Untuk menemukan pesan dalam dongeng harus membaca secara

Cerpen atau cerita pendek adalah karya sastra yang bersifat fiksi atau rekaan. Cerpen hanya terdiri dari satu alur cerita dan tidak lebih dari 10.000 kata, sehingga dapat dibaca sekali duduk. 

Salah satu unsur intrinsik cerpen adalah amanat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam ceritanya, amanat dapat berupa ajakan, saran, atau perintah.

Amanat dapat disampaikan secara tersirat dan tersurat. Amanat tersirat adalah amanat yang disampaikan secara tersembunyi melalui karakter atau dialog tokoh, sedangkan amanat tersurat adalah amanat yang disampaikan secara eksplisit atau langsung.

Langkah-langkah mengetahui amanat cerpen, yaitu:

  1. Bacalah cerpen dengan cermat dan teliti.
  2. Pahami maksud cerita baik secara tersirat maupun tersurat melalui dialog tokoh, karakter tokoh, dan jalan cerita.
  3. Amanat dapat berupa ajakan, saran, atau perintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
  4. Kemudian simpulkan amanat atau pesan yang ingin disampaikan penulis dalam cerpen.

Dengan demikian, cara mengetahui amanat adalah dengan membaca cerpen secara cermat, memahami maksud cerita, mengetahui bentuk amanat di dalam cerpen, dan menyimpulkan amanat yang disampaikan.

Beranda / Dongeng

ilmubindo.com_ Kali ini admin akan membagikan langkah-langkah mencari pesan moral yang terkandung dalam dongeng/fabel. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik di sekolah. Dan harapannya apa yang admin bagikan bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan anak didik di sekolah khususnya materi teks dongeng dan fabel. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Untuk menemukan pesan dalam dongeng harus membaca secara

Pengertian dongeng adalah bentuk prosa lama yang masih digemari, dulu  diceritakan dari mulut ke mulut (leluri).

1. Dongeng : diyakini tidak benar-benar terjadi dan tidak terkait pada waktu dan tempat.

2. Mite/Mitos : diyakini pernah terjadi, tokohnya para dewa, manusia setengah dewa atau bisa juga makhluk halus dan erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat.

3. Legenda : diyakini pernah ada/terjadi, tokohnya manusia. Biasanya berisi cerita mengenai asal-usul nama suatu tempat.

Syarat-syarat dongeng yang baik adalah:

2. menggunakan vokal, lafal, intonasi, gerak, dan ekspresi. Teknik mengetahui isi dongeng/fabel yang diperdengarkan dan dibaca perlu dipersiapkan daftar  pertanyaannya sebagai berikut. 1. Siapakah tokoh dalam dongeng/fabel itu? 2. Peristiwa atau masalah apa yang dihadapi si tokoh? 3. Kapan dan di mana tokoh menghadapi peristiwa itu? 4. Mengapa peristiwa itu terjadi? 5. Bagaimana sikap si tokoh dalam peristiwa? 6. Bagaimana penyelesaiannya? 7. Apa pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pendengar dan pembaca? Berdasarkan jawaban pertanyaan tersebut dapat disusun beberapa kalimat yang membentuk isi pesan yang disampaikan. Untuk mencari beberapa pesan moral yang terkandung dalam dongeng/fabel. Maka, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Tentukanlah satu dongeng atau fabel yang akan kalian cari pesan moralnya. 2. Baca dan simak dengan baik semua isi yang terdapat dalam teks dongeng atau fabel tersebut. 3. Tulislah tokoh, watak, latar, peristiwa atau keadaan yang terjadi dan nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng yang kalian sudah baca. 4. Rangkaikanlah hal-hal yang kalian sudah catat tadi sehingga membentuk rangkaian cerita singkat. 5. Baca ulang hasil ringkasan cerita yang kalian sudah buat 6. Bila menemukan kejanggalan atau kekurangan, kalian bisa memperbaikinya sehingga menemukan ringkasan cerita yang baik.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang langkah-langkah mencari pesan moral yang terkandung dalam dongeng/fabel. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan anak didik di sekolah. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Ditulis oleh: Yosua S. Yudo

Hal utama yang harus diingat ketika menulis karya fiksi adalah mengapa orang ingin membaca karya kita? Orang yang membaca karya fiksi tentu saja sedang mencari hiburan. Bayangkan betapa kecewanya Anda ketika sedang mencari hiburan lewat membaca cerpen, tetapi yang Anda temui justru sebuah "catatan khotbah", lengkap dengan ayat-ayat dari Kitab Suci. Hal itu bukan hanya menggelikan, tetapi juga membuat nilai-nilai yang baik itu seolah menjadi hambar dan klise.

Menyajikan hiburan bukan berarti tidak bisa memberikan nasihat atau pesan moral kepada pembacanya. Di bawah ini, saya akan menunjukkan tiga cara yang dipakai oleh Bapak Literatur Fantasi dunia, J.R.R. Tolkien, untuk membawa pembacanya mempelajari nilai-nilai moral sekaligus menikmati karyanya.

1. Menggunakan tokoh dalam cerita.

Pesan moral disampaikan melalui tokoh-tokoh dalam cerita, sehingga setiap tokoh menggambarkan nilai-nilai tertentu. Perhatikan bagaimana J.R.R. Tolkien mengungkapkan nilai moral melalui karakter Sam Gamgee menjelang akhir kisah "Kembalinya sang Raja" dalam trilogi "The Lord Of The Rings":

Tangan Sam gamang. Pikirannya panas penuh kemarahan dan ingatan pada kejahatan. Sangat adil bila membunuh makhluk pengkhianat dan pembunuh ini, adil dan patut; dan kelihatannya inilah tindakan paling aman. Tapi jauh di lubuk hatinya ada sesuatu yang menahannya: ia tidak bisa memukul makhluk yang berbaring dalam debu itu, makhluk yang sedih, hancur, dan sangat sial. Sam sendiri ... sudah pernah membawa Cincin ... ia bisa menduga penderitaan pikiran dan tubuh Gollum yang sudah mengerut, diperbudak oleh Cincin, tak pernah lagi bisa mendapatkan kedamaian atau ketenangan dalam hidupnya. Tapi Sam tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya.

"Ah, terkutuklah kau makhluk busuk! ... Pergi! Enyah! ... Kalau tidak, aku akan menyakitimu ... ("The Hobbit", hlm. 266)

Tolkien tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa Sam memiliki belas kasihan terhadap Gollum, makhluk yang sudah mengkhianati dan mencelakai dirinya dan tuannya, Frodo. Tolkien hanya mengungkapkan apa yang dirasakan, dilihat oleh Sam, dan apa yang dilakukannya, lalu membebaskan pembaca untuk mengambil kesimpulan sendiri mengenai apa yang mereka baca.

2. Menggunakan dialog antartokoh.

Bacalah dialog antara Bilbo Baggins dan Thorin Oakenshield yang tengah sekarat di bawah ini, carilah pesan moral yang terkandung di dalamnya.

[Thorin berkata] "Selamat berpisah pencuri yang baik, katanya. "Aku akan pergi ke aula penantian, duduk di sisi para leluhurku, menunggu sampai dunia diperbarui. Karena aku akan pergi tanpa membawa emas atau perakku, ke tempat di mana harta benda itu tak lagi berarti, maka aku ingin berpisah denganmu sebagai sahabat ...."

Dengan sangat sedih Bilbo berlutut satu kaki. "Selamat berpisah, Raja di Bawah Gunung!" katanya. "Petualangan kita sangat hebat, walau harus berakhir begini. Dan segunung emas masih belum memadai untuk pelipur lara karena perpisahan ini. Tapi aku gembira karena telah mengatasi bahaya bersamamu. Ini merupakan kehormatan besar yang belum pernah dialami oleh keluarga Baggins."

"Tidak!" kata Thorin. "Masih banyak kebaikan dalam dirimu yang tidak kau sadari, O anak yang baik dari Barat. Kau memiliki keberanian dan kebijaksanaan. Kalau saja kami semua lebih menghargai makanan dan nyanyian lebih daripada harta dan emas, dunia ini pasti akan lebih menyenangkan. Tapi menyenangkan atau menyedihkan, aku harus meninggalkannya sekarang. Selamat tinggal!" ("The Lord of the Rings: Kembalinya Sang Raja", hlm. 331)

Nilai moral apa yang dapat Anda tangkap dari percakapan di antara kedua tokoh itu? Tentang persahabatan? Tentang apa yang lebih berharga daripada harta? Apa pun itu, Tolkien membebaskan pembacanya untuk menarik pesan moral itu sendiri.

3. Menggunakan jalinan cerita.

Cara lain untuk menyampaikan pesan moral adalah melalui jalan cerita itu sendiri. Penulis hanya bercerita, jalan cerita itu sendirilah yang akan "berbicara" kepada pembacanya. Bacalah kisah Frodo Baggins dan sahabat-sahabatnya dalam trilogi "The Lord of the Rings", maka Anda akan menemukan nilai-nilai persahabatan di salah satu bagiannya, nilai moral tentang kesetiaan di bagian yang lain, serta nilai tentang keberanian dan kegigihan dalam keseluruhan kisahnya.

Hal yang sama juga bisa Anda tiru. Selipkan pesan moral di berbagai peristiwa yang membangun kisah yang Anda tulis, atau malah jangan berusaha menyelipkannya; bercerita saja sambil dituntun oleh nilai-nilai moral yang Anda percayai, biarkan cerita itu yang memunculkan kesimpulan-kesimpulan dalam diri pembaca Anda.

Itulah 3 dari sekian banyak cara yang digunakan oleh Tolkien untuk menyampaikan nilai-nilai moral kepada pembacanya. Gampang-gampang sulit, tetapi bukan berarti tidak dapat dipelajari. Satu hal yang harus diingat, jangan pernah menuliskan pesan moral secara eksplisit. Itu sama saja seperti mengguyur pembaca Anda dengan air es saat mereka membutuhkan selimut, akan sangat menyebalkan. Sebaliknya, tangkaplah perhatian pembaca Anda dengan kisah yang menarik, plot yang cerdas, dan tokoh-tokoh yang hidup, nilai moral yang ingin Anda sampaikan akan berbicara dengan sendirinya kepada mereka. Selamat berkarya!

Sumber bacaan:

1. Tolkien, J.R.R. 2005. "The Hobbit". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 331.

2. Tolkien, J.R.R. 2005. "The Lord of the Rings: Kembalinya Sang Raja". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 266.

Bagaimana cara kita menemukan pesan dalam sebuah dongeng?

Jawaban:.
Baca cerita tersebut..
Cari isi pokok setiap paragraf..
Pahamilah isi pokok setiap paragraf..
Simpulkan amanat yang terdapat pada simpulan isi pokok paragraf tersebut..

Untuk mengetahui pesan moral sebuah dongeng kita harus membacanya secara apa?

Jawaban: Baca Keseluruhan Cerita,Pahami Cerita Tersebut,Kita Dapat Mengetahui Pesan Moralnya Dari Tingkah Laku Tokoh Dalam Cerita.

Apakah yang disebut dengan cerita dongeng?

Istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal atau fantasi. Dongeng adalah hiburan yang menyenangkan untuk anak dan memberikan manfaat positif bagi anak.

Bagaimana cara membuat pesan moral?

Cara Agar Anak Memahami Pesan Moral Sebuah Cerita.
Memahami pendengar. Langkah pertama dan terpenting adalah memahami siapa audiensnya. ... .
Bangun pesan. Langkah selanjutnya, menentukan pesan yang ingin ibu sampaikan melalui cerita tersebut. ... .
Sertakan kata-kata kreatif. ... .
Gaya ekspresif. ... .
Perhatikan waktu..