Tempat kembalinya orang yang beriman dan beramal saleh adalah kehidupan yang

 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan  amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan”. (QS. Luqman ayat 8-9).

Dalam ayat sebelumnya Allah SWT menyatakan bahwa orang-orang kafir serta orang-orang yang memproduksi kebohongan serta kepalsuan terhadap kebenaran akan mendapatkan balasan azab yang sangat pedih, namun dalam ayat ini disebutkan kebalikan dari orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang beriman dan beramal saleh.

Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada keraguan bagi orang-orang yang beriman serta mengimplementasikan keimanan mereka dalam kehidupan di dunia dengan melakukan amal saleh, kebaikan, kebajikan serta melaksanakan semua yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, bahwa mereka akan mendapatkan syurga Allah SWT. Janji Allah SWT ini selalu diulang-ulang dalam banyak ayat di berbagai surat dalam al-Qur’an. Poin utamanya adalah bahwa keimanan dan perbuatan baik merupakan syarat utama bila ingin mendapatkan syurga. Keimanan terhadapa apa yang menjadi rukun iman, serta berislam dengan mengamalkan rukun Islam, serta beramal saleh dengan pondasi ihsan, maka niscaya syurga Allah SWT telah menjadi jaminan untuk pribadi muslim yang memiliki kriteria yang disebutkan tadi.

Beriman saja tidak cukup bila ingin menggapai surga dan ganjaran kenikmatan di hari kiamat. Dalam ayat lain disebutkan bahwa, keimanan itu belum maksimal, apabila belum mendapatkan ujian dari Allah SWT. Keimanan haruslah teruji, tidak cuma sekedar pengakuan lisan. Banyak orang yang mulanya beriman, tetapi setelah diuji oleh Allah SWT, keimanannya menjadi berkurang malah menghilang. Keimanan adalah sesuatu yang harus diperbaharui, karena keimanan bisa bertambah dan bisa berkurang. Bagaimana memperbaharui iman? Tentu melakukan muhasabah diri sendiri sejauh mana praktek keimanan itu sesuai dengan penerapan rukun Islam dan ihsan.

Informasi Lainnya:  Keagungan Allah yang Tak Terbatas

Adapun janji Allah SWT bahwa surga disediakan bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, adalah ganjaran sebagai bentuk rahmat dan ridha Allah SWT kepada hamba-Nya. Deskripsi surga seringkali disebutkan di dalam al-Qur’an dengan berbagai macam kenikmatan yang ada di dalamnya. Keimanan terhadap adanya surga dan neraka merupakan bagian dari keimanan terhadap hari akhir, sebagai ganjaran  dari kehidupan manusia di dunia. Bila ia adalah orang yang beriman, maka surga akan menantinya sedangkan apabila ia tidak termasuk golongan orang yang beriman, maka neraka merupakan tempat kembalinya. Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang layak mendapatkan surga-Nya. Amiin ya rabbal ‘Alamiin.

ORANG BERIMAN DAN BERAMAL SOLEH TIDAK MERUGI

TEMANGGUNG, Orang yang beriman dan beramal  soleh  tidak pernah merugi, oleh karena itu ditekankan pentingnya umat Islam menjaga iman  dan senantiasa berbuat amal kebaikan  kepada sesama.

     Hal itu dikemukakan KH Muhammad Faizun  dalam pengajian  rutin hari Sabtu (14/1) di Graha Bhumi Phala komplek setda Kabupaten Temanggung yang diikuti segenap karyawan/karyawati. Diutarakan, orang yang memiliki iman kuat namun  tidak pernah beramal soleh maka tidak ada manfaatnya apa-apa. Demikian juga orang yang  rajin beramal soleh namun tidak dilandasi iman juga tidak ada faedahnya apa-apa. Oleh karena itu keduanya harus  seiring sejalan saling melengkapi  agar memberikan manfaat dunia akherat.       Menurutnya, rusaknya Iman dan Islam  karena terjebak urusan dunia yang mencakup  tahta, harta dan wanita. Karena faktor ketiganya biasanya Iman dan Islam menjadi  rusak  yang akibatnya mendatangkan  dosa. Terkait hal itu maka Iman dan Islam harus senantiasa dijaga jangan sampai luntur  agar tidak menyesal dikemudian hari. Selain menjaga Iman dan amal saleh, agar umat Islam tidak merugi mesti  berusaha saling mengingatkan antar umat dalam kebaikan, hal itu mengingat  manusia pada hakekatnya  mudah lupa.  Umat Islam  harus selalu siap untuk  diingatkan  di jalan kebenaran  agar bisa menjalani kehidupan  dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama.

     Disamping itu Faizun menegaskan, umat Islam supaya hidupnya tidak merugi berusah memiliki sifat sabar. Pengertian sabar yaitu sabar  ketika menghadapi musibah, sabar ketika melaksanakan iabadah dan sabar  dalam menjauhi perbuatan dosa dan maksiat. �Jalan ke neraka dipenuhi godaan yang penuh kesenangan, namun jalan ke surga penuh rintangan, onak dan duri �, ujarnya. (Hms12/Edy Laks).   

Jadikan iman sebagai motivator, pendorong diri untuk terus beramal saleh.

Rabu , 24 Apr 2019, 04:04 WIB

Pixabay

Ilustrasi Manfaatkan waktu yang terbatas ini untuk beribadah sebaik mungkin.

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Agus Sopian


Manusia beruntung dan bahagia adalah yang menjadikan dunia sebagai ladang beramal saleh. Namun, sedikit saja orang menyadari hal itu. Hanya Mukmin sejati yang mampu memahaminya. Ia menjadikan dunia sebagai persiapan menuju akhirat. Karena itu, ia pun menjadikan berbagai fasilitas yang ada sebagai sarana memperbanyak amal saleh.

Kehidupan dunia bukanlah tujuan utama, melainkan jembatan menuju akhirat. Bagi Mukmin sejati, dunia tidak lain sebagai tempat ibadah, tempat bersedekah, tempat berjihad, dan tempat ia berlomba dengan saudaranya untuk menggapai kebaikan (surga). Berharap, atas usahanya itu ia tergolong orang-orang yang bertakwa. Ia senantiasa memperbanyak bekal, yaitu takwa. Ia meyakini hanya dengan takwa, kebahagiaan sejati bisa diraih.

Allah SWT berfirman, "Berbekallah. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS al-Baqarah:197). Kehidupan dunia hanya sementara. Jadikan iman sebagai motivator, pendorong diri untuk terus beramal saleh. Sebab, hanya amal saleh yang akan menemani perjalanan kita, kelak setelah mati. Manfaatkan waktu yang terbatas ini untuk beribadah sebaik mungkin. Beramal saleh dengan apa yang kita miliki. Jika dikaruniai harta, berinfaklah.

Jika diberikan ilmu, manfaatkan dan ajarkanlah. Bantulah orang yang membutuhkan. Sekecil apa pun ke sempatan berbuat baik hadir, kita harus mampu memaksimalkannya. Allah berfirman, "Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik." (QS ar-Ra'd Ayat: 29). Ketahuilah segala apa yang kita peroleh adalah dari Allah. Maka sudah sepatutnya, kita pergunakan di jalan yang Dia ridai. Gunakan semua itu untuk memperoleh pahala dari-Nya (QS al-Qashash:77).

Bagi Mukmin sejati, dunia tidak lebih dari sebuah penjara. Ia tidak bisa bebas sepuas-puasnya, apalagi mengumbar nafsu semaunya. Ada aturan yang membatasinya. Jika melewati batas itu, dirinya akan terjungkal sedalam-dalamnya ke lembah kenistaan yang berujung pada penyesalan. Begitulah Rasulullah SAW mengabarkan, dalam sabdanya, "Dunia itu penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR Muslim).

Keimananlah yang senantiasa membimbing hati dan penglihatannya. Ketika melihat suatu kegelapan, ia akan mengingat kegelapan alam kubur. Jika melihat sesuatu yang menyakitkan, ia akan ingat siksa Allah. Jika men dengar suara yang keras, ingat suara sangkakala hari kiamat. Saat melihat orang yang tidur nyenyak, ia mem bayangkan orang yang meninggal. Manakala melihat kelezatan, pikirannya langsung ke surga.

Kesadaran itu akan membuat Mukmin sejati selalu waspada dan mawas diri. Sesegera mungkin menjauhi kemaksiatan dan bergegas dalam beramal saleh.

ORANG yang beriman dan beramal sholeh, merekalah yang sebenarnya merasakan manisnya kehidupan dan kebahagiaan karena hatinya yang selalu tenang, berbeda dengan orang-orang yang lalai dari Allah yang selalu merasa gelisah. Walaupun mungkin engkau melihat kehidupan mereka begitu sederhana, bahkan sangat kekurangan harta. Namun jika engkau melihat jauh, engkau akan mengetahui bahwa merekalah orang-orang yang paling berbahagia. Perhatikan seksama firman-firman Allah Ta’ala berikut.

Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik,” (QS. An Nahl: 97).

Ini adalah balasan bagi orang mukmin di dunia, yaitu akan mendapatkan kehidupan yang baik.

“Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,” (QS. An Nahl: 97).

Sedangkan dalam ayat ini adalah balasan di akhirat, yakni alam barzakh.

Begitu pula Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui,” (QS. An Nahl: 41).

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya,” (QS. Huud: 3).

Kedua ayat ini menjelaskan balasan di akhirat bagi orang yang beriman dan beramal sholeh.

Begitu pula Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas,” (QS. Az Zumar: 10).

Inilah empat tempat dalam Al Qur’an yang menjelaskan balasan bagi orang yang beriman dan beramal sholeh. Ada dua balasan yang mereka peroleh yaitu balasan di dunia dan balasan di akhirat. Itulah dua kebahagiaan yang nantinya mereka peroleh. Ini menunjukkan bahwa mereka lah orang yang akan berbahagia di dunia dan akhirat. []

Sumber : //rumaysho.com/

Kirim tulisan Anda yang sekiranya sesuai dengan Islampos lewat imel ke: , paling banyak dua (2) halaman MS Word, ukuran font 12 Times New Roman. Untuk semua tulisan berbentuk opini, harap menyertakan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.


loading...

loading...

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA