Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut

Jakarta -

Harakat secara bahasa dapat diartikan sebagai gerakan. Namun, bila disematkan dalam huruf hijaiyah, harakat berperan sebagai sebagai tanda baca bagi huruf-huruf hijaiyah (al dhabt). Hal ini dijelaskan dalam buku Pengantar Al Imla' Dasar (Kaidah Praktis Menulis Arab) karya Muh. Yunan Putra, Lc., M. HI.

Sebab itu, harakat juga kerap disebut sebagai baris tanda bunyi huruf-huruf hijaiyah. Artinya, huruf-huruf hijaiyah itu tidak dapat dilafalkan atau dibaca sebelum diberi baris atau harakat. Terutama, menentukan pengucapan huruf hijaiyah dalam Al Quran serta memberi bunyi a, i, dan u pada suatu huruf.

Secara garis besar, ada 6 macam-macam harakat yang dikenal dalam ilmu tajwid. Mulai dari fathah, dhammah, kasrah, fathatain (tanwin fathah), dhammatain (tanwin dhammah), kasratain (tanwin kasrah), sukun, hingga tasydid. Penjelasan selengkapnya dapat disimak pada pemaparan berikut,

1. Harakat fathah ( ﹷ )

Harakat yang berbentuk layaknya garis horizontal kecil yang berada di atas suatu huruf hijaiyah dan melambangkan fonem /a/. Harakat tersebut untuk menandai huruf hidup.

Secara harfiah, fathah itu sendiri berarti membuka layaknya membuka mulut saat mengucapkan fonem /a/. Contohnya adalah sebagai berikut, a (اَ), ba (بَ), ta (تَ), atau tsa (ثَ).

2. Harakat kasrah ( ِ- )

Harakat yang berbentuk layaknya garis horizontal miring kecil dan berada di bawah satu huruf hijaiyah. Harakat ini melambangkan fonem /i/. Secara harfiah, kasrah bermakna melanggar.

Contoh huruf hijaiyah dengan harakat kasrah adalah ji (ج ِ), hi (حِ), khi (خ ِ), atau di (دِ).

3. Harakat dhammah ( ُ- )

Salah satu harakat dari macam-macam harakat adalah dhammah. Harakat ini berbentuk seperti wawu kecil dan terletak di atas satu huruf hijaiyah. Harakat dhammah melambangkan fonem /u/.

Contoh huruf hijaiyah dengan harakat dhammad yakni, dzu (ذُ), ru (رُ), zu ( زُ), atau su (سُ).

4. Harakat tanwin

Selanjutnya adalah harakat tanwin. Harakat ini menjadi baris yang melambangkan bunyi /an/,/in/, atau /un/ sebagai tanda huruf hidup.

Harakat tanwin terbagi menjadi tiga macam di antaranya, fathatain atau tanwin fathah ( ً- ), kasratain atau tanwin kasrah ( ٍٍ- ), dan dhammatain atau tanwin dhammah ( ٌ- ). Contoh untuk huruf dengan harakat fathatain adalah qan (قً), fan (فً), atau 'an (غً).

Khusus untuk tanda baca atau harakat fathatain atau tanwin fathah, harus menambahkan huruf alif setelahnya. Kecuali pada dua huruf berikut yakni, hamzah (ء) dan ta' makfulah atau marbuthah (ة).

Sementara itu, tiga contoh untuk kasratain dan dhammatain secara berturut-turut adalah tin (طٍ), yin (يٍ), dzin (ذٍ), nun (نٌ), لٌ (lun), atau mun (مٌ).

5. Harakat sukun ( ْ- )

Harakat sukun adalah penanda hilangnya vokal yaitu tanda mati sebuah huruf hijaiyah. Tanda baca ini tidak dibaca dan tidak menghasilkan bunyi apapun. Contoh huruf hijaiyah dengan harakat ini adalah almautu (الْمَوْتُ).

6. Harakat syiddah atau tasydid ( ّ- )

Terakhir, harakat syiddah atau tasydid yang bermakna tanda baca yang berbunyi tebal atau huruf ganda. Contohnya adalah anna ( اَ نَّ) atau madda (مَدَّ).

Nah, itu tadi penjelasan harakat atau tanda baca Al Quran berikut dengan macamnya. Sudah bisa dimengerti kan, detikers?

Simak Video "Viral Video Bapak Gendong Anak, Bahagia Putranya Hafal Al-Qur'an"



(rah/row)

Jakarta -

Harakat adalah menentukan panjang pendek dalam mengucapkan satu kata saat membaca ayat Al-Qur'an. Selain itu harakat juga dapat diartikan sebagai tanda baca yang berguna untuk memudahkan dalam membaca Al-Qur'an.

Harakat juga digunakan untuk menentukan seperti apa pengucapan huruf hijaiyah dalam Al-Qur'an serta memberi bunyi a,i dan u.

Ada 9 macam harakat yang dapat dipelajari seperti fathah, dhammah, kasrah, fathatain (tanwin fatah), dhammatain (tanwin dhammah), kasratain (tanwin kasrah), sukun, tasydid atau tanda baca panjang lainnya.

Berikut macam-macam harakat yang perlu diketahui yang dikutip dalam buku "Panduan Paktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfiz untuk Pemula" oleh Rasiya Maula Ibnu Rusyd:

1. Harakat Fathah

Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
harakat Foto: "Panduan Paktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfiz untuk Pemula" oleh Rasiya Maula Ibnu Rusyd

Harakat fathah adalah baris tanda bunyi dasar "a". Harakat tersebut untuk menandai huruf

hidup. Harakat fathah terdapat di atas huruf berupa garis ( ﹷ ).

2. Harakat Dhammah

Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
harakat Foto: "Panduan Paktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfiz untuk Pemula" oleh Rasiya Maula Ibnu Rusyd


Harakat dhammah adalah baris tanda bunyi dasar "u". Harakat tersebut untuk menandai

huruf hidup. Harakat dhammah berbentuk seperti angka sembilan ( ُ- ) yang terletak di atas

huruf.

3. Harakat Kasrah

Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
harakat Foto: "Panduan Paktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfiz untuk Pemula" oleh Rasiya Maula Ibnu Rusyd

Baris tanda bunyi dasar "i:. Harakat tersebut untuk menandai huruf hidup. Harakat fathah terdapat di atas huruf berupa garis ( ِ- ).

4. Tanwin

Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
harakat Foto: "Panduan Paktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfiz untuk Pemula" oleh Rasiya Maula Ibnu Rusyd

Huruf tanwin adalah baris tanda bunyi "an". "in" atau "un" sebagai tanda huruf hidup. Harakat tanwin ada tiga macam yaitu tanwin fathah dengan dua baris di atas huruf ( ً- ), tanwin kasrah dengan dua baris di bawah huruf ( ٍٍ- ) dan tanwin dhammah dengan dua dhammah di atas huruf ( ٌ- ).

5. Sukun

Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
harakat Foto: "Panduan Paktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfiz untuk Pemula" oleh Rasiya Maula Ibnu Rusyd


Harakat sukun adalah penanda hilangnya vokal yaitu tanda mati sebuah huruf hijaiyah. Letaknya di atas huruf yang dilambangkan dengan ( ْ- ).

Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/erd)

Tanda Baca Huruf Hijaiyah Lengkap.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bentuk-bentuk tanda baca huruf hijaiyah yang meliputi harakat tanwin, fathah, kasrah, dhommah, dhommatain, sukun, tasydid, mad, dan lain-lain.

A. Pengertian tanda baca
Tanda baca huru-huruf hijaiyah yang sering digunakan disebut sebagai harakat ( حَرَكَةٌ ) atau syakal ( ٌشَكْل ). Tanda baca itu digunakan untuk membunyikan huruf-huruf hijaiyah. Semua huruf hijaiyah tidak dapat berbunyi tanpa melibatkan tanda baca ini. Huruf-huruf hijaiyah dalam bahasa indonesia di kenal dengan konsonan, sedangkan tanda bacanya dikenal dengan vokal, semua konsonan tanpa vokal tidak akan berbunyi.

Jadi, yang dimaksud tanda baca disini adalah tanda-tanda yang digunakan dalam huruf-huruf hijaiyah yang berguna untuk membunyikan huruf-huruf tersebut.

B. Sejarah munculnya tanda baca
Al-qur’an sebagai mana yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw, di zamannya tidak terlalu banyak masalah yang terjadi, bai dari sudut pembacaan maupun pemahaman isi kandungannya. Jika seorang sahabat tidak mengertimasalah-masalah Alqur’an maka dapat berkonsultasi pada nabi Muhammad saw, secara langsung isi kandungan alqur’an di jelaskan oleh nabi saw, melalui sunahnya, sedang cara pelafalan di tentukan berdasarkan “ Tauqifi” yakni bacaan sebagaimana yang diajarkan rasullullah saw.

Sekalipun pada zaman rasullullah dan Khulafaur Rasyidin Alquran belum bertitik dan bersyakal, namun para shabat Nabi belum mendapatkan kesulitan membacanya, tetapi setelah wilayah islam meluas dan pengikutnya semakin banyak menjadikan timbul beberapa kasus terutama bagi orang-orang araby (orang pedalaman).

Pada zaman khalifah Abu Bakar Alqur’an sudah terhimpun dalam satu mushaf walaupun antara mushaf satu dengan yang lain berbeda, tapi setelah masa Usman bin Affan sudah mulai dirintis sestematika Alquran secara terpadu sehinga semua mushaf yang ada berurutan sama. Jika pada zaman ini terjadi perselisihan maka yang dijadikan standar bacaan adalah dialek suku Quraisy, sebab Alquran diturunkan menurut dialek mereka.

Pelopor utama perbaikan teknis tulisan alqur’an dilakukan oleh Abu Aswad Ad-Dauli atas nasehat Ali bin Abi Thalib, karena jasa beliau Alqur’an sekarang ini sudah bertitik dan berharakat. Tanda baca alqur’an yang dibuat menggunakan tinta yang berlainan warnanya, titik diatas untuk fathah, titik dibawa untuk kasrah, titik disebelah kiri atas untuk dhommah dan dua titik untuk tanwin.

Saat Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah, tanda baca yang digunakan Abu Aswad Ad-Dauli tersebut disempurnakan oleh Nashir bin Ashim dan Yahya bin Aa’mar dengan menambah tanda-tanda untuk huruf-huruf yang bertitik dengan tinta sama dengan tulisan Alqur’an. Hal ini berlaku dimasa Bani Umayah dan awal Bani Abbasiyah.

Kemudian Al-khalil mengambil inisiatif membuat tanda-tanda baca baru, yaitu huruf wau kecil (

Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
) di atas untuk Dhommah, huruf alif kecil (
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
) di atas untuk Fathah, huruf ya’ kecil (
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
 ) di bawah untuk Kasroh, kepala huruf sin (
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
 ) untuk tanda Tasydid, dan kepala ha’ (
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
 ) di atas untuk Sukun dan kepala ‘ain (
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
 ) untuk Hamzah. Tanda-tanda tersebut disederhanakan sehingga menjadi seperti tanda-tanda baca yang ada sekarang.

C. Bentuk-bentuk tanda baca Sebagaimana yang dijelaskan dalam sejarah tersebut, maka tanda baca huruf-huruf hijaiyah terdapat 5 macam, yaitu :

1. Tanda baca baris satu ( —ُ—ِ—َ )

Jika diatas berupa alif disebut fathah, jika dibawah berupa alif disebut kasrah, dan jika diatas berupa wawu disebut dhommah.

2. Tanda baca baris dua ( —ٌ—ٍ—ً ) atau tanwin.

Tanda baca ini disebut “tanwin”, yang kejadiannya sama dengan tanda baca satu dengan dirangkap dua.

3. Tanda baca mati (  —ْ )

Tanda baca ini disebut sukun.

4. Tanda baca ganda ( —ّ )

Tanda baca ini disebut “tasydid” ada yang mengatakan “ tazh’if”.

5. Tanda baca panjang (

Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
 )

Tanda baca ini digunakan untuk bacaan mad, cara membacanya dipanjangkan.

Kelima tanda baca tersebut telah digunakan untuk penulisan semua Mushaf Utsmani, karena mushaf yang digunaklan dewasa ini adalah Mushaf Utsmani. Untuk lebih jelasnya dapat melihat contoh-contoh berikut ini:

  • Tanda baca Baris satu atas ( fathah ) Tanda baca ini dalam bahasa indonesia diganti dengan vokal “a”

    Contoh :

No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1. Fathah Wawu dan Lam وَلَدًا Waladan
2. Fathah ‘Ain dan Mim عَلِمَ ‘Alima
3. Fathah Kaf dan Ba’ كَذِبَ Kadziba

Tanda baca Baris satu bawah (Kasrah) Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan vokal “ i ”

Contoh :

No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1. Kasrah Alif dan Ba’ اِبِلٌ Ibilun
2. Kasrah Ra’ شَرِبَ Syariba
3. Kasrah Dhad غَضِبَ Ghodiba
  • Tanda baca Baris depan satu (Dhommah) Tanda baca ini dalam bahsa Indonesia diganti dengan vokal “u”

    Contoh :

No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1. Dhommah Kaf dan Ta’ كُتُبٌ Kutubun
2. Dhommah Tha’ dan Ra’ طُرُقٌ Thuruqun
3. Dhommah Zhad ظُلْم Zhulmun
  • Tanda baca Baris dua atas (Fathatain) Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “an”

    Contoh :

No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1. Fathatain Ta’ ًصَدَقَة Shadaqatan
2. Fathatain Dal اَحَدًا Ahadan
3. Fathatain Ba’ ذَنْبًا Zdamban
  • Tanda baca Baris dua bawah (Kasratain) Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “in”

    Contoh :

No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1. Kasratain Lam جَمَلٍ Jamalin
2. Kasratain Ta’ فِنَةٍ Finatin
3. Kasratain Nun ثَمَنٍ Tsamanin
  • Tanda baca Baris dua depan (Dhommatain) Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “un”

    Contoh :

No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1. Dhommatain Kha’ ًاَخٌ Akhun
2. Dhommatain Qaf غَرَكٌ Gharakun
3. Dhommatain ‘Ain ٌسَمْع Sam’un
  • Tanda baca mati (Sukun) Selain hamzah, semua huruf hijaiyah menerima tanda baca sukun, dan dengan adanya sukun menjadi mati huruf tersebut, yang dalam bahasa Indonesia sama dengan konsonan.

    Jika hamzah duberi sukun, maka namana alif, sedangkan alif yang diberi tanda baca hidup menjadi hamzah. Perubahan alif ke hamzah disebut “Alif Yabisah”


    Contoh tanda baca mati :
No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1. Sukun Za’ يَزْعُمُ Yaz’umu
2. Sukun Ha’ dan Wawu يَحْمَدُوْنَ Yahmaduuna
3. Sukun Sin يُوَسْوِسُ Yuwaswisu
  • Tanda baca ganda (Tasydid)
    Jika ada dua huruf yang sama dan bergandengan, yang satu hidup sedang yang lain mati. Misalnya huruf (جَ/جً), maka huruf tersebut dapat ditulis dan dibaca dengan tasydid menjadi (جَّ). Hal itu jika huruf yang hidup tidak dibedakan dengan fathah, kasrah ataukah dhommah, semuanya sama.
    Contoh:
No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1. Tasydid Nun جَنَّةٌ Jannatun
2. Tasydid ‘Ain فَعَّالٌ Fa’aalun
3. Tasydid Ba’ مُتَبَّرٌ Mutabbarun
  • Tanda baca panjang
    Tanda baca panjang dalam Alquran terbagi menjadi dua rincian yaitu:1. Tanda baca panjang yang berasal dari tanda baca hidup berbaris satu, baik fathah, kasrah, maupun dhommah. Jika berasal dari fathah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di atas (
    Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
    Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
    ), jika berasal dari kasrah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di bawah (
    Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
    Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
     ), dan jika berasal dari dhommah maka tanda baca panjangnya dengan dhommah terbalik diatas (
    Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
    Tanda panjang yang menggantikan harokat fathah kasroh dhommah disebut
     ).
    Bagian pertama ini cara mambacanya sepanjang dua ketukan atau satu alif. Sedangkan panjang pendek ketukan disesuaikan panjang pendeknya irama bacaan yang dibaca.2. Tanda baca panjang yang dipanjangkan, ia tidak hanya dibaca dua ketukan tetapi lima ketukan (dua setengah alif) atau bahkan enam ketukan (3 alif ) tanda baca ini disimbolkan dengan (  ~   )
    kedua tanda baca panjang tersebut sering kali digunakan dalam bacaan mad (bacaan yang dipanjangkan)

Contoh :

No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca
1.  Fathah tegak  Sin dan Mim  سَـمٰوٰتِ  Samãwãti
2.  Fathah tegak  Ya’  قِــيٰمَةْ  Qiyãmah
3.  Fathah tegak  Sin dan Lam  بِرِسٰلٰتِى  Birisãlãtî
4.  Kasrah tegak  Ha’  بِنَـصْرِهٖ  Binashrihî
5.  Kasrah tegak  Ha’  بِــــــهٖ  Bihî
6.  Kasrah tegak Ha’  عَلَيْــهٖ  ‘Alaihî
7.  Dhommah terbalik Ha’  اِنَّــــهٗ  Innahû
8.  Dhommah terbalik Ha’  اَمْرُهٗ  Amruhû
9.  Dhommah terbalik Ha’  يَــؤُدُهٗ  Yaûduhû
10.  Tanda panjang Ya’  اَغْنـِــيَآءُ  Aghniyaã’
11.  Tanda panjang Lam  اُولۤئِــــكَ  Ulaãika
12.  Tanda panjang Kaf, ‘Ain, Shad  كۤهٰيٰعۤصۤ  Kaãfhãyã

ãinshaãd

Sampai disini dulu pembahasan tentang Tanda baca huruf Hijaiyah yang meliputi harakat tanwin, fathah, kasrah, dhommah, dhommatain, sukun, tasydid, mad/tanda baca panjang, dan lain-lain yang disertai dengan contohnya. Mudah-mudahan dapat dipelajari dan dimengerti bagi kita semua, amin.