Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur pembangun sebuah puisi

Unsur – Unsur Puisi – Hello sahabat rumusrumus.com! tahukah anda bahwa puisi menjadi suatu karya sastra yang disukai semua kalangan. Didalam puisi mempunyai unsur penting.

Adapun unsur-unsur yang terkandung di dalam puisi sebagai berikut

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik puisi merupakan suatu yang terkandung didalam puisi itu sendiri, dan mempengaruhi puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk didalam unsur ini adalah Diksi, Imajinasi, Majas, Bunyi, Rima, Ritme, dan  tak lupa yang terpenting yaitu Tema. Berikut penjelasan masing-masingnya :

Diksi (Pilihan Kata).

Jika ingin membangun puisi, penyair haruslah memilah kata-kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam puisi keseluruhan.

Imaji (Daya Bayang).

Maksud imajji atau daya bayang ketika membangun puisi ialah penggunaan kata-kata yang konkret atau nyata dan khas yang dapat menimbulkan imaji visual, auditif, maupun taktil.

Majas (Gaya Bahasa).

Majas disebut juga bahasa figuratif. Didalam puisi artinya bahasa yang dipakai penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak umum atau menggunakan kata-kata yang bermakna kiasan atau perumpamaan sehingga menjadi lebih menarik dan indah.

Bunyi.

Bunyi dalam puisi mengacu pada digunakannya kata-kata tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu.

Rima.

Rima adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.

Ritme.

Ritme dalam puisi mengacu pada dinamika suara dalam puisi agar tidak dirasa membosankan atau monoton bagi penikmat puisi.

Tema.

Tema dalam puisi mengacu pada suatu ide gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang secara tidak langsung melalui puisinya.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik puisi merupakan unsur yang berada di luar dari puisi dan mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk didalam ini ialah Aspek Historis, Psikologis, Filsafat, Religious, Biografi, Nilai, dan Masyarakat.

Aspek Historis.

Artinya aspek ini mengacu pada unsur-unsur sejarah, cerita baik masa lalu ataupun lainnya atau gagasan yang terkandung dalam puisi.

Aspek Psikologis.

Dari kata psikologis tentu yang ada dipikiran anda adalah sebuah jiwa. Ya benar ini suatu hal yang mengacu pada aspek kejiwaan pengarang yang berada dalam puisi.

Aspek Filsafat.

Beberapa ahli menyatakan bahwa filsafat mempunyai kaitan erat dengan puisi atau karya sastra lainnya. Tetapi beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam hal puisi ini tidak saling terkait satu sama lain. Filsafat sendiri mempunyai arti suatu pandangan hidup seseorang terhadap segala sesuatu yang digunakan sebagai ilmu filsafat.

Aspek Religius.

Puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dapat memberikan nilai religius bagi pendengar didalam puisi oleh seorang pengarang.

Aspek Biografi.

Aspek biografi juga termasuk salah satu unsur ekstrinsik puisi. Biografi sebagai latar belakang atau riwayat hidup dari penyair puisi sendiri karena pengalaman hidup dari penyair sendiri akan mempengaruhi karya puisi yang ingin diciptakan.

Aspek Nilai.

Unsur ekstrinsik puisi selanjutnya ialah aspek nilai. Artinya beberapa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat memberikan dampak positif. Nilai-nilai itu sendiri dapat berbentuk : di bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, pendidikan dan lain-lain.

Aspek Masyarakat.

Yang terakhir ialah aspek kemasyarakatan. Maksudnya ialah bagaimana kondisi dan situasi sosial pada saat puisi ini proses dibuat. Aspek masyarakat ini dapat berupa keadaan lingkungan disekitar sampai ke situasi politik suatu negara yang berkaitan.

Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.

Baca juga artikel lainnya :

  • Contoh Kata Pengantar Proposal
  • Macam – Macam Konjungsi
  • Contoh Hikayat

Perbesar

Ilustrasi Membaca. Credit: pexels.com/Enzo

1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan lama seperti jumlah baris, jumlah bait, bunyi sajak atau rima, jumlah suku kata pada tiap baris, dan irama. Berikut beberapa jenis puisi lama:

- Mantra, adalah sajak yang berisi ucapan-ucapan yang masih dianggap mempunyai suatu kekuatan gaib.

Pantun, adalah bentuk puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi yang bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri 8 hingga 12 suku kata, dua baris awal pantun merupakan sampiran, dan dua baris akhir merupakan isi, dan tiap bait terdiri dari 4 baris.

- Karmina, adalah jenis pantun lebih pendek.

- Gurindam, adalah jenis puisi lama yang terdiri dari dua baris dalam satu bait, bersajak a-a-a-a, dan berisi nasihat-nasihat.

- Syair, adalah jenis puisi lama yang berasal dari negara Arab, mempunyai ciri tiap bait terdiri 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau sebuah cerita.

- Talibun, adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi seperti sebuah pantun genap, yang tiap baitnya terdiri dari sebuah bilangan genap seperti 6, 8, maupun 10 baris.

Ciri-cirinya:

1. Nama pengarang jelas.

2. Secara lisan maupun tertulis.

3. Tidak terikat aturan rima, jumlah baris, dan suku kata.

4. Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris.

5. Persajakan akhir yang teratur.

6. Majas dinamis dan berubah-ubah.

7. Berisi tentang sebuah kehidupan.

8. Memakai pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.

9. Umumnya puisi 4 seuntai.

10. Di setiap baris atasnya sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.

11. Di setiap gatra terdiri dua kata, pada umumnya 4 sampai 5 suku kata.

Ciri-cirinya:

- Puisi lama memiliki ciri-ciri puisi yang biasanya berisi puisi rakyat dan tidak ada nama pengarangnya.

- Masih terikat aturan seperti jumlah baris setiap bait, sajak, serta jumlah suku kata pada setiap baris.

- Biasanya disampaikan dari mulut ke mulut atau disebut sastra lisan.

- Menggunakan majas tetap dan klise.

- Berisi cerita kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

2. Puisi Baru

Puisi baru adalah sebuah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan tertentu layaknya puisi lama. Jenis puisi baru ini memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan dengan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Berikut beberapa jenis puisi baru:

- Balada, adalah sebuah puisi yang berisi cerita-cerita. Balada terdiri dari 3 bait, masing-masing bait terdiri dari 8 larik, larik pertama memiliki skema rima a-b-a-b-b-c-c-d, kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c, dan skema rima yang terakhir dalam satu bait pertama digunakan sebagai referensi dalam bait-bait selanjutnya.

- Himne, adalah puisi baru yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, pahlawan, dan Lembaga.

- Ode, adalah puisi baru yang berisi sanjungan bagi orang yang berjasa. Nada dan gaya Ode sangatlah resmi, bernada anggun, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi maupun suatu peristiwa.

- Epigram, adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.

- Romansa, adalah puisi yang berisi luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.

- Elegi, adalah puisi yang berisi sebuah kesedihan.

- Satire, adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan.

- Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris atau puisi seuntai.

- Terzinaa, adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris.

- Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris.

- Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.

- Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.

- Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.

- Oktaf atau Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.

- Soneta, adalah jenis puisi baru yang memiliki ciri-ciri puisi terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, pada 2 bait pertama terdiri 4 baris, dan pada 2 bait kedua terdiri 3 baris

Ciri-cirinya:

- Nama pengarang jelas.

- Secara lisan maupun tertulis.

- Tidak terikat aturan rima, jumlah baris, dan suku kata.

- Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris.

-Persajakan akhir yang teratur.

- Majas dinamis dan berubah-ubah.

- Berisi tentang sebuah kehidupan.

- Memakai pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.

- Umumnya puisi 4 seuntai.

- Di setiap baris atasnya sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.

- Di setiap gatra terdiri dua kata, pada umumnya 4 sampai 5 suku kata.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA