Ular makan Manusia di Jakarta saat Banjir

Foto ular piton berukuran sangat besar tengah melumat mangsanya beredar di internet. Namun belum diketahui di mana lokasi pengambilan foto hewan melata tersebut. Berbagai spekulasi pun muncul.

Dalam sebuah foto yang dimuat News.com.au, Jumat (29/11/2013), terlihat ular piton dengan perut menggelembung. Orang-orang di internet yang melihatnya menduga ular itu baru saja memakan manusia. Ada juga yang menyebut piton usai melahap orang mabuk.

"Ular piton makan orang yang sedang mabuk, tergeletak di samping toko minuman keras. Laporan dari Attapady, Kerala, India," kicau warga India Vikraman Nair lewat akun Twitter, @mvnair212.

Dalam lansiran media Rusia, Pravda.ru, diceritakan ada pria mabuk yang tertidur di samping toko minuman keras. Lalu ular piton datang dan melahap lelaki tersebut.

Sumber lain yang dimuat di Facebook menyebut peristiwa piton makan seseorang itu terjadi di Kota Durban Utara, Korea Selatan. Reporter Linda Laina Nyatiri mengklaim dirinya sebagai orang yang mengambil gambar tersebut pada 2012 lalu.

"Hallo semua, ini gambar ular foto usai makan seorang wanita. Saya ambil ini di Durban Utara," ujar Linda lewat akun Facebook-nya.

Versi lain bahkan mengatakan, foto itu diambil di Jakarta. Ketika itu, disebutkan ada seorang pria yang dimakan ular piton pasca-banjir melanda ibukota pada Januari 2013 lalu. Tapi lagi-lagi tak diketahui kebenarannya.

Dalam sebuah situs khusus menganalisa berita bohong alias hoax, Hoax-slayer.com, disebutkan tidak benar bahwa foto itu diambil di Jakarta. Sebab berdasarkan pencarian informasi, tidak ada sumber yang jelas apakah benar ada kejadian tersebut. Dan apabila memang terjadi di Indonesia. Pasti sudah heboh di tanah air. Foto itu pun banyak yang menilai palsu.

Hingga kini lokasi diambil foto ular piton menggelembung dan apa yang dimakan ular itu belum diketahui. Meski demikian, hal tersebut telah membuat heboh jagat maya. (Riz/Mut)

JAKARTA–Fenomena banyaknya ular yang muncul saat banjir melanda Jakarta pada Rabu (1/1/2019) membuat warga semakin resah. Menanggapi hal ini, ahli herpetologi (ilmu yang memelajari reptilia-red) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberi penjelasan mengapa banyak ular yang ditemukan saat banjir menerjang.

Sebagian besar ular temuan ular yang dilaporkan warganet adalah jenis piton. Meski beberapa ada juga yang menemukan ular kobra, Cylindrophis ruffus atau ular kepala dua, dan ular kadut yang memang tergolong ular air.

“Ular kan memang bernapas dengan paru-paru, jadi ketika banjir, dia pasti naik ke atas, mencari tempat yang lebih tinggi,” tutur Ahli Hepertologi LIPI Amir Hamidy, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (2/1/2019).

Menurut Amir ular-ular ini berpotensi berasal dari wilayah Jakarta. Sebab, menurutnya ular piton memang bisa hidup di wilayah perkotaan. Hal ini diutarakan Amir ketika ditanya apakah ular-ular ini memang berasal dari habitat asli atau ular peliharaan.

BACA JUGA: Pengungsi Banjir Kampung Pulo Butuh Selimut dan Bantuan Kesehatan

“Populasi ular ada di sekitar Jabodetabek, tapi ukurannya biasanya enggak besar. Bahkan di kota-kota seperti Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura pun masih ditemukan,” tuturnya lagi.

Menurut Amir, ular mampu beradaptasi dengan habitat manusia. Sehingga sangat mungkin ular hidup di perkotaan. Namun, biasanya ukuran ular itu tidak akan terlalu besar. Habitat alami ular-ular ini menurutnya biasa ditemukan pada pohon besar, lubang-lubang pohon, daerah dengan banyak pohon atau sekitar pohon bambu.

BACA JUGA: Antisipasi Bahaya Listrik saat Banjir

Kemampuan ular hidup di kota besar ini menurut Amir didukung dengan ketersediaan makanan yang banyak yaitu tikus. Sehingga, ular-ular ini menurutnya juga kerap ditemukan di gorong-gorong.

Dari identifikasi foto dan video yang disebarkan di internet, menurut Amir sebagian ular piton yang ditemukan bisa jadi adalah ular peliharaan. Hal ini ia identifikasi dari pola batik yang tampak dari ular tersebut.

“Kalau warna sudah morfosis (berbeda) yang ditemukan saat banjir pasti ular (piton) peliharaan yang lepas,” jelasnya. []

SUMBER: CNN INDONESIA

Kamis, 02 Jan 2020 17:48 WIB

Bagikan :  

Ular makan Manusia di Jakarta saat Banjir
Temuan ular piton saat banjir terjang Jakarta, Rabu (1/1) (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Jakarta, CNN Indonesia -- Ahli herpetologi LIPIberi penjelasan mengapa banyak ularyang ditemukan saat banjir menerjang Jakarta, Rabu (1/1). Hal ini diungkap menanggapi banyaknya temuan ular oleh warga saat banjir menggenang.

Sebagian besar ular temuan ular yang dilaporkan warganet adalah jenis piton. Meski beberapa ada juga yang menemukan ular kobra, Cylindrophis ruffus atau ular kepala dua, dan ular kadut yang memang tergolong ular air.

"Ular kan memang bernapas dengan paru-paru, jadi ketika banjir, dia pasti naik ke atas, mencari tempat yang lebih tinggi," tutur Ahli Hepertologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy saat dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis (2/1).

Seperti manusia, ular-ular ini pun mencari tempat yang tidak terkena banjir. Sehingga mereka kerap menyelamatkan diri ke rumah atau bangunan lain, seperti ditulis Universitas Wisconsin, Amerika Serikat.

Menurut Amir ular-ular ini berpotensi berasal dari wilayah Jakarta. Sebab, menurutnya ular piton memang bisa hidup di wilayah perkotaan. Hal ini diutarakan Amir ketika ditanya apakah ular-ular ini memang berasal dari habitat asli atau ular peliharaan.

"Populasi ular ada di sekitar Jabodetabek, tapi ukurannya biasanya enggak besar. Bahkan di kota-kota seperti Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura pun masih ditemukan," tuturnya lagi.

Menurut Amir, ular mampu beradaptasi dengan habitat manusia. Sehingga sangat mungkin ular hidup di perkotaan. Namun, biasanya ukuran ular itu tidak akan terlalu besar.

Habitat alami ular-ular ini menurutnya biasa ditemukan pada pohon besar, lubang-lubang pohon, daerah dengan banyak pohon atau sekitar pohon bambu.

[Gambas:Video CNN]

Kemampuan ular hidup di kota besar ini menurut Amir didukung dengan ketersediaan makanan yang banyak yaitu tikus. Sehingga, ular-ular ini menurutnya juga kerap ditemukan di gorong-gorong.

Dari identifikasi foto dan video yang disebarkan di internet, menurut Amir sebagian ular piton yang ditemukan bisa jadi adalah ular peliharaan. Hal ini ia identifikasi dari pola batik yang tampak dari ular tersebut.

"Kalau warna sudah morfosis (berbeda) yang ditemukan saat banjir pasti ular (piton) peliharaan yang lepas," jelasnya.

Namun, ular-ular piton dengan pola batik alami menurutnya bisa jadi dari lingkungan sekitar atau ular dari hulu yang terbawa banjir. Sebab, ular piton dengan motif morfosis yang berbeda dengan motif alami memang tengah digandrungi peminat ular.

Ular piton sendiri menurutnya bisa membahayakan manusia jika sudah punya panjang di atas 5,2 meter. Sebab, ular sebesar ini bisa membelit dan memakan manusia.

"Tapi itupun di jawa sudah jarang. Di alam ukuran 5 meter ke atas uda jarang."

Sebab menurutnya butuh waktu lama bagi ular untuk mencapai ukuran demikian besar. Untuk mencapai ukuran 7 meter saja menurut Amir butuh waktu puluhan tahun.

Saat ini ular piton dengan ukuran 3-4 meter masih tumbuh eksponensial (terus naik). Namun, pertumbuhan ular di atas 5-6 meter sudah landai alias populasinya cenderung tetap. Sementara ular hingga panjang 8,5 meter sudah sangat jarang di alam. Pemelihara ular sendiri bisa menyimpan ular-ular ini hingga 9-10 meter. (eks/eks)

Bagikan :