Tuliskan apa saja program dari organisasi Budi Utomo dari awal dibentuk dan bagaimana perkembangannya?

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan sebuah jenjang pendidikan bagi anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun (golden age) atau pada jenjang pendidikan anak sebelum memasuki sekolah dasar, pada jenjang usia pendidikan ini pendidikan dan pembentukan kepribadian serta karakter merupakan fokus utama.Berbicara mengenai pendidikan anak usia dini di masa sekarang, merupakan kebutuhan yang tidak lagi sebagai kebutuhan pendukung namun sudah menjadi kebutuhan wajib. Menurut statistik yang dikeluarkan Sekretariat Jenderal Pusat Data Teknologi dan Informasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi jumlah satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) tahun 2021 di Indonesia adalah 187.211 lembaga. Jumlah yang tidak sedikit tentunya, hal tersebut membuktikan bahwa PAUD pada masa sekarang merupakan kebutuhan wajib bagi para orang tua yang memiliki anak pada rentang usia 0-6 tahun.

NAMUN TAHUKAH ANDA SEJARAH PANJANG LAHIRNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI?

Keberadaan PAUD di indonesia tidak terlepas dari sejarah berdirinya PAUD di dunia international. Lahirnya PAUD di dunia di prakarsai oleh Friedrich Wilhelm August Frobel pada sekitar tahun 1800 di kota Blankerburg Jerman ditandai dengan berdirinya Kinder Garten (Kinder=Anak, Garten=Taman) atau juga dikenal dengan Frobel School. Menurut Frobel Anak Usia Dini ibarat tunas tumbuh-tumbuhan yang masih memerlukan perhatian dan pemeliharaan penuh dari sang juru tanam. Berdirinya Frobel School, berpengaruh terhadap perkembangan PAUD pada dunia internasional. Konsep Kindergarten dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, hal tersebut ditandai dengan kemunculan PAUD versi lain. Pada tahun 1907 di pemukiman kumuh San Lorenzo, Italia, Maria Montessori yang berlatar belakang pendidikan kedokteran mendirikan Casa dei bambini yang berarti rumah untuk perawatan anak yang selanjutnya dikenal sebagai rumah anak. Setelah mengetahui sekilasi sejarah panjang lahir dan berkembangnya PAUD di dunia internasional, ada baiknya kita juga mengetahui sejarah PAUD di Indonesia. Mengetahui sejarah PAUD di indonesia, sama halnya dengan memahami perjalanan panjang dinamika serta pasang surutnya pendidikan di indonesia. Untuk mengetahui sejarah berdirinya PAUD di Indonesia kita akan bagi ke dalam 3 tahap, yaitu : 1. Pada masa penjajahan belanda 2. Pada masa penjajahan jepang 3. Pada masa kemerdekaan indonesia.

PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA, SERTA KEBANGKITAN NASIONAL.

Pada masa penjajahan hindia belanda, pemerintahan hindia belanda membawa konsep Frobel School ke indonesia khusus diperuntukkan bagi pendidikan anak-anak mereka. Sejalan dengan berjalannya waktu dengan hadirnya kebangkitan nasional yang ditandai dengan lahirnya pergerakan budi utomo, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi para kaum bumi putera semakin kuat dirasakan.Forbel School yang awalnya hadir hanya untuk anak-anak hindia belanda, dan para bangsawan akhirnya mulai dikenal oleh cendikiawan muda pribumi. Persatuan wanita aisyiyah pada tahun 1919 akhirnya mendirikan Bustanul Atfhal yang pertama di yogyakarta, kurikulum dan materi pendidikannya menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai agama. Bustanul Atfhal ditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi pada pola pendidikan eropa. Sepulang diasingkan dari belanda (1913-1915), Ki Hajar Dewantoro pada tahun 1922 mendirikan Taman Lare atau taman anak atau kindertuin yang kemudian pada akhirnya berkembang menjadi Taman Indria.

PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG.

Pada masa penjajahan jepang, lembaga-lembaga pendidikan sejenis PAUD terus berlanjut namun keberadaannya semakin berkurang. Pemerintahan jepang tidak begitu perduli dan mengawasi secara formal penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD, namun pemerintahan jepang melengkapi kegiatan pendidikan PAUD ini dengan menambahkan nyanyian-nyanyian jepang pada kegiatan kelasnya.

PERIODE MASA KEMERDEKAAN INDONESIA

Pada masa kemerdekaan indonesia, perkembangan pendidikan PAUD dapat dibagi pada beberapa periode. Periode pertama (1945-1965). Periode ini ditandai dengan berdirinya yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita. Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita mendirikan Sekolah Pendidikan Guru TK Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasionalis dalam melawan kembalinya penjajah belanda. Pada periode ini pemerintah dan swasta mulai banyak membangun sekolah-sekolah TK. Melalui UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah keberadaan TK akhirnya resmi diakui sebagai bahagian dari sistem pendidikan nasional negara Republik Indonesia. Pada tahun 1950 ini pula, tepatnya pada tanggal 22 mei 1950 berdirilah organisasi IGTKI, dan pada tahun 1951 berdirilah sebuah yayasan yang bernama Yayasan Bersekolah Pada Ibu (beribu) yang menyelenggarakan pendidikan pertamanya di bandung, dan juga memberi sumbangsih pendirian TK hingga keluar pulau jawa. Pada saat kondisi krisis, yayasan beribu merupakan pembawa obor penerang bagi pendidikan di indonesia. Yayasan Beribu merupakan yayasan yang besar dan berpengaruh karena didirikan oleh hampir seluruh organisasi dan perkumpulan para tokoh wanita indonesia. Menurut arsip sejarah ada sekitar 12 organisasi wanita yang sepakat mendirikan organisasi beribu. Dari tokoh-tokoh dan organisasi wanita tersebut akhirnya terpilih 3 tokoh parahiangan yang memimpin organisasi ini yaitu Ny. Emma Poeradireja, Ny. Mary E. Saleh, Ny. Emma Soemanegara. Torehan sejarah yang tidak bisa dilupakan yang telah dilakukan oleh yayasan beribu adalah berupa gagasan yang melahirkan konsep sistem pusat minat/sistem unit yang dulu sangat terkenal, ibu rumah tangga jadi guru TK, sekolah garasi, alat permainan edukatif, parent cooperative, bahkan parent cooperative diajarkan kepada para wanita thailand atas undangan raja thailand pada tahun 1972 oleh tokoh yayasan beribu. Banyak prestasi yang sudah ditorehkan oleh yayasan beribu, baik di dalam negeri ataupun dunia internasional khususnya pada dunia pendidikan PAUD. Tahun 1951-1955 pemerintah Republik Indonesia berupaya mengembangkan kurikulum, menyediakan fasilitas, dan mengadakan supervisi ke satuan-satuan pendidikan PAUD atau TK. Pada rentang waktu ini pula berdiri SPG-TK nasional di jakarta yang diberikan subsidi dan pengembangannya terus berlanjut hingga keluar pulau jawa. Pada tahun 1957 berdirilah organisasi yang bernama Gabungan Organisasi Penyelengara TK Indonesia atau yang disingkat dengan GOPTKI. GOPTKI melangsungkan kongres pertamanya pada tahun 1959, lalu pada awal tahun 1960-an mulailah berdiri TK yang berstatus negeri. Tahun 1960-1963, untuk pertama kalinya pemerintah mulai mengirim SDM indonesia keluar negeri dengan tujuan peningkatan mutu, SDM tersebut dikirim ke beberapa negara diantaranya Amerika, Australia dan Newzealand. Dampak dari pengiriman SDM tersebut adalah terjadinya moderenisasi pendidikan di tingkat PAUD yang berskala besar dan akhirnya menjawab ketidakpuasan atas pendidikan di jenjang PAUD sebelumnya. Sebagai penghujung pada periode ini (1963-1964) adalah lahirnya proyek (kurikulum) Gaya Baru. Inti dari kurikulum ini adalah berorientasi pada fasilitas anak mendekati kecakapan, kebutuhan dan minat individual, dimana ciri khasnya adalah tersedia pusat minat (sudut), seperti sudut rumah tangga, sudut seni, pusat musik, dsb. Periode 1965-1998 diperkenalkan silabus kurikulum baru pada tahun 1968 yang kemudian menggantikan Kurikulum Gaya Baru. Dan ditahun 1968 ini pula pemerintah indonesia menjalin kerjasama dengan UNICEF dalam bentuk penyediaan konsultan dan pendanaan untuk penatara guru dan administrator pendidikan di tingkat TK. Pemerintah mulai menjalin kerjasama nyata di tahun 1970 dengan beberapa organisasi seperti GOPTKI, IGTKI, PGRI. Kerjasama yang dijalin tersebut akhirnya membuahkan hasil kegiatan workshop bersama dengan mengangkat tema konsolidasi gerakan prasekolah. Gerakan yang sama pun kembali hadir di tahun 1973 namun dengan tema yang berbeda yaitu membakukan organisasi dan manajemen program-program prasekolah. Tahun 1974, diberlakukan kurikulum baru yang merupakan pembaharuan dari kurikulum sebelumnya (1968), kurikulum baru ini meliputi PMP, kegiatan bermain bebas, pendidikan bahasa, PLH, ungkapan kreatif, pendidikan olahraga, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan, pendidikan skolastik. Tahun 1984 kembali diberlakukan kurikulum baru yang meliputi PMP, daya cipta, jasmani dan kesehatan, daya fikir/pengetahuan, perasaan masyarakat dan dan lingkungan. Eksistensi dan kedudukan pendidikan prasekolah di indonesia dipertegas dengan berlakukanya UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang kemudian diikuti dengan terbitnya PP Nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah. Tahun 1993, selanjutnya diberlakukan kurikulum TK tahun 1993, yang pada kurikulum ini memiliki 2 kegiatan utama, yaitu : 1. program pembentukan perilaku, 2. program pengembangan kemampuan dasar (daya cipta, bahasa, daya fikir, keterampilan, jasmani). Pada tahun 1998 menguatkan berbagai upaya di bidang pendidikan anak usia dini, diadakanlah semiloka tingkat nasional tentang pendidikan anak usia dini yang diadakan di IKIP Jakarta, dengan peserta yang terdiri dari 10 LPTK dan unsur dinas pendidikan seluruh indonesia. Periode 1998-2003 ditandai dengan lahirnya otonomi pendidikan yang kemudian sangat mempengaruhi tata kelola penanganan PAUD ditingkat pusat maupun daerah, pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembang PAUD jalur pendidikan Nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan Posyandu. Melalui dukungan bank dunia pada tahun 1998-2004 pemerintah mulai merintis program pengembangan PAUD pada 4 provinsi di indonesia, 4 provinsi tersebut yaitu jawa barat, banten, bali, dan sulawesi selatan. Kemudian program rintisan tersebut dilanjutkan pada tahun 2008-2013 dan diberi nama Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) dengan dukungan pembiayaan pinjaman dari bank dunia dan hibah dari pemerintah belanda. Tahun 2001 pemerintah membentuk direktorat pendidikan anak dini usia (PADU) yang mengemban mandat melakukan pembinaan satuan PAUD Nonformal. Tahun 2002 terbentuk sebuah konsorsium PAUD yang membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan. Februari 2002 juga terbentuk forum PADU/PAUD tingkat nasional yang juga turut berkontribusi dalam pembangunan, pengembangan, serta peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini di indonesia. Dalam periode ini juga beberapa perguruan tinggi di indonesia mulai mendirikan program PGTK/PGPAUD jenjang S-1. Masuk pada periode 2003-2009, pada periode ini keluarlah sebuah undang-undang tentang sistem pendidikan nasional yaitu UU Nomor 20 Tahun 2003, UU ini lahir menjawab tuntutan reformasi dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui undang-undang ini untuk pertama kalinya dalam sejarah pendidikan indonesia PAUD di atur secara khusus dalam sebuah UU, aturan tersebut terdapat dalam pasal 1 butir ke 14 tentang pengertian PAUD, Pasal 28 yang secara khusus mengatur tentang PAUD, dan pasal-pasal terkait lainnya. Pada periode 2003-2009 ini juga lahir blue print mengenai kerangka akademik dan rujukan pengembangan PAUD di indonesia yang mengawali konseptual pembangunan PAUD di indonesia, blue print ini merupakan hasil seminar dan lokakarya Nasional (SemiLokNas) yang diselenggarakan di IKIP bandung dan dihadiri oleh para akademisi dari perguruan tinggi, forum PAUD, dan Praktisi PAUD dari berbagai daerah. Tahun 2005 berdiri organisasi profesi bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang bernama Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMPAUDI), organisasi ini menggerakkan seluruh potensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang tersebar di seluruh indonesia. Tahun 2004-2009 program PAUD masuk menjadi 10 program prioritas Depdiknas yang membuat PAUD menjadi salah satu program pokok dalam pembangunan pendidikan di indonesia, kemudian pada penghujung tahun 2009 terbitlah permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang standart PAUD (formal dan Nonformal). Tahun 2010, pada tahun ini keluar kebijakan mengenai penggabungan pembinaan PAUD formal dan nonformal dibawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI). Seiring dengan berjalannya waktu, dengan terjadinya perubahan pada kebijakan-kebijakan sistem pendidikan nasional, PAUD kini berada dibawah Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, Dikmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Itulah sedikit sejarah panjang dari perjalanan lahirnya PAUD di indonesia. PAUD di indonesia sekarang tidak lagi menjadi pendidikan sekunder tapi sudah menjadi pendidikan primer dimana pembangunan pendidikan karakter yang menjadi fokus dalam dunia pendidikan nasional saat ini, di mulai dan ditanamkan dari periode PAUD.

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA