Tiga Genre Tarian-Tarian Tradisional Bali Warisan Budaya Tak Benda UNESCO NegaraIndonesiaKriteriaTradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai kendaraan warisan budaya takbenda, seni pertunjukan, praktik sosial, ritual dan acara perayaan, pengetahuan dan praktik tentang alam dan alam semesta, dan kerajinan tradisional.Referensi617KawasanAsia dan PasifikSejarah InskripsiInskripsi2015 (sesi ke-10th)DaftarDaftar PerwakilanWali Tarian Sakral (Rejang, Sanghyang Dedari, Baris Upacara), Bebali Tari Semi Sakral (Topeng Sidakarya/Topeng Pajegan, Drama Tari Gambuh, Drama Tari Wayang Wong), Balih-balihan Tarian Hiburan (Legong Kraton, Joged Bumbung, Barong Ket) Tari Bali adalah beragam tarian yang berasal dari pulau Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah. Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Pendet, Gambuh, Baris, Sanghyang dan Legong.[1] Tari Bali sebagian besar bermakna religius.[2] Sejak tahun 1950-an, dengan perkembangan pariwisata yang pesat, beberapa tarian telah ditampilkan pada kegiatan-kegiatan di luar acara keagamaan dengan beberapa modifikasi.[1] KategoriDalam konvensi Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda pada 29 November hingga 4 Desember 2015 di Windhoek, Namibia, UNESCO mengakui tiga genre tarian tradisional di Bali, Indonesia, sebagai Warisan Budaya Takbenda setelah diusulkan sejak 2011.[3][4] Tiga genre yang diakui adalah jenis Wali (tarian sakral), Bebali (tarian semi-sakral/upacara) dan Balih-balihan (tarian untuk tujuan hiburan).[1]. Tari Wali dan Bebali hanya dapat ditarikan di tempat dan waktu tertentu.[1] Tari Wali dipentaskan di halaman bagian dalam pura dan tari Bebali di halaman tengah (jaba tengah).[1]. Sebaliknya tari Balih-balihan ditarikan di halaman luar pura (jaba sisi) dalam acara yang bersifat hiburan.[1] Tiga genre diwakili oleh sembilan tarian, yang menggambarkan fungsi dan tradisi hidup dalam masyarakat Bali. Ragam tari sesuai kategori adalah sebagai berikut: WaliTari Pendet Tari Baris Tari Kecak Tari LegongTari Wali ditarikan pada setiap kegiatan upacara adat dan agama Hindu di Bali. Di Pura, tarian ini dipentaskan di area terdalam pura (Jeroan).[2] Jenis tariannya antara lain:
BebaliBebali adalah jenis tarian upacara, biasanya dipentaskan di halaman tengah pura.[2] Tari ini sifatnya di antara sakral dan hiburan.[2]
Balih-balihanBalih-balihan adalah jenis tarian yang bersifat non-religius dan cenderung menghibur.[2] Ditampilkan di halaman depan atau luar pura.[2] Jenis-jenisnya:
VarianDi Bali ada berbagai kategori tarian,[11] termasuk pertunjukan epik seperti yang ada di mana-mana seperti Mahabharata[12] dan drama Ramayana. Upacara-upacara tertentu di kuil-kuil desa menampilkan pertunjukan khusus drama-tarian, pertempuran antara tokoh-tokoh mitos Rangda, penyihir yang mewakili kejahatan, dan Barongan, singa atau naga, mewakili yang baik. Jenis pertunjukan ini secara tradisional ditampilkan selama wabah penyakit epidemi yang diyakini oleh orang-orang sebagai akibat dari gangguan keseimbangan 'kekuatan baik dan buruk', yang diwakili oleh Rangda dan Barong. Pertempuran biasanya berdamai dalam harmoni atau keseimbangan antara Rangda dan Barong, alih-alih mengalahkan kejahatan. Di antara tradisi tari di Bali adalah:
TeknikPengenalan terhadap tari & gamelan dimulai sejak anak-anak. Wanita hamil bahkan disarankan untuk sering mendengarkan gamelan untuk membiasakan bayi dalam kandungan. Pelatihan resmi sebagai penari Bali dimulai sejak usia 7 tahun walau ada yang memulai dari usia lebih dini. Dalam tarian Bali gerakan ini terkait erat dengan ritme yang dihasilkan oleh Gamelan Bali, ansambel musik tradisional Jawa dan Bali.[13] Hentakan & ritme dari berbagai alat musik gamelan yang mengiringi tarian, diterjemahkan lewat ekspresi wajah, kerling mata, gerak lentik jemari, lengan, pinggul dan kaki. Mudra [14][15][16] atau gestur dan sikap tubuh yang bersifat simbolis/ritual dalam Hinduisme dan Buddhisme pada tari Bali telah dikodifikasikan lebih rendah dari gerakan tari di India. Hal ini telah menimbulkan spekulasi bahwa kodifikasi itu telah terjadi ketika tarian itu diterjemahkan dari India ke Jawa.[17] Posisi tangan dan gerak tubuh tetap sama pentingnya dalam Jawa dan tarian Bali seperti di India.[18] Baik di India, Indonesia atau Kamboja, tangan memiliki peran khas ornamental dan menekankan kerumitan tarian yang dibawakan. Galeri
Pranala luar
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Dance of Bali.
Lihat juga
|