Ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap panas adalah

BerandaPendidikanMacam-macam Ujung Saraf Peraba dan Fungsinya

Kulit kita mempunyai kepekaan terhadap rangsang seperti panas, dingin, tekanan, sentuhan dan rasa sakit karena di bagian tersebut banyak terdapat saraf-saraf sensori yang bekerja secara spesifik, misalnya rangsang sentuhan diterima oleh reseptor korpuskel meissner, rangsang tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini, dan rangsang dingin diterima oleh reseptor ruffini. Permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ujung saraf peraba ada empat macam, yaitu sebagai berikut.

a. Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan, letaknya di sekitar akar rambut.

b. Ruffini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas.

c. Meisner, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan.

d. Krause, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin.

Permukaan kulit yang kaya akan ujung-ujung saraf peraba adalah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, samping kiri kanan leher, dan lainlain. Sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, maka sel-sel saraf akan terangsang.

Kulit adalah salah satu alat indera yang ada dalam tubuh yang berfungsi sebagai indera peraba. Terdapat beberapa saraf sensori (reseptor) yang terdapat di dalam kulit. Tiap ujung sel saraf sensori mendeteksi rasa yang berbeda, yaitu:

  1. korpuskula meissner          : sentuhan
  2. korpuskula Paccini             : tekanan kuat
  3. korpuskula ruffini                : panas
  4. korpuskula krausse            : dingin
  5. ujung Saraf bebas              : rasa nyeri atau sakit  
  6. lempeng merkel                  : sentuhan dan tekanan ringan

Kulit pada ujung jari dan dahi banyak memiliki sel-sel saraf (reseptor) untuk merasakan sentuhan. Untuk reseptor yang dirancang untuk merasakan sentuhan, letaknya lebih dekat dengan permukaan kulit dibandingkan dengan reseptor untuk merasakan tekanan. Sehingga setiap rangsangan tekanan juga akan memberikan rangsangan sentuhan. Tetapi rangsangan sentuhan, tidak bisa memberikan rangsangan tekanan. Reseptor yang dirancang untuk merasakan panas dan dingin diciptakan secara terpisah, hal ini agar manusia lebih tepat dalam merasakan panas dan dingin, sehingga manusia bisa memberikan respon yang tepat pada kondisi di sekitarnya. Jika salah satunya tidak ada, maka manusia menjadi kurang terlindungi. Bayangkan saja misalkan kalau kita tidak punya reseptor panas, yang ada hanya reseptor dingin, menurutmu apa jadinya? Subhanallaah ........ Jadi kesimpulannya pada kulit terdapat berbagai macam reseptor yang berfungsi khusus untuk merasakan rangsangan tertentu. Ada 6 macam reseptor antara lain (terurut sesuai gambar di bawah):

  1. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan ujung saraf perasa nyeri.
  2. Ruffini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas.
  3. Krause, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin.
  4. Meisner, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan.
  5. Lempeng Merkel, merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan, terletak dekat permukaan kulit.
  6. Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan, letaknya di sekitar akar rambut.

Subhanallaah.. bayangkan saja jika ujung saraf perasa nyeri letaknya tidak paling atas, tetapi di paling bawah, apa yang bakal terjadi? Silahkan direnungkan.... Dilihat dari susunannya, terlihat ke-Maha-Sempurna-an Allah dalam menciptakan kulit yang berfungsi untuk melindungi diri kita. Maka sudah seharusnyalah kita bersyukur dan taat kepada-Nya. (tamat)
ditulis oleh: OmCan

(Kembali ke "Saraf Peraba dan Perasa pada Kulit (1)")

pendidikan ipa sd, sekolah dasar ilmu pengetahuan alam, belajar pendidikan lingkungan, kelas ilmu pengetahuan alam, science fact knowledge blog, sekolah dasar kelas, belajar ipa sd

Saraf Kulit – Pengertian, Nama, Fungsi, Gambar Dan Lapisannya – Dalam hal ini Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia. Kulit mempunyai beberapa lapisan jaringan ektodermal dan penjaga otot-otot yang mendasarinya, seperti tulang, ligamen, dan organ internal. Untuk kulit manusia sama dengan mamalia lainnya, kecuali bahwa itu tidak dilindungi oleh bulu-bulu. Meskipun hampir semua kulit manusia ditutupi dengan folikel rambut, namun tampak tak berbulu.

Pengertian Kulit

Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kafiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang beregenerasi sehingga membentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kafiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.

Struktur Kulit

Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :  kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,  kulit jangat (dermis, korium atau kutis), dan  jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkatis).

Baca Juga: Virus Yang Menguntungkan

Kulit Ari (epidermis)

Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang sebagian besar terdiri dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.

Sel-sel epidermis disebut  keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.  Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :

Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan tanduk sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia, dikenal dengan lapisan  horny.  Lapisan  horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan sel  baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya 28 hari.

Pada saat terlepas, kondisi kulit terasa sedikit kasar. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki  self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Dengan bertambahnya usia, proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai  sekitar  60-tahunan, proses keratinisasi membutuhkan waktu sekitar 45-50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak putih karena melanosit lambat bekerjanya dan penyebaran melanin  tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit. Lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.

Baca Juga: Jamur Deuteromycota

Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini paling jelas pada kulit telapak tangan dan kaki.

Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.

Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam  salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.

Lapisan benih (stratum germinatifum atau stratum basale) merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.  Alas  sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis.

Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demoepidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas  atau  melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

Baca Juga: Neuron Adalah

Nama-Nama Saraf Pada Kulit

Dalam permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, saraf pada kulit terdiri dari diantaranya yaitu:

Korpuskula Paccini

  • Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan atau saraf perasa tekanan kuat.
  • Ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen, dan genetalia eksterna.
  • Memiliki bentuk bundar atau lonjong dan besar (panjang 2 mm dan diameter 0,5 hingga 1 mm), bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang karena bentuknya mirip bawang.

Korpuskula Ruffini

  • Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas.
  • Ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi yang memiliki sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung.
  • Merupakan mekanoreseptor karena mirip dengan organ tendo golgi.

Korpuskula Meisner

  • Merupakan ujuang saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan.
  • Terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia.
  • Berbentuk silindris.
  • Sumbu panjangnya tegak lurus di permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.

Baca Juga: Rantai Makanan Dan Jaring Makanan

Korpuskula Krause

  • Merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin.
  • Ditemukan di daerah mikokutis (bibir dan genetalia eksterna) pada dermis dan berhubungan dengan rambut.
  • Berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron.
  • Memiliki sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium.
  • Di dalam korpuskula ini, serat ber-mielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann.
  • Seratnya mungki bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada.
  • Untuk jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.
  • Berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

Lempeng Merkel

  • Merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan.
  • Terletak dekat permukaan kulit.
  • Sel-sel Merkel bersama dengan badan Meissner terdapat di lapisan kulit superfisial dan ditemukan kluster dibawah lengkungan ujung-ujung jari yang menyusun sidik jari.
  • Pada kulit berambut, ujung saraf Merkel membentuk kluster ke dalam struktur epitelial khusus yang disebut “touch domes” atau “lempeng rembut”.
  • Lempeng Merkel juga terdapat pada kelenjar Mammae.

Ujung Saraf Tanpa Selaput

  • Merupakan ujung saraf perasa nyeri.

Ujung Saraf Sekeliling Rambut

  • Merupakan ujung saraf peraba.

Kulit Jangat (dermis)

Kulit jangat atau  dermis  menjadi tempat ujung saraf perasa,  tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut.

Baca Juga: Bagian-Bagian Kembang Sepatu

Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1-2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar.

Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak  menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri.

Kelenjar palit yang menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit. Di permukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5.  sawar asam merupakan penghalang alami yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik lainnya di permukaan kulit.

Keberadaan dan keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika. Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen.

Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya adalah membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit. Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit.

Jaringan dermis

Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh.

Baca Juga: Sumber Daya Alam Non Hayati

Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas beberapa bagian, yaitu a)Akar Rambut ;

  • Pembuluh Darah ;
  • Kelenjar Minyak
  • glandula sebasea) ;
  • Kelenjar Keringat (glandula sudorifera) ;
  • Serabut Saraf

Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Oleh karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada organ ini terdapat reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor sentuhan (meissner). Jika Anda ingin mengetahui tekstur dari suatu permukaan, seperti halus atau kasar benda, maka dapat Anda lakukan dengan merabanya.

Inilah fungsi kulit sebagai indera peraba. Kulit kita mempunyai kepekaan terhadap rangsang seperti panas, dingin, tekanan, sentuhan dan rasa sakit karena di bagian tersebut banyak terdapat saraf-saraf sensori yang bekerja secara spesifik, misalnya rangsang sentuhan diterima oleh reseptor korpuskel meissner, rangsang tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini, dan rangsang dingin diterima oleh reseptor ruffini.

Permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ujung saraf tersebut yaitu sebagai berikut :

  1. Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan, letaknya di sekitar akar rambut.
  2. Ruffini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas.
  3. Meisner, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan.
  4. Krause, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin.
  5. Lempeng Merkel, merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan, terletak dekat permukaan kulit.
  6. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan ujung saraf perasa nyeri.

Baca Juga: “Gen Yang Saling Tumpang Tindih ( Overlapping ) Pengertian & ( Macam – Contoh )

Demikianlah pembahasan mengenai  semoga dengan adannya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA