Tindakan apa yang dilakukan jika ada bahan kimia yang bersifat asam dan basa tertelan jelaskan

Asam klorida sebenarnya diproduksi dalam lambung untuk mencerna makanan. Akan tetapi, asam klorida juga dapat dibentuk secara sintetis dan berbahaya apabila terkena kulit. Umumnya asam klorida digunakan dalam proses pembuatan baja untuk mobil dan jembatan.

Sebenarnya selain asam klorida, masih terdapat banyak senyawa kimia lainnya yang berbahaya jika terkena kulit karena dapat menyebabkan luka bakar. Saat secara tidak sengaja terpercik dengan asam klorida, Anda perlu dengan segera mengatasinya.

Pertolongan pertama bila kulit terkena percikan asam klorida

Langkah utama sebelum menerapkan pertolongan pertama bila kulit terkena percikan asam klorida adalah menelpon 112 atau ambulans di rumah sakit terdekat. 

Setelahnya, Anda baru bisa melakukan pertolongan pertama untuk mencegah makin parahnya kulit yang terpercik asam klorida. Berikut adalah langkah-langkah pertolongan pertama bila kulit terkena percikan asam klorida.

1. Gunakan pelindung

Sebelum melakukan pertolongan pertama bila kulit terkena percikan asam klorida, gunakan sarung tangan atau pelindung lainnya pada tangan agar Anda tidak terkena asam klorida yang ada pada kulit penderita.

2. Melepaskan baju yang terpercik asam klorida

Pertolongan pertama bila kulit terkena percikan asam klorida adalah dengan melepaskan baju yang terkena asam klorida dari kulit penderita. Lepas kain secara perlahan agar tidak menyentuh daerah lainnya.

Jika memungkinkan, sebaiknya robek atau gunting baju untuk melepaskannya dari penderita. Jangan lap daerah kulit yang terpercik asam klorida karena cairan dapat menyebar dan melukai bagian kulit lainnya.

Selain baju, Anda juga bisa melepaskan perhiasan atau pernak-pernik lainnya yang melekat pada daerah kulit yang terpercik asam klorida.

3. Bersihkan daerah yang terpercik asam klorida

Alirkan air sejuk yang bersih secara perlahan pada kulit yang terpercik asam klorida selama setidaknya 20 menit. Pastikan air yang dialirkan tidak tertumpah atau terkena daerah tubuh lainnya.

Jangan mengelap seusai mengalirkan air pada kulit yang terpercik asam klorida. Biarkan air mengalir begitu saja tanpa perlu diusap.

Anda tidak perlu mengoleskan ataupun memberikan antibiotik atau senyawa kimia apapun pada kulit yang terpercik asam klorida, cukup gunakan air sejuk yang bersih saja.

4. Lapisi bagian kulit yang terpercik asam klorida

Anda dapat mengalirkan air hingga bantuan tiba, atau Anda dapat melapisi luka bakar akibat terpercik asam klorida dengan kain kasa atau kain bersih biasa yang kering. Ikat pada luka dengan kain secara longgar.

Penanganan bila kulit terkena percikan asam klorida

Saat bantuan sudah tiba dan penderita percikan asam klorida sudah dibawa ke rumah sakit, dokter akan segera membasuh kembali asam klorida pada luka bakar dengan air sampai cairan asam klorida sudah benar-benar hilang.

Kemudian, dokter akan membersihkan luka bakar dan melapisinya dengan penutup luka yang sesuai. Dokter juga dapat memberikan penanganan tertentu untuk mengurangi rasa nyeri akibat luka bakar.

Jika diperlukan, dokter akan menyuntikkan vaksin tetatus untuk mengurangi risiko penderita mengalami infeksi bakteri tetanus.

Pada kasus yang parah, penderita harus dirawat inap dan menjalani bedah untuk mengganti bagian kulit yang terpercik asam klorida dengan bagian kulit di daerah tubuh lainnya. Bila asam klorida terpercik di mata, penderita akan memerlukan penanganan dari ahli spesialis mata.

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 7 are not shown in this preview.

Keracunan adalah kondisi yang memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, Anda perlu tahu cara mengatasi keracunan, agar dapat membantu memberikan pertolongan pertama sebelum bantuan medis tiba.

Sebelum mendapatkan penanganan medis, ada beberapa cara mengatasi keracunan yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah kondisi penderita keracunan bertambah parah, termasuk risiko yang mengancam nyawa.

Cara Mengatasi Keracunan

Keracunan terjadi saat seseorang menelan, menghirup, atau menyentuh zat yang berbahaya bagi tubuh. Gejala keracunan mencakup sakit perut, muntah-muntah, diare, kehilangan nafsu makan, sesak napas, kesulitan menelan, kulit memerah, bibir membiru, kejang-kejang, hingga hilang kesadaran.

Apabila ada seseorang di sekitar Anda yang mengalami gejala keracunan, tetap tenang dan segera hubungi rumah sakit terdekat. Sambil menunggu bantuan, Anda dapat memberikan pertolongan pertama sesuai dengan penyebab keracunan yang dialami:

Racun yang tertelan

Pada kasus racun yang tertelan, berikut cara mengatasinya:

  • Minta penderita untuk meludahkan sisa racun yang masih ada di mulut. Namun, jangan memaksa penderita untuk memuntahkan racun yang sudah tertelan, karena justru bisa berbahaya.
  • Jika penderita muntah secara tidak sengaja, segera bersihkan mulut dan tenggorokannya. Caranya, balutkan kain bersih ke jari dan tangan Anda, lalu  gunakan jari Anda untuk membersihkan mulut dan tenggorokannya.
  • Bila penderita tidak sadarkan diri, cobalah untuk membangunkannya, lalu minta ia untuk meludahkan sisa racun yang masih terdapat di mulutnya.
  • Sambil menunggu pertolongan medis datang, baringkan penderita dengan posisi miring ke arah kiri dan berikan bantal atau penyangga pada punggungnya. Tarik dan tekuk tungkai yang berada di atas ke arah depan. Posisi seperti ini disebut posisi pemulihan (recovery position).
  • Jika korban keracunan sadar, minta ia untuk duduk dan pastikan penderita tetap sadar hingga tim medis datang.
  • Jika zat berbahaya tersebut mengenai baju atau kulit penderita, segera bersihkan.
  • Apabila korban keracunan tidak bernapas, lakukan prosedur CPR (resusitasi jantung paru) jika Anda mengetahui caranya.

Racun yang terhirup

Untuk kasus racun yang terhirup, berikut adalah pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan:

  • Apabila penderita menghirup racun dari udara yang tercemar, misalnya gas karbon monoksida, segera bawa ia keluar dari lokasi untuk menghirup udara yang lebih bersih.
  • Jika penderita muntah  dalam posisi berbaring, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah ia tersedak.
  • Apabila penderita tidak responsif, napasnya terhenti, atau tidak bernapas, lakukan prosedur CPR selagi menunggu bantuan medis datang.

Racun yang mengenai kulit

Untuk mengatasi racun yang mengenai kulit, berikut adalah langkah yang perlu dilakukan:

  • Jika kulit terpapar zat beracun, segera lepaskan pakaian yang dikenakan menggunakan sarung tangan.
  • Bersihkan kulit dari racun dengan cara mencucinya menggunakan air dan sabun selama 15-20 menit.
  • Jika kondisi kulit terlihat semakin parah atau mengalami pembengkakan, segera cari bantuan medis di rumah sakit terdekat.

Keracunan bisa terjadi di mana saja. Maka dari itu, kita perlu mengetahui cara mengatasinya dengan tepat, agar penderita keracunan dapat segera ditangani sambil mencari atau menunggu bantuan medis.

Terakhir diperbarui: 13 Juni 2019

Luka bakar tidak selalu terjadi karena paparan panas, misalnya api dan terkena knalpot. Bahan kimia juga bisa menimbulkan luka bakar yang perlu ditangani dengan serius. Lantas, jika mengalami luka bakar kimia, bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan lengkapnya di sini.

Luka bakar kimia adalah kerusakan jaringan yang terjadi akibat paparan terhadap zat kimia.

Beberapa zat kimiawi yang bisa menyebabkan luka bakar, yaitu zat asam yang kuat, pembersih saluran air, pengencer cat, dan bensin.

Luka bakar bisa terjadi di kulit, mata, atau bahkan bagian dalam tubuh. Luka dapat terjadi cukup dalam dan menyebabkan bekas luka bakar yang terlihat.

Bahkan, luka bakar ini bisa lebih serius dibandingkan luka bakar akibat api atau suhu yang panas. Ini karena zat kimia bisa menempel pada tubuh untuk waktu yang cukup lama dan menyebabkan luka terus bertambah parah.

Oleh karena itu, pertolongan pertama yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah luka akibat zat kimia bertambah parah dan menghindari terjadinya komplikasi yang mungkin berakibat fatal.

Apa saja penyebab luka bakar kimia?

Luka bakar kimia terjadi akibat adanya paparan terhadap zat kimia secara langsung dengan bagian tubuh tertentu.

Luka bakar umumnya langsung disadari. Namun terkadang, kondisi ini juga bisa terjadi tanpa diketahui jika disebabkan oleh zat kimia yang cukup ringan.

Paparan zat kimia ini bisa berupa terkena zat langsung atau uap dari zat tersebut.

Pada sebagian besar kasus, kondisi ini terjadi akibat tidak sengaja menumpahkan zat kimia berbahaya, misalnya ke tangan. Namun, luka bakar juga bisa terjadi jika zat kimia ini tertelan atau terhirup.

Paparan pun dapat terjadi di mana saja, baik di rumah, tempat kerja, sekolah, serta akibat kecelakaan atau bisa juga karena penyerangan.

Kebanyakan zat kimia yang bisa menimbulkan luka adalah zat kimia yang sangat asam atau yang sangat basa, contohnya asam hidroklorik atau natrium hidroksida.

Contoh bahan kimia lainya yang bisa menimbulkan luka bakar kimiawi, yaitu sebagai berikut.

  • cairan asam baterai atau aki mobil,
  • zat pemutih,
  • amonia,
  • produk klorinasi di kolam, dan
  • zat pembersih.

Dilansir dari Cleveland Clinic, luka bakar kimia bisa menimbulkan gejala yanng berbeda-beda, tergantung bagian tubuh yang terpapar.

Gejala luka bakar pada kulit, yaitu sebagai berikut.

  • Kulit melepuh.
  • Kulit kering atau pecah-pecah.
  • Rasa nyeri pada kulit.
  • Kulit mengelupas.
  • Kulit berubah warna menjadi pucat.
  • Pembengkakan pada kulit.
  • Kulit kemerahan.

Pada mata yang terkena zat kimia, luka bakar bisa disertai gejala berikut ini.

  • Penglihatan kabur.
  • Kelopak mata membengkak.
  • Rasa nyeri pada mata.
  • Mata merah.
  • Sensasi terbakar atau menusuk pada mata.
  • Mata berair.
  • Kebutaan (pada kasus yang parah).

Sementara jika tertelan, zat kimia bisa menimbulkan gejala sebagai berikut.

  • Nyeri di dada.
  • Batuk.
  • Sulit berbicara (disfonia).
  • Mengiler.
  • Suara serak.
  • Tekanan darah rendah (hipotensi).
  • Mual dan muntah, atau muntah darah.
  • Sakit di mulut atau tenggorokan (terutama saat menelan).
  • Luka bolong di lambung, kerongkongan, atau kornea mata.
  • Sesak napas (dispnea).
  • Pembengkakan saluran pernapasan atas.

Penanganan luka bakar kimiawi harus dilakukan sedini mungkin. Ketika Anda atau keluarga Anda terkena luka bakar akibat zat kimia, perhatikan gejalanya dengan baik.

Langkah pertama yang dilakukan jika tangan terkena zat kimia adalah segera mencari pertolongan medis ke dokter.

Jangan tunda untuk mendapatkan penanganan medis terutama jika Anda mengalami gejala berikut ini.

  • Luka bakar yang cukup besar, yakni lebih dari 7 cm.
  • Luka bakar terjadi terjadi di sendi besar seperti di lutut.
  • Rasa sakit tidak hilang dengan pemberian obat nyeri.
  • Munculnya tanda dan gejala syok, napas jadi pendek, pusing, dan tekanan darah melemah atau menurun.

Anda bisa hubungi nomor rumah sakit atau nomor darurat untuk mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan.

Sambil menunggu Anda bisa melakukan beberapa tindakan penyelamatan berikut ini.

  1. Jauhkan bahan kimia yang menyebabkan luka bakar.
  2. Bilas bagian yang kena luka bakar di bawah air mengalir selama 10—20 menit (jangan terlalu sebentar). Jika bahan kimia bersentuhan dengan mata, bilas mata terus-menerus selama minimal 20 menit sebelum mencari perawatan darurat selanjutnya. Membilas area yang terluka dengan banyak air sangat penting untuk melarutkan zat kimia yang menempel.
  3. Lepaskan pakaian atau perhiasan atau kain yang terkontaminasi bahan kimia di tubuh. Lepaskan dengan hati-hati, jangan sampai bahan kimia ini menempel area tubuh lainnya yang tidak terpapar zat kimia, atau pada orang lain.
  4. Untuk menjaga kondisi luka agar tidak semakin parah, bungkus area yang terbakar dengan perban atau lap bersih secara longgar.
  5. Jika luka bakar tidak terlalu dalam, Anda bisa menggunakan pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol (acetaminophen). Jika luka tersebut sangat berat, tunggu petugas medis datang untuk melakukan tindakan selanjutnya. Atau segera ke IGD terdekat.

Perawatan yang diberikan saat kena luka bakar akan bervariasi pada tiap kasus, tergantung tingkat keparahan jaringan yang rusak. Berikut beberapa pengobatannya.

  • Antibiotik.
  • Obat antigatal.
  • Debridemen (tindakan perawatan luka), dilakukan pembersihan atau pembuangan jaringan yang mati.
  • Cangkok kulit, dengan melekatkan kulit yang sehat dari bagian tubuh lain ke kulit yang terkena luka bakar.
  • Infus.

Jika luka bakar ini sangat parah, diperlukan perawatan khusus lainnya, di antaranya sebagai berikut.

  • Penggantian kulit.
  • Penyembuhan rasa sakit.
  • Bedah kosmetik.
  • Terapi okupasi untuk membantu mengembalikan kemampuan gerak seperti sediakala.
  • Konseling dan edukasi.

Jika luka bakar akibat zat kimia terjadi cukup parah, penyembuhan secara total mungkin perlu waktu hingga beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun.

Luka bakar tersebut biasanya juga akan menyebabkan luka yang terlihat pada kulit.

Pada beberapa kasus, luka mungkin tidak bisa sembuh sepenuhnya atau menyebabkan kecacatan, seperti kebutaan mata atau keterbatasan kemampuan bergerak pada tungkai atau otot.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA