Tipe persendian yang terdapat pada rahang adalah ….

Articles 7 Documents

Search results for , issue "Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)" : 7 Documents clear

Analisis Hubungan Kualitas Hidup Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Mulut (OHRQoL) Dan Status Kecemasan Dengan Status Nutrisi Pada Masyarakat Usia Lanjut Amurwaningsih, Musri; Arum Darjono, Uswatun Nisaa’
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

WHO (1948) mendefinisikan sehat sebagai keadaan yang utuh dari keadaan fisik, mental, dan sosial yang baik dari seorang individu, tidak hanya dari ada atau tidaknya penyakit. Maka pengukuran dilakukan dengan mengukur kualitas hidup dan pengukuran tingkat nutrisi serta dari sisi sosial dapat mengukur tingkat kecemasan individu karena pada masyarakat lanjut usia biasanya mengalami kecemasan.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah lansia di Panti Wredha Pucang Gading Semarang dan  jumlah sampel untuk metode kuantitatif adalah 50 orang lansia. Variabel pengaruh adalah OHRQoL dengan instrumen GOHAI, status kecemasan dengan instrumen HAM-A serta variabel terpengaruh adalah status nutrisi dengan instrumen MNA.Hasil penelitian menunjukkan bahwa  OHRQoL pada lansia di Panti Jompo Pucang Gading, Semarang termasuk kategori rendah, tingkat kecemasan pada lansia termasuk kategori tinggi, status nutrisi pada lansia termasuk kategori tinggi, tidak terdapat hubungan antara OHRQoL dengan tingkat kecemasan pada lansia serta tidak terdapat hubungan antara OHRQoL dengan status nutrisi pada lansia. Kata kunci : OHRQoL, kecemasan, status gizi, lansia 

Efektivitas Ekstrak Daun Dewa (Gynura Pseudochina (Lour.) Dc) Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Pada Plat Dasar Gigi Tiruan Resin Akrilik Rahman, Erwid Fatchur
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Daun dewa is tradional medicine plants, containts flavonoid, saponin alkaloid, tannin and atsiri oil. The aim of this research is to know the effect of daun dewa extract to the growth of candida albicans on acrylic resin denture base.The research used 31 heat cured acrylic resin discuses with 10 mm in diameter and 2 mm in thickness. The subjects were incubated in 10 ml candida albicans suspension for 24 hours at 37⁰C. the subjects were divided into 3 groups . each group consisted of 10 acrilic resin discuses soaked in daun dewa extract with different concentration , 25%, 5%, 10%. The control was soaked in sterile aquades. The duration of soaking was 8 hours at room temperature. The solution 0.,01 ml from serial dilutions 10⁻³ were planted in sabouraund dextrose Agar Media. They were incubated. Four 48 hours at 37⁰ and the colonies of candida albicans were counted. The collected data were analyzed by using one way Analysis varian and t-test.The result showed that there was a significant difference of daun dewa extract among 2,5%, 5% and 10% concentrations to the growth of candida albicans (p

Analisis Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Gaya Hidup Sehat Terhadap Indeks Prestasi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unissula Arum Darjono, Uswatun Nisaa’; Amurwaningsih, Musri
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Masalah kesehatan masyarakat teruatam di negara berkembang menyangkut dua aspek utama. Aspek yang pertama adalah aspek fisik, misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit. Aspek yang kedua adalah aspek non-fisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku kesehatan ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Perilaku manusia merupakan hasil interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentukl pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008 FKG UNISSULA Semarang dan  jumlah sampel untuk metode kuantitatif adalah 44 orang. Variabel pengaruh adalah status kecemasan dengan instrumen HAM-A, variabel terpengaruh adalah status gaya hidup sehat dengan instrumen kuesioner yang diadopsi dari Shizukuishi dkk. (1998) cyt Dewi-Nurul (2005) serta Indeks prestasi kumulatif mahasiswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa  IPK mayoritas mahasiswa termasuk kategori sangat memuaskan (2,76-3,50). Mahasiswa memiliki gaya hidup sehat dalam kategori tinggi. Sebagian besar mahasiswa mengalami kecemasan parah dan mayoritas diderita oleh mahasiswi. Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dan IPK yaitu semakin tinggi IPK maka semakin rendah tingkat kecemasan serta semakin tinggi IPK maka semakin tinggi tingkat gaya hidup sehat.Kata kunci : kecemasan, gaya hidup sehat, Indeks prestasi kumulatif, mahasiswa

Perubahan pada Sendi Temporo-Mandibula dan Otot-Otot Pengunyahan Setelah Perawatan Ortodonti dengan Pencabutan Premolar Aditya, Grahita
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Pencabutan premolar dapat menyebabkan Temporo Mandibular Disorder (TMD) masih diperdebatkan kemungkinan terjadinya karena kesalahan diagnostik atau kesalahan pada mekanoterapi saat dilakukan perawatan. Sebagian besar literature menyatakan bahwa tidak terdapat bukti ilmiah bahwa pencabutan premolar merupakan risiko TMD. Namun ortodontis tetap harus mewaspadai kontak gigi anterior selama perawatan ortodontik dilakukan yang terjadi karena retroklinasi gigi insisif, pendalaman gigit dan interferensi insisal. Penggunaan low force masih menjadi andalan untuk retraksi anterior agar tidak terjadi penurunan dimensi vertikal karena loss anchorage.Operator harus berhati-hati terhadap posisi kaninus yang tegak dan miring ke distal agar tidak terjadi ekstrusi gigi posterior. Beberapa cara telah dikemukakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Diagnosis kelainan Temporo Mandibular Joint (TMJ) dianjurkan untuk dilakukan setiap kunjungan pasien dengan lebih akurat untuk mewaspasai timbulnya kelainan TMJ karena kesalahan perawatan yang dilakukan.Tercapainya relasi sentrik merupakan tujuan ideal perawatan ortodontik, sehingga penentuan relasi sentrik pra perawatan merupakan hal yang esensial. Perawatan ortodontik secara umum cenderung memperbaiki daripada memperburuk kondisi TMJ.Kata Kunci : Pencabutan premolar, TMJ, TMD, otot pengunyahan, perawatan ortodontik

Pengaruh Metode Menggosok Gigi Sebelum Makan Terhadap Kuantitas Bakteri Dan Ph SALIVA Praptiningsih, Rahmawati Sri; Eko Ningtyas, Endah Aryati
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Waktu kegiatan menyikat gigi yang selama ini sering dilakukan adalah adanya anjuran menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur tetapi dewasa ini mulai ditelaah kerugian dari waktu tersebut karena ditemukan banyak keluhan nyeri secara primer diawali dengan adanya nyeri karena abrasi atau erosi gigi. Dan juga tidak dapat diabaikan karena keluhan tersebut akan sampai pada tahap perawatan jaringan pulpa karena keluhan yang meningkat dari pasien.Metode Penelitian ini adalah eksperimental semu atau quasi experimental. Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah post test only group design. Dalam penelitian ini 3 unsur utama dalam penelitian eksperimental terpenuhi yaitu : peneliti melakukan intervensi kepada sampel dengan cara meminta sampel melakukan sikat gigi dengan waktu tertentu yaitu dilakukan sebelum makan, pengambilan sampel dilakukan dengan cara random ( acak) dimana masing- masing subyek penelitian mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dan ada kelompok kontrol yaitu kelompok yang melakukan metode menyikat gigi setelah makan. Karena jumlah populasi berjumlah kurang dari 100 orang maka pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dimana jumlah populasi yang ada digunakan sebagai sampel. Sedangkan sampel yang digunakan untuk uji kuantitas bakteri sebanyak 16 saliva yang diambil dari 8 dari masing- masing kelompok menyikat gigi sebelum makan dan kelopok menyikat gigi setelah makan.Hasil penelitian adalah Tidak ada perbedaan pengaruh menyikat gigi sebelum makan dengan menyikat gigi setelah makan terhadap pH saliva. Tidak ada beda kuantitas bakteri di permukaan gigi pada tindakan menyikat gigi sebelum makan dan setelah makan. pH saliva 5 menit setelah makan belum banyak terjadi perubahan dibanding pH awal sebelum sikat gigi pada metode menyikat gigi sebelum makan. pH saliva 15 menit dan 30 menit setelah makan menunjukkan perubahan pH lebih menurun (asam) dibandingkan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi sebelum makan. pH saliva 5 menit setelah makan belum banyak terjadi perubahan dibanding pH awal sebelum sikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. pH saliva 15 menit setelah makan menunjukkan perubahan pH lebih menurun (asam) dibandingkan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. pH saliva 15 menit setelah makan hampir serupa dengan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. Kata Kunci : metode menyikat gigi, pH saliva, waktu menyikat gigi

Bernafas Lewat Mulut Sebagai Faktor Ekstrinsik Etiologi Maloklusi (Studi Pustaka) Putri Kusuma, Andina Rizkia
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Penyebab utama terjadinya pernafasan mulut adalah karena ketidak mam- puan bernafas secara optimal melalui hidung (Achmad, 2005). Kelainan intranasal merupakan salah satu etiologi bernafas lewat mulut (Finn, 1973). Alergi dan kea- daan septum nasi yang bengkok menyebabkan aliran udara pernafasan tersumbat, sehingga tubuh akan mengalihkan fungsi hidung ke mulut agar tetap mendapatkan asupan oksigen yang cukup (Achmad, 2005; Purwanegara, 2005). Mulut yang berfungsi sebagai jalan nafas akan selalu berada dalam keadaan terbuka, mengaki- batkan gigi-gigi atas dan bawah tidak dapat berkontak secara optimal sehingga memungkinkan terjadi erupsi berlebih gigi-gigi posterior. Rahang bawah yang tu- run untuk memperlancar asupan udara pernafasan lewat mulut, menyebabkan gangguan pertumbuhan rahang sehingga memungkinkan berkembangnya malok- lusi (Padolsky, 2005; Purwanegara, 2005).Telaah pustaka ini menyimpulkan bahwa (1) Bernafas lewat mulut berpengaruh terhadap struktur kraniofasial, menye- babkan rahang bawah berotasi ke posteroinferior, pertumbuhan rahang ba- wah dalam arah vertikal berlebih, rahang atas dan bawah retrognatik, serta kontraksi lengkung gigi rahang atas. (2) Bernafas lewat mulut juga bepengaruh terhadap gigi-geligi, cenderung menimbulkan maloklusi Angle Kelas II divisi 1, peningkatan jarak gigit, gigitan terbuka anterior, gigitan silang posterior, dan gigi berjejal.Kata Kunci : bernafas lewat mulut, etiologi maloklusi

Manajemen Natal Teeth (Laporan Kasus) Christiono, Sandy
Majalah Ilmiah Sultan Agung Vol 48, No 123 (2010): Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung, Juli 2010 (Edisi Khusus FKG)
Publisher : Majalah Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Natal teeth merupakan gigi yang tumbuh pada awal masa klehiran dan hampir seluruhnya kasus terjadi pada masa gigi desidui. Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan Natal teeth menimbulkan masalah komplikasi yang serius, kompikasi yang sering terjadi yaitu adanya iritasi pada lidah bayi dan piting ibu saat menyusui.yang perlu jadi perhatian yaitu tertelannya gigi yang dapat menyebabkan gangguan pada bayi. Dilaporkan seorang ibu baru melahirkan normal seorang bayi laki-laki 1 hari dan terdapat benjolan keras pada regio anterior mandibulla. Pada pemeriksaan intraoral terdapat gigi insisifus yang tumbuh diregio mandibula yang masih tertutupi olej gingival dan gigi lainnya belum erupsi. Dilakukan observasi dan evalusi secara rutin untuk memantau perkembangan dari natal teeth sebelum terjadi komplikasi lain. Dapat disimpulkan dengan management penanganan yang baik akan memberikan hasil yang baik bagi ibu dan bayi.Kata kunci: manajemen, natal teeth