Siapa fisikawan wanita pertama yang berhasil mendapatkan 2 penghargaan nobel

JAKARTA - Ilmuwan perempuan kini kian banyak. Mereka pun bersaing dengan sesama ilmuwan perempuan maupun ilmuwan laki-laki dari berbagai negara dalam bidang kajiannya.

Dan pencapaian tertinggi seorang ilmuwan adalah hadiah Nobel. Pasalnya, tidak sembarangan ilmuwan dapat menerima hadiah ini. Hanya mereka yang berkontribusi signifikan pada ilmu pengetahuanlah yang berhak meraihnya.

Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut bersama Lifebuoy x MNC Peduli Tengah Berlangsung!

Nama Marie Curie dikenal sebagai ilmuwan perempuan pertama yang menerima Nobel pada 1903. Dia juga merupakan ilmuwan pertama yang meraih dua nobel pada dua bidang berbeda, fisika dan kimia.

Mau tahu lebih banyak tentang pencapaian Marie Curie? Berikut beberapa fakta menarik tentang Marie Curie seperti dirangkum Kampus Okezone, Selasa (10/6/2014).

Pencapaian

Setelah kematian suaminya, Pierre Curie, pada 1906, Marie mengambil alih jabatan sang suami sebagai profesor dalam ilmu fisika di Fakultas Sains, Sorbonne University, Prancis. Marie adalah perempuan pertama yang memegang posisi ini.

Kematian suaminya tidak menyurutkan langkah Marie meneliti radioaktif. Dia tetap mencari berbagai metode untuk mengisolasi radium murni dari residu radioaktif. Pada 1910, dia berhasil mengisolasi radium radium murni. Hasil-hasil penelitiannya dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah.

Pada 1911, dia adalah perempuan satu-satunya pada pertemuan fisikawan dan kimiawan pertama tingkat dunia, Solvay Conference di Belgia. Pada tahun ini pula dia menjadi anggota Conseil du Physique Solvay hingga sisa hidupnya.

Marie ia juga bekerja sebagai direktur pada Laboratorium Curie di Radium Institute University of Paris. Laboratorium ini didirikan pada 1914. Pada 1922, Marie menjadi anggota Committee of Intellectual Co-operation dari League of Nations.

Kemudian pada 1932 Marie Curie mendirikan Radium Institute di Warsawa, Polandia. Nama institut ini berubah setelah perang dunia II menjadi "Maria Sk�'odowska-Curie Institute of Oncology". Institusi ini memfokuskan kerja mereka pada riset tentang kanker dan pengobatannya.

Perempuan pertama peraih dua hadiah nobel

Marie Curie adalah kimiawan dan fisikawan. Dia dikenal sebagai ilmuwan pertama yang menerima dua hadiah Nobel dalam kedua bidang tersebut.

Nobel pertama Marie diraih bersama sang suami Pierre Curie pada 1903. Ketika itu, pasangan Curie meneliti tentang fenomena radioaktif dalam bidang fisika.

Kemudian, pada 1911, Marie mendapatkan hadiah Nobel keduanya. Kali ini, dalam bidang kimia. Pencapaian ini merupakan buah kerjanya dalam menemukan unsur polonium dan radium.

Hadiah dari presiden AS

Pada 1921, Marie melakukan perjalanan pertamanya ke Amerika Serikat (AS). Dia mengunjungi berbagai negara bagian AS seperti New York, Chicago dan Washington D.C.

Ketika itu, Presiden AS, Warren G Harding, memberi hadiah kepada Marie berupa satu gram radium yang pada masa itu senilai lebih dari USD100 ribu. Angka ini setara dengan Rp1,18 miliar (Rp11.808 per USD).

Dikompilasi dari Huffington Post, Science Kidz dan Famous Scientists

Ikuti Try Out SBMPTN 2014 Hanya di Kampus Okezone

(rfa)

KOMPAS.com - Marie Curie menjadi perempuan yang memiliki sejumlah gelar dengan imbuhan "pertama" dan "satu-satunya".

Dia merupakan perempuan pertama peraih Penghargaan Nobel, profesor perempuan pertama di Universitas Paris, dan perempuan satu-satunya yang meraih Penghargaan Nobel untuk dua kategori.

Bersama dengan suaminya, Pierre Curie, dia menemukan unsur polonium dan radium. Setelah kematian Pierre, dia mengembangkan lebih lanjut sinar-X.

Tak mengetahui bahaya zat radioaktif, paparan radiasi sinar radium membuat dia mengidap anemia dan menghembuskan napas terakhirnya pada 4 Juli 1934.

Kehidupan awal

Marie Curie lahir dengan nama lengkap Maria Salome Sklodowska, di Warsaw, sekarang Polandia, pada 7 November 1867. Kedua orangtuanya, Wladyslaw dan Bronislawa, berprofesi sebagai guru.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Helen Keller, Tunarungu Pendobrak Keterbatasan

Dia merupakan bungsu dari lima bersaudara. Saat masih kecil, dia begitu menyerupai ayahnya, seorang pengajar matematika dan fisika.

Marie dipenuhi dengan rasa ingin tahu yang luar biasa sehingga dia unggul di sekolah.

Namun, tragedi menimpa keluarganya ketika dia baru berusia 10 tahun ketika ibunya meninggal dunia akibat tuberkulosis.

Pada usia 16 tahun, dia memenangkan penghargaan medali emas setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya.

Ayahnya kehilangan banyak uang karena investasi yang buruk, membuat dia harus bekerja sebagai guru dan pengasuh. Dia memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca tentang fisika, kimia, dan matematika.

Dari penghasilannya itu, dia mampu membiayai studi medis kakaknya, Bronya, di Paris. Sebagai gantinya, Bronya harus membantu pendidikan Marie setelah sang kakak lulus.

Marie Curie duduk bersama putrinya, Irene, dan suaminya, Pierre Curie. (AFP/ARCHIVES P. ET M. CURIE)Pindah ke Paris

Pada 1891, dia pergi ke Paris untuk menempuh pendidikan di Universitas Sorbonne. Di sanalah, dilebih akrab diakrab disapa Marie.

Kurangnya bekal uang yang dibawa, dia kerja paruh waktu dengan mengajar pada malam hari.

Sedikit uang yang dimiliki, membuat dia hanya makan roti mentega dan teh untuk bertahan hidup.

Kesehatannya sering terganggu akibat pola makannya yang tak bergizi.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Pierre Curie, Fisikawan Peneliti Radioaktivitas

Namun, Marie berhasil menyelesaikan gelar masternya di bidang fisika pada 1893 dan mendapat gelar lain di bidang matematika pada tahun berikutnya.

Dia memulai karier sainsnya dengan menyelidiki tipe-tipe baja. Kebutuhan laboratorium yang lebih besar menuntunnya bertemu dengan Pierre Curie, seorang pengajar di Sekolah Fisika dan Kimia.

Pierre membantunya menemukan tempat untuk bekerja. Kemudian, keduanya menikah pada 25 Juli 1895. Pernikahan itu menjadi awal dari temuan unsur yang signifikan bagi dunia, yaitu polonium dan radium.

Penemuan

Pada 1896, penemuan garam uranium oleh Henri Becquerel mendorong perhatiannya pada penelitian terhadap mineral.

Marie melakukan eksperimen sendiri pada sinar uranium dan menemukan unsur tetap konstan, tidak peduli kondisi atau bentuk uranium.

Menurut teorinya, sinar yang dipancarkan dari uranium berasal dari struktur atom unsur. Ide revolusioner ini menciptakan bidang fisika atom.

Sementara, Marie menciptakan kata "radioaktivitas" untuk menggambarkan fenomena tersebut.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mahatma Gandhi, Sang Jiwa Agung Pecinta Damai

Dia tertarik mempelajari bijih uranium, suatu mineral yang aktivitasnya lebih unggul dari uranium murni.

Pierre Curie kemudian bergabung dengannya dalam penelitan Marie, yang kemudian mengarahkan pada penemuan unsur-unsur baru, polonium dan radium. Nama Polonium diambil berdasarkan negara asal Marie, yaitu Polandia.

Selain itu, keduanya juga mendeteksi keberadaan bahan radioaktif lain di bijih uranium dan menyebutnya sebagai radium.

Siapa fisikawan wanita pertama yang berhasil mendapatkan 2 penghargaan nobel
Marie Curie bekerja di laboratoriumnya di Universitas Paris pada 1925. (Historia/REX/Shutterstock.com via Britannica)

Pada 1902, pasangan tersebut mengumumkan berhasil menghasilkan decigram radium murni, yang menunjukkan keberadaan unsur itu sebagai elemen kimia yang unik.

Marie menerima gelar doktor ilmu pengetahuan pada Juni 1903 dan, bersama Pierre, dia dianugerahi Medali Davy dari Royal Society.

Pada tahun yang sama, mereka berbagi dengan Becquerel sebagau penerima Penghargaan Nobel Fisika untuk penemuan radioaktivitas.

Kelahiran dua putrinya, Irene dan Eve pada 1897 dan 1904, nyatanya tak pernah mengganggu dia dalam berkarya.

Pierre wafat

Kematian mendadak Pierre pada 19 April 1906 karena tertabrak kereta kuda saat hujan telah memukul jiwanya, sekaligus menjadi titik balik bagi kariernya.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Yip Man, Master Wing Chun Pelatih Bruce Lee

Dia mengerahkan seluruh energinya untuk menyelesaikan pekerjaan ilmiah yang telah mereka lakukan bersama sebelumnya.

Pada 13 Mei 1906, dia ditunjuk untuk mengisi jabatan profesor yang ditinggalkan suaminya. Dia merupakan perempuan pertama yang mengajar di Sorbonne.

Pada 1908, dia menjadi profesor tituler dan pada 1910, dia menerbitkan risalah fundamentalnya tentang radioaktif.

Tiga tahun kemudian, dia dianugerahi Penghargaan Nobel Kimia atas penemuan radium murni. Pada 1914, dia menyaksikan penyelesaian pembangunan laboratorium Institut Radium di Universitas Paris.

Marie Curie (kanan) dan putinya Irene (kiri) pada 1925. (Oxford Science Archive/Heritage-Images via Britannica)X-ray

Selama Perang Dunia I, Marie dengan dibantu putrinya, Irene, mencurahkan waktunya untuk mengembangkan penggunaan X-radiografi.

Dia memperjuangkan penggunaan mesin X-ray portabel di medan perang, dan kendaraan medis itu mendapat julukan "Little Curies".

Setelah perang, Marie memanfaatkan reputasinya yang terkenal bak selebriti untuk memajukan penelitiannya.

Dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dua kali, pada 1921 dan 1929, untuk mengumpulkan dana guna membeli radium dan mendirikan lembaga riset radium di Warsawa.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Bunda Teresa, Abdikan Diri Bantu Kaum Miskin

Kematian

Marie Curie meninggal dunia pada 4 Juli 1934 di usia 66 tahun. Penyebabnya anemia aplastik, yang diyakini dipicu oleh paparan radiasi berkepanjangan.

Dia diketahui kerap membawa tabung uji radium di dalam saku jas laboratoriumnya. Marie selama bertahun-tahun bekerja dengan bahan radioaktid yang membahayakan kesehatannya.

Pada 1995, jenazah Marie dan Pierre Curie dipindahkan ke Pantheon di Paris. Marie menjadi perempuan pertama yang dikubur di pemakaman para pesohor Perancis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.