Tarian yang bersifat sementara atau tidak tetap disebut tari

Tarian yang bersifat sementara atau tidak tetap disebut tari

Perbesar

Tari Bedhaya. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Meskipun terdengar sudah mengerucut, sebetulnya tarian tradisional masih memiliki beberapa kategori yang membedakannya. Misalnya, menurut Humardani berdasarkan nilai artistik garapannya, tari tradisional dapat dibedakan menjadi beberapa tarian berikut ini:

1. Tari Primitif

Merupakan tarian yang gerak maupun iringannya masih sederhana. Secara umum dapat dikatakan bahwa penggarapan koreografinya belum dilakukan secara serius. Busana kostum dan tata riasnya juga masih kurang diperhatikan. Tari tradisional jenis ini jarang dipentaskan bahkan sudah jarang dijumpai keberadaannya, kemungkinan tari ini hanya dapat ditemui di daerah terpencil atau pedalaman saja.

2. Tari Klasik

Adalah tari tradisi yang sudah mapan atau baku baik dari segi gerak, maupun iringannya. Tari klasik merupakan tarian yang sudah mendapatkan banyak perhatian dan biasanya digarap secara serius oleh masyarakatnya dan mendapatkan dukungan penuh dari tetua, bangsawan, atau raja suatu daerah yang telah mencapai nilai artistik cukup tinggi karena telah menempuh perjalanan yang cukup panjang (sudah mengalami masa kejayaan). Contoh tari klasik, diantaranya yaitu Tari Bedhaya, Tari Srimpi, Tari Golek, Tari Bondan, dan lain sebagainya. Adapun ciri khas tari klasik, diantaranya yaitu:

a. Berpedoman pada pakem tertentu (ada standardisasi).

b. Memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang dalam.

c. Disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga kostum yang dikenakan.

3. Tari Rakyat

Tarian ini memiliki gerakan dan pola langkah yang sederhana dan cukup mudah untuk dipelajari, meskipun telah mengalami penggarapan koreografi yang serius. Sebab, tari rakyat terlahir dari budaya masyarakat pedesaan yang berada di luar tembok Keraton. Katakanlah tarian ini diciptakan dari dan untuk dinikmati oleh rakyat, sehingga tidak ada beban khusus terhadap kerajaan atau pihak penguasa lain yang menuntut nilai estetika agung. Contoh tari rakyat, diantaranya yaitu Polostomo, Tari Cikeruhan, Gaplek, Erang, Geboy, Bardin dan lainnya. Adapun ciri-ciri khas tari rakyat, diantaranya yaitu:

a. Kental dengan nuansa social.

b. Merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat.

c. Memiliki gerak, rias, dan kostum yang sederhana.

4.  Tari Kreasi Baru

Tari kreasi baru adalah tari klasik yang mengalami aransemen dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang dimiliki di dalamnya. Tari kreasi baru biasanya diciptakan oleh para pakar tari. Contoh tari kreasi baru dan daerahnya, diantaranya yaitu Tari Nguri yang berasal dari Sumbawa, Tari Merak yang berasal dari Jawa Barat, Tari Rara Ngigel yang berasal Yogyakarta, Tari Kupu-kupu yang berasal dari Bali, Tari Manipuren yang berasal dari Jawa Tengah, dan lain sebagainya. Adapun ciri tari kreasi baru, diantaranya yaitu:

a. Terbentuk dari jenis tari tradisional dengan inovasi.

b. Terdapat inovasi gerakan, tata rias, alat pengiring dan lagu pengiring.

c. Properti yang digunakan lebih modern.

Jakarta -

Perkembangan tari di Indonesia semakin berkembang seiring berjalannya waktu, terutama pada tari kreasi. Tari kreasi ini juga sering disebut sebagai tari kreasi baru.

Pengertian tari kreasi sendiri merujuk kepada kombinasi antara nilai tari tradisional dengan modern. Singkatnya, tari kreasi lebih kepada tari tradisional yang dikreasikan sedemikian rupa dengan gerakan-gerakan yang tak kalah menarik dan menjunjung nilai estetika.

Mengutip dari buku Pembelajaran Tari dalam Kurikulum PAUD, pembentukan tari kreasi ini sebagai salah satu langkah untuk melestarikan tari tradisional. Selain itu, tari kreasi juga mencegah tari tradisional agar tidak punah.

Tari kreasi juga cenderung disukai oleh anak-anak karena gerakannya yang energik dan lincah. Selain itu, tari kreasi juga tidak terikat kepada standar tari yang baku.

Rancangan pada tari kreasi dibentuk sesuai kreasi penata tari dengan tetap menyesuaikan dan memelihara nilai artistiknya dengan karakteristik lincah. Tari kreasi ini kerap ditampilkan pada penampilan utama sebagai tari pembuka yang bersifat non formal.

Selain itu, tari kreasi juga memiliki ciri dan jenisnya tersendiri. Untuk lebih lengkapnya, simak beberapa penjelasan di bawah ini.

Ciri-ciri Tari Kreasi

Dikutip dari buku Seni Budaya dan Prakarya SD karya Dra. Lilin Candrawati S., M.Sn, tari kreasi memiliki beberapa ciri yang juga menjadi karakteristik tersendiri. Ciri ciri dari tari kreasi antara lain:

- Gerakannya tidak terlalu sulit dan mudah dihafal, sehingga banyak digemari oleh anak anak- Durasi waktunya cenderung lebih singkat ketimbang tari tradisional pada umumnya- Mengutamakan gerak eksplorasi- Makna atau pesan dari tarian sebagai ungkapan ekspresi pribadi

- Tidak menunjukkan identitas kultural

Jenis-jenis Tari Kreasi

Selain memiliki ciri, tari kreasi juga dapat digolongkan ke dalam dua jenis. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Arina Restian dalam bukunya dengan judul Koreografi Seni Tari Berkarakter Islami untuk Anak Sekolah Dasar.

1. Tari Kreasi Baru Berpola Tradisi

Tari kreasi yang satu ini dilandasi oleh kaidah kaidah tari tradisi yang diambil dari khasnya tersebut. Baik itu dalam koreografi tariannya maupun pengambilan cerita yang menyangkut sentuhan tradisi.

Selain itu, musik, rias dan busana, serta tat teknik pentasnya juga diambil dari tradisi tertentu. Meskipun ada pengembangan, namun tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.

2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)

Tari kreasi ini koreografinya bersifat lebih atraktif dan tidak monoton. Selain itu tari ini juga memiliki karakteristik yang lebih menarik dan ritmis.

Hal tersebut dapat dilihat dari rian dan busananya serta tata teknik pentasnya. Meskipun tidak menggunakan pola pola tradisi, namun bukan berarti tidak menggunakan unsur unsur tradisi sama sekali.

Tarian ini biasa disebut sebagai tari modern. Secara bahasa modern berasal dari kata Latin "modo" yang memiliki arti baru saja.

Nah itulah pengertian dari tari kreasi beserta ciri dan jenisnya. Semoga penjelasan di atas dapat bermanfaat ya, detikers!

Simak Video " Potret Sejarah 12 Penari Yogyakarta di Pameran Arsip Gelar Gulung"



(lus/lus)

Tarian yang bersifat sementara atau tidak tetap disebut tari

Tarian yang bersifat sementara atau tidak tetap disebut tari
Lihat Foto

KOMPAS.com/FARAHDILLA PUSPA

Pertunjukkan tari tradisional kecak dalam acara Welcoming Party Indonesia Masters 2021 di Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis 11 Oktober 2021.

KOMPAS.com - Tari tradisional dan tari kreasi baru merupakan dua jenis seni tari yang berkembang di Indonesia.

Kedua seni tari ini memiliki persamaan dan perbedaan. Salah satu persamaannya terletak pada tujuan tarinya. Contoh, ada seni tari yang ditujukan untuk keperluan keagamaan, dan ada pula tari yang digunakan sebagai hiburan.

Sedangkan salah satu perbedaan tari tradisional dengan tari kreasi baru adalah penyajiannya. Tari tradisional disajikan sesuai nilai yang berkembang di suatu daerah. Sedangkan tari kreasi baru ditampilkan dengan pengembangan nilai yang ada.

Apa itu tari tradisional dan tari kreasi baru?

Pengertian tari tradisional

Dikutip dari buku Sejarah Seni Budaya (2020) karya Ida Ayu Trisnawati, tari tradisional adalah tarian dari suatu daerah yang diwariskan secara turun-temurun hingga menjadi budaya dari daerah tersebut.

Umumnya tari tradisional mengandung nilai filosofis, seperti keagamaan, kepahlawanan, kehidupan masyarakat, dan sebagainya.

Pengertian tari kreasi baru

Dilansir dari buku Tari Dinggu: Dulu dan Sekarang (2018) oleh Anthi Max, tari kreasi baru adalah jenis tarian tradisional yang telah dikembangkan sesuai perkembangan zaman.

Walau berasal dari pengembangan tarian tradisional, tari kreasi baru tetap mengandung nilai-nilai di dalamnya. Jenis tarian ini biasanya diciptakan oleh seorang koreografer atau orang yang ahli di bidang seni tari.

Baca juga: Tari Tradisional: Definisi, Ciri-Ciri, Keunikan, dan Fungsinya

Apa perbedaan tari tradisional dengan tari kreasi baru?

Berikut ini beberapa perbedaan tari tradisional dengan tari kreasi baru:

Asal tariannya

Tari tradisional berbeda dengan tari kreasi baru, karena tari tradisional berasal dari daerah atau wilayah tertentu. Sedangkan tari kreasi baru, muncul dari pengembangan tari tradisional.

Sifatnya

Perbedaan lain antara tari tradisional dengan tari kreasi baru adalah sifatnya.

Tari tradisional bersifat kedaerahan. Sementara tari kreasi baru bersifat lebih modern, karena memadukan tari tradisional dengan pengembangan tarian yang lebih modern.

Iringan musiknya

Jika dilihat dari iringan musiknya, tari tradisional menggunakan musik tradisional. Selain itu, tarian ini juga sering diiringi alat musik tradisional khas daerah tersebut.

Misalnya, tari jathilan dari Yogyakarta. Tarian ini diiringi alat musik gamelan, seperti kenong, gong, dan lain-lain.

Sedangkan tari kreasi baru menggunakan unsur musik yang dianggap sesuai dengan tariannya. Contoh, iringan lagu tari kreasi baru menggunakan perpaduan alat musik tradisional dan modern.

Gerakan, pakaian, dan tata riasnya

Terakhir, perbedaan tari tradisional dengan tari kreasi baru dapat dilihat dari gerakan, pakaian, serta tata riasnya.

Gerakan, pakaian, dan tata rias tari tradisional pasti berkaitan dengan nilai-nilai kedaerahan. Sedangkan pada tari kreasi baru, ketiga unsur tersebut telah mengalami perkembangan, karena merupakan hasil kreativitas kelompok atau individu tertentu.

Baca juga: Pengertian dan Jenis Tari Kreasi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.