Tanda vvv pada peta di atas merupakan bagian dari deretan pegunungan sirkum

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA PADA LITOSFER (Quasi Ekperimen di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat) SKRIPSI Digunakan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Geografi Oleh : HANNY HARDIANTI 11100150000088 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM : Hanny Hardianti :1110015000088 Tempat, Tanggal lahir: Jakart a, 2 Juli 1992 Jurusan Alamat : Pendidikan IPS, Konsentrasi Geografl : Jl. Dewi Sartika Gg. Nangka No ig Rt 04110 Ciputat, Tangerang Selatan Nama Pembimbing I NIP MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul pengaruh Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Hasil Berajar Geografi Siswa pada Materi Litosfer adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: : Dr. Muhammad. Arif, M.pd :19700606 199702 I 002 Jurusan/Program Studi : Pendidikan IpS/Geografi Demikian surat siap menerima segala karya sendiri. pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil Jakarta,27 April2}l5 Yang menyatakan ffioroo..u.i.u.fr) ffi*m;m W Hannv Hardianti NIM: 1l10015000088

ABSTRAK Hanny Hardianti, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Litosfer Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap hasil belajar siswa pada materi litosfer. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat tahun pelajaran 2014-2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi ekperimen. Pada penelitian ini sampel Kelas X-I sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan siswa kelas X-2 sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yang masing-masing berjumlah 25 siswa. Intrumen penelitian yang digunakan adalah intrumen tes, lembar observasi dan angket. Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil belajar geografi siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing diperoleh nilai t hitung sebesar 3,058 dan t tabel sebesar 1,677 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. Kata kunci: Model pembelajaran inkuiri terbimbing, hasil belajar siswa i

ABSTRACT Hanny Hardianti, The effect of Guided Inquiry Model against Student Result On Lithosphere Thesis Learning Department of Social Science, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. The aims of this reaserch is to know the effect of the guided inquiry model to geography students learning outcomes in lithosphere. The method of reaserch used quasi experiments. The research was conducted at SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.The research took 25 students for each group as a sample for each group using purposive sampling technique. The sample in this study of class X-I as an experimental group using the model of guided inquiry and class X-2 as a control group using conventional learning model use which each totaled 25 students. Instrumentation of research used Instrument test instruments, observation sheets and questionnaires.base on data analysis using the t-test with performed on a 95% confidence level indicates that the learning outcomes of students who were taught Geography to guided inquiry obtained t values of 3,058 And t count of 1,677 it can be concluded that there was a significant influence between guided inquiry of student learning outcomes. Keywords: Guided inquiry, students learning outcomes ii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah. Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kejahiliahan menuju zaman yang terang benderang penuh dengan cahaya keimanan. Skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Pada materi Litosfer merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Prof.Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr.Muhammad Arif, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang dengan sabar, tulus dan ikhlas telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini 5. Bapak Drs. Nurochim, MM selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa setia dan sabar dalam memberikan nasehat, arahan dan bimbingannya kepada penulis. iii

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan pada penulis selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. 7. Teristimewa Ayahanda Hadi Sabaruddin, S.Sos dan Ibunda Endang Suharni yang terus melimpahkan cinta dan kasih sayang, motivasi serta doa yang tidak pernah berhenti untuk penulis. 8. Adik-adikku tersayang, Dieni Sabrina A malia dan Muhammad Kemal Pasha. Untuk seseorang yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan setiap saat. Serta seluruh keluarga besar yang selalu memotivasi penulis untuk penyelesaian studi. 9. Seluruh Sahabat-sahabat Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2010, khususnya Konsentrasi Geografi yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti kebersamaan. Serta teman-teman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Semoga ilmu yang kita dapat di bangku kuliah dapat bermanfaat untuk sesama. Sukses untuk kita semua. 10. Wit Laili Darmayanti, Nur Maw izhatillah, teman-teman Secret Code, Rima Oktava,Selly Sulistiawati, dan Novi Puji lestari kumpulan pertemanan yang sangat menyenangkan. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya. Semoga persahabatan kita tidak akan pernah lekang oleh waktu. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala doa dan dukungan yang diberikan untuk penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi skripsi ini Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Khususnya untuk penulis sendiri serta para pembaca sekalian. Wassalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Jakarta, April 2015 Penulis iv

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori... 6 1. Pembelajaran Inkuiri... 6 a. Pengertian Inkuiri... 6 b. Karakteristik Inkuiri... 8 c. Komponen-Komponen Inkuiri... 9 d. Prinsip-Prinsip pembelajaran Inkuiri... 10 e. Tingkatan Inkuiri... 11 2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)... 12 a. Pengertian Inkuiri Terbimbing... 12 b. Langkah-langkang Inkuiri Terbimbing... 13 c. Keunggulan Model Pelajaran Inkuiri Terbimbing... 15 3. Hasil Belajar... 16 a. Pengertian Hasil Belajar... 16 b. Jenis-Jenis Hasil Belajar... 17 c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 18 v

d. Pembelajaran Geografi... 18 B. Penelitian Yang Relevan... 19 C. Hpotesis Penelitian... 21 1. Kerangka Berpikir... 21 2. Pengajuan Hipotesis... 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat... 23 B. Metode dan Disain Penelitian... 24 C. Populasi dan Sampel Penelitian... 25 D. Teknik Pengumpulan Data... 25 1. Tes... 26 2. Observasi... 27 3. Angket... 27 E. Instrumen Penelitian... 27 1. Instrumen Tes Hasil Belajar... 27 2. Instrumen Lembar Observasi... 28 3. Instrumen Angket Siswa... 30 F. Uji Coba Instrumen... 31 1. Validitas Instrumen... 31 2. Reabilitas Instrumen... 32 3. Taraf Kesukaran... 33 4. Daya Pembeda... 34 G. Teknik Analisis Data... 35 1. Teknik Analisis Data Tes... 35 a. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif... 36 1) Uji Normalitas... 36 2) Uji Homogenitas... 38 b.pengujian Hipotesis... 39 c. Hipotesis Statistik... 40 2. Teknik Analisis Data Kuantitatif... 41 vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum... 42 1. Identitas Sekolah... 42 2. Visi dan Misi... 42 3. Sarana dan Prasarana... 43 4. Program Unggulan dan Prestasi... 43 5. Gambaran Kegiatan Pembelajaran... 43 a. Kelas Eksperimen... 43 b.kelas Kontrol... 44 B. Deskripsi Data... 45 1. Tes... 45 a. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen... 45 b.deskripsi Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 46 2. Observasi... 48 a. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 48 b.model Pelajaran Konvensional... 51 3. Angket... 53 C. Hasil Analisis Data Tes... 58 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data... 58 a. Uji Normalitas Pretest... 58 b. Uji Homogenitas Postest... 58 4. Pengujian Hipotesis... 59 a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest... 59 b.uji Dua Rata-Rata Postest... 61 D. Pembahasan Hasil PenelitianAnalisis... 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 65 B. Saran... 65 DAFTAR PUSTAKA... 66 LAMPIRAN vii

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Waktu dan Tempat...23 Tabel 3.2 Nonrandomized Control Group Prest and Postest Design...24 Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan data...26 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar...28 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen lembar Observasi Model pembelajaran inkuiri terbimbing...29 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Model Pembelajaran Konvensional Hasil Belajar...30 Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Angket Siswa...30 Tabel 3.8 Interprestasi Reabilitas...33 Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran...34 Tabel 3.10 Klasifikasi Daya pembeda...35 Tabel 3.11 Tabel Bantu Perhitungan Distribusi...37 Tabel 3.12 Tabel Bantu Perhitungan Chi-Kuadrat...38 Tabel 3.13 Kategori Hasil Observasi...41 Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Ekpremen dan Kontrol...45 Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Pretest Ekpremen dan Kontrol...46 Tabel 4.3 Data Hasil Posttest Ekpremen dan Kontrol...47 Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Postest Ekpremen dan Kontrol...47 Tabel 4.5 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pertemuan ke-1...48 Tabel 4.6 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pertemuan ke-2...49 Tabel 4.7 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pertemuan ke-3...50 Tabel 4.8 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional Pertemuan ke-1...51 Tabel 4.9 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional Pertemuan ke-2...52 viii

Tabel 4.10 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional Pertemuan ke-3...52 Tabel 4.11 Angket Pertanyan ke 1...53 Tabel 4.12 Angket Pertanyan ke 2...54 Tabel 4.13 Angket Pertanyan ke 3...54 Tabel 4.14 Angket Pertanyan ke 4...54 Tabel 4.15 Angket Pertanyan ke 5...55 Tabel 4.16 Angket Pertanyan ke 6...55 Tabel 4.17 Angket Pertanyan ke 7...55 Tabel 4.18 Angket Pertanyan ke 8...56 Tabel 4.19 Angket Pertanyan ke 9...56 Tabel 4.20 Angket Pertanyan ke 10...57 Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Pretest-Postest...58 Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Postest...59 Tabel 4.23 Hasil Uji Kesamaan Dua rata-rata Pretest...60 Tabel 4.24 Hasil Uji Kesamaan Dua rata-rata Postest...61 ix

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini, Guru bukan hanya sekedar mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus menjadi manejer belajar. Artinya setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multi metode, dan multisumber agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 1 Sebagaimana terulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif dan mandiri. 2 Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, kreativitas perserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Tetapi dalam implementasinya masih banyak kegiatan yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas perserta didik tersebut. Fenomena pembelajaran yang monoton karena menekankan penguasaan intelektual yang terpusat pada guru atau pembelajaran konvensional di kelas membuat siswa jenuh dan kurang aktif dikelas, siswa hanya mendengarkan, mencatat dan menghafalkan pelajaran. Paradigma ini menurut Paulo Friere, guru mengabaikan aktifitas dan kreativitas siswa didik. 3 Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar pun kurang, sehingga siswa merasa jenuh pada kegiatan belajar mengajar. 1 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012).h19 2 UU RI No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan pemuda, 2005) 3 Zuniral Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006).h.118

2 Pembelajaran geografi bukan sekedar memberikan materi saja, tetapi juga menghubungkan pelajaran dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. siswa dituntut untuk mencari tahu apa penyebab terjadinya permasalahannya, menjelaskan kesimpulan apa yang telah diperoleh dan bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga dalam pelajaran geografi aktifitas dan kreativitas siswa diperlukan. Kurangnya aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar membuat pembelajaran yang dilakukan tidak bermakna. Hal ini disebabkan karena guru kurang berusaha untuk mengajak siswa untuk berfikir sehingga menyebabkan kurangnya perhatian siswa dengan pelajaran yang dipelajari. Ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai. Sekarang ini siswa harus aktif didalam kelas. Suasana didalam kelas dirancang agar menjadi menyenangkan. Dengan adanya model-model pembelajaran saat ini membuat guru bisa lebih kreatif menciptakan suasana pembelajaran yang tidak lagi membosankan. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Jika hal ini dilakukan dengan baik maka sasaran akhir dari pembelajaran adalah kemudahan belajar bagi siswa. Pembelajaran bermakna akan mendorong peserta didik ikut aktif dalam proses pembelajaran dan dianggapnya sebagai pembelajaran bermakna. Indrawati menyatakan bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemerosesan informasi. 4 Merencanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran sebaiknya sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Indikator Model pembelajaran juga sebaiknya disesuaikan dengan gaya mengajar guru, karena ketidak tepatan dalam gaya mengajar mempengaruhi hasil belajar siswa. 4 Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrukvistik, ( Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007).h.134

3 Senada dengan permasalahan diatas berdasarkan observasi peneliti di sekolah banyak siswa terasa jenuh karena model pembelajaran yang digunakan berpusat pada guru. Wawancara yang dilakukan dengan guru Bu Eli yang merupakan guru mata pelajaran geografi di sekolah SMA Muhammadiyah 8 Ciputat, dalam kegiatan belajar mengajar beliau lebih sering menggunakan metode ceramah. Pada saat berlangsungnya pelajaran hanya ada satu atau dua siswa yang aktif di dalam kelas sisanya hanya mendengarkan bahkan beberapa asik mengobrol didalam kelas. Hal ini terjadi karena siswa tidak dirangsang untuk aktif di dalam kelas, mengakibatkan hanya beberapa siswa yang benarbenar ikut terlibat didalam proses belajar mengajar. Hal ini juga berdampak pada hasil belajar geografi siswa pada pelajaran. Nilai KKM pada mata pelajaran geografi di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat adalah 70 dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 62. 5 Hasil belajar siswa yang rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Karena keberhasilan pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal tetapi juga faktor eksternal siswa. Sedangkan salah satu faktor eksternalnya ialah peran guru. Sebagai pengelola pembelajaran, guru harus mampu mengorganisasi dan menggali potensi-potensi yang ada pada diri siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Permasalahan diatas tentunya memiliki solusi kongkret, salah satunya kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry). Pada model pembelajaran inkuri terbimbing (Guided Inquiry) kegiatan belajar mengajar diawali dengan merangsang siswa dengan menghadirkan masalah yang dirancang oleh guru. Sehingga pembelajaran berpusat pada siswa, guru hanya bertugas sebagai pembimbing. Sedangkan siswa mencari dan membuat hipotesis sementara dengan mengumpulkan beberapa data-data yang mereka dapatkan setelah menganalisis masalah yang diberikan oleh guru. Keterlibatan siswa dalam pelajaran geografi akan membuat pelajaran lebih bermakna, karena siswa dapat mengemukakan pendapat ataupun memberikan 5 Wawancara dengan Guru Geografi SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

4 hipotesis yang didapatinya. Selain itu siswa juga lebih aktif dan meningkatkan kreativitas. Pembelajaran yang seperti ini lebih diingat siswa karena siswa menemukan jawaban atas permasalan. Dalam pelaksanannya, guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tenang suatu yang dihadapinya. Dengan demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif dan mampu mempertanggung jawabkan pemikirannya secara rasional. Hasil pembelajaran merupakan hasil dari kreativitas siswa sendiri, akan bersifat bertahan lama diingat oleh siswa bila dibandingkan dengan pembelajaran yang sepenuhnya dari penjelasan guru. Litosfer salah satu materi geografi yang dipelajari pada kelas X, dimana materi tersebut membahas tentang lapisan bumi, tenaga tektonisme, dan gunung api. Siswa dapat mengaitkan pelajaran tentang materi litosfer dengan peristiwa yang terjadi disekitar mereka. Mengungkapkan pendapat mereka tentang temuantemuan yang mereka dapatkan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry) Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Pada Materi Litosfer. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu: 1. Pembelajaran konvensional membuat siswa merasa jenuh 2. Keterbatasan siswa untuk meningkatkan kreatifitas yang dimilikinya 3. Kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar 4. Model pembelajaran yang tidak sesuai 5. Ketidak tepatan dalam gaya mengajar mempengaruhi hasil belajar siswa

5 6. Hasil belajar geografi siswa rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini pembatasan masalahnya adalah: 1. Hasil belajar akan diukur berdasarkan pada KI-3. 2. Faktor pendekatan pembelajaran dibatasi model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guide inquiry) 3. Faktor materi akan dibatasi pada Litosfer. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini untuk mengetahui: Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap hasil belajar geografi siswa pada materi litosfer? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap hasil belajar geografi siswa pada materi litosfer. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoristis kepada pembaca dan guru. 2. Dapat dijadikan masukan bagi guru maupun pengajar dalam penggunaan model pembelajaran dalam pokok bahasan geografi. 3. Dapat menjadi langkah awal yang dapat ditindaklanjuti oleh peneliti atau pembaca untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lain.

6

6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritik 1. Pembelajaran Inkuiri a. Pengertian Inkuiri Inkuiri dalam bahasa Inggris berarti pertanyaan atau pemeriksaan. Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Meurut Sanjaya model pembelajran inkuiri adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secara kristis adan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sagala mendefinisikan model inkuiri sebagai berikut model inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah. Gulo menyatakan inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehinggga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 1 Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berfikir secara alamiah dengan mengajukan pertanyaaan, menghubungkan penemuan satu dan lainnya, serta dapat merumuskan sendiri penemuannya. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan berbasis konstektual yang berpendapat bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa 1 Trianto, Model-Model Pembelajran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) h. 135

7 diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat kata-kata tetapi hasil menemukan sendiri. 2 Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri, menggunakan konsep-konsep yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan kata lain siswa mempunyai kesempatan untuk mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang ada sehingga terjadi belajar bermakna. 3 Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Belajar bukan kegiatan mengkonsumsi melainkan kegiatan memproduksi dengan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan keingintahuan dan mencari tahu jawabannya. Siswa tidak hanya mendapatkan pelajaran hanya dari penjelasan dari guru. Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa ikut terlibat dengan mencari tau dengan menganalisis masalah yang ada. Guru merancang kegiatan yang merajuk kepada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Sehingga siswa secara individu maupun kelompok belajar dapat menemukan sendiri sesuai dengan pengalaman masing-masing. Peranan guru dalam pembelajaran inkuiri yaitu: 1) Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir 2) Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan. 3) Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat. 4) Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas 5) Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 6) Menejer, mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas. 7) Redwader,memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa. 4 2 Kusnandar, Guru Profesional (Jakarta: Rajawali Pers, 2007) h. 309 3 I Made Wirtha, Ni Ketut Rapi, Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraj, Jurnal Pendidikan. Diambil dari (komunitasfisikaunimed.files.wordpress.com201002jurnal-fisika1.pdf) 4/10/14 pukul:12:10 4 Trianto, op.cit., h.136

8 Sasaran utama kegiatan mengajar pada inkuiri adalah: 1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. 2) Kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental dan intelektual dan sosial emosional 3) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran. Mengembangkan sikap percaya diri pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. 5 b. Karakteristik Inkuiri Menurut pandangan konstruktivistik belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan, peroses pembentukan ini dilakukan oleh siswa. Siswa harus aktif dalam kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari. Guru berperan agar proses proses pengkonsruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. 6 Menurut Sanjaya, ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam model pembelajaran inkuiri, yaitu: 1) Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. 2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. 5 W. Gulo, Strategi Belajar ( Jakarta: Gasindo, 2002) h. 85 6 C. Asrih Budiningsing, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Pt. Rineka Cipta,2012) cet II, h.58

9 3) Tujuan dari penggunaan model inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. 7 Tujuan pembelajaran melalui model pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu siswa ketika proses pembelajaran. c. Komponen-Komponen Inkuiri Metode pembelajaran inkuiri memiliki beberapa komponen. Sebagaimana yang dikemukakan Garton bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu: 1) Question, pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. 2) Student Engangement, dalam model inkuiri keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep. 3) Cooperative Interaction, siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. 4) Performance Evaluation, dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi. 7 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pemdidikan, ( Jakarta: Kencana, 2011) h. 196.

10 5) Variety of Resources, siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya. 8 d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri Ada beberapa prinsip-prinsip dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri di kelas yang perlu menjadi fokus perhatian bagi seorang guru. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat berjalan secara maksimal sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Menurut Sanjaya ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri, yaitu: 1) Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari model pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. 2) Prinsip interaksi Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru sebagai pengatur lingkungan yang mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. 3) Prinsip bertanya Kemampuan guru dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri sangat diperlukan. Sebab dengan memberikan pertanyaan 8 Yeohannest.Pembelajaran Inkuri (http://yoehannest.blogspot.com/2010/09/pembelajaraninkuiri.html diakses pada 2710/14 pukul. 4:40)

11 kepada siswa akan melatih kemampuan berpikirnya. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, baik bertanya untuk melacak maupun bertanya untuk menguji kemampuan. 4) Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think). 5) Prinsip keterbukaan Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam model pembelajaran inkuiri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan 9. e. Tingkatan Inkuiri Dalam penerapannya dibidang pendidikan, ada beberapa jenis model pembelajaran inkuiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sund dan Trowbridge, jenis-jenis model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: 1) Inkuiri terbimbing (Guide inquiry) Inkuiri terbimbing digunakan terutama bagi siswa yang belum mempunyai pengalaman belajar dengan model pembelajaran inkuiri. Dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru dan para siswa tidak merumuskan permasalahan. 2) Inkuiri bebas (Free inkuiry) Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini, siswa harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatkan siswa dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelmpok tugas memiliki tugas sebagai, misalnya 9 Sanjaya, Op.cit., 199-201

12 koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses. 3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (Modified free inquiry) Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian 10. 2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) a. Pengertian Inkuiri Terbimbing (Guiged Inquiry) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Sesuai dengan pendapat Joyce bahwa Each model guides us as we design instruction to help students achieve various objective yang berarti bahwa setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu perserta didik mencapai tujuan. Model inkuiri terbimbing adalah suatu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. 11 Menurut Markaban mengungkapkan, Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dapat diselenggarakan secara individu maupun kelompok. 12 Dalam melakukan inkuiri terbimbing guru menenentukan tujuan belajar berupa pertanyaan apa yang menentukan apa yang semestinya diketahui, dipahami, atau mampu dilakukan siswa terkait dengan pembahasan mata pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam model inkuiri terbimbing peranan guru adalah membimbing siswa untuk mendapatkan jawaban yang benar dengan atas jawaban dari yang diberikan oleh guru. Inkuiri terbimbing tidak hanya mengembangkan kemampuan 10 Metode Inkuiri", dari http://fkippgsd.wordpress.comtagmetode-inkuiri.htm diakses pada 26/10/14 11 Paul Eggen, Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: Indeks, 2006)h. 177 12 Ni L. Mita Listriani, L. Pt. Putrini Mahadewi, Dsk. Pt. Parmiti, Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Berbasis Lingkungan Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD 1 Bontihing, Jurnal Edukasi,h. 3

13 intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk mengembangkan emosional dan keterampilan inkuri merupakan salah satu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulklan data, menganalisis kesimpulan. Selain mendorong pemahaman materi secara mendalam dan mengembangkan pemikiran siswa, model inkuiri terbimbing juga efektif untuk meningkatkan motivasi siswa. Keterlibatan siswa merupakan faktor utama yang meningkatkan minat intrinstik orang terhadap satu kegiatan. Semakin besar keterlibatan mereka, semakin besar minat mereka. 13 b. Langkah-Langkah Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Gulo menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat kesimpulan. 14 Agar kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Orientasi, merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran, selain itu guru juga meransang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. 2) Merumuskan masalah, guru memberikan suatu masalah yang nantinya akan dikaji oleh siswa, siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat dari masalah yang tengah dibahas. 3) Mengajukan hipotesis, merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang sedang dikaji. Dalam langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan 13 Paul.Op.cit,.h. 201 14 W.Gulo. Op. cit., h. 93

14 guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat mengajukan jawaban sementara. 4) Mengumpulkan data, menjaring aktivitas untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. 5) Menguji hipotesis, proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. 6) Merumuskan kesimpulan, mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Biasanya yang terjadi dalam pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. 15 Tujuan umum strategi inkuiri bukan pada terselesaikannya masalah itu sendiri, tetapi seperti yang dikemukakan Joice-Weil ialah to help the students develope the intellectual discipline and skill necessary to raise question and search out answer stemming from their couriusity 16. Keberhasilan model pembelajaran ini tergantung pada bahan yang dikemukakan sebagai stimulus pada tahap pendahuluan atau disebut juga tahap apersepsi. Materi yang disajikan harus terkait dengan apa yang telah diketaui siswa sebelumnya. 15 Sanjaya. Op. cit., h. 202-205 16 W.Gulo.Op.cit.,h. 96

15 Jika materi tidak terkait dengan apa yang telah diketahui siswa menyebabkan pelajaran terasa asing dan tidak menarik bagi siswa. Bahan pelajaran dapat merangsang keingin tahuan siswa, maka bahan pelajaran merupakan gambaran menyeluruh tetapi singkat terhadap apa yang akan ditemukan dalam pelajaran yang akan disajikan. c. Keunggulan Model Pembelajran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki beberapa keunggulan yaitu: 1) Merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor 2) Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka 3) Merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman 4) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. 17 Pendapatnya Sumantri dan Permana kebaikan model inkuiri lebih terfokus pada siswa aktif dalam kegiatan pembelajarannya, siswa lebih memahami suatu konsep sebab mengalami sendiri dalam proses penemuannya, guru tetap bisa kontak pribadi kepada siswa saat proses pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Suastra, yang menyatakan kebaikan model inkuiri adalah: 1) Siswa dapat memahami konsep dasar-dasar dan ide-ide lebih baik, 2) Membantu dalam menggunakan daya ingat dan terampil pada situasi-situasi proses belajar yang baru, 3) Mendorong siswa untuk berpikir dan berpikir atas inisiatifnya sendiri, 4) Mendorong siswa untuk bepikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, 5) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik, 6) Situasi proses belajar- mengajar menjadi lebih merangsang, 7) Pengajaran menjadi berpusat pada siswa, 8) Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dan melakukan 17 Sanjaya. Op cit.,.h.208

16 eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca, dan menggunakan sumber-sumber lain, 9) Para siswa melakukan penelitian secara individu atau kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis 18 3. Hasil Belajar Geografi a. Pengertian Hasil Belajar Dalam persfektif dalam psikologi pendidikan, belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Hasil belajar terdiri dari dua kata hasil dan belajar, Purwanto berpendapat hasil (product) menunjukkan suatu perolehan yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan menurut Irwanto pengertian belajar yaitu merupakan proses dari perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu (yang terjadi dalam waktu tertentu). Maka hasil belajar adalah suatu perolehan yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional, yang didapat melalui proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam waktu tertentu. Dimyati dan Mudjiono berpendapat, hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. 19 Menurut mereka, hasil belajar ialah upaya untuk mendapatkan informasi untuk baik buruknya hasil pencapaian dari kedgiatan pembelajaran yang dilakukan. Beberapa pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa hasil belajar pencapaian kemampuan belajar siswa setelah melakukan proses kegiatan pembelajaran, bertujuan untuk mengukur apakah tujuan pembelajaran yang ditentukan tercapai atau tidak. 18 Ni L. Mita Listriani, L. Pt. Putrini Mahadewi, Dsk. Pt. Parmiti, Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Berbasis Lingkungan Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD 1 Bontihing, Jurnal Edukasi,h. 4 19 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2006) cet III, h.190

17 Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan aktifitas berfikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain pengaturan stimulus dengan struktur kongnitif yang sudah dimiliki dan terbentuk didalam pikiran manusia seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya 20. Pemahaman merupakan suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya. Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar perserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Seperti yang dikatakan Cullen penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu intitusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas kemampuan perserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. b. Jenis-Jenis Hasil Belajar Gagne membagi lima kategori hasil belajar yaitu: 1) Informasi verbal, penguasaan informasi secara baik secara lisan atau tertulis 2) Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam berintaksi dengan lingkungannya dengan menggunakkan simbol-simbol 3) Strategi kognitif, yaitu cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Jika kecakapan intelektual menitik beratkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran. 4) Kemampuan mengandalikan ingatan sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. 5) Keterampilan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergeraka yang dikontrol oleh otot dan fisik. Klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom digunakan dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kulikuler maupun tujuan intruksional. Klasifikasi tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. 20 C.Asri Budiningsih, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012). h.34

18 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil intelektual yang terdiri dari enam aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1) pengetahuan atau ingatan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis dan (6) penilaian. Sedangkan ranah afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai terdiri dari lima aspek. Diantaranya, penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi dan interaksi. Hasil pembelajaran dalam ranah psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotorik ada enam tingkatan, yaitu: 1) Gerakan refleks 2) Gerakan dasar 3) Gerakan persepsi 4) Kemapuan fisik 5) Gerakan terampil 6) Gerakan indah dan kreatif c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi 1) Faktor Internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. a) Faktor fisiologis, adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. b) Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. 2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan disekeliling siswa. a) Lingkungan sosial, yaitu lingkungan sosial keluarga, lingkungan sosial sekolah, sosial masyarakat.

19 b) Lingkungan non sosial, yaitu lingkungan alamiah, faktor instrumental dan faktor materi pembelajaran 21. d. Pembelajaran Geografi 1) Pengertian Geografi Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi sering juga disebut ilmu bumi. Menurut R. Bintarto geografi adalah studi yang mempelajari hubungan kausalgejala-gejala di permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi.kajian secara fisik maupun yang mencakup makhluk hidup berserta permasalahannya. Sedangkan menurut Ikatan Geografi Indonesia, geografi adalah studi yang mempelajari persamaan dan perbedaan geosfer melalui pendekatan kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. 22 Pembelajaran geografi merupakan suatu pembelajaran yang mempelajari tentang fakta. Konsep, prinsip, teori dan keterampilan dalam mengungkap gejala alam dan kehidupan di muka bumi dengan berbagai pendekaan geografi. Geografi dan pengajaran geografi yang menyajikan fakta, gejala dan masalah kehidupan sebagai hasil hubungan keruangan di permukaan bumi, dapat mengembangkan penalaran, kesadaran dan keterampilan, sehingga pengetahuan serta kemampuannya bertambah. 2) Tujuan Pembelajaran Geografi Dalam Standar Isi mata pelajaran geografi yang telah ditetapkan tujuan mata pelajaran geografi. Ada tiga tujuan mata pelajaran geografi, yakni: (1) Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan. (2) Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi. (3) Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap 21 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada).h.233 22 Hartono, Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta (Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas, 2009).h.4

20 keragaman budaya masyarakat. 23 B. Penelitian Relevan 1. Hasil penelitian yang dilakukan Ira Daniati dalam penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX IPS di Man Probolinggo pada tahun 2011, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari pra tindakan ke siklus 1 dan siklus 1 ke siklus 2. Ratarata hasil belajar siswa pada pra tindakan sebesar 69,4 pada siklus 1 meningkat menjadi 74,5 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 84,8. Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan, pada proses pembelajaran pra tindakan sebesar 34%, siklus 1 sebesar 63%, dan pada siklus 2 menjadi 88%. 2. Penelitian tentang Inkuiri Pada Materi Lingkungan Hidup Kelas Xi SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dilakukan oleh Nababan, Rimma D. Hasil penelitian menunjukkan Keaktifan belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Lintongnihuta dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif inkuiri pada penelitian ini terus meningkat pada setiap siklusnya. Dimana nilai rata-rata keaktifan siswa pada siklus I adalah 46,11 dan pada siklus II adalah 82,43. Ketuntasan hasil belajar siswa pada sub materi kerusakan lingkungan hidup pada penelitian ini menunjukkan peningkatan setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan pada prasiklus, siklus I, siklus II yaitu pada prasiklus siswa yang tuntas hanya 25,64%, siklus I mencapai 35,92%, kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 92,30% secara klasikal. Artinya hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif inkuiri dapat meningkatkan keaktifan dan ketuntasan hasil belajar siswa. 24 3. Penelitian tentang penerapan model pembelajaran inkuiri juga pernah dilakukan Erlina Widyaningtyas pada tahun 2012. Variabel bebas meliputi 23 Ira Daniati,Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS di MAN 2 Probolinggo, Jurnal Pendidikan (Malang.2010) 24 http://digilib.unimed.ac.idpenerapan-model-pembelajaran-kooperatif-inkuiri-pada-materilingkungan-hidup-kelas-xi-sma-negeri-1-lintongnihuta-tahun-pelajaran-20112012-24977.html Diakses pada tanggal 27 Oktober 2014 pukul 17.00

21 penerapan model pembelajaran inkuiri, variabel terikat yaitu hasil belajar siswa kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012 di SMA Negeri 1 Lasem. Hasil penelitian pada kelas XD dan XG menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85%, dan itu menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar. Aktifitas siswa mulai dari pertemuan pertama sampai akhir termasuk dalam kriteria sangat baik, jadi model pembelajaran inkuiri dapat diterapkan kepada siswa. Sedangkan tanggapan siswa kelas XD dan XG selama proses pembelajaran termasuk kriteria sangat baik yaitu 95% dan 92%. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka disimpulkan model pembelajaran inkuiri dapat diterapkan dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 1 Lasem. C. Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Berpikir Perubahan atau pembaharuan tingkah laku dan kecakapan dapat diperoleh dari proses belajar. Semua pasti mengalami proses belajar dalam hal apapun, baik disadari maupun tidak. Proses belajar dipengaruhi faktor-faktor yang dapat mepengarui hasil belajar siswa. Faktor internal berasal dari diri siswa, seperti kondisi jasmani dan rohani siswa dapat mempengaruhi pemahaman siswa itu sendiri. Bisa juga faktor eksternal yang berupa faktor datangnya dari luar individu, salah satu diantaranya yaitu guru dan bagaimana cara guru mengajar. Kemampuan kognitif siswa disekolah berpengaruh dengan bagaimana cara guru menyampaikan teori yang diajarkannya kepada siswa. Berhubungan dengan cara guru dalam menyampaikan teori, maka diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk itu. Saat ini sebaiknya guru tidak memberikan metode ceramah seperti dulu, karena saat ini murid harus aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang ada sekarang ini mampu meningkatkan pemahaman siswa baik dibidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

22 Salah satu model yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Model pembelajaran ini menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa memiliki pengalaman dalam pembelajaran. Keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran nkuiri terbimbing bergantung pada kemampuan guru dalam menginformasikan pesan kepada siswa. Untuk mengetahui apakah penelitian ini model inkuiri terbimbing (guided inquiry). berpengaruh terhadap hasil siswa, dapat dilihat dari interpertasi hasil nilai pretest dan posttest siswa. Diduga bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi menggunakan model inkuiri terbimbing lebih tinggi dari pada hasil siswa pada mata pelajaran geografi yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 2. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan deskripsi teoritis diatas dan kerangka berpikir, yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah: Ho : model pembelajaran inkuiri terbimbing (giude inquiry) tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi litosfer di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Ha : model pembelajaran inkuiri terbimbing (giude inquiry) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi litosfer di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat, Jln. Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4 Ciputat, Tangerang Selatatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada kelas X pada semester genap tahun pelajaran 2014-2015. Berikut uraian jadwalnya. Tabel 3.1 Waktu Penelitian No Kegiatan Waktu Sept Okt Nov Des Jan Feb 1. Penyusunan 1 Membuat instrumen penelitian 2 Uji coba tes hasil belajar 3 Uji reabilitas dan validitas 4 Posttest 5 Pemberian proses mengajar dengan model inkuiri terbimbing (guided inkuiry) dikelas eksperimen 6 Pemberian proses mengajar dengan model konvensional dikelas Kontrol 8 Pretest 9 Menyebar angket Penyusunan hasil penelitian

24 B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode equasi eksperimen. Penelitian equasi eksperimen terdiri dari kelompok kontrol, tapi tidak berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang memperngaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control group pretest dan posttest design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum eksperimen dilakukan maka akan diberikan pretest. Selanjutnya satu kelompok eksperimen diberikan perlakukan dengan menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry) sedangkan kelompok lainnya akan diberikan pembelajaran secara konvensional. Setelah diberlakukan keduanya diberikan posttest untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada table berikut: Tabel 3.2 Nonrandomized Control Goup Pretest and Postest Design Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes Akhir Eksperimen T 1 X M T 2 Kontrol T 2 X m T 2 Keterangan: T 1 T 2 : Pretest (test awal sebelum proses belajar mengajar dimulai dan belum diberikan perlakuan) : Postest (tes akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan perlakuan) X M : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang dikenai perlakuan Model Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) X m : pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional.

25 C. Populasi dan Sampel Populasi merupakan kelompok besar dan wilayah yang menjadi ruang lingkup penelitian. Pada penelitian ini populasinya adalah siswa SMA Muhammadiyah 8 Ciputat. Sedangkan populasi yang terjangkau pada penelitian ini adalah siswa SMA Muhammadiyah 8 Ciputat kelas X semester genap tahun mata pelajaran 2014-2015, yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas X-1 dan X-2. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, sampel yang digunakan dalam penelian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu: 1. Kelompok eksperimen kelompok, yaitu kelompok siswa yang mendapat pelajaran geografi dengan model inkuiri terbimbing. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas X-1 yang berjumlah 25 siswa. 2. Kelompok Kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran geografi secara konvensional X-2 yang berjumlah 25 siswa. Pengambilan sampel yang digunakan yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan (Prurposif sampling), pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penentuan sampel dilakukan dengan melakukan observasi terhadap setiap kelas kemudian, memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. D. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data empiris yang digunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat secara lengkap. 1 Tabel 3.3 1 Nana Syaodih Sukmadinata Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet.6.h. 234

26 Teknik Pengumpulan Data No Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 1. Hasil belajar Kelas Tes awal (posttest) eksperimen Tes akhir (pretest) dan kelas kontrol 2. Aktifitas belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional 3. Aktifitas belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) 4. Respon siswa terhadap pembelajaran Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guide inquiry) Kelas kelas kontrol Kelas eksperimen Kelas eksperimen Observasi Observasi Angket Instrumen Soal Tes Hasil Belajar Lembar Observasi Lembar Observasi Angket 1. Tes Tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang memberikan tugas dan serangkaian tugas yang diberikan oleh guru. Tes digunakan untuk menilai dan

27 mengukur hasil belajar. 2 Tes dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). 2. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik atau cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. 3 Obeservasi dilakukan didua kelas yang berbeda, yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Observasi berguna untuk mengamati aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol dan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk kelas eksperimen. 3. Angket Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. 4 Dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup adalah yang telah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden memilih. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas eksperimen, yang melakukan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry). Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). E. Instrumen penelitian Ada tiga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen berbentuk tes tertulis berupa soal pilihan ganda. Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi aktifitas siswa, dan angket. 1. Instrumen Tes Hasil belajar Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka dilakukan tes hasil belajar siswa yang akan dilakukan oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun kisi-kisi tes hasil belajar yang akan digunakan antara lain: 2 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2001) cet.7. h. 35 3 Syaodih. Op. Cit. h.220 4 Ibid. h. 219

28 Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfer. Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Materi Indikator Nomor Soal Batuan 1. Mengemukakan batuan 1,2,3,4,5, penyusun bumi 2. Mengemukakan unsurunsur lapisan bumi 9,10,31 3. Mengemukakan karakteristik lapisan bumi 6,7,8, 32 Tektonisme 1. Menjelaskan konsep 11, 12, tenaga tektonisme 13, 14, 2. Mengidentifikasi konsep 15, 16, lipatan dan patahan 3. Menganalisis bentuk 17, 18, proses lipatan dan jenis 19, 20, patahan Gunung Api 1. Mengidentifikasi konsep vulkanisme 2. Mengidentifikasi struktur gunung api 3. Menjelaskan perbedaan intrusi magma dan ekstrusi magma 4. Mengidentifikasi tipe-tipe gunung api 5. Mendeskripsikan manfaat vulkanisme kehidupan manusia. bagi 21, 33, 34 22, 35 23, 24, 25 26, 27, 28, 29, 30, Jumlah Soal 12 11 12 Jumlah Soal 35 2. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Untuk melakukan observasi sebaiknya menyiapkan pedoman observasi, yaitu berupa lembar observasi yang akan digunakan. Berikut ini kisi-kisi instrumen lembar observasi dengan model konvensional dan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry).

29 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas SiswaModel Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) No Aspek yang Diamati Nilai Ket SB B C K SK I Kegiatan pendahuluan a. Kesiapan menerima pelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran a. Siswa menjawab salam b. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai II Kegiatan Inti 1. Orientasi a. Mengamati tayangan audio visual b. Mendengarkan penjelasan 2. Merumuskan masalah a. menanyakan b. Merumuskan masalah, tugas kelas 3. Pengajuan Hipotesis a. Mengemukakan hipotesis 4. Mengumpulkan Informasi a. Membaca, mengamati dan bertanya b. aktif dalam kelompok c. Mengemukakan pendapat dalam kelompok d. Berkerja sama 5. Menguji Hipotesis a. Meneliti, membuat catatan dan mengumpulkan data b. Analisis data kelompok atau individu c. Mengklarifikasi dan mengurutkan tugas 6. Menyusun Kesimpulan a. Berbagi hasil penemuan b. Menulis laporan kelompok antar siswa c. Presentasi kelompok IV Kegiatan Penutup a. Keterlibatan siswa memberikan kesimpulan b. Tanya jawab

30 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Pembelajaran Konvensional No Aspek yang Diamati Nilai Ket SB B C K SK I Pra Pembelajaran a. Kesiapan menerima pelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran a. Siswa menjawab salam b. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai III Kegiatan Inti a. Mendengarkan penjelasan b. Bertanya kepada guru Mencatat penjelasan yang disampaikan c. Interaksi antar siswa d. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar e. Interaksi siswa dengan guru f. Mengerjakan soal latihan IV Kegiatan penutup a. Pemahaman siswa menerima pelajaran b. Keterlibatan dalam memberi kesimpulan 3. Instrumen Angket Siswa Adapun kisi-sisi yang digunakan untuk instrumen angket siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah sebagai berikut. Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Angket Siswa No Indikator No Soal 1 Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran 1 Inkuiri Terbimbing 2 Penerapan model pembelajaran inkuiri Terbimbing memotivasi 2,3 siswa untuk belajar 3 Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan 4,8,9 model pembelajaran Inkuiri terbimbing 4 Efektifitas model pembelajaran inkuiri terhadap pembelajaran 6,5,7,1 0

31 F. Uji Coba Instrumen Tes Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas XI terdiri dari 30 siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 1. Validitas Instrumen Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi point biserial sebagai berikut: 5 dimana: M M bi : koefisiensi korelasi biserial : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya : realita skor total : standar deviasi dari skor total : populasi siswa yang menjawab benar i b b i : populasi siswa yang menjawab salah Jika harga r hitung > r tabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid. cet.12, h.149 5 Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yohyakarta: Graha ilmu, 2011),

32 Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 30 siswa dan α = 5%, dari 35 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 25 soal valid yakni nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14,15, 16, 18, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 35 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut: 6 [ ] [ ] dimana: r II : reliabilitas tes secara keseluruhan : proporsi siswa yang menjawab benar : proporsi siswa yang menjawab salah pq : jumlah hasil perkalian antara n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes dan dengan, Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: cet. 10 h.245 6 Anas Sudjono,Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011).

33 Tabel 3.8 Interprestasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,91-1,00 sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah <0,20 sangat rendah Adapun hasil keseluruhan reabilitas seluruh butir soal yang sudah dinyatakan valid sebesar 1,08 dan termasuk kedalam kriteria reliabilitas sangat tinggi. 3. Taraf Kesukaran Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan taraf kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus: dimana: P = indeks tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

34 Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini: Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Taraf Kesukaran Klasifikasi 0,00-0,30 soal sukar 0,30-0,70 soal sedang 0,70-1,00 soal mudah Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 35 soal tes hasil belajar yang diujikan, 5 % atau sebanyak 2 soal termasuk dalam kriteria sukar, sebayak 15 soal atau 37,5 % soal termasuk dalam kriteria sedang, dan 57,5% atau 23 soal termasuk kedalam kriteria mudah. 4. Daya Pembeda Anas Sudjono mendefinisikan daya pembeda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah: = dimana: D = daya pembeda B A B B J A J B P A P B = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar = jumlah peserta kelompok atas = jumlah peserta kelompok bawah = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

35 Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Klasifikasi 0.00 0.20 Jelek 0.20 0.40 Cukup 0.40 0.70 Baik 0.70 1.00 Baik sekali Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 35 soal tes hasil belajar yang diujikan, sebanyak 2 soal atau 5,7 % soal termasuk dalam kriteria jelek, 42,8 % atau sebanyak 15 soal termasuk dalam kriteria cukup, 48% atau sebanyak 17 soal termasuk dalam kriteria baik, dan 2,8 % atau sebanyak 1 soal termasuk kedalam kriterta baik sekali. G. Teknik Analisis Data Didalam teknik pengumpulan data terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes dan non tes, maka terdapat dua buah teknik analisis data. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t, sedangkan data yang dihasilkan dari instrumen non tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. 1. Teknik Analisis Data Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:

36 a. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif 1). Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat ( ) dengan persamaan: dimana: f o = frekuensi dari hasil penelitian = frekuensi yang diharapkan f e Sementara itu, kriteria tes yang digunakan adalah apabila hitung < tabel, dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan bila hitung > tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari sampel tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan teknik chi kuadrat, menurut Sudjana, dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 7 a) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil b) Menentukan rentangan (R) dengan cara: R = skor terbesar skor terkecil c) Menentukan banyaknya kelas (K) dengan cara: K = 1 + 3,3 log n d) Menentukan panjang kelas (i) dengan cara: e) Menentukan proporsi. f) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. h.298 7 Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT.Grafindo Persada, 2008),

37 Tabel 3.11 Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi No. Interval P 1. 2. Jumlah - - - g) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara: h) Menentukan simpangan baku (s) dengan cara: i) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: 1) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0,5 pada kelas bawah interval dan menambah 0,5 pada kelas atas interval. 2) Mencari nilai Z-score dengan bantuan rumus: ( ) 3) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. 4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, untuk angka baris pertama dicari dengan mengurangkan baris pertama dengan baris kedua, untuk angka baris kedua, dicari dengan mengurangkan angka baris kedua dengan baris ketiga, dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. 5) Mencari frekuensi yang diharapkan (f e ) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 6) Membuat tabel bantu chi-kuadrat (X 2 hitung)dalam bentuk:

38 Tabel 3.12 Tabel Bantu Perhitungan Chi-kuadrat (X2) No 1. 2. Batas Kelas Z Score Luas 0 Z Luas Tiap Kelas fe f0 Chi-kuadrat (X2) Setelah melakukan serangkaian tahapan di atas, langkah selanjutnya adalah menentukan harga X2tabel dengan taraf signifikan 0,05, pada derajat kebebasa (dk) = k-1. Setelah itu, menentukan kriteria pengujian, yaitu: tolak H0 jika X2hitung > X2tabel atau terima H0 jika X2hitung < X2tabel. Langkah akhir dari uji normalitas adalah penarikan kesimpulan. 2). Uji Homogenitas Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisher. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus:8 𝑏 𝑖 𝑖 𝑖 dengan: kriteria pengujian: a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah: a) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk: 8 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisa Data Penelitian, (Bandung: Refika Aditama, 2010). h. 160.

39 b) Membagi data menjadi dua kelompok. c) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok. d) Menentukan F hitung dengan rumus: i b i i e) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk: 1) Jika F hitung < F tabel, maka H 0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. 2) Jika F hitung > F tabel, maka H i diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. f) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan rumus: dk 1 = n-1 dk 2 = n-2 g) Menentukan F hitung dan F tabel, kemudian membandingkan hasil F hitung dan F tabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. b. Pengujian Hipotesis Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji t adalah: dengan: dimana: = rata-rata skor kelompok eksperimen = rata-rata skor kelompok kontrol

40 = varians gabungan = varians kelompok ksperimen = varians kelompok kontrol = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen = jumlah anggota sampel kelompok kontrol Langkah mengajukan hipotesis adalah sebagai berikut: a. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk: H 0 : X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen. H a : X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata score pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol. b. Uji kesamaan dua rata-rata posttest H 0 : X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen. H a : X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol. Setelah selesai melakukan hipotesis uji kesamaan dua rata-rata pretest dan postest kedua sampel, langkah selanjutnya adalah: a. Menghitung nilai t hitung dengan menggunakan rumus uji-t b. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n 1 1) + ( n 2 1) c. Menetukan nilai t tabel dengan d. Menguji hipotesis dengan ketentuan: Jika -t tabel t hitung t tabel maka H 0 diterima dan Jika t hitung -t tabel atau t hitung t tabel, maka H a ditolak c. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H 0 : H a : keterangan:

41 Ho = model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) tidak berpengaruh terhadap hasil belajar geografi siswa pada materi litosfer di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Ha = model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) berpengaruh terhadap hasil belajar geografi siswa pada materi litosfer SMA Muhammadiyah 8 Ciputat rata-rata hasil belajar geografi siswa yang diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) rata-rata hasil belajar geografi siswa yang diberikan secara konvensional 2. Teknik Analisis Data Kualitatif Data hasil observasi aktifitas guru terhadap keterampilan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum setiap tahapan pembelajaran dengan menggunakan selama pembelajaran berlangsung. model inkuiri terbimbing Dari hasil format observasi keterlaksanaan pembelajaran, kemudian diolah secara kualitatif dengan memberikan skor satu jika indikator pada tahapan pendekatan pembelajaran muncul dan nol jika tidak muncul. Kemudian untuk mengetahui data observasi berikut: tersebut, rumus yang digunakan adalah sebagai i Data persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut: Tabel 3.13 Kategori Hasil Observasi Keterangan Presentase sangat baik 81% - 100% Baik 61% - 80% cukup baik 41% - 60% kurang baik 21% - 40% sangat kurang baik 0% - 20% i i

42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Identitas sekolah a. Nama Sekolah : SMA MUHAMMADIYAH 8 CIPUTAT b. Nomor Statistik Sekolah : 302 286 301 007 c. Alamat : Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4 Ciputat Tangerang Selatan d. No Telepon/Fax : (021) 7424379, (021) 74707376 e. Alamat Email : f. Web site : www.dosq08cpt.20m.com g. Akreditasi : A 2. Visi dan misi : a. Visi Terbentuknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang Agamis, Humanis, Intelek, dan Komunikatif. b. Misi : 1) Mengarahkan pembelajaran dan bimbingan secara maksimal kepada terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kualitas ke-islaman. 2) Menanamkan dan menumbuhkan sikap cinta tanah air dan perduli sosial. 3) Mengarahkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 4) Mengupayakan pembelajaran bahasa asing (Inggris dan Arab) ke arah kemampuan berbahasa aktif.

43 3. Sarana dan Prasarana : Fasilitas yang dimiliki, gedung milik sendiri, Laboratorium Komputer, perpustakaan, lapangan futsal, parkir motor dan kendaraan, internet (wifii), lapangan acara dan olahraga, koperasi sekolah, kantin, ruang BK (Bimbingan Konseling), masjid, toilet, Lab IPA dan lainnya. 4. Program Unggulan dan Prestasi: a. Program Unggulan Displin ibadah (shalat Duha bersama dan rawatib), kursus-kursus buta huruf al-quran, pendidikan akhlakul karimah, upacara nendera, keterampilan berpaskibra, kepramukaan hizbulwaton, menanamkan cinta tanah air dan kepedulian atau kesalehan sosial. b. Prestasi Kelulusan 100% tiap UAN/UN/UAS, kemampuan berbahasa inggris dan arab, mahir mengoprasikan program computer, designgrafis. Melatih siswa siswi SMA Muhammadiyah 8 menjadi atlet-atlet olahraga (futsal, bola voli,bola basket, sepak bola, tapak suci) dilatih berkesnian tari saman, seni vocal, marawis, hadroh. 5. Gambaran Kegiatan Pembelajaran a. Kelas Ekperimen Kelas ekperimen terdiri dari 25 siswa, 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Pada kelas X-1 yang merupakan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Kondisi kelas eksperimen pada saat pertama kali siswa terlihat siap menerima pelajaran, meski ada beberapa yang terlihat kurang siap. Mereka mendengarkan penjelasan dari guru meski beberapa siswa mengobrol dengan teman sebangkunya. Siswa masih kesulitan merumuskan masalah yang diberikan oleh guru dan begitu juga pada saat memberikan hipotesis. Hal ini karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

44 Pertemuan kedua, tampaknya siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) kemampuan siswa untuk memberikan hipotesis lebih baik dari sebelumnya. siswa terlihat antusias mengikikuti pelajaran. Mereka berdiskusi untuk mengumpulkan informasi yang diminta mengenai materi pembelajaran. Pertemuan ketiga, siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Mereka mendengarkan penjelasan dari guru dengan baik sebelum mereka mulai mengorientasi pelajaran. Mereka terlihat menikmati tiga jam mata pelajaran geografi sehingga kegiatan belajar mengajar terasa menyenangkan. Ketiga guru bertanya mereka dapat menjawab pertanyaan dengan baik. b. Kelas Kontrol Penelitian di kelas X-2 yang merupakan kelas kontrol terdiri dari 25 siswa yang terdiri dari 12 Siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Kelas kontrol ini menggunakan model pembelajaran konvensional. Kondisi kelas kontrol pada saat pertama kali siswa terlihat siap menerima pelajaran, meski ada beberapa yang terlihat kurang siap. Mereka mendengarkan penjelasan dari guru meski beberapa siswa terkadang melihat ponsel atau mengobrol dengan teman sebangkunya. Disaat diberi kesempatan untuk bertanya hanya dua orang yang berani bertanya begitu juga ketika guru menanyakan kepada siswa tentang pelajaran yang diberikan hanya satu siswa yang berani menjawab pertanyaan. Pada pertemuan kedua pada kegiatan pembuka siswa terlihat lebih siap menerima pelajaran dari pertemuan sebelumnya. meski masih ada saja murid yang mengobrol hanya saja dengan guru menanyakan pertanyaan kepada siswa yang mengobrol tersebut membuat mereka akhirnya mendengarkan penjelasan dari guru. Keterlibatan siswa dalam kegiatan penutup mengalami kemajuan, karena siswa mulai berani mengemukakan pendapatnya sehingga guru dan siswa dapat bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang yang dipelajari pada pertemuan kedua.

45 Pertemuan terakhir kondisi kelas mengalami peningkatan, siswa lebih siap dari sebelumnya, pada kegiatan membuka pelajaran, siswa mendengarkan dengan baik dan siswa yang bertanya jumlahnya bertambah. Ketika guru secara acak menunjuk siswa untuk menyampaikan kesimpulan, siswa terlihat dan menjawabnya tanpa ragu-ragu. B. Deskripsi Data 1. Tes a. Deskripsi Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabel hasil pretest kelompok eksperimen dan Kontrol setelah dikelompokkan kedalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Rentang Nilai Frekuensi Eksperimen Kontrol 1 36-41 4 2 2 42-47 3 4 3 48-53 4 2 4 54-59 4 6 5 60-65 5 4 6 66-71 3 4 7 72-77 2 3 Dari data tabel diatas dapat diketehui bahwa perolehan nilai pretest siswa pada kelompok eksperimen nilai lebih banyak diperoleh siswa pada rentang 60 sampai 65 yaitu sebanyak 5 orang siswa. Sedangkan sebanyak 2 siswa atau 8% pada kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi pada rentang nilai 72 sampai 77. Nilai ketuntasan kriteria minimal (KKM) pada mata pelajaran geografi adalah 70 beradasarkan hasil pretest hanya ada 8% dari 25 siswa dikelas eksperimen yang nilainya

46 Adapun perolehan nilai pretest pada kelas kontrol pada nilai tertinggi pada rentan 72 sampai 77 yaitu sebanyak 3 siswa, jumlahnya lebih banyak dari siswa kelas eksperimen. Pada rentang 54 sampai 59 banyaknya siswa yang memperoleh nilai yaitu sebanyak 6 siswa, merupakan rentang nilai terbanyak yang diperoleh siswa. Sedangkan ada 3 siswa yang memperoleh nilai pada rentang 42 sampai 40. Rentang nilai 60 sampai 65 dan 66 sampai 77 masing-masing diperoleh 3 siswa dalam kelompok kontrol. Pada kelas kontrol ada 12% siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Berikut merupakan data statistik pretest mengenai kedua kelompok berdasarkan perhitungan. Tabel 4.2 Deskripsi Data pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Deskripsi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Minimum 36 36 Maksimum 72 72 Rata-Rata 55,3 53,82 Nilai Tengah 55 58 Strandar Devisiasi 11,35 11,10 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil pretest kedua kelompok. Nilai maksimum yang diperoleh oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 72. Terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh kelompok ekperimen lebih rendah yaitu 55.3 jika dibandingkan dengan kelompok kontrol memperoleh rata-rata sebanyak 53.82. Namun nilai rata-rata kedua kelompok masih tergolong rendah. b. Deskripsi Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabel hasil posttest kelompok eksperimen dan Kontrol setelah dikelompokkan kedalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut:

47 Tabel 4.3 Data Hasil Kelompok Eksperimen Dan Kontol No Rentang Nilai Frekuensi Eksperimen Kontrol 1 56-61 1 4 2 62-67 1 2 3 68-73 5 5 4 74-80 5 5 5 81-87 2 5 6 88-93 7 3 7 94-100 4 1 Dari tabel diatas berdasarkan hasil nilai posttest yang dilakukan pada kelompok eksperimen jumlah siswa pada nilai tertinggi ada 4 siswa, nilai tertinggi berada pada rentang 94 sampai 100. sedangkan nilai terbanyak diperoleh pada rentang 88 sampai 93 oleh 7 siswa. Sebanyak 20 siswa atau 80% siswa berhasil mendapat nilai diatas KKM, hanya 20% yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Pada kelompok kontrol hanya ada ada 4% atau 1 siswa yang mendapatkan nilai tertinggi. Pada rentang 68 sampai 73 dan 74 sampai 80 diperoleh oleh 5 siswa dalam kelas kontrol dan jumlah siswa yang sama mendapatkan nilai pada rentang 81 sampai 87. Siswa yang berhasil mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 64% sedangkan yang berada dibawah KKM ada 36 %. Berikut merupakan data statistik posttest berdasarkan perhitungan. Tabel 4.4 mengenai kedua kelompok Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Deskripsi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Minimum 60 56 Maksimum 96 92 Nilai Tengah 87 75 Rata-Rata 84,1 74,82 Strandar Devisiasi 11,22 10,46

48 Hasil yang berada pada tabel diatas dapat dilihat diatas penelitian yang dilakukan pada kedua kelompok terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai maksimun diperoleh kelompok eksperimen yaitu 96, yang lebih tinggi dibandingkan oleh kelompok kontrol yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 92. Selain itu rata-rata kedua kelompok juga menunjukkan perbedaan yaitu 84,1 untuk kelompok eksperimen dan untuk kelompok kontrol memperoleh rata-rata 74,82. Selisih nilai kedua kelompok 9,2. Maka dengan hasil ini menunjukkan bahwa perolehan nilai posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. 2. Observasi a. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat diketahui dari lembar observasi yang memuat daftar cek keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri. Observasi yang dilakukan berguna untuk mengamati aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk kelas eksperimen. Tabel 4.5 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pertemuan Ke 1 No. Aspek Penilaian Skor Ideal Nilai Observer % 1 Kegiatan Pendahuluan 5 4 80 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 Menggunakan Model Pembelajaran 3 Inkuiri (Guided Inquiry) Orientasi 10 7 70 Merumuskan Masalah 10 7 70 Pengajuan Hipotesis 5 3 60 Mengumpulkan Informasi 20 13 65 Menguji Hipotesis 15 9 60 Menyusun Kesimpulan 15 9 60 4 Kegiatan Penutup 10 7 70 Total Indikator 100 67 Presentase Keberhasilan 67% Kriteria Baik

49 Pada pertemuan pertama keterlaksanaan pembelajaran dari mulai kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup mencapai 67%. Jika dilihat dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajran pada pertemuan pertama yang dilakukan oleh peneliti masih belum maksimal. Peneliti masih dalam proses penyesuaian dan baru melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Selain itu hal ini terjadi juga karena belum terlaksananya tahapan-tahapan pembelajaran yang disebabkan peneliti belum maksimal dalam penguasaan kelas, sehingga perlu dijadikan sebagai catatan perbaikan pada pelajaran berikutnya. Tabel 4.6 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pertemuan Ke 2 No. Aspek Penilaian Skor Ideal Nilai Observer % 1 Kegiatan Pendahuluan 5 5 100 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 Menggunakan Model Pembelajaran 3 Inkuiri (Guided Inquiry) Orientasi 10 8 80 Merumuskan Masalah 10 8 80 Pengajuan Hipotesis 5 4 80 Mengumpulkan Informasi 20 16 80 Menguji Hipotesis 15 11 73,33 Menyusun Kesimpulan 15 12 80 4 Kegiatan Penutup 10 8 80 Total Indikator 100 80 Presentase Keberhasilan 80% Kriteria Baik Pada pertemuan kedua presentase keberhasilan mulai dari kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup mencapai 80%. Jika dibandingkan dengan pertemuan pertama maka presentasi keberhasilan mengalami peningkatan sebanyak 13%. Meski mengalami peningkatan tetapi presentase keberhasilan ini masih masuk kedalam kriteria baik. Jika dilihat dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua mulai menunjukkan peningkatan, walau masih terdapat beberapa yang belum maksimal.

50 Tabel 4.7 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pertemuan Ke 3 Nilai No. Aspek Penilaian Skor Ideal Observer % 1 Kegiatan Pendahuluan 5 5 100 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 9 90 Menggunakan Model Pembelajaran 3 Inkuiri (Guided Inquiry) Orientasi 10 9 90 Merumuskan Masalah 10 10 100 Pengajuan Hipotesis 5 5 100 Mengumpulkan Informasi 20 17 85 Menguji Hipotesis 15 14 93.33 Menyusun Kesimpulan 15 14 93.33 4 Kegiatan Penutup 10 10 100 Total Indikator 100 93 Presentase Keberhasilan 93% Kriteria Sangat Baik Pertemuan ketiga menunjukkan hasil presentase keterlaksanaan pelajaran dari mulai kegiatan pembuka sampai kegiatan penutup pelajaran mencapai 93%. Jika dibandingkan dengan dua pertemuan sebelumnya, hanya pertemuan ketigalah yang masuk dalam kriteria sangat baik. Berbeda dengan dua pertemuan lainnya yang masuk kedalam kriteria baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama tiga pertemuan dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pada model Pembelajaran inkuiri terbimbing telah dilaksanakan dengan baik oleh peneliti. Walaupun demikian ada beberapa evaluasi dari pelaksanaan pendekatan pembelajaran tersebut diantaranya belum terbiasanya siswa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan yang digunakan sebagian besar menggunakan keaktifan siswa untuk mencari sendiri pengetahuannya, walaupun begitu guru berperan sebagai pemberi informasi masih dominan. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, yang mengarahkan siswa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hanya saja menurut hasil

51 pengamatan selama proses penelitian siswa kurang tertarik untuk menggali pengetahuan yang dia miliki. b. Model Pembelajaran Konvensional Pelaksanaan model pembelajaran konvensional dapat dikahui dari lembar observasi yang memuat daftar cek keterlaksanaan model konvensional. Observasi yang dilakukan berguna untuk mengamati aktifitas belajar menggunakan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Tabel 4.8 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional siswa dengan Pertemuan Ke -1 No. Aspek Penilaian Skor Ideal Nilai Observer % 1 Kegiatan Pendahuluan 5 4 80 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 3 Kegiatan Inti Mendengarkan Penjelasan 5 3 60 Bertanya 5 2 40 Interaksi Antar Siswa 5 2 40 Keterlibatan Siswa 5 2 40 Interaksi Siswa Dengan Guru 5 2 40 Mengerjakan Soal Latihan 5 3 60 4 Kegiatan Penutup 10 7 70 Total Indikator 55 37 33 Presentase Keberhasilan 60% Kriteria Baik Pada pertemuan pertama keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional presentase keberhasilan mulai dari kegiatan membuka sampai kegiatan penutup adalah 60% jika dilihat dari hasil ini keterlaksanaan kegiatan pembelajaran masuk dalam kriteria baik.

52 Tabel 4.9 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional Pertemuan Ke -2 No. Aspek Penilaian Skor Ideal Nilai Observer % 1 Kegiatan Pendahuluan 5 4 80 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 3 Kegiatan Inti Mendengarkan Penjelasan 5 3 60 Bertanya 5 2 40 Interaksi Antar Siswa 5 3 60 Keterlibatan Siswa 5 3 60 Interaksi Siswa Dengan Guru 5 3 60 Mengerjakan Soal Latihan 5 3 60 4 Kegiatan Penutup 10 8 80 Total Indikator 55 37 Presentase Keberhasilan 67,27% Kriteria Baik Pada pertemuan kedua presentase keberhasilan mulai dari kegiatan membuka sampai kegiatan penutup adalah 67,27%. Pada pertemuan kedua presentase keberhasilannya naik 7.27% dan dapat disimpulkan masuk kriteria baik. Tabel 4.10 Presentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konvensional Pertemuan Ke -3 No. Aspek Penilaian Skor Ideal Nilai Observer % 1 Kegiatan Pendahuluan 5 4 80 2 Kegiatan Membuka Pelajaran 10 8 80 3 Kegiatan Inti Mendengarkan Penjelasan 5 4 80 Bertanya 5 3 60 Interaksi Antar Siswa 5 4 80 Keterlibatan Siswa 5 3 60 Interaksi Siswa Dengan Guru 5 3 60 Mengerjakan Soal Latihan 5 4 80 4 Kegiatan Penutup 10 8 80 Total Indikator 55 41 Presentase Keberhasilan 74,54% Kriteria Baik

53 Pertemuan ketiga keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional presentase keberhasilan mulai dari kegiatan membuka sampai kegiatan penutup adalah 74,54%. Sama dengan dua pertemuan lainnya, pertemuan ketiga ini juga termasuk kedalam kriteria baik. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mengalami presentase keberhasilan yang terus naik disetiap pertemuan. Berdasarkan hasil observasi, disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional berjalan dengan baik oleh peneliti. Namun demikian kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa juga kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti didalam kelas. Kegiatan pembelajaran dengan model konvensional kurang membuat siswa untuk aktif didalam kelas. Sehingga guru sangat dominan didalam kelas. 3. Angket Angket siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry), berikut merupakan hasil dari data angket yang sudah diberikan kepada kelompok eksperimen. Tabel 4.11 Pertanyaan ke- 1 Saya senang belajar geografi dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 0 0% Setuju 17 68% Biasa Saja 8 32% Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Tanggapan siswa terhadap pelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa 60% siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

54 Tabel 4.12 Pertanyaan ke- 2 Dengan model pembelajan ini saya termotivasi untuk belajar geografi. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 5 20% Setuju 10 40% Biasa Saja 8 32% Tidak Setuju 2 8% Sangat Tidak Setuju 0 0% Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa 40% siswa setuju bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memotivasi siswa untuk belajar. Namun, ada 2 orang siswa yang tidak setuju jika model pembelajaran inkuiri dapat memotivasi. Tabel 4.13 Pertanyaan ke-3 Kondisi kelas mempengaruhi konsentrasi belajar Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 18 72% Setuju 5 20% Biasa Saja 2 8% Tidak setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Dari tabel diatas maka dapat diketahui ada 72 % siswa sangat setuju kondisi kelas yang berisik mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Tabel 4.14 Pertanyaan ke-4 Saya senang menyampaikan pendapat dalam proses belajar mengajar. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 6 24% Setuju 11 44% Biasa Saja 8 32% Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0%

55 Tabel diatas menunjukkan 44% dari keseluruhan siswa setuju menyampaikan pendapat pada saat kegiatan belajar mengajar. Tabel 4.15 Pertanyaan ke-5 Video dan gambar mempermudah memahami pelajaran Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 12 48% Setuju 10 40% Biasa Saja 3 12% Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Video dan gambar dapat mempermudah siswa untuk memahami pelajaran geografi, hal ini terbukti bahwa ada sebanyak 12 siswa atau 48% sangat setuju dan 12% berpendapat biasa saja. Tabel 4.16 Pertanyaan ke-6 Saya berusaha mengerjakan soal sulit yang diberikan sampai bisa. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 2 8% Setuju 14 56% Biasa Saja 11 44% Tidak Setuju 3 12% Sangat Tidak Setuju 0 0% Dari hasil tabel diatas ada 14 siswa atau 56 % yang setuju mengerjakan soal sulit yang diberikan oleh guru sampai bisa. Sedangkan sisanya 44% berpendapat biasa saja Tabel 4.17 Pertanyaan ke-7 Saya tertarik menghubungkan pelajaran geografi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 3 12% Setuju 9 36% Biasa Saja 11 44% Tidak Setuju 2 8% Sangat Tidak Setuju 0 0%

56 Berdasarkan tabel diatas 12% sangat setuju untuk menggambungkan pelajaran geografi dengan peristiwa yang terjadi disekitar. Sedangkan untuk presentase tertinggi ada 44% atau 11 siswa yang berpendapat biasa saja. Tabel 4.18 Pertanyaan ke-8 Merasa penasaran memecahkan masalah yang diberikan oleh guru Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 6 24% Setuju 8 32% Biasa Saja 11 44% Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Pada pertanyaan ke-8, hanya 24% siswa yang sangat setuju merasa penasaran memesahkan masalah yang diberikan oleh guru. Sedeangkan presentase tertinggi berpendapat biasa saja terdiri dari 44% dari presentase keseluruhan. Tabel 4.19 Pertanyaan ke-9 Siswa senang jika guru merespon pendapatnya Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 16 64% Setuju 5 20% Biasa Saja 4 16% Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Tanggapan siswa terhadap pendapat mereka yang direspon oleh guru dapat dilihat presentase berdasarkan tabel diatas yaitu ada 64% dan merupakan presentase tertinggi berpendapat sangat setuju, siswa senang jika guru merespon pendapat yang mereka berikan.

57 Tabel 4.20 Pertanyaan ke-10 Dengan pemberian reward membuat saya merasa lebih bersemangat. Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 20 80% Setuju 5 20% Biasa Saja 0 0% Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0% Berdasarkan hasil dari tabel diatas 80% siswa sangat setuju bahwa pemberian reward membuat mereka merasa lebih bersemangat dalam belajar. Berdasarkan hasil angket diatas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat memotivasi siswa dalam belajar geografi karena berdasarkan angket ada 40% siswa berpendapat setuju. sehingga mereka termotivasi untuk belajar geografi. sehingga mereka termotivasi untuk belajar geografi. Kondisi kelas berpengaruh dengan konsentrasi belajar siswa, video dan gambar dapat mempermudah siswa memahami pembelajaran. Hanya ada 44% yang setuju mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan belajar mengajar.siswa aktif didalam kelas dengan menyampaikan pendapatnya sendiri sehingga dapat menggali rasa percaya diri didalam diri mereka. apalagi jika guru memberi respon yang baik terhadap pendapat yang siswa kemukakan. Dengan masalah yang diberikan oleh guru membuat siswa terpancing, sehingga membuat siswa penasran dan akhirnya mereka menghubungkan peristiwa yang terjadi disekitar mereka dengan mata pelajaran yang mereka pelajari. Pemberian reward kepada siswa yang mengemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan dengan baik dapat membuat siswa lebih semangat dalam belajar geografi.

58 C. Hasil Analisis Data Tes 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data Data hasil penelitian yang didapat akan diolah memalui uji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat analisis data. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil data adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Pretest- Posttest Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-kuadrat, untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan ketentuan data distribusi normal bila memenuhi kriteria X 2 hitung signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. X 2 tabel diukur pada taraf Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat tabel 4.21 dibawah ini: Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Pretest-Postest Statistik Eksperimen Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest N 25 25 25 25 55,3 84,1 57,7 74,82 X 2 hitung 3,553 4,488 3,483 4,837 X 2 tabel 12,592 12,592 12,592 12,592 Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Pengujian dengan taraf signifikasi 95% ( = 0,05) dengan drajat kebebasan (dk) = 6 kedua untuk kelompok sampel penelitian. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal karena memenuhi X 2 hitung b. Uji Homogenitas Pretest-Postest X 2 tabel. Uji homogenitas dapat dicari seleah kedua kelompok sampel penelitian berdestibusi normal. Dalam penelitian ini uji homogenitas didapat dengan

59 menggunakan uji-fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dinyakatan homogen apabila F hitung F 2 tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu, hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.22 Hasil Ujji Homogenitas Pretest- Postest Statistik Pretest Posttest Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen S 2 123,000 129,000 126,000 109,560 F hitung 1,048 1,157 F tabel 1,983 1,1983 Kesimpulan Homogen Homogen Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% ( = 0,05) dengan drajat kebebasan (dk 1 ) = 24 dan (dk 2 ) = 24. Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria F hitung 2. Pengujian Hipotesis a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest F 2 tabel. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol. Pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut: Jika Jika -t tabel t hitung maka H 0 diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan Jika t hitung -t tabel atau t hitung t tabel maka H a diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Adapun hasil pengujian hipotetsis yang akan dilakukan dengan uji-t terhadpap hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

60 Tabel 4.23 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Statistik Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen N 25 25 57,7 55,3 S 2 123,000 129,00 t hitung 0,763 t tabel 1,677 Perbandingan 0.469 < 1,677 Kesimpulan t hitung < t tabel = H 0 diterima dan H a ditolak, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pretest kelompok kontrol dengan rata-rata pretest kelompok eksperimen Ket: N S 2 t hitung t tabel = Jumlah siswa = Rata-rata = Simpangan baku = nilai hitung = nilai tabel Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan rata-rata kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung pretest sebesar 0,763. Bila hasil t hitung pretest dibandingkan dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan angka 1,677 maka dapat dilihat bahwa hasil t hitung pretest lebih kecil dibandingkan dengan t tabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah diterapkan yaitu: jika t hitung t tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pretest kelompok kontrol dengan rata-rata pretest kelompok eksperimen

61 b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut: Jika -t tabel t hitung maka H 0 diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan Jika t hitung -t tabel atau t hitung t tabel maka H a diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Adapun hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t terhadap hasil posttest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.24 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Statistik Kelompok kontrol Kelompok eksperimen N 25 25 74,82 84,1 S 2 126,000 109,560 t hitung 3,058 t tabel 1,677 Perbandingan 3,058 > 1,677 Kesimpulan t hitung > t tabel = H 0 ditolak dan H a diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata posttest kelompok kontrol dengan rata-rata posttest kelompok eksperimen Ket: N S 2 t hitung t tabel = Jumlah siswa = Rata-rata = Simpangan baku = nilai hitung = nilai tabel

62 Tabel menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji-t perolehan nilai t hitung posttest adalah 3,058. Bila dibandingkan dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95% yang menunjukkan angka 1,677 maka dapat dilihat bahwa hasil t hitung posttest lebih besar dibandingkan dengan t tabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika t hitung t tabel maka H o ditolak dan H a diterima, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri (guided inquiry) berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar geografi siswa. D. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian yang menghasilkan uji hipotesis dan keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan yang signifikan antara hasil belajar geografi siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil belajar geografi siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest pada kelompok eksperimen yaitu 84,1 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata posttest kelompok kontrol yang memperoleh 74,82. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar geografi siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) pada mata pelajaran geografi siswa mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat menemukan sendiri penemuannya. Sehingga menjadikan siswa merasa lebih mudah dalam memahami konsep yang diajarkan. Berdasarkan angket 68% siswa setuju dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Siswa mencari tau dengan menganalisis masalah yang ada sehingga siswa tidak hanya mendapatkan pelajaran dari guru. Menurut Garton ada lima komponen dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu question, student engangement, cooperative interaction, performance evaluation

63 dan variety resources 1. Komponen yang digunakan dalam penelitian ini yang pertama adalah question. Dimulai dengan membuka pertanyaan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Cara ini membuat siswa mencari tau sendiri bagaimana memecahkan masalah. Kedua student engangement keterlibatan aktif siswa didalam kelas dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Keaktifan siswa berkaitan dengan komponen ketiga yaitu, cooperative interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi berpasangan atau kelompok dan mendiskusikan berbagai gagasan mereka. Sehingga mereka bersama-sama merumuskan masalah, melakukan hipotesis serta menguji kesimpulan. Siswa diminta untuk menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga mereka dapat mengemukakan pendapat dengan pengetahuan yang mereka miliki untuk memecahkan permasalahan. Berdasarkan lembar observasi kemampuan siswa memberikan hipotesis sebanyak 80% sedangkan dalam menguji hipotesis sebanyak 73,3%. Dengan hasil tersebut guru dapat mengevaluasi kemampuan siswa. Ini termasuk kedalam komponen keempat yaitu perfomance evaluation. Kelima variety of resources, siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli dan sebagainya untuk mencari informasi yang mereka dapatkan untuk memecahkan masalah yang diberikan. Secara keseluruhan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dalam meningkatkan hasil belajar siswa juga didukung oleh keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi yang mengalami peningkatan mulai dari 67%-93%, dengan nilai rata- 1 Yeohannest.Pembelajaran Inkuri (http://yoehannest.blogspot.com/2010/09/pembelajaraninkuiri.html diakses pada 2710/14 4:40)

64 rata 84,1%. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dikatagorikan sangat baik. Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa kegiatan guru pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) memperlihatkan peningkatan yang sangat baik pada setiap pertemuan. Artinya guru menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dalam pembelajaran geografi dengan sangat baik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar geografi siswa pada litosfer. Hal ini menunjukkan dari perolehan hasil perhitungan uji hipotesis posttest melalui uji-t pada taraf signifikasi 0,05, dimana t hitung > t tabel yaitu 3,058 > 1,677. Hasil ini diperkuat dengan pencapaian pengelolaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guiged inquiry) dengan nilai pencapaian 67%- 93% dan nilai rata-rata 84.1%. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas kegiatan guru dikatogerikan sangat baik menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diajukan saran yang dapat dijadikan pertimbangan yaitu: 1. Model pembelajran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat digunakan pada materi geografi lainnya. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi peneliti yang berminat mengembangkan hasil penelitian dalam ruang lingkup yang lebih luas. 65

DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, C. Asrih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012. Daniati, Ira. Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS di MAN 2 Probolinggo. Jurnal Pendidikan. Malang: 2010. Depdiknas, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006. Edgen, Paul, Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks, 2006. Hartono, Geografi 1 Jelajah bumi dan Alam Semesta Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas, 2009. Kusnandar. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers, 2007. Modjiono, Dimyati Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta. 2012 Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Bedaya Saing. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Ni L. Mita Listriani, L. Pt. Putrini Mahadewi, Dsk. Pt. Parmiti, Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Berbasis Lingkungan Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD 1 Bontihing, Jurnal Edukasi, Rusman, Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010. Sandjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011. Seodjono, Anas. Pengantar Dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Presada, 2005. -----, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008. 66

67 Sudaryono, Dasar- Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011 Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendaidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 Suryabrata, sumardi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Susetyo Budi. Statistika Untuk Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama, 2010. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruvistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007. Wirtha, I Made,Ni Ketut Rapi, Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraj, Jurnal Pendidikan. Diambil dari (komunitasfisikaunimed.files.wordpress.com201002jurnal-fisika1.pdf) 4/10/14 pukul:12:10 Zunial, Wahyudi Sayuti. Ilmu Pendidikan. Jakarta. UIN Jakarta Press. http://yoehannest.blogspot.com/2010/09/pembelajaran-inkuiri.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2014 pukul 4:40 http://fkippgsd.wordpress.comtagmetode-inkuiri.htm diakses pada Tanggal 26 Oktober 2014 http://digilib.unimed.ac.idpenerapan-model-pembelajaran-kooperatif-inkuiri-pada- materi-lingkungan-hidup-kelas-xi-sma-negeri-1-lintongnihuta-tahun-pelajaran- 20112012-24977.html Diakses pada tanggal 27 Oktober 2014 pukul 17.00 http://www.kajianpustaka.com201307metode-inkuiri.html/metode Inkuiri _ KajianPustaka.com.htm diakses pada tanggal 26 Oktober 2014 pukul 12.48

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN Lampiran A.1 :Kisi- Kisi Intrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A.2 : Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A.3 :Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A.4 : Validitas Dan Reabilitas Instrumen Penelitian Hasil Belajar Lampiran A.5 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitiian Tes Hasil Belajar Lampiran A.6 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A. 7 : Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A.8 : Contoh Perhitungan Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Lampiran A. 9 : Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Yang Dipakai Dalam Penelitian LampiranA.10: Kunci Jawaban Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Yang Dipakai Dalam Penelitian Lampiran A.11: Format Lembar Observasi LampiranA. 12 : Format Lembar Angket

Lampiran A.1 KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI LITOSFER TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Satuan Pendidikan : SMA Muhammadiyah 8 Alokasi Waktu : 2 X 30 Mata pelajaran :Geografi Jumlah soal :30 PG dan 10 Essay Kelas/Semester :X/1 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Essay Kompetensi dasar Indikator Bentuk Naskah soal Jawaban No 3.4 Menganalisis Batuan penyusun PG Berdasarkan cara pembentukannya, batuan dapat dibagi menjadi 3 e 1 hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. lapisan bumi bumi jenis yaitu a. batuan beku, batuan gunung api dan batuan sedimen b. batuan sedimen, batuan laut dan batuan beku c. batuan sedimen, batuan gunung api dan batuan metamorf d. batuan beku, batuan laut dan batuan metamorf d. batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf PG Jenis batuan yang terjadi karena adanya pengendapan materi hasil erosi adalah.. a.batuan beku b. batuan Metamorf c. batuan obsidian d. batuan sedimen c. batuan malihan d. 2 PG PG Penyataan yang benar tentang batuan metamorf adalah.. a. Terbentuk dalam lapisan bumi b. Mempunyai ciri homogen dan kompak c. Adanya lubang-lubang bekas materi gas d. Telah mengalami perubahan dari batuan induknya e. Terbentuk dari hasil pengendapan Perhatikan ciri-ciri berikut! 1) Batuan terbentuk jauh di dalam lapisan bumi 2) Mempunyai Kristal yang sempurna e 3 a. 4

3) Pada umumnya tidak mengandung fosil Dari ciri-ciri tersebut merupakan jenis batuan.. a. Beku b. Sedimen c. Metamorf d. Metamorf kotak e. Konlomerat PG Batuan beku yang terbentuk karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi adalah a. batuan beku b. batuan sedimen c. batuan metamorf d. batuan kuarsa c 32 PG Yang bukan termasuk faktor terjadinya pelapukan batuan adalah a. keadaan struktur batuan b. waktu c. topografi d. iklim e. vegetasi dari suatu wilayah b 5 3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Karakteristik lapisan bumi PG Bahan padat yang terbentuk dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi) dengan jari-jari ±3.470 km dan batas luar lebih kurang 2.900 km di bawah permukaan bumi dan merupakan lapisan inti bumi adalah... a. litosfer b. barisfer c. atmosfer d. biosfer e. eksosfer b 6 PG Lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silica dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3 adalah. a. Lempeng samudra a 31

b. Lempeng bentua c. Lithosfer d. Lapisan sial e. Lapisan sima Unsur-unsur lapisan bumi PG PG PG Unsur kimia yang paling banyak kandungannya pada lapisan litosfer adalah. a. SiO2 b. Fe2O3 c. CaO d. K2O e. MnO Litosfer terdiri dari bagian a. 1 b.2 c. 3 d.4 e. 5 Lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat adalah. a. litosfer d. biosfer b. barisfer e. eksosfer c. atmosfer a 7 b. 8 a 9 Konsep Tenaga tektonik PG PG Batas antara mantel dan kerak bumi adalah lapisan a. nife b. feridatit c. barisfer d. astenosfer e. moko Tektonisme adalah.. a. kegiatan yang berkaitan dengan gerakan magma b. proses pembentukan relief kulit bumi, pembentukan gununggunung, plato-plato,lembah-lembah, lipatan-lipatan, dan retakanretakan. a 10 c 11

c. tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkanterjadinya perubahan letak atau bentuk kulit bumi d. sentakan yang bersumber dari kerak bumi atau bergetar akibat aktivitas tektonisme, vulkansime, atau tanah runtuh e. pemindahan massa batuan oleh gaya beratnya sendiri akibat tarikan gravitasi bumi PG Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi disebut tenaga. a. endogen b. eksogen c. eksofer d. endofer e. vulkanik a 12 PG Gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang sangat lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas, disebut gerak. a. pirogenetik b. epirogenetik c. lipatan d. patahan e. slenk b 13 Mengidentifikasi konsep patahan dan lipatan PG PG Bentuk muka bumi yang merupakan hasil tetonik adalah.. a. Fleksur, horst, dan gunung lipatan b. Block, mountain, plato, dan batu jamur c. Lembah, fyord, dan meander d. Antiklinal, batu jamur, dan cliff e. Graben, delta, dan dolina Tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertical dan horizontal dan mengakibatkan perubahan lokasi... a. lipatan b. sesar c. horst a 14 e 15

d. graben e. patahan PG Gambar nomor 3 di bawah ini dinamakan.... b 16 a. Horst b. Slenk/graben c. Antiklinal d. Escarpment e. Sinklinal PG Retakan atau patahan pada tubuh gunung api yang memanjang mencapai puluhan kilometer yang memanjang mencapai puluhan kilometer disebut. a. struktur kawah b. kaldera c. rekahan dan graben d. depresi volcano-tektonik e. horst c 34 Proses lipatan dan patahan PG PG Pegunungan sirkum mediterania dan pegunungan sirkum pasifik terbentuk karena proses.. a. Lipatan b. Sesar c. Epirogenesis positif d. Epirogenesis negative e. Vulkanisme Suatu daerah yang dahulunya rata dengan daerah sekitarnya, kini kelihatan lebih tinggi akibat terangkat oleh tenaga endogen. Daerah seperti itu disebut a.horst b. graben c. slenk d. rebahan a 17 A 18

PG e. lipatan C 19 berikut merupakan lipatan. a. lipatan tegak b. lipatan menggantung c. lipatan rebah d. lipatan kelopak e. lipatan isoklin PG Gunung merapi pada waktu meletus mengeluarkan. a. lava pijar b. mahar c. magma d. batuan e. lumpur a 20 Mengidentifikasi konsep vulkanisme PG Gunung merapi pada waktu meletus mengeluarkan. a. lava pijar b. mahar c. magma d. batuan e. pasir d 21 Mengidentifikasi struktur gunungapi PG Bentuk morfologi negative atau depresi akibat kegiatan suatu gunung api, dan bentuknya relative bundar adalah a. struktrur kawah b. kaldera c. rekahan d. graben e. depresi Menjelaskan PG Dibawah ini yang bukan termasuk intrusi magma adalah a. Intrusi datar a 22 d 23

perbedaan intrusi magma dan ekstrusi magma PG b. Lakolit c. Gang (korok) d. Erupsi sentral e. Diatroma Batu-batu besar sampai sebesar kepalan tangan yang dikeluarkan gunung pada waktu letusan di sebut.... a. lapilli b. eflata c. bom vulkanik d. kerikil vulkanik e. batu apung c 25 PG Intrusi magma adalah. a. Peristiwa yang berhubungan dengan gunung api b. Kegiatan yang ada kaitannya dengan gempa bumi c. Aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi d. Peristiwa menyusupnya magma dilapisan kulit bumi e. Kegiatan magma yang keluar melalui sebuah lubang d 24 3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Tipe gunung api PG Perhatikan nama-nama gunung berikut! 1) Bromo 2) Etna 3) Krakatau 4) Kelud Yang termasuk gunung berapi tipe vulkano adalah nomor.. a. 1) dan 2) b. 1) dan 3) c. 2) dan 4) d. 3) dan 4) e. 1) dan 4) a 33 PG Ciri ciri gunung api yang akan meletus adalah a. terdapat Sumber air panas atau geiser b. Suhu di sekitar gunung naik c 26

c. terdapat mofet atau sumber gas asam arang (CO2) d. terdapat sumber uap air e. adanya solfatar, adalah sumber gas belerang (H2S) PG Di bawah ini yang termasuk gunung api Maar adalah gunung. a. Lamongan di Jawa Timur b. Ciremai di Jawa Barat c. Krakatau di Selat Sunda d. Merapi di Jawa Tengah e. Agung di Bali a 27 PG Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan ledakan secara bergantian, bahan berlapis-lapis merupakan ciri gungung api... a. maar b. strato c. perisai d. perret e. merapi b 28 Manfaat vulkanisme bagi manusia PG PG Perhatikan data berikut! 1) Bom 2) Batu kerikil 3) Batu pasir 4) Gas asam arang 5) Sumber air panas Material vulkanik yang berguna bagi kehidupan manusia adalah nomor.. a. 1),2) dan 4) b. 1),3) dan 5) c. 1),4), dan 5) d. 2),3), dan 4) e. 2),3), dan 5) Salah satu peristiwa post vulkanis adalah adanya sumber mata air mineral yang biasanya panas dan dapat dimanfaatkan untuk e 29 d 30

PG pengobatan penyakit kulit. Peristiwa keluarnya sumber air panas tadi disebut. a. geyser d. makdani b. solfatar e. mofet c. fumarole Gunung api yang berbentuk seperti kerucut disebut. a. Gunung api piccolo b. Gunung api perisai c. Gunung api maar d. Grunung api strato e. Gunung api perret d 35

Lampiran A.2 Nama: Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil belajar Tahun pelajaran 2014-2015 Kelas: Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar 1. Berdasarkan cara pembentukannya, batuan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu a. batuan beku, batuan gunung api dan batuan sedimen b. batuan sedimen, batuan laut dan batuan beku c. batuan sedimen, batuan gunung api dan batuan metamorf d. batuan beku, batuan laut dan batuan metamorf e. batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf 2. Jenis batuan yang terjadi karena adanya pengendapan materi hasil erosi adalah.. a. batuan beku b. batuan metamorf c. batuan obsidian d. batuan sedimen e. batuan malihan 3. Penyataan yang benar tentang batuan metamorf adalah.. a. terbentuk dalam lapisan bumi b. mempunyai ciri homogen dan kompak c. adanya lubang-lubang bekas materi gas d. telah mengalami perubahan dari batuan induknya e. terbentuk dari hasil pengendapan 4. Perhatikan ciri-ciri berikut! 1) Batuan terbentuk jauh di dalam lapisan bumi 2) Mempunyai Kristal yang sempurna 3) Pada umumnya tidak mengandung fosil Dari ciri-ciri tersebut merupakan jenis batuan.. a. Beku b. Sedimen c. Metamorf d. Metamorf e. Konlomerat 5. Yang bukan termasuk faktor terjadinya pelapukan batuan adalah a. keadaan struktur batuan b. waktu c. topografi d. iklim e. vegetasi dari suatu wilayah 6. Bahan padat yang terbentuk dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi) dengan jari-jari ±3.470 km dan batas luar lebih kurang 2.900 km di bawah permukaan bumi dan merupakan lapisan inti bumi adalah... a. litosfer b. barisfer c. atmosfer d. biosfer e. eksosfer 7. Unsur kimia yang paling banyak kandungannya pada lapisan litosfer adalah. a. SiO2 b. Fe2O3 c. CaO d. K2O e. MnO 8. Litosfer terdiri dari bagian a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

e. 5 9. Lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat adalah. a. litosfer b. barisfer. c. atmosfer d. biosfer e. eksosfer 10. Batas antara mantel dan kerak bumi adalah lapisan a. nife b. feridatit c. barisfer d. astenosfer e. moko 11. Tektonisme adalah a. kegiatan yang berkaitan dengan gerakan magma b. proses pembentukan relief kulit bumi, pembentukan gunung-gunung, platoplato,lembah-lembah, lipatan-lipatan, dan retakan-retakan. c. tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkanterjadinya perubahan letak atau bentuk kulit bumi d. sentakan yang bersumber dari kerak bumi atau bergetar akibat aktivitas tektonisme, vulkansime, atau tanah runtuh e. pemindahan massa batuan oleh gaya beratnya sendiri akibat tarikan gravitasi bumi 12. Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi disebut tenaga. a. endogen b. eksogen c. eksofer d. endofer e. vulkanik 13. Gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang sangat lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas, disebut gerak. a. pirogenetik b. epirogenetik c. lipatan d. patahan e. slenk 14. Bentuk muka bumi yang merupakan hasil tektonik adalah.. a. Fleksur, horst, dan gunung lipatan b. Block, mountain, plato, dan batu jamur c. Lembah, fyord, dan meander d. Antiklinal, batu jamur, dan cliff e. Graben, delta, dan dolina 15. Tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertikal dan horizontal dan mengakibatkan perubahan lokasi tersebut. a. Lipatan b. Sesar c. Horst d. Graben e. Patahan 16. Gambar nomor 3 di bawah ini dinamakan.... a. Horst b. Slenk/graben c. Antiklinal d. Escarpment e. Sinklinal 17. Pegunungan sirkum mediterania dan pegunungan sirkum pasifik terbentuk karena proses.. a. Lipatan b. Sesar c. Epirogenesis positif d. Epirogenesis negative e. Vulkanisme 18. Susuatu daerah yang dahulunya rata dengan daerah sekitarnya, kini kelihatan lebih tinggi

akibat terangkat oleh tenaga endogen. Daerah seperti itu disebut a. horst b. graben c. slenk d. rebahan e. lipatan 19. berikut merupakan lipatan. a. lipatan tegak b. lipatan menggantung c. lipatan rebah d. lipatan kelopak e. lipatan isoklin 20. Deret lipatan yang memiliki bentuk yang sama adalah lipatan.. a. Lipatan isoclinal b. Lipatan tegak c. Lipatan menggantung d. lipatan rebah e. lipatan miring 21. Gunung merapi pada waktu meletus mengeluarkan. a. lava pijar b. mahar c. magma d. batuan e. lumpur c. bom vulkanik d. kerikil vulkanik e. batu apung 26. Ciri ciri gunung api yang akan meletus adalah a. terdapat Sumber air panas atau geiser b. Suhu di sekitar gunung naik c. terdapat mofet atau sumber gas asam arang (CO2) d. terdapat sumber uap air e. adanya solfatar, adalah sumber gas belerang (H2S) 22. Bentuk morfologi negative atau depresi akibat kegiatan suatu gunung api, dan bentuknya relative bundar adalah a. struktrur kawah b. kaldera c. rekahan d. graben e. depresi 23. Dibawah ini yang bukan termasuk intrusi magma adalah a. Intrusi datar b. Lakolit c. Gang (korok) d. Erupsi sentral e. Diatroma 24. Intrusi magma adalah. a. Peristiwa yang berhubungan dengan gunung api b. Kegiatan yang ada kaitannya dengan gempa bumi c. Aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi d. Peristiwa menyusupnya magma dilapisan kulit bumi e. Kegiatan magma yang keluar melalui sebuah lubang 25. Batu-batu besar sampai sebesar kepalan tangan yang dikeluarkan gunung pada waktu letusan di sebut.... a. lapilli b. eflata 27. Di bawah ini yang termasuk gunung api Maar adalah gunung. a. Lamongan di Jawa Timur b. Ciremai di Jawa Barat c. Krakatau di Selat Sunda d. Merapi di Jawa Tengah e. Agung di Bali 28. Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan ledakan secara bergantian, bahan berlapis-lapis merupakan ciri gungung api... a. maar

b. strato c. perisai 29. Perhatikan data berikut! 1) Bom 2) Batu kerikil 3) Batu pasir 4) Gas asam arang 5) Sumber air panas Material vulkanik yang berguna bagi kehidupan manusia adalah nomor.. a. 1), 2) dan 4) b. 1), 3) dan 5) c. 1),4), dan 5) d. 2), 3), dan 4) e. 2), 3), dan 5) 30. Salah satu peristiwa post vulkanis adalah adanya sumber mata air mineral yang biasanya panas dan dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit kulit. Peristiwa keluarnya sumber air panas tadi disebut. a. geyser b. solfatar c. fumarole d. makdani e. mofet 31. Lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silica dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3 adalah. a. Lempeng samudra b. Lempeng bentua c. Lithosfer d. Lapisan sial e. Lapisan sima 32. Retakan atau patahan pada tubuh gunung api yang memanjang mencapai puluhan d. perret e. merapi kilometer yang memanjang mencapai puluhan kilometer disebut. a. struktur kawah b. kaldera c. rekahan dan graben d. depresi volcano-tektonik e. horst 33. batuan yang terbentuk karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi adalah a. batuan beku b. batuan sedimen c. batuan metamorf d. batuan kuarsa 34. Perhatikan data berikut! 1) Bom 2) Batu Krikil 3) Batu pasir 4) Gas asam arang 5) Sumber air panas Material vulkanik yang berguna bagi kehidupan manusia adalah nomor.. a. 1), 2) dan 4) b. 1), 3) dan 5) c. 1),4), dan 5) d. 2), 3), dan 4) e. 2), 3), dan 5) 35. Gunung api yang berbentuk seperti kerucut disebut. a. Gunung api piccolo b. Gunung api perisai c. Gunung api maar d. Grunung api strato e. Gunung api perret

Lampiran A.3 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR 1. a 11. c 21. d 31. c 2. d 12. a 22. a 32. c 3. e 13. b 23. d 33. a 4. a 14. a 24. d 34. c 5. b 15. e 25. c 35.b 6. b 16. b 26. b 7. a 17. a 27. a 8. b 18. a 28. b 9. a 19. c 29. e 10. c 20.a 30. a

Lampiran A.4.a Validitas dan Reliabelitas Instrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pililhan Ganda Rsp Nomor Soal 6 3 1 2 4 5 7 8 9 13 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Xi Xi2 R1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 20 400 R2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 23 529 R3 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10 100 R4 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 31 961 R5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 31 961 R6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 34 1156 R7 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 35 1225 R8 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 21 441 R9 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 31 961 R10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 23 529 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296 R12 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 20 400 R13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 16 256 R14 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 13 169 R15 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 27 729 R16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 30 900 R17 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 21 441 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 1156 R19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1089 R20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 27 729 R21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296 R22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 1156 R23 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 31 961 R24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35 1225 R25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225 R26 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 25 625 R27 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 21 441 R28 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 21 441 R29 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 33 1089 R30 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 19 361 R31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34 1156 R32 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 22 484 R33 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 33 1089 R34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 32 1024 R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 33 1089 R36 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33 1089 R37 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1089 R38 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 10 100 R39 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 26 676 R40 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 20 400 R41 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 25 625 R42 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 23 529 31 33 24 31 34 28 37 33 30 23 35 25 21 13 13 33 23 5 31 31 35 30 32 31 29 37 37 28 37 10 37 23 27 25 31 15 36 35 35 26 1130 1E+06 p 0.74 0.79 0.57 0.74 0.81 0.67 0.88 0.79 0.71 0.55 0.83 0.60 0.50 0.31 0.31 0.79 0.55 0.12 0.74 0.74 0.83 0.71 0.76 0.74 0.69 0.88 0.88 0.67 0.88 0.24 0.88 0.55 0.64 0.60 0.74 0.36 0.86 0.83 0.83 0.62 q 0.26 0.21 0.43 0.26 0.19 0.33 0.12 0.21 0.29 0.45 0.17 0.40 0.50 0.69 0.69 0.21 0.45 0.88 0.26 0.26 0.17 0.29 0.24 0.26 0.31 0.12 0.12 0.33 0.12 0.76 0.12 0.45 0.36 0.40 0.26 0.64 0.14 0.17 0.17 0.38 p/q 2.8 3.7 1.33 2.82 4.25 2.00 7.40 3.67 2.50 1.21 5.00 1.47 1.00 0.45 0.45 3.67 1.21 0.14 2.82 2.82 5.00 2.50 3.20 2.82 2.23 7.40 7.40 2.00 7.40 0.31 7.40 1.21 1.80 1.47 2.82 0.56 6.00 5.00 5.00 1.63 pq 0.19 0.17 0.24 0.19 0.15 0.22 0.10 0.17 0.20 0.25 0.14 0.24 0.25 0.21 0.21 0.17 0.25 0.10 0.19 0.19 0.14 0.20 0.18 0.19 0.21 0.10 0.10 0.22 0.10 0.18 0.10 0.25 0.23 0.24 0.19 0.23 0.12 0.14 0.14 0.24 7.40 Mp 26.00 26.71 28.82 29.32 29.06 28.82 28.00 28.45 29.07 27.90 28.11 29.24 30.19 28.85 30.02 28.30 29.30 26.80 29.70 28.68 28.23 29.53 27.56 29.16 27.80 28.49 28.38 29.57 29.88 27.03 28.19 27.30 30.15 28.92 28.76 31.07 28.17 27.50 28.11 90.75 Mt 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 26.90 St 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 St2 53.55 rbis -0.21-0.05 0.30 0.55 0.61 0.37 0.41 0.40 0.47 0.15 0.37 0.39 0.45 0.18 0.29 0.37 0.36-0.01 0.64 0.41 0.40 0.57 0.16 0.52 0.18 0.59 0.55 0.52 1.11 0.01 0.48 0.06 0.59 0.33 0.43 0.42 0.42 0.18 0.37 11.12 rtab 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26 r 11 0.89 Tinggi ket.v TV TV V V V V V V V TV V V V TV V V V TV V V V V TV V TV V V V V TV V TV V V V V V TV V V

Lampiran A.5 Tingkat Kesukaran Instrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pililhan Ganda Rsp Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Xi Xi2 R1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 20 400 R2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 23 529 R3 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10 100 R4 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 31 961 R5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 31 961 R6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 34 1156 R7 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 35 1225 R8 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 21 441 R9 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 31 961 R10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 23 529 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296 R12 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 20 400 R13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 16 256 R14 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 13 169 R15 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 27 729 R16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 30 900 R17 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 21 441 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 1156 R19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1089 R20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 27 729 R21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296 R22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 1156 R23 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 31 961 R24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35 1225 R25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225 R26 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 25 625 R27 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 21 441 R28 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 21 441 R29 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 33 1089 R30 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 19 361 R31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34 1156 R32 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 22 484 R33 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 33 1089 R34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 32 1024 R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 33 1089 R36 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33 1089 R37 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1089 R38 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 10 100 R39 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 26 676 R40 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 20 400 R41 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 25 625 R42 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 23 529 31 33 24 31 34 28 37 33 30 23 35 25 21 13 13 33 23 5 31 31 35 30 32 31 29 37 37 28 37 10 37 23 27 25 31 15 36 35 35 26 1130 1276900 TK 0.74 0.79 0.57 0.74 0.81 0.67 0.88 0.79 0.71 0.55 0.83 0.60 0.50 0.31 0.31 0.79 0.55 0.12 0.74 0.74 0.83 0.71 0.76 0.74 0.69 0.88 0.88 0.67 0.88 0.24 0.88 0.55 0.64 0.60 0.74 0.36 0.86 0.83 0.83 0.62 ket.tk MU MU SE MU MU SE MU MU MU SE MU SE SE SE SE MU SE SU MU MU MU MU MU MU SE MU MU SE MU SU MU SE SE SE MU SE MU MU MU SE 90

Lampiran A.6 Daya Pembeda Instrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pililhan Ganda Kelompok Atas Rsp Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jml R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 R21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 R25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 R7 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 35 R24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35 R6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 34 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 R22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 R31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34 R19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 R29 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 33 R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 33 R36 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33 R33 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 33 R37 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 R34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 32 R5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 31 R23 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 31 R9 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 31 R4 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 31 R16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 30 Jml 20 20 16 20 21 14 20 19 18 14 20 17 15 9 9 19 14 3 20 18 20 20 21 20 18 21 21 19 21 9 21 19 18 15 20 11 21 20 20 16 Kelompok Bawah Rsp Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jml R15 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 27 R20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 27 R39 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 26 R41 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 25 R26 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 25 R10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 23 R42 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 23 R2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 23 R32 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 22 R27 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 21 R8 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 21 R17 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 21 R28 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 21 R40 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 20 R1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 20 R12 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 20 R30 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 19 R13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 16 R14 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 13 R3 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10 R38 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 10 bawah 11 13 8 11 13 14 17 14 12 9 15 8 6 4 4 14 9 2 11 13 15 10 11 11 11 16 16 9 16 1 16 4 9 10 11 4 15 15 15 10 DP 0.43 0.33 0.38 0.43 0.38 0.00 0.14 0.24 0.29 0.24 0.24 0.43 0.43 0.24 0.24 0.24 0.24 0.05 0.43 0.24 0.24 0.48 0.48 0.43 0.33 0.24 0.24 0.48 0.24 0.38 0.24 0.71 0.43 0.24 0.43 0.33 0.29 0.24 0.24 0.29 ketdp B C C B C J J C C C C B B C C C C J B C C B B B C C C B C C C BS B C B C C C C C 91

Lampiran.A.7 Rekapiulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda 92 NO VALIDITAS RELIABILITAS TINGKAT KESUKARAN DAYA PEMBEDA KEPUTUSAN 1 Tidak Valid Reliabel Mudah Baik Dibuang 2 Tidak Valid Reliabel Mudah Cukup Dibuang 3 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai 4 Valid Reliabel Mudah Baik Dipakai 5 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 6 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai 7 Valid Reliabel Mudah Jelek Dibuang 8 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 9 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 10 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Dibuang 11 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 12 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai 13 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai 14 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Dibuang 15 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai 16 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 17 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai 18 Tidak Valid Reliabel Sukar Jelek Dibuang 19 Valid Reliabel Mudah Baik Dibuang 20 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 21 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 22 Valid Reliabel Mudah Baik Dipakai 23 Tidak Valid Reliabel Mudah Baik Dibuang 24 Valid Reliabel Mudah Baik Dipakai 25 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Dibuang 26 Valid Reliabel Mudah Cukup Dibuang 27 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 28 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai 29 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 30 Tidak Valid Reliabel Sukar Cukup Dibuang 31 Valid Reliabel Mudah Sangat Baik Dipakai 32 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Dibuang 33 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai 34 Valid Reliabel Sedang Cukup Dibuang 35 Valid Reliabel Mudah Baik Dipakai 36 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai 37 Valid Reliabel Mudah Cukup Dibuang 38 Tidak Valid Reliabel Mudah Cukup Dibuang 39 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai 40 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai

Lampiran A.8 Contoh Perhitungan Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar A. Perhitungan Uji Validitas dengan korelasi Mencari validitas soal nomor 1 langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. p = = 0.73 2. = 1-0,833 = 0,17 3. Mp = = 21,63 4. Mt= = = 21,63 5. Standar devisiasi dari Ms. Excel diperoleh St= 3.80 6. = 0,35 7. Db = 30-2 +28; Pada tabel r product moment diperoleh: r tabel = r(0,05)(28) Karena > r tabel, pada butir soal nomor 1 maka disimpulkan valid. B. Perhitungan Reabilitas tes dengan rumus KR-20 Untuk mencari reabilitas tes maka digunakan rumus KR-20 [ ] [ ] [ ] [ ]= [ ] [ ] = 1,03 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai = 1,04, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tersebut berdasarkan interpertasi reabilitas (tabel 3.7), maka dapat dikatakan soal tersebut mempunyai reabilitas yang tinggi.

C. Perhitungan Taraf Kesukaran Mencari taraf kesukaran pada nomor 1 sebagai berikut: = = Berdasarkan tabel interpertasi indeks kesukaran soal (tabel 3.8), maka indeks 0,73 menunjukkan bahwa soal nomor 1 termasuk mudah. D. Daya Pembeda Soal Mencari daya pembeda soal pada nomor 1 dengan langkah sebagai berikut: = = = 0,4 Berdasarkan tabel interpertasi daya pembeda (tabel 3.9), maka indeks 0,4 menunjukkan bahwa nomor 1 termasuk soal bagus.

Lampiran A.9 Nama: Instrumen Tes Hasil belajar Tahun pelajaran 2014-2015 Kelas: Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar 1. Berdasarkan cara pembentukannya, batuan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu a. batuan beku, batuan gunung api dan batuan sedimen b. batuan sedimen, batuan laut dan batuan beku c. batuan sedimen, batuan gunung api dan batuan metamorf d. batuan beku, batuan laut dan batuan metamorf e. batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf 2. Jenis batuan yang terjadi karena adanya pengendapan materi hasil erosi adalah.. a. batuan beku b. batuan metamorf c. batuan obsidian d. batuan sedimen e. batuan malihan 3. Perhatikan ciri-ciri berikut! 1) Batuan terbentuk jauh di dalam lapisan bumi 2) Mempunyai Kristal yang sempurna 3) Pada umumnya tidak mengandung fosil Dari ciri-ciri tersebut merupakan jenis batuan.. a. Beku b. Sedimen c. Metamorf d. Metamorf e. Konlomerat 4. Yang bukan termasuk faktor terjadinya pelapukan batuan adalah a. keadaan struktur batuan b. waktu c. topografi d. iklim e. vegetasi dari suatu wilayah 5. Unsur kimia yang paling banyak kandungannya pada lapisan litosfer adalah. a. SiO2 b. Fe2O3 c. CaO d. K2O e. MnO 6. Litosfer terdiri dari bagian a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 7. Lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat adalah. a. litosfer b. barisfer. c. atmosfer d. biosfer e. eksosfer 8. Batas antara mantel dan kerak bumi adalah lapisan a. nife b. feridatit c. barisfer d. astenosfer e. moko 9. Tektonisme adalah

a. kegiatan yang berkaitan dengan gerakan magma b. proses pembentukan relief kulit bumi, pembentukan gunung-gunung, platoplato,lembah-lembah, lipatan-lipatan, dan retakan-retakan. c. tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkanterjadinya perubahan letak atau bentuk kulit bumi d. sentakan yang bersumber dari kerak bumi atau bergetar akibat aktivitas tektonisme, vulkansime, atau tanah runtuh e. pemindahan massa batuan oleh gaya beratnya sendiri akibat tarikan gravitasi bumi 10. Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi disebut tenaga. a. endogen b. eksogen c. eksofer d. endofer e. vulkanik 11. Bentuk muka bumi yang merupakan hasil tektonik adalah.. a. Fleksur, horst, dan gunung lipatan b. Block, mountain, plato, dan batu jamur c. Lembah, fyord, dan meander d. Antiklinal, batu jamur, dan cliff e. Graben, delta, dan dolina 12. Tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertikal dan horizontal dan mengakibatkan perubahan lokasi tersebut. a. Lipatan b. Sesar c. Horst d. Graben e. Patahan 13. Gambar nomor 3 di bawah ini dinamakan.... a. Horst b. Slenk/graben c. Antiklinal d. Escarpment e. Sinklinal 14. Susuatu daerah yang dahulunya rata dengan daerah sekitarnya, kini kelihatan lebih tinggi akibat terangkat oleh tenaga endogen. Daerah seperti itu disebut a. horst b. graben c. slenk d. rebahan e. lipatan 15. berikut merupakan lipatan. a. lipatan tegak b. lipatan menggantung c. lipatan rebah d. lipatan kelopak e. lipatan isoklin 16. Deret lipatan yang memiliki bentuk yang sama adalah lipatan.. a. Lipatan isoclinal b. Lipatan tegak c. Lipatan menggantung d. lipatan rebah e. lipatan miring 17. Gunung merapi pada waktu meletus mengeluarkan. a. lava pijar b. mahar c. magma d. batuan e. lumpur

18. Bentuk morfologi negative atau depresi akibat kegiatan suatu gunung api, dan bentuknya relative bundar adalah a. struktrur kawah b. kaldera c. rekahan d. graben e. depresi 19. Ciri ciri gunung api yang akan meletus adalah a. terdapat Sumber air panas atau geiser b. Suhu di sekitar gunung naik c. terdapat mofet atau sumber gas asam arang (CO2) d. terdapat sumber uap air e. adanya solfatar, adalah sumber gas belerang (H2S) 20. Batu-batu besar sampai sebesar kepalan tangan yang dikeluarkan gunung pada waktu letusan disebut. a. Lapilli b. Eflata c. Bom vulkanik d. Kerikil vulkanik e. Batu apung 21. Di bawah ini yang termasuk gunung api Maar adalah gunung. a. Lamongan di Jawa Timur b. Ciremai di Jawa Barat c. Krakatau di Selat Sunda d. Merapi di Jawa Tengah e. Agung di Bali 22. Perhatikan data berikut! 1) Bom 2) Batu Krikil 3) Batu pasir 4) Gas asam arang 5) Sumber air panas Material vulkanik yang berguna bagi kehidupan manusia adalah nomor.. a. 1), 2) dan 4) b. 1), 3) dan 5) c. 1),4), dan 5) d. 2), 3), dan 4) e. 2), 3), dan 5) 23. Salah satu peristiwa post vulkanis adalah adanya sumber mata air mineral yang biasanya panas dan dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit kulit. Peristiwa keluarnya sumber air panas tadi disebut. a. geyser b. solfatar c. fumarole d. makdani e. mofet 24. batuan yang terbentuk karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi adalah a. batuan beku b. batuan sedimen c. batuan metamorf d. batuan kuarsa 25. Gunung api yang berbentuk seperti kerucut disebut. a. Gunung api piccolo b. Gunung api perisai c. Gunung api maar d. Grunung api strato e. Gunung api perret

Lampiran A. 10 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR 1. a 11. a 21. b 2. d 12. a 22. e 3. a 13. e 23. d 4. b 14. b 24. c 5. b 15. a 25. b 6. a 16. a 7. b 17. c 8. a 18. d 9. c 19. a 10. c 20. c

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN DAN UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran B.1 : Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran B.2 : Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Lampiran B.3 :Modul Pembelajaram

Lampiran B.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNIT 4 DINAMIKA LITOSFER Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X / 2 Materi : Batuan Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Pertemuan Ke : 1 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Indikator 1. Mengemukakan batuan penyusun bumi 2. Mengemukakan unsur-unsur lapisan bumi 3. Mengemukakan karakteristik lapisan bumi C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa dapat mengemukakan batuan yang menjadi penyusun lapisan bumi. 2. Siswa dapat mengemukakan unsur-unsur lapisan bumi 3. Siswa dapat mengemukakan masing masing karakteristik lapisan bumi D. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran: Inkuiri terbimbing 2. Metode Pembelajaran: studi literatur, diskusi, kerja kelompok, dan penugasan

E. Media Pembelajaran 1. Laptop 2. LCD Projector 3. Media Pembelajaran interaksi berbasis Power Point 4. Gambar F. Sumber Belajar 1. Dibyo Soegimo,dkk,, geografi kelas X, BSE, (Pusat perbukuan Kemendiknas, 2009 2. Hartono, Geografi jelajah bumi dan alam semesta 1, BSE, (pusat perbukuan Kemndiknas,2009) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan litosfer G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi: Menyapa siswa, kemudian mengabsen. b. Memberikan pertanyaan mengenai terkait kajian geografi lapisan-lapisan bumi serta proses terbentuknya. 2. Kegiatan Inti a. orientasi: 1) Peserta didik mengamati tayangan audio visual tentang lapisan-lapisan bumi berserta proses terbentuknya 2) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang gambaran umum tentang lapisan-lapisan bumi b. Merumuskan masalah: 1) Dengan dimotivasi oleh guru, peserta didik bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan lapisan-lapisan bumi berserta proses terbentuknya yang didasari atas pengamatan tayangan audio visual dan ringkasan materi yang telah diberikan guru. c. Pengajuan hipotesis: 1) Perserta didik ditugakan untuk merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah d. Mengumpulkan informasi 1) Perserta didik diminta untuk mengumpulkan data hasil observasi melalui pengamatan film/gambar lapisan lapisan bumi beserta proses ternentuknya. 2) Peserta didik ditugaskan untuk mendiskusikan hubungan proses terbentuk lapisan dengan jenis batuan penyusunya. 3) Peserta didik berdiskusi hubungan proses terbentuknya lapisan bumi dengan gejala alam yang sering terjadi di Indonesia. e. Menguji hipotesis: 1) Peserta didik menganalisis Bagaimana hasil identifikasi tentang jenis lapisan lapisan penyusun bumi.

2) Peseta didik menganalisis keterkaitan hubungan proses terbentuk lapisan dengan jenis batuan penyusunya. dengan megabiodiversitas dan masalah lain yang telah dirumuskan dan yang telah dijawab peserta didik pada bagian hipotesis. 3) Peserta didik menganalisis hubungan proses terbentuknya lapisan bumi dengan gejala alam yang sering terjadi di Indonesia. f. Menyusun Kesimpulan: Peserta didik mempresentasikan secara lisan tentang: 1) Hasil identifikasi tentang lapisan lapisan penyusun bumi. 2) Hasil identifikasi tentang karak teristik lapisan litosfer. 3) Data dampak pergerakan lapisan bumi terhadap fenomena alam di Indonesia. 3. Penutup a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilainilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini. b. Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk menguji wawasan siswa mengenai materi yang telah disampaikan. c. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan makhluk hidup dan alam dengan bermacam peranan dan manfaat untuk kehidupan. d. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu berkinerja baik. H. Penilaian No Indikator Teknik penilaian Bentuk instrumen 1 Kemukakan batuan penyusun bumi Tulis Essay 2 Kemukakan unsur unsur penyusun lapisan bumi 3 Kemukakan karakter lapisan penyusun bumi No Soal I Jawaban Skor 1 Apa saja batuan penyusun bumi? Batuan beku, Sedimen, Metamorf 25 2 Sebutkan unsur-unsur penyusun lapisan bumi Kerak, selimut, inti bumi 20 3 Jelaskan apa yang dimaksud dengan litosfer Lapisan batuan yang mengikuti 25 4 Analisa bentuk-bentuk akibat lapisan penyusun bumi bentuk bumi Adanya barisfer yang terdiri dari bahan badat, lapisan pengantara yang terdiri dari benda cair dan litosfer yang berada dilapisan paling luar Jumlah 100 30

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNIT 4 DINAMIKA LITOSFER Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X / 2 Materi : Tenaga Endogen (Tektonisme) Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Pertemuan Ke : 2 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Indikator 1. Menjelaskan konsep tenaga tektonisme 2. Mengidentifikasi konsep lipatan dan patahan 3. Menganalisis bentuk proses lipatan dan jenis patahan C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa dapat menjelaskan konsep tenaga tektonisme 2. Siswa dapat mengidentifikasi konsep lipatan dan patahan 3. Siswa dapat menganalisis bentuk proses lipatan dan jenis patahan D. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran: Inkuiri terbimbing 2. Metode Pembelajaran: studi literatur, diskusi, kerja kelompok, dan penugasan

E. Media Pembelajaran 1. Laptop 2. LCD Projector 3. Media Pembelajaran interaksi berbasis Power Point 4. Gambar F. Sumber Belajar 1. 1. Dibyo Soegimo,dkk,, geografi kelas X, BSE, (Pusat perbukuan Kemendiknas, 2009 2. Hartono, Geografi jelajah bumi dan alam semesta 1, BSE, (pusat perbukuan Kemndiknas,2009) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan litosfer G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) b. Apersepsi: Menyapa siswa, kemudian mengabsen. c. Memberikan pertanyaan mengenai terkait kajian geografi tentang tenaga teknoik. 2. Kegiatan Inti (105 Menit) a. orientasi: 1) Peserta didik mengamati gambar atau video tentang tenaga tektonik 2) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang gambaran umum tentang tenaga teknonik b. Merumuskan masalah: 1) Dengan dimotivasi oleh guru, peserta didik bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan tenaga tektonik yang didasari atas gambar atau video dan ringkasan materi yang telah diberikan guru. c. Pengajuan hipotesis: 1) Perserta didik ditugakan untuk merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah d. Mengumpulkan informasi 1) Perserta didik diminta untuk mengumpulkan data hasil observasi melalui pengamatan gambar atau video tenaga tektonik. 2) Peserta didik ditugaskan untuk mendiskusikan proses terjadinya lipatan dan jenis patahan. 3) Peserta didik berdiskusi proses terjadinya lipatan dan jenis patahan yang ada di Indonesia e. Menguji hipotesis: 1) Peserta didik menganalisis Bagaimana hasil identifikasi tentang tenaga tektonik 2) Peseta didik menganalisis proses terjadinya lipatan jenis patahan. dengan megabiodiversitas dan masalah lain yang telah dirumuskan dan yang telah dijawab peserta didik pada bagian hipotesis. 4) Peserta didik menganalisis proses terjadinya lipatan jenis patahan yang ada di Indonesia. f. Menyusun Kesimpulan:

Peserta didik mempresentasikan secara lisan tentang: 1) Hasil identifikasi tentang tenaga tektonik. 2) Hasil identifikasi tentang konsep lipatan dan tahan. 3) Data dampak pergerakan lapisan bumi terhadap fenomena alam di Indonesia. 3. Penutup (20 Menit) Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilainilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini. a. Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk menguji wawasan siswa mengenai materi yang telah disampaikan. b. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan makhluk hidup dan alam dengan bermacam peranan dan manfaat untuk kehidupan. c. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu berkinerja baik. H. Penilaian No Indikator Teknik penilaian Bentuk instrumen 1 Konsep tektonisme Tulis Essay 2 Konsep lipatan dan patahan 3 Proses lipatan dan patahan No Soal II Jawaban Skor 1 Apa yang dimaksud dengan tektonisme tenaga dari dalam bumi yang 20 mengakibatkanterjadinya perubahan letak atau bentuk kulit bumi 2 Sebutkan dampak dari tektonisme Erosi, longsor, sedimentasi 20 3 Jelaskan apa yang dimaksud patahan kulit bumi yang bersifat padat dan 20 keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi orogenesa 4 Jelaskan apa yang dimaksud lipatan Disebabkan oleh gerakan dari dalam 20 bumi akibat tekanan yang besar dan temperature yang tinggi sehingga membuat sifat batuan menjadi cair, liat atau lunak 5 Apa akibat proses lipatan dan berikan Dari proses lipatan biasanya muncul 20 contohnya gunung. Contohnya pegunungan pasifik Jumlah 100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNIT 4 DINAMIKA LITOSFER Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Pertemuan Ke : 3 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Indikator 1. Mengidentifikasi konsep vulkanisme 2. Mengidentifikasi struktur gunungapi 3. Menjelaskan perbedaan intrusi magma dan ekstrusi magma 4. Mengidentifikasi tipe-tipe gunungapi 5. Mendeskripsikan manfaat vulkanisme bagi kehidupan manusia. C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa dapat mengidentifikasi konsep vulkanisme 2. Siswa dapat mengidentifikasi struktur gunungapi 3. Siswa dapat menjelaskan perbedaan intrusi magma dan ekstrusi magma 4. Siswa dapat mengidentifikasi tipe-tipe gunungapi

5. Siswa dapat mendeskripsikan manfaat vulkanisme bagi kehidupan manusia. D. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran: Inkuiri terbimbing 2. Metode Pembelajaran: studi literatur, diskusi, kerja kelompok, dan penugasan E. Media Pembelajaran 1. Laptop 2. LCD Projector 3. Media Pembelajaran interaksi berbasis Power Point 4. Gambar F. Sumber Belajar 1. Dibyo Soegimo,dkk,, Geografi kelas X, BSE, (Pusat perbukuan Kemendiknas, 2009 2. Hartono, Geografi jelajah bumi dan alam semesta 1, BSE, (pusat perbukuan Kemndiknas,2009) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan litosfer G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) a. Apersepsi: Menyapa siswa, kemudian mengabsen. b. Memberikan pertanyaan mengenai terkait kajian geografi tentang tenaga teknoik. 4. Kegiatan Inti (105 Menit) a. orientasi: 1) Peserta didik mengamati gambar atau video tentang gunung api 2) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang gambaran umum tentang gunung api b. Merumuskan masalah: 1) Dengan dimotivasi oleh guru, peserta didik bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan tenaga tektonik yang didasari atas gambar atau video dan ringkasan materi yang telah diberikan guru. c. Pengajuan hipotesis: 1) Perserta didik ditugakan untuk merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah d. Mengumpulkan informasi 1) Perserta didik diminta untuk mengumpulkan data hasil observasi melalui pengamatan gambar atau video gunung api. 2) Peserta didik ditugaskan untuk mendiskusikan hubungan proses letusan terbentuk lapisan dengan jenis magma penyusunya. 3) Peserta didik berdiskusi hubungan proses tipe letusan gunung api di Indonesia dan dampak nya terhadap lingkungan, e. Menguji hipotesis:

1) Peserta didik menganalisis Bagaimana hasil identifikasi tentang bentuk-bentuk intrusi dan ektrusi magma. 2) Peseta didik menganalisis keterkaitan hubungan proses terbentukgunung api dan tipe magma yamgmempengaruhinya. dengan megabiodiversitas dan masalah lain yang telah dirumuskan dan yang telah dijawab peserta didik pada bagian hipotesis. 3) Peserta didik menganalisis hubungan proses terbentuknya klasifikasi letusan dan gunug api di Indonesia beserta dampaknya. f. Menyusun Kesimpulan: Peserta didik mempresentasikan secara lisan tentang: 1) Hasil identifikasi tentang factor yang mempengaruhi intrusi dan ektrusi magama. 2) Hasil identifikasi tentang tipe-tipe letusan gung api. 3) Data dampak yang di timbulkan akibat erupsi gunung api fenomena alam di Indonesia 3. Penutup (20 Menit) Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilainilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini. a. Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk menguji wawasan siswa mengenai materi yang telah disampaikan. b. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan makhluk hidup dan alam dengan bermacam peranan dan manfaat untuk kehidupan. c. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu berkinerja baik. H. Penilaian No Indikator Teknik penilaian Bentuk instrumen 1 Mengidentifikasi Vulkanisme Tulis Essay 2 Mengidentifikasi konsep struktur gunungapi 3 Mengidentifikasi Intrusi dan ekstrusi magma 4 Mengidentifikasi tipe gunungapi 5 Mendeskripsikan manfaat gunungapi No Soal III Jawaban Skor 1 Apa penyebab terjadinya vulkanisme Vukanisme terjadi karena adanya aktivitas magma 20 2 Sebutkan struktur gunungapi Kawah, kaldera, rekahan dan graben, 20 dan depresi volcano-tektonik 3 Sebutkan tiga macam ekstrusi Ekstrusi linier, ekstrusi areal 20 4 Sebutkan tipe-tipe gunung api Disebabkan oleh gerakan dari dalam bumi akibat tekanan yang besar dan temperature yang tinggi sehingga 20

membuat sifat batuan menjadi cair, liat atau lunak 5 Sebutkan manfaat gunung api Menyuburkan tanah, menghasilkan bahan galian, sebagai objek wisata dan merupakan daerah tangkapan air hujan 20 Jumlah 100 Ciputat, November 2014 Peneliti Hanny Hardianti NIM.111001500008

Lampiran B.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNIT 4 DINAMIKA LITOSFER Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Pertemuan Ke : 1 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 1.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa dapat mengemukakan batuan yang menjadi penyusun lapisan bumi. 2. Siswa dapat mengemukakan unsur-unsur lapisan bumi 3. Siswa dapat mengemukakan masing masing karakteristik lapisan bumi D. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran: Konvensional (ceramah) 2. Metode Pembelajaran: studi literatur dan penugasan E. Media Pembelajaran 1. Laptop 2. LCD Projector Indikator 1. Mengemukakan batuan penyusun bumi 2. Mengemukakan unsur-unsur lapisan bumi 3. Mengemukakan karakteristik lapisan bumi

3. Power Point 4. Gambar F. Sumber Belajar 1. Dibyo Soegimo,dkk,, Geografi kelas X, BSE, (Pusat perbukuan Kemendiknas, 2009 2. Hartono, Geografi jelajah bumi dan alam semesta 1, BSE, (pusat perbukuan Kemndiknas,2009) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan litosfer G. Langkah Langkah Pembelajaran No Kegiatan pembelajaran Alokasi waktu 1. PENDAHULUAN a. Apersepsi dan motivasi Menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan. Bertanya jawab tentang tema pelajaran yang dipelajari 2. KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Menjelaskan materi tentang lapisan bumi dengan memaparkan peta konsep materi ajar. b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Guru memberi contoh terkait tentang batuan yang menjadi penyusun lapisan bumi c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. KEGIATAN PENUTUP a. Kesimpulan Menarik kesimpulan bahwa lapisan bumi terdiri dari beberapa batuan b. Evaluasi Memberikan tugas ( 5 menit ) ( 105 menit ) ( 10 menit )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNIT 4 DINAMIKA LITOSFER Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Pertemuan Ke : 2 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 3.5 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Indikator 1. Menjelaskan konsep tenaga tektonisme 2. Mengidentifikasi konsep lipatan dan patahan 3. Menganalisis bentuk proses lipatan dan jenis patahan C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa dapat menjelaskan konsep tenaga tektonisme 2. Siswa dapat mengidentifikasi konsep lipatan dan patahan 3. Siswa dapat menganalisis bentuk proses lipatan dan jenis patahan D. Model dan Metode Pembelajaran 3. Model Pembelajaran: Konvensional (ceramah) 4. Metode Pembelajaran: studi literatur dan penugasan E. Media Pembelajaran 1. Laptop 2. LCD Projector 3. Power Point

4. Gambar F. Sumber Belajar 1. Dibyo Soegimo,dkk,, geografi kelas X, BSE, (Pusat perbukuan Kemendiknas, 2009 2. Hartono, Geografi jelajah bumi dan alam semesta 1, BSE, (pusat perbukuan Kemndiknas,2009) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan litosfer G. Langkah Langkah Pembelajaran No Kegiatan pembelajaran Alokasi waktu 1. PENDAHULUAN a. Apersepsi dan motivasi Menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan. 2. KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Menjelaskan materi tentang tektonisme dengan memaparkan peta konsep materi ajar. b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Guru memberi contoh terkait tentang lipatan dan patahan e. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan, 3. KEGIATAN PENUTUP Menarik kesimpulan bahwa lapisan bumi terdiri dari beberapa batuan 4. EVALUASI Lembar kerja pertemuan 2 ( 5 menit ) ( 105 menit ) ( 10 menit )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UNIT 4 DINAMIKA LITOSFER Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Pertemuan Ke : 3 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 3.5 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera. Indikator 1. Mengidentifikasi konsep vulkanisme 2. Mengidentifikasi struktur gunungapi 3. Menjelaskan perbedaan intrusi magma dan ekstrusi magma 4. Mengidentifikasi tipe-tipe gunungapi 5. Mendeskripsikan manfaat vulkanisme bagi kehidupan manusia. C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa dapat mengidentifikasi konsep vulkanisme 2. Siswa dapat mengidentifikasi struktur gunungapi 3. Siswa dapat menjelaskan perbedaan intrusi magma dan ekstrusi magma 4. Siswa dapat mengidentifikasi tipe-tipe gunungapi

5. Siswa dapat mendeskripsikan manfaat vulkanisme bagi kehidupan manusia. D. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran: Konvensional (ceramah) 2. Metode Pembelajaran: studi literatur, diskusi, kerja kelompok, dan penugasan E. Media Pembelajaran 1. Laptop 2. LCD Projector 3. Power Point F. Sumber Belajar 1. Dibyo Soegimo,dkk,, Geografi kelas X, BSE, (Pusat perbukuan Kemendiknas, 2009 2. Hartono, Geografi jelajah bumi dan alam semesta 1, BSE, (pusat perbukuan Kemndiknas,2009) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dnegan litosfer G. Langkah Langkah Pembelajaran No Kegiatan pembelajaran Alokasi waktu 1. PENDAHULUAN B. Apersepsi dan motivasi Menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan. 2. KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Menjelaskan materi tentang lapisan bumi dengan memaparkan peta konsep materi ajar. b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Guru memberi contoh terkait tentang batuan yang menjadi penyusun lapisan bumi c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan, ( 5 menit ) ( 105 menit )

3. KEGIATAN PENUTUP Menarik kesimpulan bahwa lapisan bumi terdiri dari beberapa batuan 4. EVALUASI Lembar kerja pertemuan 3 ( 10 menit ) Ciputat, November 2014 Peneliti Hanny Hardianti NIM.111001500008

Lampiran B.3 MATERI LITOSFER A. Lapisan Kerak Bumi Lapisan kulit bumi sering disebut litosfer. Litosfer berasal dari kata litos berarti batu dan sfer/sphaira berarti bulatan. Litosfer merupakan lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan ± 1.200 km. Litosfer bumi terdiri atas beberapa lempeng keras. Lempeng ini bergeser dan bergerak di atas lapisan yang lebih lunak yang disebut astenosfer. Tebal kulit bumi tidak merata. Kulit bumi di bagian benua/dataran lebih tebal daripada di bawah samudera. Bumi tersusun atas beberapa lapisan. a. Barisfer, yaitu lapisan inti bumi merupakan bahan padat yang tersusun atas lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi). Jari-jari ± 3.470 km dan batas luarnya ± 2.900 km di bawah permukaan bumi. b. Lapisan pengantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal 1.700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm 3. Lapisan pengantara, disebut juga asthenosfer (mantle), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. c. Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara, dengan ketebalan 1.200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm 3. Litosfer (kulit bumi) terdiri atas lapisan sial dan lapisan sima. a. Lapisan Sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan aluminium, senyawanya dalam bentuk SiO 2 dan Al 2 O 3. Dalam lapisan ini terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis- jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial disebut juga lapisan kerak yang bersifat padat dan kaku, berketebalan rata-rata ± 35 km. Kerak ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. b. Lapisan sima, yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam- logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO 2 dan MgO. Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium, yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km Batuan Pembentuk Kulit Bumi a. Batuan Beku Batuan ini terbentuk karena magma yang mendingin dan menjadi keras. Batuan beku terjadi terutama di sepanjang tepi lempeng dan pada daerah panas yang menghasilkan magma. Penggolongan Batuan Beku Batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, sebagian besar terdiri atas silika (SIO2). Penggolongan batuan beku didasarkan pada ciri-ciri warna, kepadatan, komposisi mineral, dan teksturnya. Perbedaan warna terutama disebabkan oleh adanya mineral, sementara perbedaan tekstur (ukuran butir kristal) dapat disebabkan oleh perbedaan laju pendinginan oleh magma. 1) Menurut warnanya batuan beku dibedakan menjadi:

a) Batuan ultramafik, yaitu batuan yang banyak mengandung mineral berwarna. Contoh: batuan peridotit, 2) yaitu batuan yang membentuk selubung Bumi. a) Batuan mafik, yaitu batuan yang berwarna gelap. Contoh: batuan basalt dan batuan gabro. b) Batuan felsik, yaitu batuan yang berwarna muda. Contoh: batuan granit dan riolit. 3) Menurut tekstur atau ukuran butirnya batuan beku dibedakan menjadi: a) Batuan Intrusi/Plutonik Yaitu batuan yang terbentuk karena pendinginan magma melalui proses yang lambat, sehingga sebelum mengeras kristal mineralnya memiliki waktu untuk tumbuh. Biasanya butirannya kasar. b) Batuan Ekstrusi/Vulkanik Yaitu batuan yang terbentuk karena magma yang keluar ke permukaan proses pendinginannyal ebih cepat dan kristalnya hanya memiliki sedikit waktu untuk tumbuh. Biasanya butirannya halus. b. Batuan Endapan (Sedimen) Batuan endapan berasal dari batuan beku yang muncul di permukaan Bumi. Karena adanya tenaga angin dan air, batuan beku dirombak menjadi material-material yang lebih kecil, kemudian diendapkan di dasar samudra. Di samudra, lama-kelamaan endapan tersebut memadat dan menjadi batuan endapan. Penggolongan Batuan Sedimen Penggolongan batuan sedimen/endapan berdasarkan batuan yang membentuknya. Batuan sediment digolongkan menjadi: 1. Batuan Sedimen Klastik Yaitu batuan yang terbentuk karena disintegrasi batuan asal melalui proses pelapukan. Contoh: tuff. 2. Batuan Sedimen Organik Yaitu batuan yang berasal dari aktivitas binatang dan tumbuhan. Contoh: batu bara yang terbentuk daritumbuhan. 3. Batuan Sedimen Kimiawi Yaitu batuan yang terbentuk karena proses kimiawi. c. Batuan Malihan (Metamorf) Batuan malihan terjadi karena adanya tekanan dan suhu yangtinggi. Sehingga memampatkan dan meremukkan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku ataupun batuan endapan. Batuan metamorf terbentuk karena adanya perubahan tekanan berat, temperatur tinggi, dan gabungan dari keduanya. Berikut ini adalah beberapa contoh batuan metamorf. 1) Batu marmer yang berasal dari batu kapur. 2) Batu kuarsa yang berasal dari batuan pasir. 3) Batu bara keras/grafit yang berasal dari batu bara lunak

B. Tenaga Endogen Tenaga endogen adalah tenaga-tenaga yang bekerja di dalam bumi. Tenaga ini bersifat membangun karena membentuk kenampakan-kenampakan alam yang baru. Aktivitas tenaga endogen meliputi vulkanisme, tektonisme, dan seisme. 1. Tektonisme dan Dampaknya Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam Bumi yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan batuan. Tenaga tektonik dibedakan menjadi dua sebagai berikut. a. Gerak Epirogenesa Gerak epirogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang sangat lambat dan meliputi areal yang sangat luas. Apabila permukaan Bumi bergerak turun, permukaan laut tampak seolah-olah naik sehingga disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya terjadi di Kepulauan Maluku dan Banda. Sebaliknya, apabila permukaan Bumi naik sehingga tampak seolah-olah permukaan air laut turun disebut gerak epirogenesa negatif. Contohnya terjadi di Pulau Buton dan Timor. b. Gerak Orogenesa Gerak orogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Akibatnya, akan terbentuk pegunungan. Contohnya pegunungan Bukit Barisan (Sumatra), Pegunungan Seribu (Jawa), dan Pegunungan Verbeek (Sulawesi). Selain itu, gerakan ini juga berpengaruh terhadap terbentuknya lipatan, patahan, dan retakan. 1) Lipatan Lipatan disebabkan oleh gerakan dari dalam Bumi akibat tekanan yang besar dan temperature yang tinggi sehingga membuat sifat batuan menjadi cair, liat, atau plastis. Hal itu menyebabkan batuan akan terlipat apabila ada dorongan tenaga tektonik. Bagian puncak dari lipatan disebut antiklinal dan bagian lembah disebut sinklinal. 2) Patahan Patahan terjadi ketika kulit Bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Bentang alam yang disebabkan oleh Patahan adalah gawir dan triagle foc.

c. Dampak Tektonisme Tektonisme dapat berdampak positif dan negatif bagi manusia. Dampak negatifnya adalah timbulnya bencana alam seperti erosi, longsoran, dan sedimentasi. Hal tersebut mengakibatkan kerugian harta benda dan nyawa. Dampak positifnya antara lain ditemukannya kantong-kantong minyak dan gas alam yang ditemukan pada lipatan-lipatan dan sesar-sesar batuan yang kondisinya memenuhi syarat. Contohnya terdapat di sisi utara maupun selatan rangkaian pegunungan yang melintasi Pulau Jawa. et, sesar, lembah, fault, rift, horst, graben, dan basin (cekungan struktural). C. Vulkanisme Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma. Magma merupakan batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit Bumi, terbentuk dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma dapat bergerak ke segala arah. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan Bumi disebut intrusi magma. Magma yang bergerak dan mencapai permukaan Bumi disebut ekstrusi magma. Struktur gunung api, terdiri atas: 1. Struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar; 2. Kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera; 3. Rekahan dan graben, retakan-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan paralel yang mengakibatkan amblasnya blok di antara rekahan disebut graben; 4. Depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pembentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter. a. Intrusi Magma Penyusupan magma yang tidak sampai permukaan Bumi setelah membeku akan membentuk kenampakan sebagai berikut.

1.Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma karena penurunan suhu yang lambat. 2.Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan di atasnya tetap rata. 3.Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan. 4.Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng. 5.Apofisa adalah semacam cabang dari intrusi gang, tetapi lebih kecil. 6.Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan Bumi. b. Ekstrusi Magma Proses ekstrusi magma dapat menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma dapat terjadi di daratan maupun lautan. Berdasarkan bentuk lubang keluarnya magma, terdapat tiga macam ekstrusi magma sebagai berikut. 1. Ekstrusi linier, yaitu magma yang keluar melalui celah-celah retakan atau patahan yang memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Contohnya deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 2. Ekstrusi areal, yaitu magma yang dekat dengan permukaan bumi sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya di Yellowstone National Park di Amerika Serikat. 3. Ekstrusi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau dan Gunung Vesuvius. Gambar Penampang Gunung api (Intrusi Magma) Gambar Penampang Gunung api (ekstruksi magma) Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada tiga macam gunung berapi sentral sebagai berikut. 1.Gunung api perisai. Gunung api ini terbentuk karena magma yang keluar sangat encer sehingga membentuk lereng sangat landai dan melebar. Contohnya Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Hawaii.

2.Gunung api maar. Gunung api ini terbentuk akibat adanya letusan eksplosif dengan material yang sedikit karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Di bekas kawahnya terbentuk cekungan yang kadang-kadang terisi air dan membentuk danau. Contohnya Danau Klakah di Lamongan dan Danau Eifel di Prancis. 3.Gunung api strato. Gunung api ini lerengnya berlapis-lapis karena terbentuk dari erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus-menerus. Gunung ini banyak ditemukan di Indonesia. Contohnya Gunung Merapi, Kelud, Merbabu, dan Semeru. Berdasarkan kekuatan letusannya, erupsi gunung api dibedakan sebagai berikut. 1.Erupsi eksplosif, yaitu erupsi atau letusan yang menyebabkan ledakan akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair. 2.Erupsi efusif, yaitu erupsi atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan karena tekanan gas kurang kuat. Material yang dikeluarkan adalah material cair berupa lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil. Tipe Letusan Gunung Api Tipe letusan gunung api sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh derajat kekentalan magma, tekanan gas magnetik, dan kedalaman dapur magma. Tipe-tipe letusan gunung api sebagai berikut. 1. Tipe Hawaii terjadi karena lava yang cair encer, dapur magma sangat dangkal, dan tekanan gas yang rendah. Tipe ini akan membentuk gunung api perisai. 2. Tipe Stromboli terjadi karena magma yang cair encer, dapur magma dangkal, lebih dalam dari tipe Hawaii, dan tekanan gas sedang. Letusan tersebut mengeluarkan bom dan lapilli. Letusannya tidak kuat tetapi terjadi secara terus-menerus. Contohnya Gunung Stromboli, Vesuvius, dan Gunung Raung di Jawa Timur. 3. Tipe Vulkano terjadi karena magma yang cair kental. Letusannya terdiri atas embusan abu vulkanik yang membentuk awan disertai lemparan bom dan lapilli yang diikuti aliran lava. Contohnya letusan di Gunung Vesuvius Etna, Bromo, dan Semeru. 4. Tipe Perret, terjadi karena magma yang cair kental, tekanan gas sangat tinggi dan dapur magma sangat dalam. Tipe letusan ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Tipe Perret disebut juga tipe plinian. Contohnya letusan Gunung Krakatau dan Gunung Vesuvius.

5. Tipe Merapi letusannya berupa embusan gas dari celah sumbat lava yang retak berupa awan panas yang meluncur sepanjang jalur di lereng gunung itu. Awan panas itu dinamakan nuee ardente. Bongkahan batuan yang dikeluarkan masih panas dan meluncur pula di lereng gunung dan dinamakan lawina pijar. 6. Tipe St. Vincent terjadi dengan kekuatan letusan yang lebih kuat dari Merapi karena tekanan gasnya lebih tinggi dan kedalaman dapur magmanya sedang. Contohnya Gunung St. Vincent dan Gunung Kelud pada tahun 1919. 7. Tipe Pelee letusan tipe ini biasanya terjadi jika puncak gunung api terdapat sumbatan kawah yang bentuknya seperti jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila sumbatan kawah tidak kuat menyebabkan gunung tersebut meletus. Contohnya Montagne Pelee di Pulau Martinique, Amerika Tengah. Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacam-macam berupa material padat, cair, dan gas. Berikut ini pembagiannya. 1. Material padat (efflata) terdiri atas bom (batu-batu besar), lapilli (berupa kerikil), pasir, dan batu apung. Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu efflata allogen (berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar saat terjadi letusan) dan efflata autogen (pyroclastica) adalah material yang berasal dari magma itu sendiri. 2. Material cair, yaitu magma cair yang keluar dan meleleh dari lubang kawah. a. Lava adalah magma yang keluar dan meleleh pada lereng gunung api. b. Lahar panas adalah campuran magma dan air yang mengalir sebagai lumpur panas. c. Lahar dingin adalah material di puncak gunung yang terbawa aliran air saat hujan turun. 3. Material gas atau ekshalasi terdiri atas solfatar (berbentuk gas belerang/h2s), fumarol (berbentuk uap air/h2o), dan mofet (berbentuk gas asam arang/co2). Gejala-gejala pascavulkanik yang timbul setelah gunung api meletus sebagai berikut. a. Munculnya ekshalasi atau sumber gas, contohnya di Dieng, Jawa Tengah. b. Keluarnya mata air panas, contohnya di Cimelati, Jawa Barat. c. Mata air mahdani, yaitu mata air panas yang mengandung mineral contohnya, mineral belerang. Contohnya d. di Maribaya dan Ciater (Jawa Barat), Baturaden dan Dieng (Jawa Tengah). e. Geyser, yaitu sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Contohnya di Yellowstone National Park di Amerika Serikat.

Dampak Vulkanisme Vulkanisme memberikan dampak positif dan negatif bagi kehidupan. Dampak positif vulkanisme sebagai berikut. a. Menyuburkan tanah. b. Menghasilkan bahan galian seperti belerang, pasir, batu bangunan, tras, dan batu apung. c. Sebagai objek wisata. d. Merupakan daerah tangkapan air hujan. Dampak negatif vulkanisme sebagai berikut. a. Pada waktu terjadi letusan, semburan lapilli, pasir panas, dan awan panas dapat merusak bangunan, lahan pertanian, tanaman, bahkan hewan di sekitar gunung api. Abu vulkanik yang menyebar secara luas mengganggu penerbangan. Aliran lava dan lahar panas dapat merusak daerah yang dilaluinya. b. Gas beracun yang keluar dari gunung api dapat membunuh makhluk hidup di sekitarnya. Contohnya gas beracun yang keluar pada saat letusan kawah Timbangan dan Sinila tahun 1979 yang mengakibatkan terbunuhnya 149 penduduk. c. Material yang menumpuk di puncak dan lereng-lereng gunung akan menjadi lahar dingin saat hujan turun dan dapat merusak daerah yang dilaluinya seperti lahan pertanian, rumah, dan jalan

Lampiran C.1.a Uji Normalitas Data Skor Pretest Kelas Eksperimen No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai 1 36 6 44 11 56 16 60 21 68 2 36 7 48 12 56 17 60 22 68 3 40 8 48 13 56 18 64 23 68 4 40 9 48 14 56 19 64 24 72 5 44 10 52 15 60 20 64 25 72 Skor Terkecil = 36 Skor Terbesar = 72 Rentang (R) = skor terbesar skor terkecil = 72-36 =36 Banyak Kelas = 1+ 3,3 log n Panjang kelas = = = 1+ 3,3 log 25 = 1+ 3,3 log (1,3979) = 5,61307 = 6 = 6 Tabel Data Frekuensi No Kelas Interval F Nilai Tengah Proporsi xi2 f.xi f.xi2 1 36-41 4 38.5 16 1482 154.00 5929 2 42-47 3 44.5 12 1980 133.50 5940.75 3 48-53 4 50.5 16 2550 202.00 10201 4 54-59 4 56.5 16 3192 226.00 12769 5 60-65 5 62.5 20 3906 312.50 19531.25 6 66-71 3 68.5 12 4692 205.50 14076.75 7 72-77 2 74.5 8 5550 149.00 11100.5 Jumlah 25 100 1382.50 79548.25

Rata-rata = = 55.3 Simpangan baku (Standar Devisiasi) ( ) ( ) ( ) ( ) = = = = 11,3578 Membuat frekuensi yang diharapkan a. Menentukan batas kelas 35,5 41,5 47,53 53,5 59,5 65,5 71,5 77,5 b. Mencari nilai Z-score, dengan cara : ( ) Z 1 ( ) = -19,8 Z 2 ( ) = -13,8 Z 3 ( ) = -7,8 Z 4 ( ) = -1,8 Z 5 ( ) = 4,2

Z 6 ( ) = 10,2 Z 7 ( ) = 16,2 Z 8 ( ) = 22,2 c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal, didapat 0,4591 0,3869 0,2517 0,0596 0,1406 0,3133 0,4222 0,4744 d. Mencari luas tiap interval 0,4591 0,3869 = 0,0722 0,3869-0,2517 = 0,1352 0,2517 0,0596 = 0,1921 0,0596 + 0,1406 = 0,2002 0,1406 0,3133 = 0,1727 0,3133 0,4222 = 0,1089 0,4222 0,4144 = 0,0522 e. Mencari Frekuensi yang diharapkan (f e ): 0,0722 x 25 = 1,805 0,1352 x 25 = 3,380 0,1921 x 25 = 4,802 0,2002 x 25 = 5.005 0,1727 x 25 = 4,320 0,1089 x 25 = 2,722 0,0522 x 25 = 1,305

luas (f 0 - f e ) 2 no. batas kelas Z interval Fe f0 1 35.5-1.74 2 41.5-1.21 0.0722 1.8050 4 4.8180 3 47.5-0.687 0.1352 3.3800 3 0.1444 4 53.5-0.158 0.1921 4.8025 4 0.6440 5 59.5 0.37 0.2002 5.0050 4 1.0100 6 65.5 0.89 0.1727 4.3200 5 0.4624 7 71.5 1.426 0.1089 2.7225 3 0.0770 8 77.5 1.955 0.0522 1.3050 2 0.4830 Mencari chi kuadrat (X 2 hitung). dengan rumus: X 2 hitung = ( ) X 2 hitung = + + + + + + = 2,669 + 0,043 + 0,134 + 0,202 + 0,107 + 0,028 + 0,37 = 3,553 Nilai X 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)= k-1= 7 1= 6 pada tabel chi-kuadrat didapat X 2 tabel = 12,592 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X 2 hitung X 2 tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X 2 hitung X 2 tabel, artinya data berditribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X 2 hitung = 3,553 dan X 2 tabel = 12,592 jadi X 2 hitung X 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Lampiran C.1.b Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelas Eksperimen No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai 1 60 6 72 11 80 16 88 21 92 2 64 7 72 12 80 17 92 22 96 3 68 8 76 13 84 18 92 23 96 4 68 9 80 14 84 19 92 24 96 5 68 10 80 15 88 20 92 25 96 Skor Terkecil = 36 Skor Terbesar = 72 Rentang (R) = skor terbesar skor terkecil = 96-60 =36 Banyak Kelas = 1+ 3,3 log n Panjang kelas = = = 1+ 3,3 log 25 = 1+ 3,3 log (1,3979) = 5,61307 = 6 = 6 Tabel Data Frekuensi kelas interval F nilai tengah proporsi xi2 f.xi f.xi2 1 60-65 2 62.5 8 3906 125 7812.5 2 66-71 2 68.5 8 4692 137 9384.5 3 72-77 3 74.5 12 5550 224 16650.75 4 78-83 4 80.5 16 6480 322 25921 7 84-89 4 86.5 16 7482 346 29929 6 90-95 6 92.5 24 8556 555 51337.5 7 96-101 4 98.5 16 9702 394 38809 25 2102.50 179844.3 Rata-rata

= = 84,1 Simpangan baku (Standar Devisiasi) ( ) ( ) ( ) ( ) = = = = 11,22 Membuat frekuensi yang diharapkan a. Menentukan batas kelas 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5 95,5 101,5 b. Mencari nilai Z-score, dengan cara : ( ) Z 1 ( ) = -2,19 Z 2 ( ) = -1,65 Z 3 ( ) = -1,12 Z 4 ( ) = -0,58 Z 5 ( ) = -0,05

Z 6 ( ) = 0,48 Z 7 ( ) = 1,06 Z 8 ( ) = 1,55 c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal, didapat 0,4857 0,4525 0,3686 0,219 0,0199 0,1844 0,3438 0,4394 d. Mencari luas tiap interval 0,4857-0,4525= 0,0332 0,4525-0,3686= 0,0839 0,3686-0,219 = 0,1496 0,219 + 0,0199 = 0,2389 0,0199-0,1844 = 0,1645 0,1844-0,3438 = 0,1594 0,3438-0,4394 = 0,0956 e. Mencari Frekuensi yang diharapkan (f e ): 0,0332 x 25 = 0,830 0,0839 x 25 = 2,098 0,1496 x 25 = 3,34 0,2389 x 25 = 5.597 0,1645 x 25 = 4,11 0,1594 x 25 = 3,985 0,0956 x 25 = 2,39

luas (f 0 - f e ) 2 no. batas kelas Z interval Fe f0 1 59.5-2.192 2 65.5-1.657 0.0332 0.8300 2 1.3111 3 71.5-1.123 0.0839 2.0975 2 0.0095 4 77.5-0.588 0.1496 3.7400 3 0.5476 5 83.5-0.053 0.2389 5.9720 4 3.8888 6 89.5 0.481 0.1645 4.1100 4 0.0121 7 95.5 1.016 0.1594 3.9850 6 4.0602 8 101.5 1.550 0.0956 2.3900 4 2.5921 Mencari chi kuadrat (X 2 hitung). dengan rumus: X 2 hitung = ( ) X 2 hitung = + + + + + + = 1,579 + 0,005 + 0,146 + 0,651+ 0,003 + 1,018 + 1,084 = 4,488 Nilai X 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)= k-1= 7 1= 6 pada tabel chi-kuadrat didapat X 2 tabel = 12,592 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X 2 hitung X 2 tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X 2 hitung X 2 tabel, artinya data berditribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X 2 hitung = 4,488 dan X 2 tabel = 12,592 jadi X 2 hitung X 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Lampiran C.1.c Uji Normalitas Data Skor Pretest Kelas Eksperimen No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai 1 36 6 44 11 52 16 60 21 68 2 36 7 44 12 56 17 60 22 68 3 40 8 48 13 56 18 64 23 68 4 40 9 48 14 56 19 64 24 72 5 44 10 52 15 60 20 64 25 72 Skor Terkecil = 36 Skor Terbesar = 72 Rentang (R) = skor terbesar skor terkecil = 72-36 =36 Banyak Kelas = 1+ 3,3 log n Panjang kelas = = = 1+ 3,3 log 25 = 1+ 3,3 log (1,3979) = 5,61307 = 6 = 6 Tabel Data Frekuensi kelas interval F nilai tengah proporsi xi2 f.xi f.xi2 1 36-41 2 38.5 8 1482 77.00 2964.5 2 42-47 4 44.5 16 1980 178.00 7921 3 48-53 2 50.5 8 2550 101.00 5100.5 4 54-59 6 56.5 24 3192 339.00 19153.5 5 60-65 4 62.5 16 3906 250.00 15625 6 66-71 4 68.5 16 4692 274.00 18769 7 72-77 3 74.5 12 5550 223.50 16650.75 25 100 1442.50 86184.25 Rata-rata

= = 57,7 Simpangan baku (Standar Devisiasi) ( ) ( ) ( ) ( ) = = = = 11,10 Membuat frekuensi yang diharapkan a. Menentukan batas kelas 35,5 41,5 47,53 53,5 59,5 65,5 71,5 77,5 b. Mencari nilai Z-score, dengan cara : ( ) Z 1 ( ) = -2,00 Z 2 ( ) = -1,46 Z 3 ( ) = -0,92 Z 4 ( ) = 0,38 Z 5 ( ) = 0,16

Z 6 ( ) = 0,70 Z 7 ( ) = 1,24 Z 8 ( ) = 1,78 c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal, didapat 0,4772 0,4279 0,3212 0,1480 0,0636 0,2580 0,3925 0,4626 d. Mencari luas tiap interval 0,4772-0,4279 = 0,0493 0,4279-0,3212 = 0,1067 0,3212-0,1480= 0,1732 0,1480+ 0,0636= 0,2116 0,0636-0,2580= 0,1944 0,2580-0,3925 = 0,1345 0,3925-4626 = 0,0701 e. Mencari Frekuensi yang diharapkan (f e ): 0,0493 x 25 = 1,233 0,1067 x 25 = 2,266 0,1732x 25 = 4,330 0,1345 x 25 = 3,362 0,1727 x 25 = 4,320 0,0701 x 25 = 1,752 0,0522 x 25 = 1,305

luas (f 0 - f e ) 2 no. batas kelas Z interval Fe f0 1 35.5-2.00 2 42.5-1.46 0.0493 1.233 2 0.5891 3 49.5-0.92 0.1067 2.6675 4 1.7756 4 55.5-0.38 0.1732 4.33 2 5.4289 5 63.5 0.16 0.2116 5.2900 6 0.5041 6 70.5 0.70 0.1944 4.86 4 0.7396 7 71.5 1.24 0.1345 3.3625 4 0.4064 77.5 1.78 0.0701 1.7525 3 1.5563 Mencari chi kuadrat (X 2 hitung). dengan rumus: X 2 hitung = ( ) X 2 hitung = + + + + + + = 0,477+ 0,66+ 1,253+ 0,095+ 0,152+ 0,120+0,888 = 3,653 Nilai X 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)= k-1= 7 1= 6 pada tabel chi-kuadrat didapat X 2 tabel = 12,592 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X 2 hitung X 2 tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X 2 hitung X 2 tabel, artinya data berditribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X 2 hitung = 3,653 dan X 2 tabel = 12,592 jadi X 2 hitung X 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Lampiran C.1.d Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelas Kontrol No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai 1 56 6 64 11 72 16 76 21 84 2 60 7 68 12 72 17 80 22 88 3 60 8 68 13 72 18 80 23 88 4 60 9 68 14 76 19 84 24 88 5 60 10 72 15 76 20 84 25 92 Skor Terkecil = 56 Skor Terbesar = 92 Rentang (R) = skor terbesar skor terkecil = 92-56 =36 Banyak Kelas = 1+ 3,3 log n Panjang kelas = = = 1+ 3,3 log 25 = 1+ 3,3 log (1,3979) = 5,61307 = 6 = 6 No kelas interval F nilai tengah proporsi xi2 f.xi f.xi2 1 56-61 4 58.5 16 3422.25 234 13689 2 62-67 2 64.5 8 4160.25 129 8320.5 3 68-73 5 70.5 20 4970.25 352.5 24851.25 4 74-79 5 76.5 20 5852.25 382.5 29261.25 5 80-85 5 82.5 20 6806.25 412.5 34031.25 6 86-91 3 88.5 12 7832.25 265.5 23496.75 7 92-97 1 94.5 4 8930.25 94.5 8930.25 25 1870.5 142580.3

Rata-rata = = 74,82 Simpangan baku (Standar Devisiasi) ( ) ( ) ( ) ( ) = = = = 10,46 Membuat frekuensi yang diharapkan a. Menentukan batas kelas 56,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5 b. Mencari nilai Z-score, dengan cara : ( ) Z 1 ( ) = -1,75 Z 2 ( ) = -1,27 Z 3 ( ) = -0,70 Z 4 ( ) = -0,13

Z 5 ( ) = 0,45 Z 6 ( ) = 1,02 Z 7 ( ) = 1,59 Z 8 ( ) = 2,17 c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal, didapat 0,4599 0,3980 0,2580 0,0517 0,1736 0,3461 0,4441 0,4850 d. Mencari luas tiap interval 0,4599-0,3980 = 0,0619 0,3980-0,2580 = 0,1400 0,2580-0,0517 = 0,2063 0,0517+ 0,1736 = 0,2253 0,1736-0,3461= 0,1725 0,3461-0,4441 = 0,0980 0,4441-0,4850 = 0,0409 e. Mencari Frekuensi yang diharapkan (f e ): 0,0619 x 25 = 1,548 0,1400 x 25 = 3,500 0,2063x 25 = 5,157 0,2253 x 25 = 5,632 0,1725 x 25 = 4,310 0,0980 x 25 = 2,450 0,0409 x 25 = 1,023

no. batas kelas Z luas interval Fe f0 1 56.5-1.75 2 61.5-1.27 0.0619 1.548 4 6.0123 3 67.5-0.7 0.14 3.5 2 2.2500 4 73.5-0.13 0.2063 5.1575 5 0.0248 5 79.5 0.45 0.2253 5.6325 5 0.4001 6 85.5 1.02 0.1725 4.31 5 0.4761 7 91.5 1.59 0.098 2.45 3 0.3025 8 97.5 2.17 0.0409 1.023 1 0.0005 Mencari chi kuadrat (X 2 hitung). dengan rumus: X 2 hitung = ( ) X 2 hitung = + + + + + + = 3,883+ 0,642+ 0,005+ 0,071+ 0,110+ 0,123 +0,001 = 4,832 Nilai X 2 tabel untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)= k-1= 7 1= 6 pada tabel chi-kuadrat didapat X 2 tabel = 12,592 Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah: Jika X 2 hitung X 2 tabel, artinya distribusi data tidak normal, dan jika X 2 hitung X 2 tabel, artinya data berditribusi normal. Karena dari perhitungan diperoleh X 2 hitung = 4,832 dan X 2 tabel = 12,592 jadi X 2 hitung X 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Lampiran C.2.a Uji Homogenitas Tes Pretest Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan rumus: ( ) ( ) Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji fisher adalah: 1. Menentukan hipotesis, dalam bentuk: 2. Membagi data menjadi dua kelompok 3. Mencari varians dari masing masing kelas a. Kelas kontrol = = = b. Kelas eksperimen ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

= = 129000 4. Menentukan F hitung dengan rumus: = = 1,04878 5. Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk a. Jika Jika F hitung < F tabel, maka H 0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. b. Jika F hitung > F tabel, maka H i diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6. Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan rumus: dk 1 = n-1 = 25-1= 24 dk 2 = n-2 = 25-1= 24 7. Menentukan F hitung dan F tabel, kemudian membandingkan hasil F hitung dan F tabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Karena F(0.05;24;24) tidak terdapat dalam tabel f, maka perhitungan nilai F tabel dilakukan dengan menggunakan Microsoft excel dengan rumus FINV(0,50;24;24). Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 1,048 dan F tabel = 1,983, dapat dinyatakan bahwa F hitung < F tabel, maka H 0 dapat diterima, kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen.

Lampiran C.2.b Uji Homogenitas Tes Postest Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan menggunakan rumus: ( ) ( ) Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji fisher adalah: 1. Menentukan hipotesis, dalam bentuk: 2. Membagi data menjadi dua kelompok 3. Mencari varians dari masing masing kelas a. Kelas kontrol = = = b. Kelas eksperimen ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

= = = 4. Menentukan F hitung dengan rumus: = = 1,157 5. Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk a. Jika Jika F hitung < F tabel, maka H 0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. c. Jika F hitung > F tabel, maka H i diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen. 6. Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil), dengan rumus: dk 1 = n-1 = 25-1= 24 dk 2 = n-2 = 25-1= 24 7. Menentukan F hitung dan F tabel, kemudian membandingkan hasil F hitung dan F tabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Karena F(0.05;24;24) tidak terdapat dalam tabel f, maka perhitungan nilai F tabel dilakukan dengan menggunakan Microsoft excel dengan rumus FINV(0,50;24;24). Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 1,157 dan F tabel = 1,983, dapat dinyatakan bahwa F hitung < F tabel, maka H 0 dapat diterima, kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen.

Lampiran C.3 Uji Hipotesis Pretest Hipotesis yang diajukan: H 0 : X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen. H a : X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata score pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kriteria pengujian: Jika -t tabel t hitung t tabel maka H 0 diterima dan Jika t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H a ditolak dengan: ( ) ( ) Diketahui: = 55,3 = 57,7 = 129,000 = 123,000 = 25 = 25 ( ) ( ) ( ) ( )

= = = 11,22 Sehingga t tabel untuk (dk)= (n 1-1)+ (n 1-1)= (25-1) + (25-1)= 24+24 =48 Dari hasil Perhitungan diperoleh t tabel =0,763 dan t tabel = 1,677, dapat dinyatakan bahwa t hitung t tabel, maka H 0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol dan eksperimen.

Lampiran C.4 Uji Hipotesis Pretest dan Postest Hipotesis yang diajukan: H 0 : X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen. H a : X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata score pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kriteria pengujian: Jika -t tabel t hitung t tabel maka H 0 diterima dan Jika t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H a ditolak dengan: ( ) ( ) Diketahui: = 84,1 = 74.82 = 126,000 = 108,840 = 25 = 25 ( ) ( ) ( ) ( )

Sehingga = = = 10,83 t tabel untuk (dk)= (n 1-1)+ (n 1-1)= (25-1) + (25-1)= 24+24 =48 Dari hasil Perhitungan diperoleh t tabel =3,058 dan t tabel = 1,677, dapat dinyatakan bahwa t hitung t tabel, maka H 0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok kontrol dan eksperimen.

LAMPIRAN C UJI ANALISIS DATA Lampiran C.1 : Uji Normalitas Instrumen Tes Hasil Belajar 1. Uji Normalitas Data Skor Pretest Instrumen Tes Hasil Belajar Kelas Ekperimen 2. Uji Normalitas Data Skor Postest Instrumen Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol 3. Uji Normalitas Data Skor Pretest Instrumen Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen 4. Uji Normalitas Data Skor Pretest Instrumen Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol Lampiran C.2 : Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas Pretest b. Uji Homogenitas Postest Lampiran C.3 :Uji Hipotesis Instrumen Tes Hasil Belajar Lampiran C.4 : Analisis Data Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Lampiran C.5 :Analisis Data Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kovensional Lampiran C.6 : Angket Siswa Lampiran C.7 : Foto Penelitian

IV e. Interaksi siswa dengan guru f. Mengerjakan soal latihan Kegiatan penutup a. Pemahaman siswa menerima pelajaran b. Keterlibatan dalam memberi kesimpulan

Lampiran C.6 Angket Siswa Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran Geografi dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry) Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Hari/Tanggal : Petunjuk Pengisian: Berilah tanda check list ( ) dibawah ini : SS : Sangat Setuju S : Setuju BS : Biasa Saja TS STS : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju No Pertanyaan SS S BS TS STS 1 Saya merasa belajar geografi dengan menggunakan pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing 2 Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing saya termotivasi untuk belajar semakin meningkat 3 Kondisi kelas mempengaruhi konsentrasi belajar 4 Saya senang menyampaikan pendapat dalam proses belajar mengajar 5 Video dan gambar mempermudah saya memahami pelajaran 6 Saya berusaha mengerjakan sulit sampai bisa 7 Saya tertarik menghubungkan pelajaran geografi dengan peristiwa peristiwa yang terjadi disekitar 8 Saya merasa penasaran memecahkan masalah yang diberikan oleh guru 9 Saya senang jika pendapat saya mendapat respon dari guru 10 Saya lebih semangat jika guru memberikan reward

Lampiran. C. 7

LAMPIRAN D DAFTAR TABEL Lampiran D.1 : Tabel r (koefisien Sederhana) Lampiran D.2 : Tabel Titik Presentase Distribusi T Lampiran D.3 :Tabel Luas Bawah Lengkung Normal Dari 0/Z Lampiran D.4: Tabel Nilai Chi-Kuadrat

LAMPIRAN E SURAT KETERANGAN Lampiran E.1 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran E.2 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran E.3 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Lampiran E.4 : Surat Pernyataan Karya sendiri Lampiran E.5 : Lembar Uji Referensi

BIODATA PENULIS Hanny Hardianti, lahir di Jakarta 2 Juli 1992 merupakan anak sulung dari 3 bersaudara dari pasangan Hadi Sabaruddin dan Endang Suharni. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD MIN 1 Ciputat pada tahun 1998-2004, MTsN Tangerang II Pamulang tahun 2004-2007, Man 4 Model Jakarta tahun 2007-2010, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi tahun 2010-2015. Selama duduk dibangku perkuliahan, penulis juga senang meluangkan waktunya untuk menekuni hobinya menulis cerita pendek, membuat kue dan menonton. Skripsi yang ditulis berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pada Materi Litosfer arahan dari dosen pembimbing. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.