Sikap yang benar pada saat beribadah kepada Tuhan adalah rendah hati dan

Ibrani  10:19-25

Setiap orang yang memiliki agama dan kepercayaan pastilah memiliki pandangan yang berbeda dalam beribadah kepada Tuhan Allah yang dipercaya, baik Kristen dan non Kristen. Bahkan di zaman sekarang ini banyak orang Kristen yang berpindah-pindah gereja mencari warna ibadah yang mereka paling cocok bagi diri dan mencari kepuasan secara pribadi. Termasuk warna musik, lagu-lagunya yang bergembiraan dan penuh semangat dan full musik,terkadang ada yang mengatakan bahwa ibadah yang sukses dilihat dari lagu-lagu, musik dan ada yang mengundang artis yang baru bertobat dan pindah menjadi orang Kristen. Bahkan mereka mengabaikan pemberitaan Firman Tuhan lewat khotbah hamba Tuhan. Tapi mari kita melihat hal yang lebih penting adalah sikap jemaat dalam beribadah yang benar di hadapan Tuhan.

PANDANGAN BERIBADAH DALAM PL

Di dalam PL ada tempat ibadah yang dipisahkan antara ruang kemah suci/bait suci,kemah kudus dan kemah Maha kudus. Kemah Mahakudus merupakan bagian inti daripada tempat kudus tersebut, dimana ditempatkan Tabut Perjanjian TUHAN (Kel 26:34) yang di atasnya diletakkan tutup perdamaian,tempat di mana TUHAN akan bertemu dengan umat-Nya melalui imam besar dan TUHAN akan berbicara dan menyatakan Firman-Nya kepada umat-Nya (Kel 25:21-22). Bagi imam yang memasuki kemah Mahakudus haruslah melalui tabir tersebut dan dengan membawa darah anak domba sebagai kurban persembahan dan setiap tahunnya dilakukan terus-menerus dibawa di hadapan TUHAN. Hal ini sudah menjadi tradisi yang dilakukan berabad-abad sejak zaman Musa melalui Hukum Taurat. Namun pada kenyataannya,umat Allah tetap melakukan dosa dan kejahatan dihadapan TUHAN. ( Ibr 10:3). Iman besar harus melakukan dan masuk tempat kudus secara duniawi buatan tangan manusia. Para imam besar adalah orang-orang yang dipenuhi, diliputi dengan kelemahan, dosa dan tidaklah sempurna. Dan kurban persembahan bukan darahnya sendiri.

PANDANGAN BERIBADAH DALAM PB

Sedangkan bagi orang-orang Kristen dalam PB, Imam Besar yang melalui-Nya kita dapat masuk ke tempat kudus adalah imam Besar yang mengepalai rumah Allah yaitu Imam Besar yang sempurna dan dengan rela memberikan nyawa-Nya sebagai korban Anak Domba yang sudah disembelih untuk mengampuni dosa umat-Nya yang percaya kepada Anak Tunggal Allah Bapa. Adam yang kedua yang tidak bercacat cela ( Rom 3:23-26). Surat Ibrani menghimbau jemaat memiliki sikap beribadah yang benar memasuki ruang Mahakudus, menghampiri hadirat Tuhan dengan hati yang tulus,ikhlas, murni dengan keyakinan iman yang penuh hanya kepada Tuhan Yesus Kristus dan pusat ibadah dan penyembahan yang sesungguhnya hanya Kristus yang dimuliakan. Jadi menghampiri hadirat Allah menuntut suatu sikap hidup yang suci dan murni, bukan hanya secara batiniah tapi juga secara lahiriah. Jika kita masih memiliki sikap yang tidak murni, tulus, ikhlas kita menipu diri kita sendiri dan mendukakan hati Tuhan. Bahkan sikap ibadah yang sembarangan dalam memuji nama Tuhan.

PANDANGAN BERIBADAH DALAM GEREJA/ JEMAAT TUHAN

Mari kita melihat Ibrani 10:19-22 yaitu bagaimanakah sikap beribadah yang berkenan dan menyenangkan hati Tuhan, dalam konteks pemahaman Teologi Reformed:

  1. Ibadah yang berpusat pada Kristus

Setiap jemaat Tuhan yang datang beribadah hendaklah dengan sepenuh,segenap hati menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat dan dasar dalam kegiatan ibadahnya.

Sebab Yesus Kristus sudah menggenapi seluruh gambaran yang samar-samar dalam ibadah PL di Tabernakel dan Bait Allah dengan jalan DIA telah bereinkarnasi menjadi Manusia. Sebab itu ibadah kita kepada Allah hanya terjadi di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dan Tuhan Yesus sudah memberi Diri-Nya sebagai kurban persembahan yang sempurna sebagai Anak Domba Allah untuk pengampunan dosa manusia satu kali untuk selama-lamanya yang tidak bercacat celah dihadapan Allah Bapa-Nya. Tidak seperti yang dilakukan oleh imam besar dalam PL,sebab Yesus adalah Imam Besar yang turun dari sorga kedalam dunia yang penuh dengan dosa dan pelanggaran. Yang menjadi dasar dari pengajaran kekristenan adalah:

  • Maka inti dari pengajaran Kristen terletak pada pengakuan akan Yesus Kristus,tanpa pengakuan ini orang beriman tidak mengetahui mengenal Tritunggal,keselamatan dan kebangkitan hidup yang kekal. Rasul Paulus mengatakan: “bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan “ ( Flp 1:21). Bagaimana dengan kita jemaat, gereja dan umat pilihan Allah di dalam Yesus Kristus?.
  • Hidup beribadah adalah salah satu indikasi pertumbuhan kerohanian seseorang. Dimana kita harus memfokuskan kehidupan pertumbuhan iman hanya kepada Kristus dan menjadi serupa dengan Kristus dalam setiap aspek kehidupan kita serta memiliki karakter seperti Kristus di dalam hidup dan sudah menghidupkan kita menjadi manusia yang baru.
  • Hidup beribadah yaitu Kristus yang melayakkan kita untuk datang dihadapan hadirat-Nya ini menjadi dasar dan acuan dalam beribadah. Ibadah harus kembali pada kebenaran yang sejati dalam kebenaran Firman Tuhan, gereja harus menyadari akan hal ini termasuk pujian-pujian, musik dan khotbah-khotbah kembali berpusat kepada Kristus yang diberitakan.
  • Hidup beribadah adalah seluruh jemaat datang dengan kerendahan hati memohon Tuhan yang melayakkan, agar seluruh rangkaian ibadah boleh menyukakan, menyenangkan dan hanya nama Yesus yang ditinggikan bukan yang lain, bukan kesaksian,puji-pujian saja tapi tidak ada pemberitaan Firman Tuhan dalam khotbah yang disampaikan kepada jemaat Allah. Ini hal yang sangat-sangat keliru dan menyakiti hati Tuhan Yesus Kristus.
  1. Berfokus pada Firman Tuhan

Kita melihat sejenak kehidupan ibadah orang Israel adalah kehadiran Tuhan dan mendengar sabda-Nya, pada saat Musa di perkemahan Bait suci dan Allah hadir dalam bentuk awan. Ketika Allah hadir maka seluruh umat dengan sikap hormat,gemetar dan penuh dengan kesukaan. Maka Martin Luther mengatakan: bahwa inti Reformasi adalah pengajaran melalui pemberitaan Firman yaitu Injil Kristus yang merupakan pusat setiap kebaktian atau ibadah. Sedangkan John Calvin :menekankan setuju dengan pemberitaan Firman Tuhan tanpa sakramen. Maka dalam Teologi Reformed sakramen selalu berlangsung dalam konteks pemberitaan dan pengajaran Firman Tuhan. Tapi apa pandangan gereja-gereja dan ibadah gereja masa kini termasuk kita se GKIm? Masihkah pemberitaan Firman Tuhan sebagai sentralitas kehidupan bergereja? Bagaimana pandangan kita sebagai gereja Injili Reformed:

  • Gereja harus menyadari bahwa seluruh aspek kehidupan kekristenan haruslah menempatkan Alkitab sebagai dasar dan sumber utama dalam ibadah kepada Tuhan. Jika ibadah tidak kembali pada Firman Tuhan,itu menjadi penyembahan berhala dan menyakiti hati serta mencuri kemuliaan Tuhan Yesus Kristus yang merupakan pusat dari ibadah itu sendiri.
  • Jika ibadah tidak kembali pada Firman Tuhan,itu menjadi penyembahan berhala dan menyakiti hati serta mencuri kemuliaan Tuhan Yesus Kristus yang merupakan pusat dari ibadah itu sendiri.
  1. Berdampak pada kehidupan yang kudus

Maka sebagai gereja dan jemaat Allah yang sudah menerima anugerah, sudah tentu ibadah bukan sekedar ritual rutinitas belaka,tapi ibadah adalah pertemuan kita secara khusus dengan Allah maka haruslah kita kudus di hadapan Tuhan Allah kita (Im 19:2;20:26;1 Ptr 1:16;Why 4:8). Dan kita harus menyadari bahwa Darah Kristuslah yang menyucikan, sikap orang percaya sehingga dengan hati yang tulus,hancur datang untuk menyembah Tuhan dalam kekudusan (Ibr 10:22). Inilah sikap yang benar dalam beribadah kepada Allah yaitu:

  • Kekudusan adalah hal yang terpenting dalam persekutuan gereja Reformed.
  • Kekudusan dalam ibadah adalah suatu keharusan karena Allah Kudus dan Dia menghendaki seluruh umat-Nya untuk hidup dalam kekudusan
  • Allah mengingini menghendaki manusia memberi diri dikuduskan Allah dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan satu-satunya Juruselamat dunia.
  • Soli Deo Gloria mengerjakan segala sesuatu demi kemuliaan Tuhan saja
  • Dan lebih penting lagi teologi Reformed masuk sendi-sendi kehidupan kita orang yang sungguh-sungguh percaya dan mencintai Tuhan Yesus dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam kita beribadah.

Posted on Jumat, 17 Juni, 2016 by saatteduh

Baca: 1 Timotius 2:8-15

Ada beberapa sikap yang harus dimiliki dalam beribadah kepada Allah.

Pertama, berdoa dengan ketulusan tidak dengan kebencian (8, band. Mat. 5:23-24; 1Yoh. 4:20). Hampirilah Allah dengan ketulusan, bukan dengan kepura-puraan apalagi kebencian terhadap orang lain.

Kedua, berpenampilan sopan dan sederhana (9-10). Paulus menekankan agar para wanita menjaga kesopanan dan kesederhanaan penampilan mereka agar penampilan mereka dapat menjadi teladan dan kesaksian yang baik bagi orang-orang di sekitar mereka yang belum percaya.

Ketiga, berdiam diri dan patuh dalam menerima ajaran (11).

Pada masa itu, kebanyakan kaum perempuan tidak mendapatkan pengajaran yang cukup dalam bidang keilmuan termasuk pengetahuan akan firman TUHAN. Sementara pengajaran sesat telah berkembang dan memanfaatkan kekurangpemahaman kaum perempuan ini untuk menyebarkan beritanya. Akibatnya, tidak sedikit perempuan yang tidak bertindak dan berbicara benar, sesukanya tanpa penghargaan dan ketundukan termasuk kepada laki-laki . Berdiam diri dan patuh dalam hal ini bukan larangan total bagi perempuan untuk hadir dalam pertemuan jemaat atau mengajar (12). Perempuan pada masa itu disarankan untuk berdiam diri dalam pertemuan jemaat dan menanyakan sesuatu hal tentang pengajaran kepada suaminya di rumah, sebagai kepala keluarga (1Tim. 3:4; 1Kor. 14: 34-35). Bagaimanapun, laki-laki memegang otoritas yang lebih tinggi sebagai manusia yang pertama diciptakan dan mendengarkan penugasan dari Allah (13-15). Di kemudian hari, setelah perempuan lebih terpelajar, beberapa wanita ikut memberitakan Injil (Fil. 4:2-3).

TUHAN mengingatkan bahwa ibadah harus dilakukan dengan ketulusan, tanpa keinginan jahat; berpenampilan yang sopan, tetapi sederhana. Orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan ibadah harus memiliki pemahaman yang benar dan menghormati ordinasi yang telah TUHAN tetapkan sejak awalnya. Lakukanlah ibadah seturut kehendak TUHAN, bukan kehendak atau motivasi pribadi.

– Santapan Harian Scripture Union Indonesia. www.su-indonesia.org  –

Filed under: Renungan Harian |

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA