna-warna penyusunnya. Kertas ini pun yang semulanya berwarna ungu kebiru-biruan, berubah warna menjadi  warna merah muda keputihan. Jadi kesimpulannya, pembakaran gula menghasilkan uap air atau H2O. Dan itu berarti pada senyawa karbon atau senyawa organik ini tersusun atau terdapat unsur H, dan O di dalamnya. Reaksi pembakaranya dapat dituliskan sebagai berikut:

C12H22O11 [s] + 12 O2[g]   -------->   12 CO2[g] + 11 H2O[l] 

Sedangkan untuk mengidentifikasi adanya unsur C, dan O, kita dapat melakukan eksperimen II, dengan bantuan CuO yang dapat mempercepat proses reaksi dari pembakaran glukosa. CuO ini juga bekerja sebagai okidator atau tugasnya mereduksi glukosa. Sedangkan glukosa akan menjadi pereduksi atau bertugas mengoksidasi CuO. Ketika glukosa dan Tembaga [II] Oksida atau CuO dipanaskan dalam labu erlemeyer , terjadi reaksi kimia yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna pertama yang terjadi ialah berwarna kecoklatan, kemudian setelah suhunya semakin dinaikan, gula dan CuO pada labu erlemeyer I yang dipanaskan itu, berubah lagi warnanya menjadi coklat kehitaman. Pembakaran glukosa menghasilkan gas yang kemudian dialirkan dengan pipa pengalir gas ke labu erlemeyer  yang berisi air kapur. Setelah gas bercampur dengan air kapur Ca[OH]2, air kapur akan mengeruh, dan menghasilkan endapan CaCO3. Berikut reaksinya : Ca[OH]2 + CO2 –> CaCO3 + H2O

Hal ini membuktikan bahwa gas yang dihasilkan dari pembakaran glukosa tersebut merupakan gas karbondioksida atau CO2. Itu berarti pada glukosa, terdapat unsur C dan unsur O.

G.KESIMPULAN

Pada saat melakukan percobaan dapat diamati yang terjadi pada percobaan pertama dan kedua terdapat embun pada dinding tabung reaksi hal ini membuktikan keberadaan unsur H dan O di dalam senyawa karbon, embun itu yaitu H2O, selain itu setelah pemanasan kembali pada percobaan pertama terbentuk zat padat berwarna coklat kehitaman dan juga pada percobaan kedua terbentuk zat padat berwarna coklat kehitaman, zat yang terbentuk atau endapan yang ada di bawah tabung reaksi ini merupakan unsur C [carbon], hal ini membuktikan bahwa terdapat unsur C [carbon] pada senyawa karbon. Pada percobaan yang ketiga setelah dipanaskan muncul asap putih pekat di dalam tabung reaksi dimana asap ini merupakan gas CO2 yang membuat air kapur menjadi keruh. Hal ini membuktikan bahwa adanya unsur C dan O pada pembakaran glukosa.

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

o   Setiap zat yang mengandung unsur karbon akan berubah warna menjadi hitam dan menghasilkan karbon dioksida [CO2] ketika direaksikan dengan oksigen [dibakar].

o    Zat yang mengandung unsur H dan O akan mengasilkan uap air [H2O] saat pembakaran dengan dibuktikan melalui kertas tembaga [II] sulfat[kertas saring] yang direaksikan dengan embun[H2O] akan berubah warna yang semula keunguan menjadi merah muda keputihan.

DAFTAR PUSTAKA

//buono-aji-santoso.blogspot.com/2011/02/menguji-keberadaan-unsur-cho-dalam.html

//betterhoppe.wordpress.com/2013/01/25/pengujian-unsur-unsur-chdan-o-pada-senyawa-karbon/

//battessian69.blogspot.com/2011/03/pengujian-unsur-unsur-chdan-o-pada.html

 //coretgimeli.blogspot.com/2012/04/menguji-keberadaan-unsur-c-dan-h-dalam.html

  //bus-bantuanuntuksobat.blogspot.com/2012/04/laporan-kimia-keberadaan-unsur-c-h-dan.html


Video yang berhubungan