Tahapan akhir dalam proses persiapan Produksi Massal setelah pembelian material dilakukan

Proses produksi massal dilakukan secara kontinuitas atau terus menerus dimana bahan yang diolah harus melalui beberapa tahapan pengerjaan secara berkesinambungan, sehingga bahan yang di olah bisa menjadi barang yang utuh atau jadi dan siap di pasarkan.

Tahapan produksi massal diawali dengan perencanaan produksi yang matang, selanjutnya perencanaan produksi diawali dengan penentuan produk, penyaringan ide dan gagasan, pembuatan desain produk, dan gambar kerja produk, dilanjutkan dengan pembuatan dan pengujian fungsi ptototipe produk.

Setelah prototipe melalui proses pengujian dan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan, maka proses selanjutnya adalah memproduksi produk tersebut dalam jumlah yang banyak atau produksi secara massal.

{index}

Sebelum dilakukan produksi secara massal, seorang wirausahawan memerlukan perencanaan proses produksi dengan beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pada pembahasan kali ini saya akan menjelaskan mengenai tahapan, prinsip, dan faktor yang mempengaruhi produksi massal dalam berbisnis.

Tahapan Produksi Massal Barang

{noindex}

Routing adalah langkah pertama yang dilakukan dalam perencanaan produksi dan kontrol. Routing merupakan proses penentuan urutan proses produksi.Routing perbaikan atau kontrol yang digunakan pada hal berikut.

  1. Jumlah dan mutu produk.
  2. Sumber daya produksi, seperti tenaga kerja, peralatan, bahan baku, dan lainnya.
  3. Jenis, jumlah dan urutan operasi manufaktur.
  4. Tempat pembuatan produk.

Routing dapat dibuat dengan sederhana atau kompleks tergantung dari sifat produksi. Dalam produksi massal lebih baik memakai routing yang sederhana. Namun, dalam job order atau pesanan khusus, routing yang digunakan adalah routing kompleks.

Tujuan utama dari routing untuk menentukan jalur atau ururtan operasi produksi yang terbaik dan termurah yang dapat diterapkan di pabrik. Sehingga dengan tahap routing ini akan memberikan kemudahan untuk semua lini produksi dalam mencapai tujuan dari perusahaan.

Penjadwalan adalah langkah kedua setelah routing. Penjadwalan berarti sebagai berikut.

  1. Mengetahui jumlah pekerjaan yang harus diperbaiki.
  2. Membuat daftar prioritas operasi manufaktur yang berbeda.
  3. Memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal dan waktu, untuk setiap operasi.

Penjadwalan juga dilakukan untuk sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi. Hal tersebut dapat membantu seorang wirausaha untuk untuk memanfaatkan waktu secara optimal, karena semua rencana produksi sudah disusun secara sistematis.

Dispatching merupakan tahap penetapan dan penentuan proses pemberian serta pembagian tugas yang telah disesuaikan dengan tahap routing dan scheduling.Dispatching berarti memulai proses produksi.

Tahap ini merupakan tahap penetapan dan penentuan berbagai kegiatan, seperti pengadan bahan baku produk dari luar, pembelian, dan pemesananya. Hal itu dilakukan untuk mengkoordinasikan semua perencanaan produksi. Selain pengadaan bahan baku, aspek lain yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah penetapan peralatan apa saja yang akan digunakan. Tindak lanjut menghilangkan kesulitan-kesulitan ini dan memungkinkan kelancaran produksi.

Tahap ini adalah akhir dari penetapan produksi massal yang nantinya akan di informasikan kepada konsumen kapan produk siap untuk di distribusikan.

{/noindex}

Prinsip-prinsip yang Harus Dipertimbangkan dalam Menetapkan Skala Produksi

Penentuan skala produksi baik produksi secara massal maupun produksi sesuai pesanan khusus, harus memperhatikan beberapa prinsip berikut ini.

  1. Penentuan skala produksi sesuai dengan tujuan perusahaan, artinya jangan sampai ada perubahan tujuan perusahaan dikarenakan skala produksi yang terlanjur ditentukan.
  2. Skala produksi bersifat sederhana dan praktis, sehingga mudah dilaksanakan oleh siapa pun.
  3. Skala produksi yang telah ditetapkan bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai kegiatan proses produksi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Massal

Dalam kegiatan produksi membutuhkan faktor produksi. Beberapa faktor yang memperngaruhi di antaranya sumber daya alam, sumber daya manusia atau tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.

{noindex}

Merupakan segala sesuatu yang tersedia di alam yang menunjang proses pembuatan produk, seperti tanah, iklim, cuaca, air, laut, dan sebagainya. Faktor alam termasuk ke dalam faktor produksi karena selain menunjang proses produksi faktor alam pun dapat memberikan nilai tambah produk.

Misalnya pada saat kita memproduksi tanaman sayuran, maka faktor alam seperti tanah, iklim, ketinggian tempat, suhu pH dan sebagainya sangat berperan penting untuk menghasilkan tanaman sayuran yang berkualitas.

Faktor produksi tenaga kerja atau sumber daya manusia terdiri dari dua kelompok, yaitu tenaga kerja berdasarkan kualitasnya dan tenaga kerja berdasarkan sifat pekerjaannya.

Tenaga kerja berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang menempuh pendidikan formal, seperti contohnya guru, dokter, insinyur, dan sebagainya.
  2. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang mengutamakan pengalaman dan keahlian tertentu, seperti contohnya sopir, koki, penjahit, dan sebagainya.
  3. Tenaga kerja kasar merupakan tanaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan formal maupun pengalaman atau keahlian secara khusus, seperti contohnya tukang beca, tukang kebun, kuli angkut, buruh tani, dan sebagainya.

Sedangkan tenaga kerja berdasarkan sifat pekerjaannya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Tenaga kerja jasmani lebih mengutamakan tenaga dalam melakukan pekerjaannya, seperti tukang cuci, kuli bangunan, dan sebagainya.
  2. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih mengandalkan pikiran dan perasaan dalam melakukan pekerjaannya, misalnya psikolog, pelukis, dan sebagainya.

Faktor sumber daya alam dan sumber daya manusia merupakan faktor produksi langsung. Karena dengan hanya menggunakan kedua faktor produksi tersebut proses produksi dapat dilakukan meskipun dalam jumlah yang sedikit.

Dengan adanya perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun semakin meningkat, sehingga kegiatan produksi produk pun semakin hari semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu, diperlukan faktor produksi lain selain sumber daya alam dan sumber daya manusia, yaitu modal dan keahlian menejarial atau kemampuan untuk mengelola suatu usaha.

Untuk membantu kelancaran produksi, modal sangatlah penting. Modal dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.

Modal menurut asalnya, terdiri dari berikut ini.

  1. Modal sendiri, yaitu keuangan perusahaan yang berasal dari perusahaan itu sendiri
  2. Modal asing, yaitu keuangan perusahaan yang berasal dari pinjaman luar perusahaan.

Modal menurut bentuknya, terdiri dari berikut ini.

  1. Modal konkrit atau nyata, yaitu modal berupa peralatan dan perlengakapan perusahaan.
  2. Modal abstrak atau tidak nyata, yaitu modal berupa nama baik, merek dagang, hak paten, dan lain sebagainya.

Modal menurut sifatnya, terdiri dari berikut ini.

  1. Modal tetap adalah segala jenis aset fisik nyata yang digunakan berulang kali dalam produksi suatu produk.
  2. Modal lancar merupakan bagian dari modal perusahaan yang digunakan untuk operasi sehari-hari, dan karena itu diharapkan bahwa perusahaan mempertahankan aset lancar jauh lebih banyak daripada kewajiban lancar.

Tingkat modal perusahaan saat ini juga merupakan ukuran seberapa baik perusahaan mampu memenuhi kewajiban dan hutang jangka pendeknya disebut aktiva lancar bersih atau modal kerja.

Keahlian manajerial adalah kemampuan mengelola kegiatan produksi dengan efektif dan efisien. Keahlian manajerial juga sering disebut sebagai kewirausahaan. Ada beberapa keahlian yang harus dimiliki dalam faktor produksi ini, daintaranya sebagai berikut.

a. Manajerial skill, yakni pengetahuan dan kemampuan individu dalam posisi manajerial untuk memenuhi beberapa kegiatan atau tugas manajemen tertentu. Pengetahuan dan kemampuan ini dapat dipelajari dan dipraktikkan. Namun, mereka juga dapat diperoleh melalui implementasi praktis dari kegiatan dan tugas yang diperlukan.

b. Technical skill atau keterampilan teknis mengacu pada pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan tindakan, tugas, dan proses yang rumit yang berkaitan dengan teknologi komputasi dan fisik serta beragam kelompok perusahaan lain. Mereka yang memiliki keterampilan teknis sering disebut sebagai “teknisi”, seperti ,teknisi audio, teknisi elektronik, teknisi pasar, teknisi komputer, teknisi teknik, dan berbagai sebutan lain. Keterampilan teknis adalah yang praktis, biasanya terkait dengan bidang mekanika, teknologi informasi, matematika, dan sains. Merupakan keahlian yang sifatnya teknis dalam pelaksanaan proses produksi sehingga proses produksi tersebut bisa berjalan dengan baik.

c. Organizational skill atau keahlian organisasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan proses untuk menyelesaikan sesuatu dengan mengagumkan dan efektif. Itu tidak melekat tetapi keterampilan yang diperoleh yang harus dikembangkan dan diasah dengan waktu untuk membuatnya lebih sempurna dan efektif.

{/noindex}

Tahap Perencanaan Produksi Awal untuk Bisnis Baru Mungkin bisa dibilang perkara yang tidak terlalu penting, namun mau tidak mau anda harus menyadari, bahwa salah satu penyebab kegagalan usaha kecil adalah tidak optimalnya pada Tahap Perencanaan Produksi di awal usaha.

Karena akan banyak yang berpikir bahwa, “ah, ini hanya usaha kecil, sepertinya tidak perlu melakukan riset yang panjang maupun proses perencanaan usaha, itu tidak terlau penting”

Akhirnya ketika usahanya berjalan tidak maksimal dan kemudian bangkrut, dia akan mengeluh dan menyalahkan berbagai hal, tanpa menyadari kesalahan awal yang dilakukan pada Tahap Perencanaan Produksi dulu.

Jika tidak ingin hal itu terjadi pada usaha anda, mulailah berpikir matang-matang sebelum menentukan jenis produk dan tahap dalam memproduksinya hingga dipromosikan ke pasar.

Baca juga : 5 Faktor Penyebab Usaha Bangkrut

Namun jangan khawatir, disini saya akan membantu anda dengan menguraikan tahap-tahap perencanaan produksi barang dengan kategori bisnis kecil / Bisnis Rumahan Modal Kecil.

Dan sebelum mulai, terlebih dahulu yang harus anda lakukan adalah menyediakan dan menentukan beberapa poin utama berikut ini :

  • Modal Usaha
  • Lokasi Strategis untuk Tempat usaha
  • Pasar yang potensial di masa depan
  • Kekuatan dan kemampuan
  • Siklus hidup produk
  • Kemampuan organisasi

Nah, setelah 6 hal diatas sudah ditentukan, saatnya menjalankan Tahap Perencanaan Produksi produk baru, yang bisa anda simak dibawah ini sesuai dengan tahap yang berurutan.

Tahapan Perencanaan Produksi Massal

1. Menentukan ide Produk

Tahap produksi pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis-jenis produk yang akan diciptakan.

Kumpulkan beberapa sampel yang didapat dari hasil musyawarah dengan rekan kerja, maupun potensi yang dirasa akan mampu berkembang pesat.

Selain itu, Jenis-Jenis yang dikumpulkan juga harus sesuai dengan Modal usaha yang ada, serta bagaimana pandangan masyarakat di daerah tempat usaha terhadap produk tersebut nantinya.

Baca juga : Tips Memulai Bisnis Rumahan di daerah Pedesaan hingga Sukses

Misalkan anda akan buka usaha jualan minuman jus buah. Nah, pilih jenis buah yang potensial dan dirasa akan laku keras.

Tolok ukur pemilihan jenis produk juga bisa berdasarkan keadaan cuaca, iklim dan kompetitor yang ada.

Karena umumnya, cuaca dan iklim sangat Berpengaruh terhadap minat beli dari konsumen, sebab jika musim hujan, tentu penjual jus buah / aneka minuman akan sedikit mengalami hambatan penjualan.

Untuk tolok ukur dari segi internal, pertimbangan yang bisa dijadikan acuan adalah :

  • Kebutuhan Konsumen
  • Teknologi peralatan produksi
  • Koordinasi dengan rekan kerja

Baca juga : Jenis Usaha Potensial untuk Pengangguran

Jika beberapa jenis buah untuk diproduksi telah ditentukan, saatnya melangkah ke tahap perencanaan produksi selanjutnya.

2. Memilih yang paling cocok

Selanjutnya adalah menentukan 1 ide yang paling relevan berdasarkan tolok ukur diatas tadi. Disini berarti anda harus menentukan jenis-jenis buah apa saja yang akan dibeli ke pemasok.

Pada tahap ini, juga memiliki beberapa tolok ukur, antara lain :

  • Kemampuan Operasional
  • Pembelian bahan baku
  • Anggaran biaya Pemasaran sekitar lokasi pasar

Gabungkan ke-3 tolok ukur diatas untuk mendapatkan jawaban yang spesifik dan relevan.
Mulai dari kemampuan operasional, bagaimana anda dan rekan kerja mampu menghasilkan jus buah yang akan digemari.

Baca juga : 18 Jenis Usaha melalui Smartphone

Begitu juga dengan pembelian bahan baku yakni Buah-buahan, harus disesuaikan dengan budget yang ada.

Juga biaya pemasaran, seperti biaya cetakan kemudian menyebar Pamflet di sekitar pasar / lokasi usaha, dengan menempel di beberapa tempat yang ramai.

3. Prototipe

Pengertian prototipe adalah penganalisaan produk jadi yang telah dihasilkan. Jus buah yang sudah siap produksi harus diuji dulu, baik dari segi kemasan dan rasanya.

Tujuannya untuk mengetahui apa saja kelemahan dan kelebihan minuman tersebut.

Jika ditemukan kekurangan, perbaiki secepatnya. Selain itu, untuk mengupayakan bagaimana supaya produk anda mampu bersaing dengan kompetitor yang tentunya sudah berpengalaman.

Baca juga : 5 Cara Jitu Mengalahkan Pesaing Bisnis

Oleh karena itu, anda diusahakan menciptakan produk minuman yang unik, berbeda dan menarik, namun tidak melenceng dari hakikat sebuah minuman jus buah, supaya konsumen anda tidak merasa aneh nantinya.

4. Testing

Tahap Perencanaan Produksi selanjutnya yakni melakukan pengetesan kelayakan terhadap produk, setelah melakukan analisis produk jadi pada tahap ke-3.

Disini akan ditemukan hasil baru yang tentunya lebih baik dari sebelumnya.

Baca juga : Cara mengetahui Respon Konsumen terhadap Produk Kita

Pada sesi ini, nantinya akan didapatkan krputusan tentang kelayakan produk, apakah pantas atau tidak untuk diperjualbelikan secara umum.

5. Final Design

Setelah proses testing selesai, Tahap Perencanaan Produksi Produk selanjutnya yakni menilai bentuk desain, mulai dari kemasan dan pendukung lainnya.

Semua harus sesuai dan relevan dengan perencanaan yang disusun di awal.

6. Implementation

Yang ke-6 adalah Penerapan (implementasi). Ini adalah Tahap produksi terakhir. Setelah dilakukan penerapan dan dirasa sudah kompleks, maka anda bisa untuk segera melakukan produksi.

Baca juga : 33 Cara Menjadi Wirausaha Muda yang Sukses

Penutup

Sebelum memulai usaha, hampir dibilang wajib bagi siapa saya untuk memahami dan menerapkan siklus Tahap-Tahap Produksi ini. Bukan maksut lain, ini demi mendukung kelancaran usaha mereka juga nantinya.

Meskipun banyak pebisnis yang sukses tanpa melalui proses perencanaan produksi, tidak perlu ditiru. Ingat, anda baru saja memulai, akan lebih besar peluang kegagalan jika tahap ini diabaikan.

Baca juga : Waktu yang Tepat memulai Usaha

Demikianlah, 6 Tahap Perencanaan Produksi bisnis UKM yang semoga Bermanfaat bagi anda dan kita semua. Terima kasih.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA