Tokoh yang hidup pada masa The golden age

The Golden Age atau Puncak Kejayaan pada masa Dinasti Abbasiyah berlangsung pada masa Khalifah Harun al-Rasyid, (memerintah 786-809 M) dan anaknya, Khalifah Al-Ma’mun (memerintah 813 – 833)

Pada masa ini terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan banyak muncul para ilmuwan dalam berbagai bidang. Daulah Abbasiyah juga memiliki kekuatan militer dan hubungan diplomatik yang luas.

Pembahasan.

Bani Abbasiyah mencapai masa kejayaannya pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan anaknya, Al-Ma’mun. Pada masa ini banyak hidup para ilmuwan di berbagai bidang.  

Ilmuwan ini misalnya adalah Al-Khwarizmi (matematika), Al-Kindi (sastra), Jabir bin Hayyan (kimia dan astronomi), dan Al-Farghani (astronomi).

Harun Ar-Rasyid (memerintah 786-809 M) memberi dukungan kepada para ilmuwan dan perkembangan ilmu pengetahuan di masanya. Dia memberikan dana untuk mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi.

Kebijakan mendukung ilmu pengetahuan dilanjutkan oleh penerusnya, khalifah al-Maʾmūn (memerintah 813 – 833) yang menjadi khalifah setelah mengalahkan saudaranya, Al-Amin, dalam perang saudara.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, Al-Ma’mun mendirikan Baitul Hikmah, lembaga penterjemah yang menterjemahkan kitab dari Yunani Kuno dan India, yang menjadikan Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan di Abad Pertengahan.  

Berbeda dengan Bani Umayyah yang melakukan diskriminasi pada orang non-Arab, Bani Abbasiyah memberikan posisi penting dalam pemerintahan pada orang non-Arab seperti Iran dan Turki. Ini membuat Bani Abbasiyah mengadaptasi sistem pemerintahan dan kebudayaan Persia yang sebelumnya sudah maju.

Dengan sistem pemerintahan ini, Bani Abbassiyah mampu mengatur wilayahnya dengan lebih efektif dan memberikan pendapatan yang besar kepada pemerintahan kekhalifahan. Para Ilmuwan dari suku bangsa Iran (seperti Al-Khwarizmi) juga bisa melakukan penelitian dan menulis buku dengan bebas, yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan di Bani Abbasiyah.

Khalifah dari Bani Abbasiyah menggabungkan pendekatan militer dan diplomasi untuk menghadapi lawan-lawannya. Harun Al-Rasyid misalnya, melakukan serangan ke Anatolia ketika Romawi Timur dibawah Kaisar Nikopheros melanggar perjanjian. Namun, dia juga melakukan hubungan baik dengan Kekaisararan Karel yang Agung di Perancis, dan dengan Dinasti Tang di China.

Hubungan baik ini membuka peluang perdagangan antar negara yang memberi sumbangan pada perekonomian Bani Abbasiyah.

Pelajari lebih lanjut proses berdirinya Dinasti Abbassiyah di: brainly.co.id/tugas/3357063  

Pelajari lebih lanjut nilai positif dari kegemilangan Dinasti Abbasiyah di: brainly.co.id/tugas/20036814  

Pelajari lebih lanjut perpustakaan besar di kota Baghdad pada masa Bani Abbasiyah di: brainly.co.id/tugas/13721921

-------------------------------------------------------------------------------------

Detail Jawaban  

Kode: 10.3.5  

Kelas: X

Mata pelajaran: IPS / Sejarah  

Materi: Bab 5 - Zaman Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Jakarta -

Sejarah Islam berisi nama-nama besar yang membantu penyebaran agama ini di dunia. Nama-nama ini jugalah yang membantu peradaban Islam menjadi salah satu yang terbesar.

Salah satunya adalah Daulah Abbasiyah yang kadang disebut Abbasids. Dikutip dari tulisan Prestasi Abbasiyah dalam Bidang Peradaban dari Hj Betti Megawati, MAg, dinasti ini memiliki 37 khalifah.

"Abbasiyah telah melewati fase-fase sejarah, mengukir nama dalam lembaran sejarah sebagai dinasti yang telah membawa dunia muslim ke era keemasan (golden age)," tulis dosen PAI Universitas Al-Washliyah Labuhanbatu ini.

Dinasti Abbasiyah memerintah pada era A.H. 132-656 atau A.D. 750-1258. Namanya diambil dari salah satu nama paman Nabi Muhammad SAW yang paling muda.

Berikut daftar khalifah pada masa Daulah Abbasiyah

1. Al-Saffah AH 132-136 atau AD 749-7542. Al-Mansur AH 136-158 atau AD 754-7753. Al-Mahdi AH 158-169 atau AD 775-7854. Al-Hadi AH 169-170 atau AD 785-7865. Harun Al-Rashid AH 170-193 atau AD 786-8096. Al-Amin AH 193-198 atau AD 809-8137. Al-Ma'mun AH 198-218 atau AD 813-8338. Al-Mu'tasim AH 218-227 atau AD 833-8429. Al-Wathiq AH 227-232 atau AD 842-84710. Al-Mutawakkil AH 232-247 atau AD 847-86111. Al-Muntasir AH 247-248 atau AD 861-86212. Al-Musta'in AH 248-252 atau AD 862-86613. Al-Mu'tazz AH 252-255 atau AD 866-86914. Al-Muhtadi AH 255-256 atau AD 869-87015. Al-Mu'tamid AH 256-279 atau AD 870-89216. Al-Mu'tadid AH 279-289 atau AD 892-90217. Al-Muktafi AH 289-295 atau AD 902-90818. Al-Muqtadir AH 295-320 atau AD 908-93219. Al-Qahir AH 320-322 atau AD 932-93420. Al-Radi AH 322-329 atau AD 934-94021. Al-Muttaqi AH 329-333 atau AD 940-94422. Al-Mustakfi AH 333-334 atau AD 944-94623. Al-Muti' AH 334-363 atau AD 946-97424. Al-Ta'i' AH 363-381 atau AD 974-99125. Al-Qadir AH 381-422 atau AD 991-103126. Al-Qa'im AH 422-467 atau AD 1031-107527. Al-Muqtadi AH 467-487 atau AD 1075-109428. Al-Mustazhir AH 487-512 atau AD 1094-111829. Al-Mustarshid AH 512-529 atau AD 1118-113530. Al-Rashid AH 529-530 atau AD 1135-113631. Al-Muqtafi AH 530-555 atau AD 1136-116032. Al-Mustanjid AH 555-566 atau AD 1160-117033. Al-Mustadi' AH 566-575 atau AD 1170-118034. Al-Nasir AH 575-622 atau AD 1180-122535. Al-Zahir AH 622-623 atau AD 1225-122636. Al-Mustansir AH 623-640 atau AD 1226-1242

37. Al-Musta'sim AH 640-656 atau AD 1242-1258.

AD= Anno Domini atau masehi
AH= Anno Hegirae atau hijriah

Daftar ini dikutip dari situs The Metropolitan Museum of Art Department of Islamic Art, dengan judul List of Rulers of the Islamic World.

Daulah Abbasiyah mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinan tujuh khalifah. Khalifah ini mampu memajukan berbagai aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat.

Berikut daftar khalifah Daulah Abbasiyah yang berhasil mencapai puncak kejayaan:

  • Al-Mansur atau Abu Ja'far al Manshur
  • Al-Mahdi
  • Harun Al-Rashid
  • Al-Ma'mun
  • Al-Mu'tasim
  • Al-Wathiq
  • Al-Mutawakkil

Selain menciptakan kehidupan dan pemerintahan yang stabil, pemerintahan Abbasiyah mementingkan ilmu pengetahuan. Beberapa kota berkembang menjadi pusat ilmu pengetahuan.

Berikut wilayah yang menjadi pusat perkembangan ilmu di masa Daulah Abbasiyah:

  • Hijaz: Mekkah dan Madinah sebagai pusat kegiatan ilmu hadist dan fiqh
  • Irak: Pusat kegiatan ilmu tafsir, hadist, fiqh, bahasa, sejarah, ilmu kalam, filsafat, eksakta
  • Mesir: Kegiatan ilmu pengetahuan berpusat di Masjid Amr, kota Fushath
  • Syam: Damaskus, Halab, Beirut, dan masjid Damaskus sebagai lokasi pusat perkembangan ilmu pengetahuan.

Demikian sekilas pencapaian dan daftar khalifah pada masa Daulah Abbasiyah, semoga berguna buat kamu ya.

Simak Video "Jadi Pedoman Khilafatul Muslimin, Apa Itu Ajaran Kartosuwiryo?"



(row/erd)

Sepeninggal Hisyam bin Abd al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah, tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya pada tahun 750 M, daulah Bani Umayyah dapat digulingkan dan pemerintahan pun berpindah tangan kepada Bani Abbasiyah. Karena sifat masalah yang berkembang di bawah dinasti Umayyah terlalu arogan membuat Bani Abbasiyah mengadakan suatu revolusi, bukan hanya melakukan pergantian dinasti saja. Kemajuan-kemajuan telah dirasakan oleh kaum muslimin dalam masa ini, terlebih ketika kepemerintahan dipegang oleh khalifah Harun al-Rasyid, dan putranya al-Makmun.

Dalam zamannya tersebut, berbagai disiplin ilmu telah dilahirkan atas jasa beberapa tokoh intelektual muslim, kedokteran, filsafat, kimia, sejarah, dan geografi, misalnya.

A.Masa Keemasan Bani Abbasiyah

Dinamakan khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan al-Abbas, paman Nabi Muhammad saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Suffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132-565 H (750-1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi tiga periode yaitu:

1.Periode pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M). Kekuasaan pada periode ini berada di tangan para khalifah.

2.Periode kedua (232 H/847 M – 590 H/1194 M). Pada periode ini kekuasaan hilang dari tangan para khalifah berpindah kepada kaum Turki (232-234 H), golongan Bani Buwaim (334-447 H), dan golongan Bani Saljuq (447-590 H).

3.Periode ketiga (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), pada periode ini kekuasaan berada kembali di tangan para khalifah, tetapi hanya di Baghdad dan kawasan-kawasan sekitarnya

Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbasiyah mulai menurun dalam bidang politik meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan berkembang.

Kalau dasar-dasar pemerintahan Bani Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh Abu al-Abbas dan Abu Ja’far al-Mansur, maka puncak keemasannya dari dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu:

1.Al-Mahdi (775-785 M)

2.Al-Hadi (775-786 M)

3.Harun al-Rasyid (785-809 M)

4.Al-Ma’mun (813-833 M)

5.Al-Mu’tashim (833-842 M)

6.Al-Wasiq (842-847 M)

7.Al-Mutawakkil (847-861 M)

Pada masa al-Mahdi, perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi.

Popularitas Daulah Bani Abbasiyah mencapai puncaknya pada zaman khalifah Harun al-Rasyid dan putranya al-Makmun. Ketika mendirikan sebuah akademi pertama di lengkapi pula dengan lembaga untuk penerjemahan. Adapun kemajuan yang dapat dicapai adalah sebagai berikut :

1.Lembaga dan kegiatan ilmu pengetahuan

Sebelum dinasti Bani Abbasiyah, pusat kegiatan dunia Islam selalu bermuara pada masjid. Masjid dijadikan center of education. Pada dinasti Bani Abbasiyah inilah mulai adanya pengembangan keilmuan dan teknologi diarahkan ke dalam ma’had. Lembaga ini kita kenal ada dua tingkatan, yaitu :

a.Maktab/kuttab dan masjid yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak remaja belajar dasar-dasar bacaan, menghitung dan menulis serta anak remaja belajar dasar-dasar ilmu agama.

b.Tingkat pendalaman, para pelajar yang ingin memperdalam Islam pergi ke luar daerah atau ke masjid-masjid, bahkan ke rumah gurunya. Pada tahap berikutnya, mulailah dibuka madrasah-madrasah yang dipelopori Nizhamul Muluk yang memerintah pada tahun 456-485 H. Lembaga inilah yang kemudian berkembang pada masa dinasti Bani Abbasiyah.

2.Corak gerakan keilmuan

Gerakan keilmuan pada dinasti Abbasiyah lebih bersifat spesifik, kajian keilmuan yang kemanfaatannya bersifat keduniaan bertumpu pada ilmu kedokteran, di samping kajian yang bersifat pada al-Qur’an dan al-Hadits, sedang astronomi, mantiq dan sastra baru dikembangkan dengan penerjemahan dari Yunani.

3.Kemajuan dalam bidang agama

Pada masa dinasti Bani Abbasiyah, ilmu dan metode tafsir mulai berkembang, terutama dua metode, yaitu tafsir bil al-ma’tsur (interpretasi tradisional dengan mengambil interpretasi dari nabi dan para sahabat), dan tafsir bil al-ra’yi (metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan pikiran daripada hadits dan pendapat sahabat).

Dalam bidang hadits, pada zamannya hanya bersifat penyempurnaan, pembukuan dari catatan dan hafalan dari para sahabat. Pada zaman ini juga mulai diklasifikasikan secara sistematis dan kronologis.

Dalam bidang fiqh, pada masa ini lahir fuqaha legendaris, seperti Imam Hanifah (700-767 M), Imam Malik (713-795 M), Imam Syafi’i (767-820 M) dan Imam Ahmad ibn Hambal (780-855 M).

Ilmu lughah tumbuh berkembang dengan pesat pula karena bahasa Arab yang semakin dewasa memerlukan suatu ilmu bahasa yang menyeluruh.

4.Ilmu pengetahuan sains dan teknologi

Kemajuan tersebut antara lain:

a.Astronomi, ilmu ini melalui karya India Sindhind, kemudian diterjemahkan Muhammad ibn Ibrahim al-Farazi (77 M). Di samping itu, masih ada ilmuwan Islam lainnya, seperti Ali ibn Isa al-Asturlabi, al-Farghani, al-Battani, Umar al-Khayyam dan al-Tusi.

b.Kedokteran, dokter pertama yang terkenal adalah Ali ibn Rabban al-Tabari. Tokoh lainnya al-Razi, al-Farabi dan Ibnu Sina.

c.Kimia, tokohnya adalah Jabir ibn Hayyan (721-815 M). Tokoh lainnya al-Razi, al-Tuqrai yang hidup di abad ke-12 M.

d.Sejarah dan geografi, tokohnya Ahmad ibn al-Yakubi, Abu Ja’far Muhammad bin Ja’far bin Jarir al-Tabari. Kemudian ahli ilmu bumi yang terkenal adalah Ibnu Khurdazabah (820-913 M).

5.Perkembangan politik, ekonomi dan administrasi

Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah periode I, kebijakan-kebijakan politik yang dikembangkan antara lain:

a.Memindahkan ibu kota negara dari Damaskus ke Baghdad

b.Memusnahkan keturunan Bani Umayyah

c.Merangkul orang-orang Persia, dalam rangka politik memperkuat diri, Abbasiyah memberi peluang dan kesempatan besar kepada kaum Mawali.

d.Menumpas pemnberontakan-pemberontakan

e.Menghapus politik kasta

f.Para khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri, panglima, gubernur dan para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan Mawali.

g.Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia

h.Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya.

i.Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya dalam pemerintah (Hasjmy, 1993: 213-214).

Selain kemajuan di atas, pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan maju dan menunjukkan angka vertikal. Devisa negara penuh dan melimpah ruah. Khalifah al-Mansur merupakan tokoh ekonomi Abbasiyah yang mampu meletakkan dasar-dasar yang kuat dalam ekonomi dan keuangan negara. Di sektor perdaganganpun merupakan yang terbesar di dunia saat itu dan Baghdad sebagai kota pusat perdagangan.

B.Faktor-faktor Pendukung Masa Keemasan

Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi masa keemasan Bani Abbasiyah, khususnya dalam bidang bahasa, adalah:

1.Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa itu memberi saham-saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

2.Gerakan terjemahan yang berlangsung dalam tiga fase.

a.Fase pertama, pada masa khalifah al-Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan mantiq

b.Fase kedua, berlangsung mulai khalifah al-Ma’mun hingga tahun 300 H.

c.Fase ketiga, berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Bidang-bidang yang diterjemahkan semakin luas.

Dengan gerakan terjemahan, bukan saja membawa kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan umum, tetapi juga ilmu pengetahuan agama. Akan tetapi, secara garis besar ada dua faktor penyebab tumbuh dan kejayaan Bani Abbasiyah, yaitu:

1.Faktor internal: faktor yang berasal dari dalam ajaran Islam yang mampu memberikan motivasi bagi para pemeluk untuk mengembangkan peradabannya.

2.Faktor eksternal, ada 4 pengaruh, yaitu:

a.Semangat Islam

b.Perkembangan organisasi negara

c.Perkembangan ilmu pengetahuan

d.Perluasan daerah Islam.

Adapun penyebab keberhasilan kaum penganjur berdirinya khilafah Bani Abbasiyah adalah karena mereka berhasil menyadarkan kaum muslimin pada umumnya, bahwa Bani Abbas adalah keluarga yang dekat kepada Nabi dan bahwasanya mereka akan mengamalkan al-Qur’an dan Sunnah Rasul serta menegakkan syariat Islam.

C.Lahirnya tokoh-tokoh Intelektual Muslim

Pada masa daulah Bani Abbasiyah, telah banyak tokoh-tokoh intelektual muslim yang berhasil menemukan berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain yaitu :

1.Filsafat

Setelah kitab-kitab filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, kaum muslimin sibuk mempelajari ilmu filsafat, sehingga lahir filosof dunia yang terkenal, yaitu :

a.Abu Ishak al-Hindy (karyanya lebih dari 231 judul)

b.Abu Nashr al-Faroby (karyanya sebanyak 12 buah)

c.Ibnu Sina (karyanya al-Qanun fil al-Thib)

d.Ibnu Bajah

e.Ibnu Thufnil

f.Al-Ghazali (terkenal dengan karyanya Ihya’ Ulumuddin)

g.Ibn Rusyd (terkenal dengan Averoes di wilayah barat).

2.Kedokteran

Daulah Bani Abbasiyah telah melahirkan banyak dokter kenamaan, yaitu:

a.Abu Zakaria Yuhana ibn Masawih

b.Sabur ibn Sahal

c.Abu Zakaria al-Razi (tokoh pertama yang membedakan cacar dengan measles)

d.Ibnu Sina

3.Matematika

Di antara ahli matematika Islam terkenal adalah beliau pengarang kitab Al-Gebra (al-Jabar), ahli matematika yang berhasil menemukan angka nol (0).

4.Farmasi dan Kimia

Di masa para ahli farmasi dan kimia pada masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah adalah Ibnu Baithar (karyanya yang terkenal adalah al-Mughni).

5.Perbintangan

Tokoh ilmu perbintangan antara lain:

a.Abu Manshur al-Falaky

b.Jabir al-Batany (pencipta teropong bintang)

c.Raihan al-Bairleny

d.Abu Ali al-Hasan ibn al-Hitami (terkenal dengan al-Hazen dalam bidang optik).

6.Tafsir dan Hadits

Ilmu tafsir yang berkembang pesat adalah tafsir al-Ma’tsur dan al-Ra’yi di antara tokoh-tokohnya adalah :

a.Ibnu Jarir al-Thabari (ahli tafsir al-Ma’tsur

b.Ibnu Athiyah al-Andalusy (ahli tafsir al-Ma’tsur)

c.Abu Bakar Asam (ahli tafsir al-Ra’yi)

d.Abu Muslim Muhammad (ahli tafsir al-Ra’yi)

Sedangkan tokoh ilmu hadits yang terkenal antara lain :

a.Imam Bukhari

b.Imam Muslim

c.Ibnu Majah

d.Abu Dawud

e.Al-Nasa’i

7.Kalam dan Bahasa

Perdebatan para ahli mengenai dosa, pahala, surga, dan neraka serta pembicaraan mereka mengenai ilmu ketuhanan atau tauhid menghasilkan ilmu, yaitu ilmu tauhid dan ilmu kalam. Para pelopornya adalah Jaham ibnu Shafwan, Wasil bin Atha’.

Sedangkan ilmu bahasa yang berkembang pada waktu itu adalah nahwu, bayan, badi’ dan arudl. Di antara ilmuwan bahasa yang terkenal, adalah:

a.Imam Sibawih (karyanya terdiri dari 2 jilid setebal 1.000 halaman)

b.Al-Kasai

c.Abu Zakaria al-Farra (kitab nahwunya terdiri dari 6.000 halaman)

KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa puncak keemasan daulah Bani Abbasiyah adalah terletak pada periode I yaitu pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan juga terletak pada masa khalifah al-Makmun (putra Harun al-Rasyid). Pada zaman itu juga muncul beberapa intelektual-intelektual muslim yang berhasil menemukan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat penting, baik itu pengetahuan agama ataupun umum. Adapun faktor yang mendukung masa keemasannya terdapat 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maududi,Abul A’la, Khilafah dan Kerajaan,Bandung: Mizan, 2006.

Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam,Semarang: PT. Thoha Putra, 2003.

Syalaby,A., Sejarah dan Kebudayaan Islam,Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1997.

Thohir,Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA