1. Isyraf
a. Pengertian Israf
Kata israfberasal dari bahasa Arab asrofa-yusrifu-isroofanberarti bersuka ria sampai melewati batas. Israfialah suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas (berlebihan) diartikan melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan aturan (nilai) tertentu yang berlaku. Secara istilah, melampaui batas (berlebihan) dapat dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk memuaskan kesenangan diri secaraberlebihan. Beberapa pendapat tentang pengertian israf adalah sebagai berikut;
1) membelanjakan/memberikan sesuatu untuk hal yang tidak selayaknya sebagai tambahan atas apa yang selayaknya.
2) membelanjakan harta yang banyak untuk tujuan yang sangat sedikit.
3) melebihi batasan dalam pembelanjaan harta.
4) seseorang memakan harta yang tidak halal baginya atau memakan yang halal baginya memlebihi batas dan melebihi kadar kebutuhan.
5) Sebagian pendapat menyatakan, artinya melebihi kuantitas yang normal, karena tidak memahami batasan kuantitas yang menjadi haknya
Dengan demikian pengertian Israaf adalah tindakan seseorang yang melampauhi batas yang telah ditentukan oleh syariat. Orang yang membasuh wajah ketika berwudlu melebihi tiga basuhan berarti termasuk isrof/ berlebihan, karena ketentuan yang disunatkan hanya tiga basuhan yang merata. Namun pengertian isrof biasanya sering digunakan dalam hal membelanjakan harta, bukan pada masalah ibadah. Misalkan membelanjakan harta untuk makan, minum, pakaian dan berkendara yang berlebihan melebihi batas kewajaran dan kepatutan.Pada kehidupan modern, sifat melampaui batas (berlebihan) itu mengancam masa depan umat manusia, terutama kalangan generasi mudanya. Nabi Muhammad saw, bersabda yang artinya Binasalah orang-orang yang melampaui batas (berlebihan) (HR.Muslim)Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah. Israfadalah perbuatan yang tidak di senangi oleh Allah karena perbuatan ini merupakan bagian dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh Allah.“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf [7]: 31)
b. Bahaya PerilakuIsraf
Perbuatan israf dapat terjadi berkaitan dengan penggunaan harta dan berkaitan dengan ibadah. Perbuatan melampaui batas atau berlebihan dalam ibadah mengakibatkan amal ibadah seseorang terhenti, karena manusia mempunyai sifat tabiat cepat bosan dan terbatas. Dengan sendirinya sikap sabar akan mampu melawan perbuatan berlebih-lebihan atau melampaui batas ini. Imam Asy Syatibi berpendapat bahwa bahaya sikap melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yarg dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum. Beliau mengatakan bahwa kesempitan tidak dihilangkan dari seorang mukallaf karenadua segi, pertama, khawatir terputus amalnya di tengah jalan, membenci ibadah, dan tidak suka melaksanakan beban agama. Kedua, khawatir menimbulkan pengurangan amal dengan bermalas-malasan. Kadang-kadang menekuni sebagian amal dapat melalaikan dan menghentikan amal lainnya. Kadang-kadang ia bermaksud menjalankan keduanya dengan susah payah, tetapi akhirnya ia terhenti ataupun bahkan meninggalkan amal kebaikan keduanya.
c. Bentuk Perilaku Israf
Diantara contoh sikap israf adalah dalam bentuk pamer kekayaan dan berjiwa sombong, hal yang demikian ini akan menyebabkan kehancuran pada diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Apabila tidak terdapat kontrol tersebut, maka akan berakibat sikap melampaui.batas. Sikap orang yang mendambakan kemewahan dunia semata-mata, merupakan sikap yang tidak disukai Allah dan tidak memperoleh manfaat apapun baik di dunia dan di akhirat. Perbuatan berlebihan atau melampaui batas ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap nikmat yang telah diberikan Allah. Setiap muslim harus menyadari bahwa segala sesuatu yang dimilikinya adalah milik Allah, Allah akan melapangkan rezeki dan menyempitkannya, sesuai dengan kehendak dan rida-Nya dan sesuai dengan kebijaksanaan dan ketetapan yang telah digariskan-Nya. Hendaknya pada diri setiap muslim harus tertanam sikap rida terhadap apa yang diberikan Allah dan sadar semua nikmat yang diperolehnya itu hanya berasal dari Allah serta pengingkaran terhadap nikmat Allah dan Rasul-Nya tidak akan memperoleh keuntungan sedikit pun.Perbuatan melampaui batas atau berlebihan ini tidak hanya terhadap nikmat- nikmat Allah sefriata, aalam hal beribadah pun Allah sangat membencinya. Perbuatan melampaui batas (berlebihan) dalam agama akan terputus. Maksudnya melarang seseorang melampaui batas dalam ibadah sunah sehingga menimbulkan kebosanan yang berakibat meninggalkan ibadah yang yang lebih utama atau meninggalkan ibadah yang disyariatkan, bukan berarti melarang seseorang mencari kesempumaan dalam beribadah karena termasuk halhal yang terpuji. Seperti, orang yang mengerjakan salat tahajjud semalam suntuk sehingga di akhir malam ia mengantuk dan tertidur sampai meninggalkan salat subuh.
Diantara bentuk perbuatan israfadalah
1) Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan yang terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuk manusia.
2) Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan tersedia.
3) Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh masyarakat.
4) Melakukan segala sesuatu yang berlebiha, contohnya terlalu banyak tidur bisa menyebabkan berbagai penyakit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal
5) Melakukan pekerjaan yang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka dengan halhal yang bersifat hura-hura
6) Memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.
b. Menghindari PerilakuIsraf
Rasulullah saw. melarang umatnya berpuasa terus-menerus, melarang salat di seluruh malam untuk memberi hak anggota tubuh istirahat, melarang membujang bagiyang mampu menikah, atau melarang meninggalkan makan daging. Adapun amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dikerjakan terus-menerus (istiqamah) menurut syarak meskipun sedikit. Islam mengajarkan kebersahajaan. Setiap muslim dilarang mengikuti nafsu syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan akal sehat. Sebagian besar keburukan itu disebabkan seseorang tidak sanggup mengendalikan nafsunya. Janganlah mendekati hal-hal yang dapat mendorong diri untuk berbuat yang tidak baik ataupun melampaui batas. Orang yang memiliki kesederhanaan tidak suka melakukan sesuatu yang melebihi kewajaran, karena akan merendahkan diri sendiri di hadapan makhluk atau pencipta-Nya.
Diantara dampak yang ditimbulakan akibat dari perbuatan israf, yaitu :
1) Dibenci oleh Allah
2) Menjadi sahabat setan
3) Menjadi orang yang akan tercela dan menyesal
4) Menjadi orang yang tersesat
c. Hikmah
1) Sikap israf adalah salah satu sikap tercela yang sangat merusak bagi pelaku sendiri maupun orang lain yang terkena dampak tingkah lakunya. Sifat melampaui batas (berlebihan) ini mengancam masa depan manusia.
2) Setiap muslim dilarang mengikuti nafsu syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan akal sehat, dan setiap pelampauan batas akan selalu dibarengi oleh kekuatan jahat, yakni setan yang menghiaskan keburukan sehingga dirasa sebagai kebaikan.
3) Perbuatan berlebihan atau melampaui batas ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap nikmat yang telah diberikan Allah.
4) Sikap melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yarg dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.
d. Tabdzir
a. Pengertian Tabdzir
Kata tabzir/pemborosan dalam bahasa Arab berasal dari kata badzara-yubadzdzirutabdziiron dipahami oleh ulama dalam arti pengeluaran yang bukan haq. Kata tabzirberarti menggunakan/membelanjakan harta kepada hal yang tidak perlu. Pengertian lain dari tabzir adalah membelanjakan harta tidak sesuai dengan hak (peruntukan) harta tersebut atau tidak layak menurut ketentuan syariat. Dengan demikian semua bentuk penggunaan harta untuk perbuatan haram atau makruh menurut syariat adalah perbuatan tabdzir. Orang yang melakukannya disebut mubadzir. Contoh membeli alat untuk melakukan kejahatan, atau membelajakan harta untuk sesuatu yang sama sekali tidak ada manfaatnya secara agama, maka termasuk mubadzir.
Dengan demikian, bukanlah termasuk perbuatan tabdzir tindakan membelanjakan harta sebanyak apapun jumlahnya untuk kebaikan yang disyariatkan agama. Pendapat lain menyatakan bahwa tabdzir adalah membagi-bagikan harta dalam bentuk yang termasukberlebih-lebihan. Dengan pengertian ini berarti perbuatan isrof adalah termasuk tabdzir.“dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al Isra’ [17]: 26-27)
e. Bahaya PerilakuTabdzir
Setiap orang selalu berpikir dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih kemewahan kehidupan dunia sebagai suatu yang menyenangkan dan membahagiakan, tanpa memperhatikan ketentuan agama. Anggapan dan keinginan seperti itu sampai sekarang terus mewarnai sebagian masyarakat, berkeinginan memiliki harta kekayaan yang melimpah sekalipun dengan jalan yang tidak wajar, tidak sesuai dengan peraturan negara dan hukum agama. Akibatnya, timbullah kecurangan dimana-mana yang merugikan semua pihak. Allah melarang kaum muslimin mencari kekayaan dengan cara yang batil, dan melarang membelanjakan harta yang dikuasai secara boros. Larangan dimaksudkan agar setiap muslim dapat mengatur nilai pengeluaran sesuai keperluannya, tepat yang dituju sebagimaha ketentuan agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya secara boros hanya untuk kesenangan semata. Pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran pada diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Jika kontrol tersebut tidak ada, maka akan berakibat menimbulkan sikap pemborosan yang dilarang dalam Islam. Sikap orang yang mendambakan kemewahan dunia semata sebagai tabiat buruk yang harus ditinggalkan karena Allah memberikan pelajaran bahwa Qarun dengan harta kekayaannya telah dibenamkan ke dalam bumi. Ternyata harta yang tidak diridai Allah tidak memperoleh manfaat apa-apa.
Sayyidina Abu Bakar r.a. menyerahkan semua hartanya kepada Nabi saw. dalam rangka berjihad di jalan Allah. Sayyidina ‘Utsman r.a., membelanjakan separuh hartanya. Nafkah mereka diterima Rasulullah saw. dan beliau tidak menilai mereka sebagai para pemboros. Sebaliknya, membasuh wajah lebih dari tiga kali dalam berwudhu’, dinilai sebagai pemborosan, walau ketika itu yang bersangkutan berwudhu’ dari sungai yang mengalir. Jika demikian, pemborosan lebih banyak berkaitan dengan tempat bukannya dengan kuantitas.Rasulullah, ketika melihat seorang laki-laki berwudu lain beliau bersabda, “Janganlah kamu berlebih-lebihan. Janganlah kamu berlebih-lebihan.” Berikut adalah beberapa tindakan yang tergolong sebagai perbuatan tabzir, yaitu :
1) Membantu orang lain dalam kemaksiatan. Contoh: memberi sumbangan kepada orang untuk meminum-minuman keras
2) Mengkonsumsi makanan yang tidak ada manfaatnya dan membahayakan
3) Orang yang bersodakoh tetapi tidak ikhlas
4) Merayakan Hari Raya lebaran dengan berlebihan
5) Merayakan pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syari’at
f. Menghindari PerilakuTabdzir
Islam menganjurkan hidup sederhana dan tidak boleh sombong dengan menzalimi diri sendiri ataupun orang lain, karena perilaku zalim akan berakibat menyengsarakan diri sendiri ataupun orang lain. Melalui sunahnya, Rasulullah saw. menjelaskan secara tegas larangan makan, minum, dan berpakaian secara berlebihan. Segala sesuatu yang dilarang Allah dan Rasul-Nya pastinya terdapat madarat yang sangat merugikan bagi kehidupan manusia. Hidup sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi hidup yang sederhana sebatas mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa berlebih-lebihan. Karena itu, segala hal yang berlebihan tidak akan memperoleh kebaikan bagi yang melakukannya. Sesungguhnya orang yang dapat menerima dengan baik dan mengamalkan nasihat yang benar hanyalah orang-orang yang sabar dan tekun. Termasuk di dalamnya orang yang patuh meiaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka menerima dengan baik dan ikhlas apa yang diberikan Allah kepadanya. Selalu berusaha sesuai ketentuan-Nya serta membelanjakan hartahya untuk kepentingan diri maupun masyarakat.
Persaudaraan setan dengan pemboros adalah persamaan sifat-sifatnya, serta keserasian antar keduanya. Mereka berdua sama melakukan hal-hal yang batil, tidak pada tempatnya. Persaudaraan itu dapat dipahami sebagai kebersamaan dan ketidakberpisahan setan dengan pemboros. Ini karena saudara biasanya selalu bersama saudaranya dan enggan berpisah dengannya. Atau dalam arti kebersamaan pemboros dengan setan secara terus-menerus, dan demikian juga setan dengan pemboros, seperti dua orang saudara sekandung yang sama asal usulnya, sehingga tidak dapat dipisahkan.
Penyifatan setan dengan kafûr/sangat ingkar merupakan peringatan keras kepada para pemboros yang menjadi teman setan itu, bahwa persaudaraan dan kebersamaan mereka dengan setan dapat mengantar kepada kekufuran. Betapa tidak, bukankah teman saling pengaruh mempengaruhi, atau teman sering kali meniru dan meneladani temannya.Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari perbuatan tabzir, yaitu :
1) Mendapat murka Allah
2) Mendapat siksa yang teramat pedih oleh Allah
3) Mendapat kesengsaraan dunia dan akhirat
4) Mendapat cacian dari orang lain
g. Hikmah
1) Setiap muslim dilarang bersikap boros karena boros merupakan tabiat setan. Sikap boros akan menimbulkan kerugian dan kesengsaraan hidup di kemudian hari. Seorang muslim dalam membelanjakan hartanya harus dengan kalkulasi yang matang menyangkut manfaat dan madaratnya.
2) Larangan keras membelanjakan harta dengan cara sesuka hatinya yang akan berakibat pada kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat. Allah memerintahkan setiap muslim agar dapat mengatur keseimbangan pengeluaran dan pemasukan sesuai dengan keperluan secara wajar sehingga akan dapat menjamin kehidupan yang teratur dan sejahtera.
h. Bakhil
1) Pengertian Bakhil/Kikir
Bakhil/kikir ialah menahan harta yang seharusnya dia keluarkan. Al-Jurjani dalam kitab At-Ta’rifatmendeϐinisikan bakhil dengan menahan hartanya sendiri, yakni menahan memberikan sesuatu pada diri dan orang lain yang sebenarnyatidak berhak untuk ditahan atau dicegah, misalnya uang, makanan, minuman, dan lain-lain. Ketika orang memiliki uang, makanan, dan minuman yang mestinya bisa diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian enggan untuk memberikannya, maka ia adalah bakhil. Dalam Tafsir Al-Maraghi Jilid IV,Musthafa al Maraghi menjelaskan, bakhil adalah tidak mau menunaikan zakat dan enggan mengeluarkan harta di jalan Allah. Sebagai contoh, dia mempunyai kemampuan untuk membayar zakat tapi dia tahan (tidak menunaikannya), atau dia seorang yang memiliki banyak harta tapi manakala datang fakir miskin untuk meminta haknya justru tidak dia beri.Bakhil adalah sifat yang tercela karena sifat ini terlahir dari godaan syaithan. Bakhil dijadikan oleh syaithan sebagai jalan untuk menuju jalan ke neraka. Dalil yang melarang dari perbuatan bakhil di antaranya adalah QS Al Isra: 29-30 dan hadis Nabi SAW,29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. 30. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hambahamba-Nya.Dari sahabat Abu Hurairah ra beliau berkata, Rasullullah saw telah bersabda, ‘Jauhillah tujuh kehancuran yang dapat menimpa kalian.’ Lalu (shahabat) bertanya, ‘Apakah itu wahai Rasulullah?’ Lalu beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah, kikir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh zina wanita mukminat yang suci. (HR. an-Nasa`i)
Banyak contoh tentang kehancuran orang-orang yang bakhil. Salah satunya adalah Qarun sebagai raja kebakhilan yang pernah muncul di muka bumi ini. Di mana Allah akhirnya menenggelamkannya beserta pengikut dan hartanya. Kisah detailnya bisa dibaca dalam Al-Qur`an pada surah Al-Qashash. Hal ini perlu kita cermati sebagai pelajaran bahwa bakhil dapat membawa kehancuran di dunia dan di akhirat. Sifat bakhil muncul diakibatkan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, tidak adanya keyakinan tentang kemuliaan yang ada di sisi Allah, tamak dan kagum kepada diri sendiri serta sebab-sebab lainnya.Apapun posisi dan kedudukan kita, janganlah berbuat bakhil, bila kita sebagai suami janganlah bakhil pada istri dan anak-anak tentu dengan tidak mengajari sifat boros kepada mereka. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:Dari sahabat Abu Abdillah atau terkadang dipanggil Abu Abdirrahman Tsauban berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik dinar yang diinfakkan seseorang adalah dinar yang dia infakkan kepada keluarganya dan dinar yang diinfakkan untuk membeli kendaraan perang di jalan Allah, serta dinar yang diinfakkan untuk saudaranya untuk perang di jalan Allah. (HR. Muslim).
1. Bahaya Perilaku Bakhil
a. Mengakibatkan dosa besar
Islam menganggap bakhil sebagai perbuatan dosa besar. Hal ini telah dijelaskan oleh Al-Qur’an :Sekali-kali janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran : 180).
b. Mengikuti jejak setan
Perbuatn kikir dapat di sebabkan beberapa faktor, karena hartanya merasa milik sendiri dan karena takut harta mereka berkurang, keduanya merupakan tipu daya setan. Sebagai mana tercantum dalam Q.S Al-Baqoroh: 268,syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya
dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.
c. Penghalang masuk surga
Allah memberikan pada orang kikir supaya merubah cara mereka berpikir dan alloh swt, telah memberi mereka banyak karunia baik berupa harta, ilmu, kemegahan, maupun macam – macam kedunian lainnya, akan tetapi setelah karunia itu diterimanya justru dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dia enggan memeberikan sedekahnya untuk orang lain. Dalam sebuah hadis rosul menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan masuk surga.
Tidak akan masuk surga orang yang menipu, bakhil (kikir) dan orang yang buruk (H.R Tirmidzi)
d. Rizki menjadi sempit
Pelaku kikir/bakhil beranggapan bahwa kekikiran menguntungkan harta benda orang kikir beranggapan bahwa menyimpan harta untuk dirinya sendiri itu baik, Akan tetapi secara tidak sadar mereka telah di perbudakkan oleh harta itu sendiriDari Asma’ra, ia berkata : Nabi SAW berpesan kepadaku,Janganlah kamu bakhil, yang menyebabkan kamu disempitkan rezqimu. (HR. Bukhari)
e. Sumber malapetaka kemanusiaan
Penyakit bakhil akan menyebabkan malapetaka yang besar terhadap suatu masyarakat. Penyakit ini bisa menanamkan rasa dengki dan iri hati dalam jiwa orang-orang fakir miskin terhadap orang-orang kaya yang bakhil. Sebagai akibatnya, orang-orang miskin tersebut akan mencari-cari kesempatan yang tepat untuk melampiaskan rasa kedengkiannya terhadap orang-orang kaya yang bakhil, dan berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan mereka.Sebagiman tercantum dalam Q.S Al Lail Ayat 8-118. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup 9. serta mendustakan pahala terbaik, 10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. 11. dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
2. Menghindari Perilaku Bakhil
a. Keyakinan bahwa segala sesuatu itu milik Allah
Ketika seeorang telah merasa bahwa segala sesuatu milik Allah maka ia tidak merasa memiliki terhadap benda andi kata ia diberi keleluasaan rizki oleh Allah maka hatinya akan terdorong untuk bersedakah. Sebagaimana firman Allah Q.S Ali Imron : 109Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.
b. Banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
Konsekwensinya jika seorang menyukuri nikmat Allah . Maka Dia memberi tambahan yang lebih baik. Namun apabila mengingkarinya maka ingtlah sesungunya azab-Nya sangat pedih. Karena sesungguhnya kebersyukuran manusia hakikatnya untuk dirinya sendiri.
c. Gemar melakukan kegiatan sosial dengan infak dan sedekah
Kegemaran mengikuti kegiatan yang dinilai agama sebagai kebaikan akan memberi motifasi tersendiri untuk melaksakan anjuran agama seperti infak dan sedekah sehingga tumbuh keyakinan bahwa infak dan sedekah bernilai poditif baik pada sisi jasmani dan rohani sekaligus menampik anggapan bahwa infak dan sedekah akan menjadikan manusia miskin.
d. Memohon perlindungan dari Allah dari sifat bakhil/kikir
Ada sebuah do’a sederhana yang jaami’(singkat dan syarat makna) yang sudah sepatutnya kita menghafalkannya karena amat bermanfaat. Do’a ini berisi permintaan agar kita terhindar dari penyakit hati yaitu pelit lagi tamak yang merupakan penyakit yang amat berbahaya.
3. Hikmah
a. Salah satu akhlak tercela yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang adalah sifat bakhil atau kikir. Mengingat besarnya pengaruh yang akan muncul dari sifat ini, tentunya kita harus menghindarinya.
b. Sifat bakhil adalah pokok dari semua kehinaan. Menandakan sedikitnya akal dan jeleknya pembinaan. Mengajak manusia kepada kebiasaan-kebiasan yang tercela. Tidak bisa bersatu dengan keimanan dalam hati manusia. Karena pada hakikatnya kebakhilan akan menyebabkan kehancuran dan rusaknya akhlak manusia.
c. Manusia diharapkan senantiasa berusaha menjauhkan diri kita dari sifat bakhil dan menghisi diri dengan melatih dan membiasakan aneka kebaikan dengan harapan sifat bakhik/ kikir dapat lenyap dan berganti dengan sifat kedermawanan yakni gemar sedekah dan berinfak.