Unsur dalam teks nonfiksi yang merupakan topik dalam tulisan disebut

Ilustrasi buku. ©2019 Merdeka.com/Pexels

JATENG | 22 Oktober 2020 15:01 Reporter : Ayu Isti Prabandari

Merdeka.com - Dalam karya penulisan bahasa Indonesia, tentu Anda sudah tidak asing dengan karya tulisan non fiksi. Berbeda degan karya sastra fiksi yang mempunyai berbagai macam kisah atau cerita yang diangkat dan memiliki nilai hiburan tersendiri. Karya tulisan non fiksi lebih mengarah pada tulisan yang berdasarkan fakta dan kenyataan.

Dalam buku non fiksi, berbagai fakta dan kenyataan yang ada diolah menjadi karya tulisan yang sehingga akan memuat berbagai macam informasi penting bagi pembaca. Dalam penyusunannya, terdapat beberapa unsur buku non fiksi yang harus ada sebagai komponennya. Beberapa unsur buku non fiksi ini memuat bagian-bagian dari luar hingga isi buku yang dapat memudahkan pembaca memahami informasi yang disajikan.

Setiap unsur buku non fiksi ini pun mempunyai peranannya masing-masing. Meskipun begitu, antara satu unsur dengan unsur lainnya saling berkaitan dan mendukung. Dengan begitu, penyusunan buku non fiksi ini mempunyai sistematika khusus dan tidak boleh sembarangan. Jika salah satu unsur atau komponennya tidak ada tentu dapat menyulitkan pembaca untuk mengetahui isi informasi dengan baik secara keseluruhan.

Dengan begitu, Anda perlu mengetahui beberapa unsur buku non fiksi yang harus ada di dalamnya. Hal ini sangat berguna jika Anda mempunyai tugas untuk menyusun tulisan karya ilmiah atau buku non fiksi lainnya. Dilansir dari Liputan6.com, berikut kami merangkum beberapa unsur buku non fiksi yang perlu Anda ketahui.

2 dari 9 halaman

©2019 Merdeka.com/Pexels

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat beberapa unsur buku non fiksi yang harus ada di dalamnya. Beberapa unsur ini mempunyai fungsi masing-masing namun saling mendukung satu sama lain.

Berbagai unsur buku non fiksi ini juga membantu pembaca untuk memahami informasi buku dengan baik secara keseluruhan. Beberapa unsur buku non fiksi yang perlu diketahui adalah sebagai berikut :

3 dari 9 halaman

Unsur buku non fiksi pertama adalah sampul buku. Seperti pada umumnya, sampul buku non fiksi berada di paling awal sebelum memasuki isi buku. Pada bagian sampul buku biasanya memuat beberapa informasi. Mulai dari judul buku, nama penulis atau pengarang, serta nama penerbit buku. Bukan hanya itu, pada sebagian buku non fiksi juga menyertakan tahun terbit dan edisi buku yang diterbitkan.

4 dari 9 halaman

©2019 Merdeka.com/Pexels

Unsur buku non fiksi berikutnya adalah pokok bab buku. Pada bagian ini dibuat untuk memuat kata pengantar. Di sini, kata pengantar berisi tentang penjelasan isi buku secara keseluruhan, latar belakang dan tujuan penulisan, serta manfaat dari isi buku yang bisa didapatkan pembaca. Dalam kata pengantar, biasanya penulis juga menuliskan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan buku non fiksi tersebut.

5 dari 9 halaman

Unsur buku non fiksi selanjutnya yaitu judul bab dan sub bab. Judul bab dan sub bab ini biasanya tercantum pada halaman daftar isi. Dalam halaman daftar isi ini, pembaca bisa mengetahui isi buku dari halaman awal hingga akhir.

Daftar isi ini disusun secara berurutan berdasarkan susunan isi beserta halamannya. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah mencari informasi yang dicari melalui daftar isi ini.

6 dari 9 halaman

© FreeStockPhotos

Berikutnya unsur buku yang tidak kalah penting adalah isi buku. Unsur isi buku ini terdiri dari beberapa bab yang memuat bagian pendahuluan, bagian utama atau isi, serta bagian penutup. Dalam hal ini, setiap informasi disajikan dengan gaya penulisan yang jelas dan terperinci. Sehingga pembaca dapat memahami isi informasi dengan baik secara keseluruhan.

7 dari 9 halaman

Unsur buku non fiksi yang perlu diketahui berikutnya adalah cara menyajikan isi buku. Dalam hal ini, Anda akan menemukan bagian daftar pustaka.

Daftar pustaka ini dibuat untuk menyertakan berbagai sumber referensi yang digunakan penulis dalam penyusunan buku non fiksinya. Dengan begitu, jika pembaca tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut dan detail dari salah satu bagiannya bisa segera merujuk pada sumber referensi yang digunakan oleh penulis.

8 dari 9 halaman

©2019 Merdeka.com/Pexels

Bahasa yang digunakan juga termasuk salah satu unsur buku non fiksi yang harus ada dan tidak boleh dilewatkan. Unsur ini biasanya memuat glosarium yang berisi daftar istilah penting yang digunakan sebagai sumber penulisan buku tersebut.

Glosarium ini juga memuat bahasa-bahasa yang digunakan penulis dalam tulisan yang telah disusun. Sehingga jika pembaca tidak mengetahui makna dari salah satu istilah yang digunakan, bisa merujuk pada bagian glosarium untuk mencari tahu artinya.

9 dari 9 halaman

Unsur buku non fiksi yang terakhir berkaitan dengan sistematika penulisan. Dalam hal ini, penulis harus memperhatikan sistematika atau cara penyusunan tulisan dengan baik dan benar. Setiap informasi yang disajikan harus ditulis dengan runtut dan tidak acak atau sembarangan.

Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembaca memahami isi informasi yang tersusun dalam buku tersebut. Jika hal ini diabaikan, maka pesan informasi yang ingin disampaikan kepada pembaca tidak dapat diterima dengan baik.

(mdk/ayi)

Perbesar

Ilustrasi buku | Wallace Chuck dari Pexels

Selain mengetahui tentang unsur buku non fiksi, berikut ini tentang bagaimana cara meresensi buku non fiksi. Pasalnya, cara merensi buku non fiksi dan fiksi berbeda, walaupun perbedaan tidak terlalu jauh dan signifikan.

Buku non fiksi merupakan jenis buku yang ditulis secara objektif, berdasarkan data, penelitian, atau dari kajian literature. Isi pesan dari buku non fiksi selain objektif juga bersifat informatif.

Informatif yang dimaksud dalam buku non fiksi adalah memberikan informasi dan data terbaru. Berkebalikan dengan buku fiksi, buku non fiksi dari segi teknis penulisannya terpaku pada aturan dan standar aturan.

Walaupun buku nonfiksi, bukan berarti buku jenis ini tidak bisa diresensi. Buku nonfiksi masih tetap bisa diresensi. Terkait dari teknis, memang sama persis dengan buku fiksi.

Hanya ada sedikit perbedaan saja, seperti dalam penulisan resensi fiksi kerap mencantumkan unsur intrinsik, sedangkan pada resensi buku nonfiksi tidak perlu memasukkannya. Sisanya, terkait pencantuman unsur dan langkah penulis resensi sama persis. Berikut cara meresensi buku nonfiksi secara runtut:

Mengenal Prinsip Penulisan Resensi

Ada beberapa prinsip resensi buku nonfiksi. Pertama, peresensi harus memilih objek resensi bukunya apa. Apakah buku pendidikan atau buku motivasi. Kenali juga media mana yang ingin kamu kirimkan hasil resensi buku nonfiksimu. Karena setiap media memiliki karakteristik jenis buku yang diresensi.

Kedua, mengenal dan menguasai objek resensi menjadi hal penting yang harus dikuasai oleh penulis. Peresensi yang tidak menguasai objek resensi, tentu saja akan terkendala dalam melakukan review buku. Ketiga, barulah kamu mengulas dan menimbang objek resensi, termasuk menulis hasil resensi itu sendiri.

Struktur Resensi

Cara meresensi buku nonfiksi juga perlu memperhatikan strukturnya. Ada beberapa poin struktur yang perlu diperhatikan.

Poin pertama judul resensi, yang ditentukan dan dibuat oleh peresensi. Kedua, pendahuluan, yaitu prolog yang kamu paparkan di bagian awal memulai menulis resensi. Pastikan pendahuluan tetap ditulis tetap menarik. Ketiga, barulah masuk ke inti resensi yang kamu buat. Di bagian terakhir, adalah penutup atau kesimpulan.

Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam tata cara meresensi buku nonfiksi seperti:

- Apa tujuan kamu menulis resensi buku nonfiksi tersebut.

- Seberapa besar keberhasilan penulis dalam menyampaikan informasi terhadap pembaca lewat buku tersebut.

- Cantumkan kelebihan dan kekurangannya.

- Jelaskan inti pembahasannya dan apa manfaat yang didapatkan.

- Cantumkan harga buku.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA