Tenaga dari dalam bumi yang bersifat membangun disebut

Ilustrasi bentuk permukaan bumi. Foto: Freepik

Lantas, apa yang dimaksud dengan tenaga endogen? Apa saja jenis-jenis tenaga endogen? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, simak uraian artikel di bawah ini selengkapnya.

Pengertian Tenaga Endogen

Secara bahasa, endogen berasal dari kata endos yang berarti dalam dan genos yang artinya asal. Mengutip buku GeoGrafi karya Troels Raadam dkk, tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan bumi.

Tenaga endogen bisa berupa tekanan vertikal dan horizontal. Tekanan vertikal akan menimbulkan tonjolan di permukaan bumi, sedangkan tekanan horizontal memunculkan lipatan, retakan, dan pematahan lapisan-lapisan litosfer sampai membentuk sesar pada permukaan bumi.

Macam-Macam Tenaga Endogen

Gunung. Foto: Freepik

Berdasarkan penyebabnya, tenaga endogen ini dibagi menjadi tiga macam. Berikut akan dijabarkan mengenai jenis-jenis tenaga endogen seperti dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Waluyo, Suwardi, Agung Feryanto dan Tri Haryanto.

1. Tektonisme (Diastropisme)

Proses tektonisme bisa disamakan dengan dislokasi yang berarti disertai dengan perubahan letak lapisan kulit bumi dari kedudukan semula. Perubahan ini bisa secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme berpengaruh pada wilayah yang luas.

Berdasarkan kecepatan gerakan dan luas wilayah yang terkena pengaruh, tektonisme dibedakan menjadi dua, yakni:

Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat pelan, sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai.

Gerakan ini dibedakan menjadi epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif ditandai dengan adanya kenaikan permukaan air laut, sehingga garis pantai pindah ke daratan karena daratan mengalami penurunan.

Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai dengan permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang berteras karena mengalami kenaikan atau pengangkatan berulang kali.

Gerakan ini merupakan gerakan pembentuk pegunungan lipatan maupun patahan. Terjadi dalam waktu yang relatif lebih singkat dan daerah yang lebih sempit.

Pegunungan. Foto: Freepik

Peristiwa vulkanisme sangat berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat, dan sangat panas yang terdapat dalam perut bumi.

Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Adanya aktivitas ini dapat menyebabkan retakan-retakan dan pergeseran kulit bumi.

Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke dalam litosfer (kulit bumi). Penyusupan magma ke dalam litosfer dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut:

Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan atas sebagai berikut:

  • Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut.

  • Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.

  • Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok).

  • Diatermis, yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung berapi. Bentuknya seperti silinder memanjang.

Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat.

Bentuk, ukuran, dan sifat gunung api di permukaan bumi banyak sekali macamnya. Ada gunung yang puncaknya sangat tinggi sehingga selalu diselimuti salju, ada pula gunung yang puncaknya di bawah permukaan laut.

Panorama aurora. Foto: Freepik

Gempa merupakan getaran keras dan terjadi secara tiba-tiba. Gempa ini merupakan peristiwa alam yang dapat sangat menghancurkan. Pergeseran daratan di bumi selalu diikuti dengan gempa.

Secara umum, penyebab gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan runtuhan. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan lempeng tektonik pada lapisan kulit bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer yang padat dan terapung di atas lapisan selubung bergerak satu sama lain.

Gempa ini terjadi karena pelepasan tenaga yang dihasilkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Jika dua lempeng bertemu pada satu sesar (patahan), kadang dapat bergerak saling menjauhi, mendekati, atau saling bergeser.

Selanjutnya, terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut. Akibatnya, terjadi pelepasan secara tiba-tiba hingga dapat menggetarkan kulit bumi dengan kekuatan besar yang kita kenal sebagai gempa bumi tektonik.

Gempa yang mengguncang bumi juga dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung api. Letusan gunung api yang terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam bumi menerobos ke atas lapisan kerak Bumi.

Letusan gunung berapi yang keras menyebabkan getaran kulit bumi, terutama di daerah sekeliling gunung berapi. Pengaruh gempa vulkanik tidak sampai radius jarak yang jauh.

Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang. Akibat yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik juga tidak sebesar gempa tektonik.

Selain gempa tektonik dan vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena runtuhan lapisan. Kegiatan penambangan bawah tanah menyisakan rongga-rongga di bawah tanah berupa gua gua. Apabila runtuh, permukaan bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya paling lemah.

Sungai dan pegunungan. Foto: Freepik

Merujuk buku Geografi SMP/MTs Kls VII (KTSP) terbitan Grasindo, berikut adalah beberapa contoh tenaga endogen yang ada di Indonesia:

  • Patahan vertikal: Patahan Lembang di Jawa Barat dan patahan Semangko di Pulau Sumatra.

  • Patahan horizontal: Patahan-patahan yang terjadi di bagian Selatan Sumatra.

  • Pulau vulkanis: Pulau Komodo di Flores, Nusa Tenggara Timur.

  • Gunung api yang dapat meletus sewaktu-waktu: Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.

  • Gunung api berbentuk kawah: Gunung Lamongan.

  • Gunung api berbentuk kerucut: Gunung Merapi.

Pengaruh Tektonisme, Vulkanisme, dan Seisme dalam Kehidupan

Telah dijelaskan sebelumya bahwa tenaga endogen dibedakan atas tiga jenis, yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa. Ada pun pengaruh dari ketiganya dalam kehidupan, sebagaimana dihimpun dari buku IPS Terpadu: - Jilid 1A oleh Sri Pujiastuti dkk, yakni:

  • Tenaga endogen membentuk relief muka bumi. Keragaman relief ini berdampak pada keragaman kegiatan ekonomi manusia.

  • Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi subur.

  • Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang yang sangat kaya, misalnya emas, intan, marmer, besi, timah, serta bahan bangunan.

  • Bentukan hasil tenaga endogen dapat dijadikan objek wisata alam yang sangat menarik.

  • Bentukan hasil tenaga endogen dapat dijadikan daerah resapan air atau tangkapan hujan (reservoir) dan bermanfaat bagi irigasi.

  • Lereng-lereng pegunungan yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai. Lereng terjal tidak baik dijadikan daerah pertanian.

  • Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor. Tanah longsor dapat menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.

  • Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian materil bagi penduduk setempat