Surah yang berisi ciri ciri mengajarkan orang untuk hidup sederhana adalah

Isi Kandungan Surat Al Furqan Ayat 67, Perintah Hidup Sederhana dan Larangan Berlebihan./ /Unsplash.com/Malik Shibly

MANTRASUKABUMI - Surat Al Furqan merupakan surat ke-25 dalam kitab suci Al Quran. Surat ini terdiri atas 77 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. Nama Al Furqan diambil dari ayat pertama surat ini yang memiliki arti pembeda.

Surat Al Furqan ayat 67 memiliki keterkaitan yang erat dengan makna al-iqtishad dan al-muqtashid yang mengandung arti penghematan dan tidak berlebih-lebihan.

Artinya, Surat Al Furqan ayat 67 tersebut mengajarkan umat Muslim untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam membelanjakan harta mereka.

Baca Juga: Profil Jackie Chan, Brand Ambasador Shopee 9.9 Super Shopping Day, Lengkap, Usia, Agama dan Akun IG

Dalam Islam, umat Muslim diajarkan untuk hidup dalam kesederhanaan dan tidak bertindak secara berlebihan, termasuk dalam menggunakan hartanya.

>

Berikut bacaan Surat Al-Furqan ayat 67 berikut lafadz arab, latin dan terjemahannya :

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Wallażīna iżā anfaqụ lam yusrifụ wa lam yaqturụ wa kāna baina żālika qawāmā

Terjemahnya : Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

Jakarta -

Ada banyak hal yang bisa diteladani dari kehidupan Rasulullah SAW. Salah satunya hidup sederhana menurut Al Quran.

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW senantiasa menerapkan pola hidup yang sederhana. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan harian, cara berpakaian, hingga tempat tidur nabi SAW.

Disebutkan dalam sebuah hadits at-Tirmidzi, Rasulullah SAW tidak pernah memiliki banyak makanan dalam kesehariannya kecuali saat menjamu tamu.

Dari Malik bin Dinar ra. dia berkata:

مَا شَبِعَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ خُبْزٍ قَطُّ وَلاَ لَحْمٍ إِلاَّ عَلَى ضَفَفٍ

Artinya: "Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu (maka beliau makan sampai kenyang)" (HR. Tirmidzi)

Bahkan, Rasulullah SAW dalam doanya meminta rezeki kepada Allah SWT sesuai kebutuhan pokok secukupnya saja. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW berdoa yang bunyinya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا

Artinya: "Ya Allah, jadikan rezeki keluarga Muhammad berupa makanan yang secukupnya" (HR. Muslim)

Dua hadits tersebut memperkuat gambaran kesederhanaan kehidupan yang dijalani Rasulullah SAW. Allah SWT juga telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk hidup sederhana.

Perintah untuk hidup sederhana ini disebutkan dalam surat Al Isra ayat 29.

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ ٱلْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

Artinya: "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal." (QS. Al Isra: 29)

Sementara itu, orang yang menyalurkan hartanya kepada orang yang membutuhkan termasuk orang-orang yang baik. Adapun menurut Al Quran, tepatnya surat Al Furqan ayat 67, hidup sederhana adalah di antara tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit.

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Artinya: "Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan (hartanya), maka ia tidak tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah (pembelanjaan itu) di antara kedua itulah yang baik." (QS. Al Furqan: 67)

Lawan dari sederhana adalah boros. Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya supaya tidak menghambur-hamburkan harta secara boros. Pemboros adalah saudara setan. Sebagaimana termaktub dalam QS. Al Isra ayat 26-27 sebagai berikut:

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا (27)

Artinya: "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al Isra: 26-27)

(erd/erd)

  • وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا

    67. Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar,

Jakarta, IDN Times - Surat Al-Furqan adalah surah yang ke-25 dari Kitab Suci Al-Quran, yang terdiri dari 77 ayat. Al-Furqan memiliki arti pembeda, dinamakan Al-Furqan karena surah ini yang memberikan perbedaan antara yang batil dengan yang haq, dan pembeda antara kebenaran keesaan Allah SWT serta kebatilan kepercayaan syirik. 

Surah Al-Furqan memiliki 77 ayat dengan berbagai makna yang akan menuntun hidup kita kepada Allah SWT. Seperti pada ayat 63 menjelaskan ciri-ciri dari Ibadurrahman yang berarti hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih dan Al-Furqan pada ayat 67 yang mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam membelanjakan hartanya.

Serta surah Al-Furqan pada ayat 74  jika kondisi kamu sekarang sulit mendapatkan jodoh dan keturunan. Berikut ulasan lengkapnya di bawah ini. 

Baca Juga: Doa-doa Terbaik bagi Pasangan Baru Menikah, Termasuk di Malam Pertama

1. Surah Al-Furqan Ayat 63

instagram.com/thelastpreacher13

Dalam surah Al-Furqan disebutkan ciri-ciri hamba Allah Yang Maha Penyayang atau Ibadurrahman. Ciri-ciri orang yang ibadurrahman seperti rendah hati dan sikapnya tidak dibuat-buat, sebab seorang ibadurrahman berjalan dengan sikap rendah hati di atas bumi.

Dan disebut juga dalam surah Al-Furqan ayat 63, seorang ibadurrahman tidak akan membalas perkataan kasar, jika ada orang yang datang menghina dan berkata kasar kepadanya. Seperti sikap Rasulullah SAW, tetap sabar dan berlapang dada ketika orang-orang menghina Rasul.  

Berikut bunyi Surah Al-Furqan ayat 63. 

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

Wa 'ibādur-raḥmānillażīna yamsyụna 'alal-arḍi haunaw wa iżā khāṭabahumul-jāhilụna qālụ salāmā

Yang artinya adalah:

Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan "salam," (QS. Al Furqan: 63).

Tidak hanya orang yang rendah hati dan berlapang dada ketika dihina, orang yang hidup dalam ketaatan Allah SWT dan tidak pernah menunda-nunda beramal serta selalu sujud kepada-Nya termasuk ciri-ciri ibadurrahman.

Dan orang yang selalu mengikuti nasihat Rasulullah SAW dan mengikuti setiap perkataan Rasul, juga merupakan ciri-ciri seorang ibadurrahman. Tidak membenci sesama manusia dan saling menyayangi dan memberikan banyak manfaat kepada sesama manusia merupakan ciri-ciri ibadurrahman.

2. Surah Al-Furqan Ayat 67

turcham.com (gambar ilustrasi membagi rezeki)

Dalam ajaran Islam, umat muslim selalu diingatkan dan diajarkan untuk hidup tetap sederhana dan tidak berlebihan. Termasuk, dalam membelanjakan harta bendanya. Seperti tertulis dalam Al-Quran, Surah Al-Furqan ayat 67. Berikut bacaan latin dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia:

وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا

Wallaziina izaaa anfaquu lam yusrifuu wa lam yaqturuu wa kaana baina zaalika qawaamaa.

Yang artinya adalah: 

Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.

Surah Al-Furqan ayat 67 mengajarkan kepada kita hidup secukupnya, sederhana dan tidak menghamburkan harta dalam menjalani kehidupan. Sebagai hamba Allah SAW, kita bisa mengeluarkan rezeki untuk nafkah, tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

3.Doa meminta jodoh dan keturunan

ftik.iainbukittinggi.ac.id

Nasib seseorang memang tidak pernah diketahui, sama halnya seperti jodoh dan keturunan. Tidak ada yang bisa menebak kapan jodoh kita datang dan kapan kita diberikan keturunan oleh Allah SWT.

Namun untuk meringankan beban serta pikiran agar hati tenang dan jodoh datang, dalam Al-Quran, Surah Al-Furqan bisa jadi bacaan untuk menenangkan hati dan pikiran untuk jodoh atau keturunan, berikut bacaannya:

رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ أَزْوَاجِنِا وَ ذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ  

Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzuriyyatinaa qurrota a’yun.  

Yang artinya adalah: 

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan dari kalangan kami sebagai penenang hati.

Semoga kita merupakan golongan ibadurrahman yang termasuk sebagai hamba Allah SWT, seperti yang dijelaskan dalam surah Al-Furqaan ayat 63. 

Penulis: Dimas Zachary Bramantya

Baca Juga: Ayat-ayat Al-Quran tentang Cinta yang Bisa Menenangkan Hati Kamu

Video yang berhubungan

Hidup Sederhana

Allah swt adalah Tuhan Yang Maha Adil terhadap semua makhluk-Nya. Allah swt memberikan waktu dan kesempatan yang sama, tapi nasib manusia tidaklah sama. Ada yang senang berjuang dalam hidupnya sehingga ia bisa mencapai kesuksesan, ada pula yang bermalas-malasan sehingga ia gagal.

Kekayaan adalah bentuk keadilan Allah swt. Orang yang kaya berkewajiban membantu orang yang miskin. Karena kekayaan adalah amanah yang harus dijaga dan dipergunakan dengan baik.

Allah swt berfirman dalam Quran surah al-Furqan Ayat 67;

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُواْ لَمۡ يُسۡرِفُواْ وَلَمۡ يَقۡتُرُواْ وَكَانَ بَيۡنَ ذَٰلِكَ قَوَاما

Artinya; “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan [harta], mereka tidak berlebihan, dan tidak [pula] kikir, dan adalah [pembelanjaan itu] di tengah-tengah antara yang demikian”.

Cara Hidup Sederhana

Untuk hidup sederhana, ada pepatah mengatakan, “Belilah apa yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan”. Artinya untuk hidup sederhana kita harus cerdas dalam membelanjakan harta dan tidak bersikap boros.

Adapun cara untuk hidup sederhana adalah sebagai berikut;

  1. Cermat Berbelanja
  2. Belajar Hemat
  3. Gemar bersedekah
  4. Rajin Menabung

Sikap Ikhlas

Manusia memiliki kewajiban untuk menyembah Allah swt. Ibadah adalah segala perkataan atau perbuatan yang ditunjukan untuk mengharap rido Allah swt. itulah yang disebut dengan ikhlas. Ikhlas artinya bersih dan murni. Maksudnya adalah melakukan sesuatu karena Allah swt.

Allah swt berfirman dalam Quran surah al-Bayyinah Ayat 5;

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ

Artinya; “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.

Kebalikan sikap ikhlas adalah sikap ria. Ria adalah melakukan sesuatu dengan tujuan mendapatkan imbalan baik berupa uang, harta benda, maupun pujian. Sebagai orang yang beriman kita harus menjauhi sifat ria untuk mendapatkan rido dari Allah swt. keuntungan orang yang mendapatkan rido Allah swt adalah sebagai berikut;

  1. Segala kebutuhannya dicukupi oleh Allah karena dia beribadah hanya untuk Allah.
  2. Allah melindunginya dari segala musibah karena keikhlasannya.
  3. Allah selalu mengabulkan doanya karena dia hanya memohon kepada Allah semata.
  4. Allah menunjukkan ke jalan yang benar karena ibadahnya hanya untuk Allah.
  5. Allah memudahkan semua urusannya karena Allah menyukai orang-orang yang taat menyembah-Nya.

Membiasakan Bersikap Ikhlas

Cara membiasakan diri bersikap ikhlas adalah dengan;

  1. Menentukan niat karena Allah.
  2. Mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
  3. Tidak mengharap imbalan orang lain.
  4. Selalu bersikap jujur.

Itulah penjelasan sederhana tentang hidup sederhana dan sikap ikhlas. Semoga kita semua dapat menjalaninya dengan baik karena Allah swt.

ujungpena10.blogspot.com

Home » Kelas V » Mari Hidup Sederhana dan Ikhlas

Agama Islam menganjurkan agar umatnya sentiasa hidup sederhana dalam semua tindakan, sikap dan amal. Menurut al-Qur’an, hidup sederhana itu adalah di antara berlebihan dan kikir. Berlebihan artinya tidak wajar atau aneh-aneh, sedangkan kikir artinya terlampau hemat atau disebut juga pelit. Dalam menggunakan uang jajan dianjurkan agar tidak berlebihan dan tidak pula kikir. Kesederhanaan adalah budaya yang telah diterapkan oleh Rasulullah saw.  Beliau hidup sederhana di segala urusannya sehari-hari baik itu dari segi makanan, berpakaian dan juga apa yang ada padanya. Beliau mencontohkan hidup yang baik pada umatnya dan bahkan penasehat mereka untuk hidup sederhana dan menahan diri dari hidup yang berfoya-foya. Hidup sederhana bukan berarti harus miskin, atau tidak punya apa apa. Contoh sederhana misalnya makan bakso, antara makan dua mangkuk dengan seperempat mangkuk, maka yang dianggap sederhana dari itu adalah makan bakso satu mangkuk. Q.S. al-Furqan/25: 67 mengajarkan ciri-ciri orang yang hidup sederhana.

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Artinya:
“Dan [termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih] orang-orang yang apabila membelanjakan [harta], mereka tidak berlebihan, dan tidak [pula] kikir, di antara keduanya secara wajar.” [Q.S. al- Furqan/25: 67].
Meskipun Nabi Muhammad saw. seorang rasul dan pemimpin yang memiliki pengaruh dan kekuasaan, namun ia selalu hidup sederhana dan menghindari hidup mewah dan boros. Menurut riwayat, Nabi Muhammad saw. selalu tidur beralaskan sehelai tikar, dan kalau ia terbangun dari tidurnya, terlihat ada bekas tikar di pipinya. Begitu sederhananya kehidupan nabi, tapi ia sangat mulia di hadapan Allah Swt.

A. Keuntungan Hidup Sederhana

Ketaatan dan kesederhanaan Nabi Muhammad saw. harus dicontoh dengan segenap kemampuan kita. Orang yang hidup sederhana bukan berarti orang miskin atau tidak punya. Keuntungan hidup sederhana antara lain seperti berikut.
  1. Orang yang hidup sederhana berarti telah mengamalkan ajaran agama atau perintah Allah Swt., dan orang tersebut mendapat pahala.
  2. Orang yang hidup sederhana berarti telah mampu melawan godaan setan yang mendorong hidup boros.
  3. Orang yang hidup sederhana biasanya rendah hati, dan disenangi banyak orang.
  4. Orang yang hidup sederhana tidak akan ditimpa penyakit resah-gelisah
  5. Orang yang hidup sederhana tidak akan pernah mengambil harta orang lain.
Perhatikan dan bacalah dengan sungguh-sungguh Q.S. al-Isrā/17: 27 berikut ini.

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

Artinya:
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Q.S. al-Isra/17: 27]
Menurut ayat 27 surat al-Isra [17] di atas, pemboros adalah saudara setan, sedangkan setan sangat ingkar kepada Allah Swt. Berarti orang yang suka boros adalah orang yang ingkar kepada Allah Swt. Ingkar artinya tidak menuruti perintah Allah Swt.

Ciri-ciri Hidup Sederhana

Berikut adalah ciri-ciri hidup sederhana
  1. Bersikap apa adanya dan tidak memamerkan sesuatu yang tak pantas untuk dipamerkan.
  2. Membiasakan makan-minum sederhana tidak berlebihan.
  3. Menggunakan uang jajan secukupnya sesuai kebutuhan pokok saja
  4. Membeli pakaian tidak selalu mengikuti model namun sesuai kebutuhan.
  5. Hidup sederhana itu mensyukuri atas apa yang dimiliki. Dengan bersyukur atas apa yang dimiliki maka seseorang akan lebih mengedepankan rasa terimakasih kepada sang maha kuasa

B. Hidup Ikhlas Ikhlas maknanya bersih. Bersih dari kotoran. Ikhlas adalah perbuatan hati, karena ikhlas itu ada di dalam hati. Misalnya kalau dikatakan “ikhlas bersedekah” artinya memberikan dengan hati bersih. Ikhlas merupakan buah dan intisari dari iman. Seseorang dianggap beragama dengan benar jika amal ibadahnya dilaksanakan dengan ikhlas. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ

“Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat [menilai] bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat [keikhlasan] hatimu”. [H.R. Muslim].

Ikhlas Beramal karena Allah Swt Beramal yaitu melakukan perbuatan baik. Semua perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas menurut ajaran Islam akan mendapat pahala. Perhatikan dan bacalah firman Allah Swt. Q.S. al-Bayyinah/98: 5 berikut.

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Artinya:
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah Swt. dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena [menjalankan] agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” [benar].
Di dalam ayat di atas dinyatakan: “Menyembah Allah Swt. dengan ikhlas”, berarti melakukan ibadah salat harus dengan ikhlas karena Allah Swt. semata. Apabila beribadah salat dilakukan supaya mendapat pujian dari orang tua atau guru, maka salatnya tidak termasuk beramal ibadah yang ikhlas. Jadi taat kepada Allah Swt. pun harus dengan ikhlas.

Ciri-ciri Ikhlas

Ciri –Ciri orang yang ikhlas antara lain sebagai berikut.
  1. Beramal dengan sungguh-sungguh tanpa mengharapkan pujian dari manusia. Pujian bukan harapan kita meskipun ada orang yang memuji.
  2. Beramal dengan tekun dan rajin semata-mata karena tindakan itu adalah perintah Allah Swt. Tentu ada yang memuji, tetapi pujian bukan tujuan.
  3. Tidak memamerkan dan menceritakan amalnya kepada orang lain.
  4. Tidak pernah mengeluh dalam melaksanakan tugas.

Ayo Berlatih A. Bacalah secara cermat percakapan singkat di bawah ini! Apa pelajaran yang kamu peroleh dari cerita tersebut? Jelaskan. Zaid dan Zaki adalah murid kelas V di suatu sekolah. Zaid tergolong anak yang berkecukupan, karena orang tua Zaid adalah pengusaha di suatu perusahaan, sedangkan Zaki adalah tergolong anak yang biasa-biasa saja hidupnya. Orang tua Zaki bekerja sebagai buruh pabrik di daerah tersebut. Zaid di sekolah terlihat selalu menggunakan perlengkapan belajar yang mahal. Berbeda dengan perlengkapan Zaki yang terkesan seadanya. Walaupun begitu Zaki selalu meraih prestasi dalam belajar. Lain halnya dengan Zaid yang prestasi belajarnya selalu rendah. Orang tua Zaid selalu datang ke sekolah guna menyelesaikan masalah prestasi belajar anaknya. Ternyata prestasi belajar tidak hanya bergantung pada peralatan belajar mewah, tetapi sikap kesederhanaan yang didukung dengan kesungguhan hati dapat mengantarkan pada prestasi..
Prestasi belajar tidak hanya bergantung pada peralatan belajar mewah, tetapi sikap kesederhanaan yang didukung dengan kesungguhan hati.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan jelas.
  1. Jelaskanlah cara hidup sederhana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. [Nabi Muhammad saw. selalu tidur beralaskan sehelai tikar, dan kalau ia terbangun dari tidurnya, terlihat ada bekas tikar di pipinya]
  2. Apa keuntungan orang yang hidup sederhana? Jelaskan.[Orang yang hidup sederhana berarti telah mengamalkan ajaran agama atau perintah Allah Swt, mampu melawan godaan setan yang mendorong hidup boros, rendah hati, dan disenangi banyak orang, tidak akan ditimpa penyakit resah-gelisah, dan tidak akan pernah mengambil harta orang lain.]
  3. Mengapa Allah Swt. menyatakan bahwa orang pemboros adalah saudara setan? Jelaskan.[pemboros adalah saudara setan, sedangkan setan sangat ingkar kepada Allah Swt. Orang yang suka boros adalah orang yang ingkar kepada Allah Swt].
  4. Apa ciri-ciri orang yang hidup sederhana? Jelaskan.[Bersikap apa adanya dan tidak memamerkan, membiasakan makan-minum sederhana tidak berlebihan, menggunakan uang jajan secukupnya sesuai kebutuhan pokok saja, membeli pakaian tidak selalu mengikuti model, mensyukuri atas apa yang dimiliki.]
  5. Apa ciri-ciri orang yang ikhlas beramal? [Beramal dengan sungguh-sungguh tanpa mengharapkan pujian dari manusia, Beramal dengan tekun dan rajin semata-mata karena tindakan itu adalah perintah Allah Swt, Tidak memamerkan dan menceritakan amalnya kepada orang lain, dan Tidak pernah mengeluh dalam melaksanakan tugas.]

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 10:42 AM

Video yang berhubungan