Sebutkan aspek-aspek teknis yang harus diperhatikan dan dikaji dalam kegiatan agribisnis perkebunan

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruhan yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini diberisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterapilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serp siswa dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).


(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR ... xi

GLOSARIUM ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Deskripsi ... 1

B. Prasyarat ... 3

C. Petunjuk Penggunaan ... 3

D. Tujuan Akhir ... 4

E. Kompetensi Inti dan kompetensi Dasar ... 4

F. Cek Kemampuan Awal ... 8

I. PEMBELAJARAN ... 14

Kegiatan Pembelajaran 1. Melaksanakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup pada Tanaman Perkebunan Tahunan (8 JP) ... 14

A. Deskripsi ... 14

B. Kegiatan Belajar... 14

1. Tujuan Pembelajaran ... 14

2. Uraian Materi ... 15

3. Refleksi... 35

4. Tugas ... 36

Diunduh dari BSE.Mahoni.com


(4)

iii

5. Tes Formatif ... 38

C. Penilaian ... 39

1. Sikap ... 39

2. Pengetahuan ... 40

3. Keterampilan ... 41

Kegiatan Pembelajaran 2. Melaksanakan Penentuan Komoditas Tanaman Perkebunan Tahunan yang Akan Diusahakan (6 JP) ... 42

A. Deskripsi ... 42

B. Kegiatan Belajar ... 42

1. Tujuan Pembelajaran ... 42

2. Uraian Materi ... 43

3. Refleksi... 64

4. Tugas ... 65

5. Tes Formatif ... 67

C. Penilaian ... 68

1. Sikap ... 68

2. Pengetahuan ... 68

3. Keterampilan ... 69

Kegiatan pembelajaran 3. Melaksanakan persiapan lahan produksi tanaman perkebunan tahunan (18 JP)... 70

A. Deskripsi ... 70

B. Kegiatan Belajar ... 70

1. Tujuan Pembelajaran ... 70


(5)

iv

3. Refleksi... 79

4. Tugas ... 79

5. Tes Formatif ... 82

C. Penilaian ... 82

1. Sikap ... 82

2. Pengetahuan ... 83

3. Keterampilan ... 84

Kegiatan Pembelajaran. 4 Melaksanakan Pembibitan Tanaman Perkebunan Tahunan (18 JP) ... 85

A. Deskripsi ... 85

B. Kegiatan Belajar ... 85

1. Tujuan Pembelajaran ... 85

2. Uraian Materi ... 86

3. Refleksi...141

4. Tugas ...142

5. Test Formatif ...144

C. Penilaian ...145

1. Sikap ...145

2. Pengetahuan ...146

3. Keterampilan ...147

Kegiatan Pembelajaran 5. Melaksanakan Penanaman Tanaman Perkebunan Tahunan dan Tanaman Penutup Tanah (10 JP) ...148

A. Deskripsi ...148


(6)

v

1. Tujuan Pembelajaran ...148

2. Uraian Materi ...149

3. Refleksi...167

4. Tugas ...168

5. Test Formatif ...170

C. Penilaian ...171

1. Sikap ...171

2. Pengetahuan ...172

3. Ketererampilan ...172

Kegiatan Pembelajaran 6. Melaksanakan Pengendalian Gulma Tanaman Perkebunan Tahunan (20 JP) ...173

A. Deskripsi ...173

B. Kegiatan Belajar...173

1. Tujuan Pembelajaran ...173

2. Uraian Materi ...174

3. Refleksi ...211

4. Tugas ...213

5. Test Formatif ...215

C. Penilaian ...217

1. Sikap ...217

2. Pengetahuan ...217

3. Keterampilan ...218

Kegiatan Pembelajaran 7. Melaksanakan Pemeliharaan Kesuburan Tanah Tanaman Perkebunan Tahunan (20 JP) ...219


(7)

vi

A. Deskripsi ...219

B. Kegiatan Belajar...219

1. Tujuan Pembelajaran ...219

2. Uraian materi ...220

3. Refleksi...246

4. Tugas ...247

5. Tes Formatif...249

C. Penilaian ...250

1. Sikap ...250

2. Pengetahuan ...251

3. Keterampilan ...252

Kegiatan Pembelajaran 8. Melaksanakan Pengendalian Hama Tanaman Perkebunan Tahunan (20 JP) ...253

A. Deskripsi ...253

B. Kegiatan Belajar...253

1. Tujuan Pembelajaran ...253

2. Uraian Materi ...254

3. Refleksi ...312

4. Tugas ...314

5. Test Formatif ...316

C. Penilaian ...318

1. Sikap ...318

2. Pengetahuan ...319


(8)
(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembukaan lahan dengan membakar lahan ... 75

Gambar 2. Bedeng pengencabahan biji karet. ...107

Gambar 3. Mengecambahkan benih karet ...108

Gambar 4. Bentuk stadia kecambah ...109

Gambar 5. Pemasangan ajir pada bedeng pembibitan ...111

Gambar 6. Bibit karet siap diokulasi ...115

Gambar 7 Mengiris batang bawah ...116

Gambar 8. Mata tunas...117

Gambar 9. Menyisipkan mata tunas ...117

Gambar 10. Mengikat jendela okulasi ...118

Gambar 11. Okulasi yang berhasil ...118

Gambar 12. Perkecambahan benih kakao di bedengan ...121

Gambar 13. Perkecambahan dengan karung goni...122

Gambar 15. Memotong batang bawah ...128

Gambar 16. Batang atas bibit sambung (entres) ...128

Gambar 17. Menyisipkan entres ...129

Gambar 18. Mengikat sambungan ...129

Gambar 19..KKeeccaammbbaahhkkeellaappaassaawwiit ...131t Gambar 20. Dederan (prenursery) ...133

Gambar 21. Pesemaian bibit (nursery) ...134

Gambar 22. Pengendalian penyakit pada pembibitan karet ...138

Gambar 23. Buah kelapa sawit varietas D X P Simalungun...150

Gambar 24. Buah kelapa sawit varietas D X P Langkat ...150

Gambar 25. Buah kelapa sawit varietas D X P Bah Jambi ...151

Gambar 26. Buah kelapa sawit varietas D X P Dolok Sinumbah ...151

Gambar 27. Buah kelapa sawit varietas D X P Lame ...152

Gambar 28. Buah kelapa sawit varietas D X P SP1 ...152


(10)

ix

Gambar 30. Buah kelapa sawit varietas D X P Marihat ...153

Gambar 31. Buah kelapa sawit varietas D X P AVROS ...154

Gambar 32. Buah kelapa sawit varietas D X P SP2 ...154

Gambar 33. Pemancangan pada lahan datar ...158

Gambar 34. Pemancangan teras kontur dengan sistem Violle ...160

Gambar 35. Penampang melintang teras kontur tepat pada pancang tanaman ...162

Gambar 36. Penampang melintang lubang tanam ...164

Gambar 37. Knapsack Sprayer dan bagian-bagiannya (Hardjosentono,1996) ...207

Gambar 38. Pupuk sumber Nitrogen ...227

Gambar 39. Pupuk sumber Fosfor ...228

Gambar 40. Pupuk sumber Kalium ...228

Gambar 41. Kapur Dolomit ...229

Gambar 42. Pembuatan kompos ...236

Gambar 43. Konservasi lahan dengan penanaman tanaman penutup tanah. ...239

Gambar 44. Teras bangku ...244

Gambar 45. Setothoseaasignaulat pemakan daun kelapa sawit ...258

Gambar 46. Larva Kumbang penggerek pucuk (Oryctes sp.) ...262

Gambar 47. Kumbang penggerek pucuk (Oryctes sp.) ...263

Gambar 48. Belalang (Valanga nigricornis) ...266

Gambar 49. Kerusakan buah kakao akibat PBK ...269

Gambar 50. Gejala serangan Helopeltis ...275

Gambar 51. Larva Zeuzera coffeae...279

Gambar 52. Rayap yang menjadi hama tanaman karet ...284

Gambar 53. Pola pengambilan sampel secara acak. ...291

Gambar 54. Pola pengambilan sampel secara zig zag. ...291

Gambar 55. Pola pengambilan sampel secara huruf X. ...291

Gambar 56. Pola pengambilan sampel secara huruf U. ...292

Gambar 57. Pola pengambilan sampel secara huruf Z. ...292

Gambar 58. Persentase kerusakan daun oleh hama ...296


(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ukuran Rata-Rata Biji Karet ...105

Tabel 2. Dosis dan Jenis Pupuk untuk Pemupukan Bibit ...136

Tabel 3. Jenis Garam Anorganik dan Kandungan Unsur Hara Mikro ...230

Tabel 4 .TingkatPopulasi UPDKS Kritis. ...259

Tabel 5. Beberapa Jenis Insektisida yang Dapat Digunakan untuk ...259


(12)

xi

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR


(13)

xii

GLOSARIUM

Agro-ekosistem adalah ekosistem pertanian yang dikelola untuk menghasilkan tanaman tertentu.

Ambang Ekonomik adalah kepadatan populasi hama yang memerlukan tindakan pengendalian.

Antiseptic adalah zat yang digunakan untuk membasmi atau membunuh mikroorganisme.

Apomiktik adalah proses perkembangan individu dari sel yang tidak dibuahi.

Cendawan adalah fungi penyebab penyakit tanaman.

Daya Berkecambah Benih adalah informasi kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum.

Defisiensi adalah keadaan kekurangan hara pada tumbuhan.

Drainase adalah sistem pembuangan air.

Entres adalah bagian tanaman yang bermata tunas untuk bahan sambungan atau okulasi.

Erosi adalah berpindahnya partikel-partikel tanah atau unsur hara dari satu tempat ke tampat lain karena percikan air, aliran permukaan atau karena angin.

Fase adalah stadia atau umur.

Fauna adalah jenis hewan yang berada di daerah tertentu.

Flora adalah jenis tanaman yang berada di daerah tertentu.

Gulma adalah tumbuhan pada suatu areal tanaman yang mengganggu tanaman utama dan kehadirannya tidak dikehendaki.

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk memusnahkan tumbuhan pengganggu dan mempunyai daya basmi yang spesifik terhadap jenis gulma tertentu.

Higroskopis adalah sifat fisik bahan yang mudah menyerap air ataupun uap air dari lingkungannya.


(14)

xiii

Imago adalah serangga dewasa.

Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah.

Kastrasi adalah proses pemotongan bunga jantan.

Klon adalah kelompok tumbuhan yang memiliki sel-sel identik yang seluruhnya merupakan turunan dari individu induk tunggal yang biasanya diambil dengan cara pembiakan vegetstif.

Larva adalah serangga pradewasa dari serangga yang memiliki perkembangan/ metamorphosis sempurna.

Lateks adalah getah yang dihasilkan dari tanaman karet.

Ngengat adalah kupu-kupu yang aktif terbang di malam hari.

Nimfa adalah serangga pradewasa dari serangga yang memiliki perkembangan/ metamorfosis bertahap.

Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematode, cendawan, gulma, virus, bakteri dan jasad renik yang dianggap hama.

Polen adalah serbuk sari.

Polybag adalah kantong plastik untuk menanam tanaman

Porous adalah sifat fisik bahan pengemas benih yang yang tidak kedap air, minyak, uap air maupun pertukaran gas-gas.

Portfolio Hasil Belajar adalah produk belajar siswa berdasarkan standar portfolio yang telah disepakati antara guru, institusi penjamin mutu, dan siswa. Portfolio hasil belajar siswa dapat berupa resume, kliping, gambar, foto, video, slide, benda kerja, dan lain-lain.

Pupa adalah serangga pradewasa yang melakukan istirahat (tidak aktif makan dan tidak aktif bergerak) menjelang dewasa.

Putik adalah alat kelamin betina pada bunga.

Reklamasi adalah proses memperbaiki sifat tanah untuk menaikan produktivitas tanah.


(15)

xiv

Rhizome adalah batang tanaman yang letaknya horizontal di dalam tanah dengan ruas yang panjang yang dari bukunya tumbuh akar.

Run off adalah air hujan atau irigasi yang kembali ke sungai sebagai aliran permukaan.

Sample adalah tanaman contoh/unit yang akan diamati.

Tanaman Inang adalah tanaman yang disukai oleh serangga.

Tepungsari adalah alat kelamin jantan pada bunga.

Varietas adalah katagori dalam klasifikasi tumbuhan di bawah jenis yang menunjukkan varian jenis dengan perbedaan warna atau habitat.

Vigor adalah laju pertumbuhan yang lebih cepat.

Sprayer adalah alat dalam berbagai bentuk yang digunakan untuk menyemprotkan cairan atau larutan jadi butiran kecil.

Stigma adalah bagian pistil yang sering lengket yang merupakan penerima serbuk sari.


(16)

1

I.

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Buku ini merupakan bagian integral dari kurikulum SMK tahun 2013 program keahlian agribisnis tanaman, paket keahlian agribisnis tanaman perkebunan, mata pelajaran agribisnis tanaman perkebunan tahunan. Agribisnis tanaman perkebunan tahunan adalah ilmu yang mempelajari usaha tanaman perkebunan tahunan yang meliputi 16 kompetensi dasar yaitu :

1. Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan.

2. Melaksanakan penentuan komoditas tanaman perkebunan tahunan yang akan diusahakan.

3. Melaksanakan persiapan lahan produksi tanaman perkebunan tahunan. 4. Melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan tahunan.

5. Melaksanakan penanaman tanaman perkebunan tahunan dan tanaman penutup tanah.

6. Melaksanakan pengendalian gulma tanaman perkebunan tahunan.

7. Melaksanakan pemeliharaan kesuburan tanah tanaman perkebunan tahunan. 8. Melaksanakan pengendalian hama tanaman perkebunan tahunan.

9. Melaksanakan pengendalian penyakit tanaman perkebunan tahunan. 10. Melaksanakan penyerbukan tanaman perkebunan tahunan.

11. Melaksanakan pemangkasan tanaman perkebunan tahunan. 12. Melaksanakan sensus tanaman perkebunan tahunan. 13. Melaksanakan pemanenan tanaman perkebunan tahunan. 14. Melaksanakan pasca panen tanaman perkebunan tahunan. 15. Melaksanakan pengelolaan pekerjaan kebun.


(17)

2 Buku yang dipelajari ini mempunyai tujuan :

a. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan, keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya.

b. Menyadari kebesaran tuhan yang menciptakan bumi dan seisinya yang memungkinkan bagi makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. c. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,

teliti, cermat, tekun, ulet, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

d. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.

e. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.

f. Mengembangkan pengalaman menggunakan metode ilmiah untuk merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis,

g. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip agribisnis tanaman perkebunan tahunan untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif,

h. Menguasai konsep dan prinsip agribisnis tanaman perkebunan tahunan serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal kesempatan untuk melanjutkan pendidikan


(18)

3 pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Buku ini terkait erat dengan buku-buku yang lainnya dalam program keahlian agribisnis tanaman. Buku ini berkaitan erat dengan penguasaan kompetensi dasar pada buku sebelumnya yaitu simulasi digital, dasar-dasar budidaya tanaman, alat mesin pertanian, pembiakan tanaman, dan penyuluhan pertanian.

Manfaat yang diperoleh setelah peserta didik menguasai buku ini adalah dapatmelakukan kegiatan usaha tanaman perkebunan tahunan terutama dalam hal budidaya tanaman perkebunan tahunan yang benar.

B. Prasyarat

Prasyarat untuk dapat mempelajari buku Agribisnis Tanaman Perkebunan Tahunan jilid 1 adalah Anda sebagai peserta didik yang sedang duduk di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas XI semester 1 yang telah mengusai Dasar Kompetensi Kejuruan yaitu Simulasi Digital, Dasar-dasar Budidaya Tanaman, Alat Mesin Pertanian, Pembiakan tanaman dan Penyuluhan Pertanian sesuai standar kompetensinya.

C. Petunjuk Penggunaan

1. Buku ini dirancang sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif.

2. Guru berfungsi sebagai fasilitator.

3. Penggunaan buku ini dikombinasikan dengan sumber belajar yang lainnya. 4. Pembelajaran untuk pembentukan sikap spiritual dan sosial dilakukan secara


(19)

4 5. Tugas membaca buku teks secara mendalam untuk dapat menjawab

pertanyaan. Apabila pertanyaan belum terjawab, maka siswa dipersilahkan untuk mempelajari sumber belajar lainnya yang relevan.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari buku ini siswa mampu melakukan agribisnis tanaman perkebunan tahunan dengan kriteria melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan, melaksanakan penentuan komoditas tanaman perkebunan tahunan yang akan diusahakan, melaksanakan persiapan lahan produksi tanaman perkebunan tahunan, melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan tahunan, melaksanakan penanaman tanaman perkebunan tahunan dan tanaman penutup tanah, melaksanakan pengendalian gulma tanaman perkebunan tahunan, melaksanakan pemeliharaan kesuburan tanah tanaman perkebunan tahunan dan melaksanakan pengendalian hama tanaman perkebunan tahunan, apabila disediakan alat dan bahan yang sesuai.

E. Kompetensi Inti dan kompetensi Dasar

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

Program Keahlian : Agribisnis Tanaman

Paket Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan


(20)

5 Kelas: XI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan menga-malkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Meyakini anugerah Tuhan pada pembelajaran agribisnis tanaman perkebunan tahunan sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia. 2. Menghayati dan

menga-malkan perilaku jujur, disiplin, tanggung ja-wab, peduli (gotong ro-yong, kerjasama, tole-ran, damai), santun, res-ponsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap se-bagai bagian dari solusi atas berbagai permasala-han dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

serta dalam

menempatkan diri se-bagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujurterhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/lahan.

2.1 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3. Memahami, menerap-kan, dan menganalisis pengetahuan faktual, kon-septual, prosedural, dan

3.1 Menerapkan prinsif keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan 3.2 Menganalisis penentuan komoditas


(21)

6

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengeta-huan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kema-nusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perada-ban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk meme-cahkan masalah.

tanaman perkebunan tahunan yang akan diusahakan

3.3 Menerapkan teknik persiapan lahan produksi tanaman perkebunan tahunan 3.4 Menerapkan teknik pembibitan tanaman

perkebunan tahunan

3.5 Menerapkan teknik penanaman tanaman perkebunan tahunan dan tanaman penutup tanah

3.6 Menganalisis teknik pengendalian gulma tanaman perkebunan tahunan

3.7 Menerapkan teknik pemeliharaan kesuburan tanah tanaman perkebunan tahunan

3.8 Menganalisis ambang kerusakan tanaman perkebunan tahunan akibat serangan hama

3.9 Menganalisis ambang kerusakan tanaman perkebunan tahunan akibat serangan penyakit

3.10 Menerapkan teknik penyerbukan tanaman perkebunan tahunan

3.11 Menerapkan teknik pemangkasan tanaman perkebunan tahunan

3.12 Menerapkan sensus tanaman perkebunan tahunan

3.13 Menerapkan teknik pemanenan tanaman perkebunan tahunan


(22)

7

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.14 Menerapkan teknik pasca panen tanaman perkebunan tahunan

3.15 Menganalisis sistem pengelolaan pekerjaan kebun tahunan

3.16 Menerapkan penyusunan proposal usaha tanaman perkebunan tahunan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abs-trak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertin-dak secara efektif dan kreatif, dan mampu me-laksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan

4.2 Melaksanakan penentuan komoditas tanaman perkebunan tahunan yang akan diusahakan

4.3 Melaksanakan persiapan lahan produksi tanaman perkebunan tahunan

4.4 Melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan tahunan

4.5 Melaksanakan penanaman tanaman perkebunan tahunan dan tanaman penutup tanah

4.6 Melaksanakan pengendalian gulma tanaman perkebunan tahunan

4.7 Melaksanakan pemeliharaan kesuburan tanah tanaman perkebunan tahunan 4.8 Melaksanakan pengendalian hama

tanaman perkebunan tahunan

4.9 Melaksanakan pengendalian penyakit tanaman perkebunan tahunan


(23)

8

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4.10 Melaksanakan penyerbukan tanaman perkebunan tahunan

4.11 Melaksanakan pemangkasan tanaman perkebunan tahunan

4.12 Melaksanakan sensus tanaman perkebunan tahunan

4.13 Melaksanakan pemanenan tanaman perkebunan tahunan

4.14 Melaksanakan pasca panen tanaman perkebunan tahunan

4.15 Melaksanakan pengelolaan pekerjaan kebun

4.16 Melaksanakan penyusunan proposal usaha tanaman perkebunan tahunan

F. Cek Kemampuan Awal

NO PERNYATAAN KONDISI

YA TIDAK

A Kompetensi Dasar : Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan

1 Apakah Anda mengetahui sarana prasarana K3 2 Apakah Anda mengetahui unsu/bahan/kegiatan

beresiko tinggi


(24)

9

NO PERNYATAAN KONDISI

YA TIDAK

K3

4 Apakah Anda mengetahui SOP K3

5 Apakah Anda mengetahui cara penerapan K3, B Kompetensi Dasar : Melaksanakan penentuan

komoditas tanaman perkebunan tahunan yang akan diusahakan

1 Apakah Anda mengetahui potensi daerah 2 Apakah Anda mengetahui daya dukung alam 3 Apakah Anda mengetahui cara identifikasi

kesesuaian persyaratan teknis

4 Apakah Anda mengetahui identifikasi kelayakan ekonomis

5 Apakah Anda mengetahui cara identifikasi kelayakan sosial/ hukum

6 Apakah Anda mengetahui cara pemilihan tanaman yang akan diusahakan.

C Kompetensi dasar : Melaksanakan persiapan lahan produksi tanaman perkebunan tahunan 1 Apakah Anda mengetahui sistem pengolahan

tanah

2 Apakah Anda mengetahui peralatan pengolahan tanah

3 Apakah Anda mengetahui definisi dan lingkup penyiapan lahan, tujuan, kriteria pengolahan tanah yang baik, pola pengolahan tanah

4 Apakah Anda mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengolahan tanah


(25)

10

NO PERNYATAAN KONDISI

YA TIDAK

5 Apakah Anda mengetahui teknik pengukuran lahan

6 Apakah Anda mengetahui teknik pembukaan lahan

7 Apakah Anda mengetahui teknik sanitasi lahan 8 Apakah Anda mengetahui teknik pengajiran 9 Apakah Anda mengetahui teknik pembuatan

lubang tanam

D asar : Melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan tahunan

1 Apakah Anda mengetahui lokasi pembibitan 2 Apakah Anda mengetahui tempat pembibitan 3 Apakah Anda mengetahui sarana dan prasarana

pembibitan

4 Apakah Anda mengetahui media pembibitan 5 Apakah Anda mengetahui tujuan pembibitan 6 Apakah Anda mengetahui faktor keberhasilan

pembibitan

7 Apakah Anda mengetahui teknik penyiapan lokasi pembibitan tanaman

8 Apakah Anda mengetahui teknik penyiapan sarana dan prasarana

9 Apakah Anda mengetahui teknik pembibitan tanaman

10 Apakah Anda mengetahui cara pemeliharaan bibit tanaman


(26)

11

NO PERNYATAAN KONDISI

YA TIDAK

E Kompetensi Dasar : Melaksanakan penanaman tanaman perkebunan tahunan dan tanaman penutup tanah

1 Apakah Anda mengetahui bibit tanaman

2 Apakah Anda mengetahui cara menentukan jarak tanam

3 Apakah Anda mengetahui cara membuat lubang tanam

4 Apakah Anda mengetahui kriteria bibit siap tanam

5 Apakah Anda mengetahui cara seleksi bibit/benih 6 Apakah Anda mengetahui cara distribusi

bibit/benih

7 Apakah Anda mengetahui teknik penanaman. F Kompetensi Dasar : Melaksanakan pengendalian

gulma tanaman perkebunan tahunan

1 Apakah Anda mengetahui macam-macam gulma 2 Apakah Anda mengetahui peralatan

pengendalian gulma

3 Apakah Anda mengetahui bahan pengendalian gulma

4 Apakah Anda mengetahui ambang ekonomi 5 Apakah Anda mengetahui cara kalibarasi

peralatan

6 Apakah Anda mengetahui cara identifikasi gulma 7 Apakah Anda mengetahui cara identifikasi


(27)

12

NO PERNYATAAN KONDISI

YA TIDAK

8 Apakah Anda mengetahui teknik pengendalian gulma.

G Kompetensi Dasar : Melaksanakan pemeliharaan kesuburan tanah tanaman perkebunan tahunan 1. 1 Apakah Anda mengetahui kondisi kesuburan

tanah

2. 4 Apakah Anda mengetahui tujuan pemeliharaan kesuburan

3. 5 Apakah Anda mengetahui defisiensi unsur hara 4. 6 Apakah Anda mengetahui peranan unsur hara

bagi tanaman

5. 7 Apakah Anda mengetahui cara identifikasi pupuk 6. 8 Apakah Anda mengetahui cara identifikasi

kesuburan tanah

7. 9 Apakah Anda mengetahui cara perhitungan kebutuhan pupuk

8. 1 0

Apakah Anda mengetahui teknik pembuatan kompos

9. 1 1

Apakah Anda mengetahui cara identifikasi metode perbaikan kesuburan tanah

10.1 2

Apakah Anda mengetahui cara perlakuan kesuburan tanah.

H Kompetensi Dasar : Melaksanakan pengendalian hama tanaman perkebunan tahunan

1 Apakah Anda mengetahui jenis-jenis hama

2 Apakah Anda mengetahui alat dan bahan pengendali hama


(28)

13

NO PERNYATAAN KONDISI

YA TIDAK

3 Apakah Anda mengetahui gejala kerusakan tanaman akibat hama

4 Apakah Anda mengetahui pengertian hama tanaman

5 Apakah Anda mengetahui cara identifikasi hama 6 Apakah Anda mengetahui cara diagnosa

gangguan hama

7 Apakah Anda mengetahui cara perhitungan kerusakan akibat gangguan hama

8 Apakah Anda mengetahui cara identifikasi metode pengendalian hama

9 Apakah Anda mengetahui teknik pengendalian hama.


(29)

14

I.

PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1. Melaksanakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup pada Tanaman Perkebunan Tahunan (8 JP)

A. Deskripsi

Keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) merupakan aspek yang penting dalam aktivitas dunia industri. Relativitas kadar penting tidaknya akan K3LH ini tergantung pada seberapa besar pengaruhnya terhadap subjek dan objek itu sendiri. Adanya kecelakaan merupakan masalah yang sangat penting karena sangat merugikan pekerja dan perusahaan. Pekerja dirugikan sebab mereka mengalami kesakitan, kecacatan bahkan bisa berakibat kematian, sedangkan perusahaan juga dirugikan karena adanya kecelakaan kerja yang berarti adanya asset yang berupa sumber daya, bagian mesin, bahan, peralatan atau lingkungan kerja yang rusak. Maka akibat dari itu, bisa menyebabkan kekacauan di dalam proses produksi. Pada kompetensi ini akan dipelajari tentang pengertian/istilah dalam K3, sarana K3, bahaya pada areal kerja, SOP K3 dan penerapan K3.

B. Kegiatan Belajar

1. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan akhir

Setelah menyelesaikan materi ini siswa dapat menerapkan K3LH sesuai prosedur bila disediakan alat dan bahan yang sesuai.

b. Tujuan antara

1) Siswa dapat memahami pengertian/istilah dalam K3 2) Siswa dapat memahami sarana K3


(30)

15 4) Siswa dapat memahami SOP K3

5) Siswa dapat menerapkan K3.

2. Uraian Materi

a. Pengertian/Istilah dalam K3

Keselamatan kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan erat dengan mesin, peralatan kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Sasaran program K3

Sasaran program K3 adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat-tempat kerja tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum jasa dan lain-lain.

Tempat kerja

Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, dipermukaan air, di dalam air, maupun di udara yang menjadi kewenangan suatu badan usaha atau perusahaan. Dalam bidang perkebunan, yang disebut dengan tempat kerja adalah tempat dimana kegiatan perkebunan biasa dilaksanakan, dalam hal ini termasuk laboratorium, bengkel pertanian, dan lapangan.


(31)

16 Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan tujuan untuk mencari laba atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara.

Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam atau di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi standar kebutuhan masyarakat.

Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan semua unsur-unsur yang terdapat dalam suatu instansi atau perusahan dimana kegiatan kerja dilakukan. Sedangkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua personil dan suatu instansi atau perusahaan termasuk di dalamnya adalah pihak manajer, tenaga kerja dan orang-orang yang terkait dengan kegiatan perusahaan tersebut.

Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. : Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pasal 2 : Ayat (1) dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit dan akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3.

Ayat (2) Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja wajib dilaksanaken oleh pengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.


(32)

17

Penerapan prosedur K3

Setiap perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebegai berikut :

1) Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3.

2) Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3

3) Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3.

4) Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

5) Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.

b. Pakaian/peralatan pelindung yang dibutuhkan untuk bekerja

1) Pakaian Kerja

Pakaian kerja yang dipakai bagi pekerja dalam bidang pertanian untuk di lapangan harus memenuhi beberapa kriteria, secara umum adalah sebagai berikut:

a) Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering dan berada pada temperatur yang nyaman. Untuk bekerja di daerah yang beriklim panas dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk menghindari radiasi panas yang berlebihan dan memudahkan pengeluaran keringat. Pakaian pelindung yang sesuai harus disediakan jika ada suatu resiko radiasi UV atau potensi bahaya biologik, seperti tumbuhan beracun, infeksi dan binatang.


(33)

18 b) Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan

lingkungan pertanian untuk memastikan bahwa para pekerja kelihatan dengan jelas.

c) Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagal suatu upaya terakhir, bila pengurangan resiko dengan cara-cara teknik atau organisatoris tidak mungkin dilakukan. Hanya dalam keadaan ini alat pelindung diri yang berhubungan dengan resiko spesifik tersebut digunakan.

d) Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian di lapangan harus memiliki fungsi yang spesifik.

e) Bila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya, alat pelindung diri harus disediakan sesuai keselamatan dalam penggunaan bahan kimia di tempat kerja. f) Alat pelindung diri harus memenuhi standar internasional atau

nasional.

2) Alat pelindung diri

Ada beberapa jenis alat pelindung diri untuk bidang pekerjaan pertanian di lapangan sesuai dengan jenis pekerjaanya antara lain: sarung tangan, sepatu lapangan, topi pengaman, penutup muka, penutup mata, penutup telinga, penutup mulut.

a) Sarung tangan dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan bahan-bahan kimia beracun, seperti mencampur pestisida, mencapur pupuk dan sebagainya. Untuk jenis ini sarung tangan yang dipakai adalah sarung tangan yang terbuat dari karet yang tidak tembus oleh bahan-bahan cairan. Sedangkan untuk pekerjaan di laboratorium biasanya menggunakan sarung tangan yang terbuat dari serat asbes yang tahan panas.


(34)

19 adalah jenis pekerjaan lapangan. Alat ini digunakan untuk melindungi kaki pada saat bekerja di lapangan dari gigitan serangga atau pekerjaan lain yang berbahaya di lapangan. Jenis sepatu yang digunakan adalah jenis sepatu bot, baik yang terbuat dari karet atau plastik.

c) Topi pengaman (Helmet). Jenis alat ini digunakan untuk melindungi kepala dari kemungkinan benda-benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat memanen buah.

d) Penutup muka dipergunakan untuk jenis pekerjaan dilapangan, jika kondisi lapangan berdebu. Hal ini untuk melindungi muka dan debu-debu yang bertebangan pada saat bekerja.

e) Pelindung atau penutup mata. Janis alat ini dipakai untuk melindungi mata pada saat bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari benda-benda yang berbahaya di lapangan seperti halnya debu, ataupun pada saat bekerja di laboratorium. Ada beberapa jenis alat pelindung mata sesuai dengan kondisi lapangan. f) Alat pelindung mulut (masker). Jenis alat ini untuk melindungi mulut dan hidung dari bahan-bahanberbahaya saat bekerja di lapangan dengan menggunakan pestisida, gas beracun atau debu.

c. Pengenalan Bahaya pada Area Kerja

Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu:

1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri

a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.


(35)

20 c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja

a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.

b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan

d. Penerapan SOP K3

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam upaya peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelanggan dari suatu organisasi perusahaan yang menghasilkan produk barang atau jasa maka diperlukan adanya Standard Operating Procedure (SOP) atau dikenal dengan istilah Prosedur Operasi Standar (POS). Produk pertanian atau perkebunan memiliki sifat relatif mudah rusak, baik pengaruh faktor internal maupun eksternal. Akibat pengaruh faktor internal yaitu bahwa secara alamiah produk pertanian atau perkebunan bersifat biologis, sehingga pada proses penanganan sejak di kebun/lahan sampai dengan dipanen terjadi proses metabolisme secara terus menerus. Sehingga produk tersebut perlu prosedur penanganan atau operasi kerja terstandar agar produk tidak rusak atau penurunan kualitas. Demikian pula pengaruh faktor eksternal dapat memicu laju penurunan kualitas produk. Misal pengaruh kekeringan dapat menimbulkan gangguan fisiologi tanaman yang diusahakan sehingga dapat terjadi kematian atau gagal panen. Demikian pula hasil panen yang tidak ditangani secara baik hingga suhu dan kelembaban tinggi dalam suatu ruang pasca panen maka dapat terjadi kerusakan karena infeksi fungi. Memperhatikan


(36)

21 fenomena resiko yang dapat ditimbulkan akibat cara kerja yang tidak baik maka proses kegiatan pertanian atau perkebunan memerlukan cara-cara kerja yang berpedoman pada standar. Penanganan proses produksi di kebun harus memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang baik dan benar yaitu dikenal dengan istilah Good Agricultural Practices disingkat GAP. Perusahaan perkebunan besar biasanya telah memiliki suatu pedoman kerja dan standar prestasi kerja. Pedoman kerja atau prosedur operasi standar disusun untuk pekerjaan di kebun atau di lahan dan untuk pekerjaan pengolahan hasil dipabrik. SOP atau POS merupakan uraian tahapan suatu pekerjaan yang harus diikuti oleh pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan. Sifatnya memberi penjelasan bagaimana suatu proses pekerjaan yang seharusnya dijalankan secara konsisten, efektif dan efisien agar dapat dicapai hasil yang berkualitas. Berikut contoh SOP budidaya tanaman dan SOP pasca panen.

SOP budidaya tanaman perkebunan secara prinsip mencakup uraian tahapan pekerjaan dimulai dari pekerjaan:

1) Proses budidaya tanaman a) Penyiapan lahan b) Pembibitan tanaman c) Penanaman tanaman d) Pemeliharaan tanaman e) Pemanenan

2) Standarisasi

3) Sarana budidaya tanaman 4) Pelestarian lingkungan 5) Pengawasan

Sedangkan SOP pada pekerjaan pasca panen meliputi: a) Proses penanganan pasca panen


(37)

22 b) Standarisasi

c) Sarana pasca panen d) Pelestarian Lingkungan e) Pengawasan

SOP budidaya tanaman perkebunan pada setiap komoditas berbeda substansinya. Demikian pula SOP pasca panen pada setiap komoditas berbeda substansinya. Berikut ini disajikan contoh kerangka SOP pasca panen kakao.

I. Pendahuluan A. Latar belakang B. Maksud

C. Tujuan

D. Ruang lingkup II. Pengertian

III. Proses Penanganan pasca panen kakao A. Diagram alir/alur proses

B. Panen C. Sortasi buah

D. Pemeraman atau penyimpanan buah E. Pemecahan buah

F. Fermentasi biji

G. Perendaman dan pencucian H. Pengeringan biji

I. Sortasi dan pengkelasan biji kering J. Pengemasan dan penyimpanan biji IV. Standarisasi

V. Prasarana dan Sarana Penanganan pasca panen kakao VI. Pelestarian Lingkungan


(38)

23 VII. Pengawasan

Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SOP Penanganan Pasca Panen Kakao adalah:

1) Mempertahankan dan meningkat kan mutu biji kakao 2) Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao 3) Memudahkan dalam pengangkutan hasil kakao

4) Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao 5) Meningkatkan daya saing hasil kakao

6) Meningkatkan nilai tambah hasil kakao

e. Melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan

Kondisi darurat merupakan keadaan berbahaya, biasanya bersifat sementara (relatif singkat). Misalnya kecelakaan, kebakaran, dan sebagainya. Dalam kondisi berbahaya dan berlangsung dalam tempo tidak terlalu lama, maka sangat diperlukan prosedur untuk mengatasinya.

1) Penanganan kondisi darurat di lapangan (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan)

Banyak resiko pekerjaan yang akan terjadi di lapangan, yang dihadapi oleh pekerja dalam bidang pertanian, khususnya di bidang perkebunan. Resiko tersebut mulai dari hal-hal yang kecil seperti anggota tubuh terluka, digigit hewan berbisa, keracunan bahan kimia/pestisida dan lain-lain yang mungkin terjadi. Bila bekerja di lapangan, biasanya lokasi tempat bekerja jauh dari pemukiman. Jika terjadi kecelakaan maka kepada setiap pekerja harus dibekali kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit


(39)

24 yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan perolongan dari tenaga medis. Hal Ini berarti :

a) Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.

b) Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit bukan menambah sakit korban.

Umumnya para pekerja bidang pertanian berada di lapangan, bekerja dalam kelompok kecil di lokasi terpisah, sehingga setiap pekerja harus dilatih tentang pertolongan pertama. Beberapa ketrampilan dasar yang perlu dikuasai adalah bagaimana melakukan resusitasi jantung paru (RJP), bagaimana mengatasi korban tersedak, bagaimana mengatasi korban perdarahan, bagaimana mengatasi korban patah tulang, bagaimana mengatasi korban luka bakar dan lain sebagainya. Pelatihan pertolongan pertama harus dilakukan secara berulang pada interval yang teratur, untuk memastikan bahwa ketrampilan dan pengetahuan tidak ketinggalan jaman atau dilupakan. Ketetapan tentang fasilitas PP dan personil yang terlatih harus ditetapkan melalui peraturan alat atau kotak PPPK yang dirawat dengan baik harus siap tersedia di tempat kerja dan dilindungi terhadap pencemaran, kelembaban dan kotoran. Wadah ditandai dengan jelas dan tidak berisi apapun selain peralatan PPPK. Semua operator harus diberitahu tentang lokasi peralatan PPPK dan prosedur untuk memperoleh persediaan kotak PPPK.

2) Prosedur penanganan darurat di ikuti berdasarkan standar perusahaan dan persyaratan kerja

Bagi organisasi perusahaan perkebunan besar, biasanya dalam penanganan kondisi darurat menggunakan prosedur sesuai standar


(40)

25 yang telah ditetapkan. Untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja, ada beberapa hal yang harus dipahami oleh semua pihak, antara lain :

a) Pengusaha harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi resiko keselamatan dan kesehatan kerja secara sistematis yang mungkin timbul dari pekerjaan di bidang pertanian /perkebunan.

b) Identifikasi meliputi potensi bahaya dan resiko yang nyata dan potensi timbulnya kecelakaan kerja dan situasi darurat.

c) Untuk masing-masing kegiatan dan tugas harus dilakukan evaluasi resiko. Setiap resiko harus diidentifikasi dan dicatat. d) Prosedur harus dipelihara untuk mengevaluasi resiko dan

pengaruh dari potensi bahaya yang teridentifikasi, dengan memperhatikan frekuensi kecelakaan yang sering terjadi.

e) Berdasarkan hasil evaluasi resiko, perusahaan harus menetapkan tujuan untuk menurunkan resiko sampai tingkat serendah mungkin, dan melaksanakan tindakan pencegahan yang sesuai. f) Para manajer, penyelia dan pekerja harus terlibat dalam

identifikasi resiko dan pengaruhnya terhadap keselamatan, kesehatan atau lingkungan kerja.

Pasmajaya (2008) menjelaskan bahwa prinsip dasar penanganan keadaan darurat di antaranya :

 Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali lengah atau kurang berpikir panjang bila menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.

 Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.


(41)

26

 Pergunakanlah sumber daya yang ada; baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

 Buatlah catatan usaha-usaha pertolongan yang telah dilakukan yakni memuat identitas korban, tempat dan waktu kejadian. Catatan tersebut berguna bagi penderita untuk mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

Sedangkan tahapan secara umum pertolongan pertama yaitu :

o Jangan Panik

o Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya

o Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban. o Perhatikan tanda-tanda shock

o Jangan memindahkan korban secara terburu-buru. o Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Beberapa contoh kasus dan tindakan pertolongan pertama (Pasmajaya, 2008) yaitu sebagai berikut:

a) Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.

Gejala Penanganan

- Perasaan limbung - Pandangan

berkunang-kunang

- Baringkan korban dalam posisi terlentang


(42)

27

Gejala Penanganan

- Telinga berdenging - Nafas tidak teratur - Muka pucat

- Biji mata melebar - Lemas

- Keringat dingin - Menguap berlebihan - Tak respon (beberapa

menit)

- Denyut nadi lambat

jantung

- Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang

menghambat pernafasan - Beri udara segar

- Periksa kemungkinan cedera lain - Selimuti korban

- Korban diistirahatkan beberapa saat - Bila tak segera sadar, periksa nafas

dan nadi, posisi stabil kemudian rujuk ke instansi ke sehatan

b) Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.

Gejala Penanganan

Gejala dehidrasi ringan - Kekurangan cairan 5% dari

berat badan

- Penderita merasa haus

- Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit

Gejala dehidrasi sedang - Kekurangan cairan antara

- Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock - Mengganti elektrolit yang

lemah

- Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada

- Memberantas penyebabnya - Rutinlah minum jangan


(43)

28

Gejala Penanganan

5%-10% dari berat badan - Denyut nadi lebih dari 90 kali

per menit - Nadi lemah - Sangat haus

Gejala dehidrasi berat

- Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan

- Hipotensi - Mata cekung

- Nadi sangat lemah, sampai tak terasa

- Kejang-kejang

tunggu haus

c) Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan

Gejala Penanganan

- Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas

- Terdengar suara nafas tambahan - Otot Bantu nafas terlihat menonjol

(dileher)

- Irama nafas tidak teratur

- Terjadinya perubahan warna kulit merah/pucat/kebiruan/ sianosis) - Kesadaran menurun

(gelisah/meracau)

- Tenangkan korban - Bawa ketempat yang luas

dan sejuk

- Posisikan ½ duduk - Atur nafas

- Beri (bantu) oksigen bila diperlukan

d) Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras


(44)

29

Gejala Penanganan

- Warna kebiruan/merah pada kulit

- Nyeri jika ditekan

- Kadang disertai bengkak

- Kompres dingin - Balut tekan

- Tinggikan bagian luka

e) Lukayaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.

Gejala Penanganan

- Terbukanya kulit - Pendarahan - Rasa nyeri

- Bersihkan luka dengan anti septik (alkohol/boorwater)

- Tutup luka dengan kasa steril/ plester

- Balut tekan (jika pendarahannya besar)

- Jika hanya lecet, biarkan ter buka untuk proses pengeringan luka

f) Luka bakaryaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar).

Gejala Penanganan

- Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen

- Perhatikan keadaan umum penderita - Pendinginan yaitu

dilakukan dengan

- Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka

- Penderita dikerudungi kain putih - Luka jangan diberi zat yang tak

larut dalam air seperti mentega, kecap


(45)

30

Gejala Penanganan

membuka pakaian penderita/ korban. Kemudian, merendam dalam air atau air

mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup di kompres air.

- Khusus untuk luka bakar di daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh

g) Gigitan ular; tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/ korban tergantung dari ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap bahwa ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3, yaitu :

Gejala Penanganan

- Hematotoksin (keracunan dalam) - Neurotoksin

(bisa/racun menye rang sistem saraf) - Histaminik (bisa

menyebabkan alergi pada korban)

- Terlentangkan/baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.

- Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa/racun ular tidak semakin cepat - Cegah penyebaran bisa penderita dari

daerah gigitan yaitu:

- Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk

membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet/toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik


(46)

31

Gejala Penanganan

- Lakukan kompres es

- Usahakan agar penderita setenang mungkin.

- Perawatan luka

- Hindari kontak luka dengan larutan asam KMn04, yodium atau benda panas

- Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan ke dalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breast pump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).

- Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)

- Perbaikan sirkulasi darah - Kopi pahit pekat

h) Gigitan lipan

Gejala Penanganan

- Ada sepasang luka bekas gigitan

- Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam

- Kompres dengan air dingin dan cuci dengan obat antiseptik - Beri obat pelawan rasa sakit, bila


(47)

32 i) Gigitan Lintah dan Pacet

Gejala Penanganan

- Pembengkakan, gatal dan ke merah-merahan

(lintah)

- Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/ air garam - Bila ada tanda-tanda reaksi

kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

Kemudian hal yang perlu diketahui seorang pekerja dalam memberikan pertolongan kepada pihak lain dapat berupa evakuasi korban. Bentuk bantuan evakuasi korban yaitu merupakan salah satu tahapan dalam pertolongan pertama untuk memindahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman, agar mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. Prinsip evakuasi adalah :

1) Dilakukan jika mutlak perlu

2) Menggunakan teknik yang baik dan benar

3) Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian.

Alat Pengangkutan

Untuk melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

1) Manusia

Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan. Bila petugas penolong satu orang maka korban dapat dievakuasi dengan cara :


(48)

33

 Dipondong; untuk korban ringan dan anak-anak

 Digendong; untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang

 Dipapah; untuk korban tanpa luka di bahu atas

 Dipanggul/digendong

 Merayap posisi miring

Bila petugas penolong dua orang maka korban dapat dievakuasi dengan memperhatikan yaitu pengangkutannya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung. Karena itu cara evakuasi dapat dilakukan dengan cara:

 Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan

 Model membawa balok

 Model membawa kereta 2) Alat bantu evakuasi

Selain manusia, alat bantu evakuasi dapat digunakan :

 Tandu permanen

 Tandu darurat

 Kain keras/ponco/jaket lengan panjang

 Tali/webbing

Pelaporan, Pencatatan, Penyelidikan dan Pemberitahuan Penyakit dan Kecelakaan Kerja.

Pelaporan, pencatatan, pemberitahuan dan penyelidikan tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus dilaksanakan untuk :

1) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tingkat perusahaan.


(49)

34 2) Mengidentifikasi permasalahan ke selamatan dan kesehatan kerja

utama yang timbul dari kegiatan perkebunan. 3) Menentukan prioritas tindakan.

4) Meningkatkan cara efektif yang berkaitan dengan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

5) Memantau keefektifan tingkat kepuasan keselamatan dan kesehatan kerja.

Para pekerja dan wakil mereka harus diberi informasi yang tepat oleh pengusaha, mengenai pengaturan, pelaporan, pencatatan dan pemberi tahuan informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keadaan berikut merupakan hal yang harus dilaporkan dan diberitahukan :

1) Semua kecelakaan fatal

2) Kecelakaan kerja yang menyebabkan hilangnya waktu kerja, dan kerugian tidak bermakna.

3) Semua penyakit akibat kerja, yang terjadi pada setiap orang, apakah orang yang dipekerjakan atau usaha mandiri.

Untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja internal, pencatatan pada tingkat perusahaan diperluas dari syarat-syarat yang ditetapkan di atas, yaitu kecelakaan selama perjalanan pulang pergi, kecelakaan dan kejadian berbahaya yang tidak menyebabkan hilangnya waktu kerja.

Pelaporan, pencatatan, pemberitahuan dan penyelidikan tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus mengikuti prosedur standar. Semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus dilaporkan secara tertulis dengan menggunakan suatu format standar. Informasi mengenai kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang harus diberitakan


(50)

35 dan format standar pemberitahuan yang disarankan harus ditetapkan melalui peraturan secara nasional.

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus diberitahukan kepada yang disyaratkan oleh peraturan, antara lain kepada :

1) Keluarga korban kecelakaan, yang harus diberitahukan secepat mungkin:

2) Otoritas yang kompeten;

3) Otoritas ganti-rugi yang sesuai (sebagai contoh jaminan sosial atau penjamin asuransi)

4) Badan/ instansi yang menyusun statistik keselamatan dan kesehatan kerja nasional.

5) Badan/instansi lain yang terkait.

3. Refleksi

Mengingat kembali materi yang telah dipelajari:

b. Keselamatan kerja adalah keselamat an yang berhubungan erat dengan mesin, peralatan kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.

c. Tujuan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan semua unsur-unsur yang terdapat dalam suatu instansi atau perusahan dimana kegiatan kerja dilakukan.

d. Pakaian kerja yang dipakai bagi pekerja dalam bidang pertanian untuk di lapangan harus memenuhi beberapa criteria.

e. Ada beberapa jenis alat pelindung dirl untuk bidang pekerjaan pertanian di lapangan sesuai dengan jenis pekerjaanya antara lain: sarung tangan, sepatu lapangan, topi pengaman, penutup muka, penutup mata, penutup telinga, penutup mulut.


(51)

36 secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu:

3) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri 4) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja

g. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam upaya peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelanggan dari suatu organisasi perusahaan yang menghasilkan produk barang atau jasa maka diperlukan adanya Standard Operating Procedure (SOP).

h. Kondisi darurat merupakan keadaan berbahaya, biasanya bersifat sementara (relatif singkat). Misalnya kecelakaan, kebakaran, dan sebagai nya. Dalam kondisi berbahaya dan berlangsung dalam tempo tidak terlalu lama, maka sangat diperlukan prosedur untuk mengatasinya.

4. Tugas

a. Penguasaan konsep

1) Cari informasi/penjelasan (dari buku, internet, orang/pelaku usaha, fasilitator, dll) dan diskusikan tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan.

2) Anda dapat menggunakan handout yang telah disediakan pada buku ini.

b. Mengenal Fakta

1) Lakukan observasi ke masyarakat (pengusaha) dalam kegiatan tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan.


(52)

37 3) Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat

tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan.

4) Siapkanlah daftar pertanyaan yang mencakup tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan.

5) Dengan menggunakan pertanyaan yang telah dibuat, kemudian lakukan observasi, mengumpulkan data dari fakta yang ada secara lengkap di lapangan.

6) Dari hasil observasi selanjutnya lakukan perumusan kegiatan apa yang dilakukan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi secara positif tapi belum ada pada konsef dasar dan mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar tetapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan bila dilakukan akan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktifitas lahan.

7) Buatlah daftar kesenjangan/perbedaan yang Anda temukan dan ekspresikan baik secara lisan (diskusi) maupun tertulis (laporan).

c. Melakukan analisis

1) Lakukan kegiatan analisis terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktik untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya dalam kegiatan tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan.

2) Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok.

d. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja

1) Secara berkelompok susun/buat alternatif-alternatif rencana tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup


(53)

38 pada tanaman perkebunan tahunan, rencana kerja harus memuat metode yang akan dilakukan, kriteria keberhasilan, waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.

2) Secara berkelompok lakukan pengambilan keputusan/menetapkan alternatif rencana tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan yang akan dilaksanakan, dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis dalam persiapan tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan.

3) Apabila ada kesulitan, diskusikan dengan fasilitator.

4) Laksanakan rencana berdasarkan jadwal yang telah disiapkan.

5) Kumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Dalam pengumpulan data, gunakan lembar pengamatan yang dibuat yang disetujui oleh fasilitator.

6) Buat evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

7) Diskusikan hasil kegiatan, kemudian bandingkan dengan rencana kerja dan konsep-konsep yang telah dirumuskan sebelumnya.

8) Secara berkelompok susun kesimpulan dan berikan umpan balik terhadap metode tentang melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada tanaman perkebunan tahunan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik ini harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.

5. Tes Formatif

Petunjuk mengerjakan:


(54)

39

Soal:

1. Jelaskan pengertian dari keselamatan kerja! 2. Jelaskan tujuan dari keselamatan kerja!

3. Sebutkan beberapa alat pelindung diri untuk bidang pekerjaan pertanian di lapangan!

4. Jelaskan penyebab kecelakaan yang ditimbulkan dari manusia sendiri! 5. Jelaskan tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SOP penanganan pasca

panen kakao!

6. Bagaimana cara menangani orang yang terkena gigitan ular!

C. Penilaian 1. Sikap

NO ASPEK SIKAP YANG

DINILAI

PENILAIAN YA

TIDAK

7 8 9

1. Teliti

2. Tekun

3. Jujur

4. Disiplin

5. Tanggung jawab

6. Santun

7. Kerja sama

8. Proaktif

9. Peduli


(55)

40 - Nilai Akhir sikap (Attitude) diambil dari nilai terendah diantara nilai

yang diperoleh dari setiap Aspek sikap (Attitude) yang dinilai.

2. Pengetahuan

NO SOAL SKOR

1 Jelaskan penertian dari keselamatan kerja! 2 Jelaskan tujuan dari keselamatan kerja!

3 Sebutkan beberapa alat pelindung diri untuk bidang pekerjaan pertanian di lapangan!

4 Jelaskan penyebab kecelakaan yang ditimbulkan dari manusia sendiri!

5 Jelaskan tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SOP penanganan pasca panen kakao! 6 Bagaimana cara menangani orang yang terkena

gigitan ular!

- Semua butir soal mempunyai skor 10

- Batas penguasaan kognitif (pengetahuan) minimal harus mencapai 7,00 - Perhitungan Nilai Akhir Pengetahuan (NAP) menggunakan rumus


(56)

41

3. Keterampilan

No ASPEK YANG DINILAI

PENILAIAN YA

TIDAK

7 8 9

1 Persiapan 2 Proses kerja

3 Waktu

4 Hasil

a. Batas nilai kompetensi harus mencapai minimal nilai 7,00

b. Nilai Akhir Keterampilan (NAK) diambil dari nilai terendah diantara nilai yang diperoleh dari setiap aspek yang di nilai.


(57)

42

Kegiatan Pembelajaran 2. Melaksanakan Penentuan Komoditas Tanaman Perkebunan Tahunan yang Akan Diusahakan (6 JP)

A. Deskripsi

Usaha tanaman perkebunan tahunan adalah menanam satu atau beberapa komoditas tanaman perkebunan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Tentu saja komoditas yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Pada kompetensi ini akan dipelajari potensi daerah, persyaratan kesesuaian teknis, kelayakan ekonomi, kelayakan hukum dan pemilihan komoditas.

B. Kegiatan Belajar

1. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan Akhir

Setelah menyelesaikan materi ini siswa mampu melaksanakan penentuan komoditas tanaman perkebunan tahunan yang akan diusahakan berdasarkan kesesuaian bila disediakan alat dan bahan yang sesuai.

b. Tujuan Antara

1) Siswa mampu memahami potensi daerah

2) Siswa mampu mengidentifikasi kesesuaian persyaratan teknis 3) Siswa mampu mengidentifikasi kelayakan ekonomi

4) Siswa mampu mengidentifikasi kelayakan hukum


(58)

43

2. Uraian Materi

a. Potensi Geografis Indonesia

Letak geografis yang strategis menunjukkan betapa kaya Indonesia akan sumber daya alam dengan segala flora, fauna dan potensi hidrografis dan deposit sumber alamnya yang melimpah. Sumber daya alam Indonesia berasal dari pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan, perkebunan serta pertambangan dan energi.

Sebagai Negara agraris, pertanian menjadi mata pencaharian terpenting bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Luas lahan pertanian lebih kurang 82, 71 % dari seluruh luas lahan. Lahan tersebut sebagian besar digunakan untuk areal persawahan. Penyebaran produksi padi masih terkonsentrasi di Pulau Jawa sehubungan dengan tingginya produktivitas dan luas panen dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya. Produksi pertanian lainnya adalah jagung, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Produksi holtikultura jenis sayur mayur meliputi bawang merah besar, bawang daun, kentang, kubis dan wortel. Sedangkan produksi holtikultura jenis buah-buahan meliputi mangga, durian, jeruk, pisang, pepaya dan salak.

Berdasarkan usia tanaman, perkebunan di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu tanaman semusim (tebu, tembakau, kapas, jarak, sereh wangi, nilam dan rami) dan tanaman tahunan (karet, kelapa, kopi, kelapa sawit, cengkeh, pala, kayu manis, panili, kemiri, pinang, asam jawa, siwalan, nipah, kelapa deres, aren dan sagu). Sebagian besar budidaya perkebunan berupa tanaman tahunan.

Populasi peternakan di Indonesia terdiri atas populasi ternak besar seperti, sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda. Populasi ternak kecil


(59)

44 meliputi: kambing, domba, dan babi. Sementara populasi ternak unggas terdiri dari ayam kampung, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan itik. Diantara hasil ternak yang saat ini memiliki prospek ekspor adalah kulit olahan (disamak).

Berdasarkan fungsinya, hutan Indonesia dibagi menjadi empat jenis, yaitu hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam, dan hutan wisata. Produksi kehutanan berupa kayu hutan, baik kayu bulat, kayu gergajian maupun kayu lapis. Dari hasil hutan tersebut, yang saat ini menjadi produk andalan Indonesia untuk kegiatan ekspor adalah kayu lapis.

Fakta fisik bahwa dua per tiga wilayah Indonesia berupa laut, maka sumber daya alam di laut memiliki potensi yang sangat besar. Selain mengandung minyak, gas, mineral dan energi laut non-konvesional, serta harta karun yang sudah mulai digali meskipun masih terbatas, laut juga menghasilkan ikan yang potensi lestarinya diperkirakan sebesar 6, 4 juta ton per tahun. Saat ini yang baru dimanfaatkan sekitar 70 %. Pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan dikelompokkan dalam lima industri kelautan, yaitu industri perikanan, industri mineraldan energi laut, industri maritim, termasuk industri galangan kapal, industri pelayaran (transportasi laut) dan industri pariwisata (wisata bahari dan kawasan konservasi). Saat ini yang menjadi andalan ekspor perikanan Indonesia adalah udang dan Tuna.

Pertambangan dan energi diharapkan menjadi primadona sumber penerimaan devisa, khususnya dari pendapatan ekspor minyak dan gas. Dua komoditi tambang tersebut kuantitasnya sangat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia, sehingga sering digunakan sebagai asumsi dasar dalam perencanaan APBN. Energi listrik sebagian besar masih diproduksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sedangkan sisanya oleh perusahaan-perusahaan yang dikelola Pemerintah Daerah,


(60)

45 koperasi, atau perusahaan swasta lainnya. Pemerintah juga menggali sumber-sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan kepada BBM. Sumber energi aternatif yang dimiliki dalam jumbal besar adalah gas, batubara, tenaga hidro, panas bumi, dan tenaga surya. Energi alternatif yang saat ini tengah digarap pemrintah adalah energi berbasis nabati atau biofuel dengan bahan dasar tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, tebu, singkong, dan jarak.

b. Kesesuaian persyaratan teknis

Aspek-aspek teknis yang harus diperhatikan dan dikaji dalam kegiatan agribisnis perkebunan antara lain:

1) Lokasi Usaha

Lokasi Usaha merupakan salah satu faktor terpenting dalam setiap usaha, terutama jika menyangkut usaha di bidang pertanian. Oleh karena itu faktor lokasi harus dipertimbangkan dan dilakukan pengkajian agar dapat ditentukan apakah suatu lokasi yang akan dijadikan tempat usaha tersebut dapat dikatakan layak digunakan. Dalam banyak hal justru faktor ini(terutama jika menyangkut lahan yang luas misalnya untuk perkebunan atau industri) sering kali menghambat karena menyangkut berbagai aspek permasalahan.

Ketersediaan lahan untuk di Jawa dan di kawasan perkotaan relatif lebih sulit di bandingkan di luar Jawa sehingga usaha perkebunan yang membutuhkan lokasi yang relatif luas cenderung di lakukan di luar Jawa.

Lokasi merupakan tempat melayani pelanggan. Dengan demikian, maka perlu dicari lokasi yang tepat sebagai tempat usaha, karena akan


(61)

46 memberikan keuntungan sebagai berikut:

a) Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dapat lebih memuaskan

b) Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan, baik jumlah dan kualitasnya

c) Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah yang diinginkan secara terus-menerus d) Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha karena biasanya sudah diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu

e) Memiliki nilai atau harga ekonomi yang lebih tinggi di masa yang akan datang

f) Meminimalkan terjadinya konflik, terutama dengan masyarakat dan pemerintah setempat.

Dalam memilih dan menetukan lokasi perlu dilakukan penilaian dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan pemilihan lokasi. Lokasi sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi berpengaruh besar pada laba keseluruhan perusahaan. Misalnya, biaya transportasi sendiri hampir mendekati 25% dari harga jual produk (bergantung pada produk dan jenis produksi atau jasa yang diberikan). Angka 25% ini mengandung arti bahwa seperempat pendapatan total perusahaan dibutuhkan untuk menutup biaya pengangkutan bahan-bahan baku yang masuk dan barang jadi yang keluar. Biaya lain yang dipengaruhi faktor lokasi di antaranya adalah pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa.

Pilihan lokasi mencakup


(62)

47 b) menentukan lokasi baru;

c) mempertahankan lokasi sekarang, tetapi menambahkan fasilitas lain di lokasi yang berbeda; atau

d) menutup fasilitas yang sekarang dan pindah ke lokasi lain.

Memilih lokasi menjadi semakin sulit dengan adanya globalisasi tempat kerja. Globalisasi terjadi karena

a) Perkembangan ekonomi pasar

b) Komunikasi internasional yang lebih baik,

c) Perjalanan (udara, laut, darat) dan pengangkutan barang yang lebih cepat serta lebih dapat diandalkan,

d) semakin mudahnya arus kas antarnegara, dan

e) perbedaan biaya tenaga kerja yang tinggi. Selain globalisasi, sejumlah faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan pemilihan lokasi di antaranya adalah tenaga kerja, tinggkat suku bunga, pendapatan per kapita, biaya dan sikap pemerintah.

2) Kondisi Lokal

Salah satu faktor penting yang tidak boleh dilupakan karena sering menjadi penghambat adalah kondisi setempat diantaranya seperti:

a) Iklim

Pada agribisnis perkebunan iklim adalah unsur yang tidak dapat dipengaruhi artinya dengan jalan bagaimanapun tak dapat diubah sekehendak manusia. Karena adanya ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam tentang hal iklim, maka pengusaha perkebunan harus dapat mempergunakan kemungkinan setempat sebaik mungkin karena iklim sangat berpengaruh kepada


(63)

48 pemilihan kultur, produktivitas hasil tanaman, dan pelaksanaan pekerjaan pertanian/perkebunan. Hal-hal yang perlu diinventarisasi dan dikaji antara lain:

Suhu udara (khususnya suhu maksimum, minimum, rata-rata per hari, bulan, tahun dan 10 tahun). Contoh: Persyaratan Suhu udara rata-rata 17-21o C untuk kopi arabika, dan Suhu udara rata-rata 21-24o C untuk kopi robusta, Suhu optimal untuk persyaratan tanaman karet berkisar antara 250C sampai 350C, untuk perkebunan tanaman kelapa sawit komersial dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24-28o C, sedangkan temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300-320C (maksimum) dan 180-210 (minimum). Temperatur yang lebih rendah dari 100 akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga.

Kelembaban (khususnya kelembaban maksimum, minimum, rata-rata perhari, bulan, tahun dan 10 tahun). Contoh persyaratan kelembapan udara tanaman kelapa sawit berkisar 80%.

Penyinaran matahari (khususnya penyinaran rata-rata setahun, 10 tahun). Contoh untuk kelapa sawit panjang penyinaran yang diperlukan 5-12 jam/hari, untuk fotosintesis tanaman kakao maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20% dari pencahayaan penuh.

Curah hujan (khususnya curah hujan bulanan, tahunan, kondisi ekstrim). Contoh untuk tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 s.d. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang,


(64)

49 kebutuhan untuk tanaman kelapa sawit curah hujannya sekitar 2000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun tanpa adanya bulan kering yang nyata, untuk tanaman kopi curah hujan yang dipersyaratkan 1.500 s.d. 2.500 mm/th, bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.

Angin (khususnya arah, kekuatan/kecepatan, durasi, angin perusak). Contoh: yang sangat baik untuk kelapa sawit khususnya membantu dalam penyerbukaan berkisar 5-6 km/jam, pada pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, lebihlebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan tanaman di bawahnya.

Debu dan asap (khususnya arah, freuensi, keadaan/kotoran), kemudian banjir (khususnya tinggi, waktu/musim, lama). Catatan gempa setempat (khususnya frekuensi dan kedahsyatan/skala Richter)

b) Kondisi tanah

Tanah adalah lapisan atas bumi yang dapat diolah menurut kepentingannya, karena tanah dipandang sebagai sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman. Setiap komoditas tanaman membutuhkan persyaratan tanah untuk hidup secara optimal. Untuk itu kondisi tanah yang ada agar sesuai dengan peruntukan jenis tanaman, hal ini tidak dapat dianggap ringan, maka perlu dibutuhkan data yang riil seperti kandungan hara (makro dan mikro). Contoh pada tanaman


(1)

320

NO SOAL SKOR

liter formulasi dagang yang dibutuhkan untuk menangani areal tersebut? berapa liter formulasi dagang yang dibutuhkan untuk per pengisian alat semprot?

a. Semua butir soal mempunyai skor 10

b. Batas penguasaan kognitif (pengetahuan) minimal harus mencapai 7,00 c. Perhitungan Nilai Akhir Pengetahuan (NAP) menggunakan rumus

3. Keterampilan

No ASPEK YANG DINILAI

PENILAIAN YA

TIDAK

7 8 9

1 Persiapan 2 Proses kerja 3 Waktu 4 Hasil

a. Batas nilai kompetensi harus mencapai minimal nilai 7,00

b. Nilai Akhir Keterampilan (NAK) diambil dari nilai terendah diantara nilai yang diperoleh dari setiap aspek yang di nilai.


(2)

321 III. PENUTUP

Buku agribisnis tanaman perkebunan tahunan jilid 1 ini disusun berdasarkan kurikulum SMK tahun 2013 program keahlian agribisnis tanaman yang mencakup 8 kompetensi dasar. Buku ini disusun untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi sehingga mampu melakukan kegiatan usaha tanaman perkebunan tahunan terutama dalam hal budidaya tanaman perkebunan tahunan yang benar.

Ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya ditujukan kepada semua pihah yang telah memberikan bantuan sehingga tersusunnya buku ini. Pada akhirnya saran dan kritik kami tunggu untuk penyempurnaan buku ini.


(3)

322 DAFTAR PUSTAKA

Ade Irawan Setiawan. (2001), Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah, Penebar Swadaya, Jakarta

Anonymous, (1986), Beberapa Gulma Penting pada Tanaman Pangan dan Cara Pengendaliannya, Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Jakarta.Ashari, S. (1998), Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Anonim. ( ), Karet, Budidaya dan Pengolahan Strategi Pemasaran. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anonim. (2003), Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sawit, PTP Nusantara VIII Bandung.

Dalzell. H.W, Biddlestone,A.J,Gray.KR,Tharairajan.K. (1991), Pengolahan tanah Produksi dan Penggunaan Kompos, dalam buku Duterbridge, limbah padat di Indonesia masalah atau sumber daya, Yayasan obor Indonesia, Jakarta.

Djafaruddin. (2001). Dasar-dasar Perlindungan Tanaman, Bumi Aksara, Jakarta.

Djojosumarto, P. (2000). Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian, Kanisius, Yogyakarta.

Delabarre, M. (1994), Rubber-A Pictoral Technical Guide For Smallholders. Leaflet CIRAD-CP.

Didit Heru S. Ir dan Agus Andoko Drs.( ), Petunjuk lengkap budidaya karet. Agromedia. Jakarta

Emanuel Barus. (2007). Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta. Hardjosentono. A. (1996). Alat dan Mesin-mesin Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Haga, Kiyonori. (1990). Production of compos from Organic waste. ASPAC Food and Fertilizer Technology center. Extention Bulletin No. 311.

http://mekanisasisuplirahim.blogspot.com; diakses pada jam 15, tanggal 11


(4)

323

http://yuanarga.blogspot.com; diakses pada jam 14.00, tanggal 12 Nopember 2013.

http://zadadownload.wordpress.com; diakses pada jam 09, tanggal 20 Nopember

2013.

Iyung Pahan. (2006). Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya Jakarta.

Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. (2000). Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol. 1. Pembibitan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. (2000). Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol. 2. Tanaman Belum Menghasilkan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. (2000). Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol. 3. Tanaman Menghasilkan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

I

Immaamm SaSattyyaawwiibbaawwaa dadann YYususttiinnaa EErnrnaa WiWiddyyaassttuuttii.. (1(1999922)).. KeKellaappaa SaSawwiitt UsUsaahhaa B

Buuddiiddaayyaa,, PPememaannffaaaattaann HHasasiill ddaann AAssppeekk PPeemmaassaarranan,, PPeenneebbaarr SSwwaaddaayya.a. JJaakkararttaa.. Koestriningrum, R. dan Setyati. (1983). Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 76 hlm.

Kusnaedi, (2001). Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta. Lavabre, E. M. (1980). Weed Control. Mc Millan. New York. USA.

Moenandir, J. (1993). Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma (Ilmu Gulma-Buku I). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Moenandir, J. (1993). Fisiologi Herbisida (Ilmu Gulma-Buku II). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Moenandir, J. (1993). Persaingan Gulma dengan Tanaman Budidaya (Ilmu Gulma-Buku III). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mul Mulyani Sutedjo. Ir., (1985). Pupuk dan cara Pemupukan. Bima Cipta. Jakarta. Novizar, Ir., (2001). Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta. Prijono, D., (1986). Penuntun Praktikum Pestisida dan Alat Aplikasi Bagian Pestisida. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.


(5)

324 Pracaya, (1993). Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. (2008). Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Prawoto, A. A., Santoso, B. A., Wibawa, A., Santoso, B. A., Drajat, B., Sulistiyawati, E., Satyoso, U. H., Winarno, H., Baon, B. J., Selamet, J., Dibyorachmanto, K., Misnawi., Jasman, P., Raharjo, P., Pujiyanto., Erwiyono, R., Abdoellah, S., Dahriah, S., Mulanto, S., Sukamto, S., Sulistyowati, Wardani, S., Widyatomo, S., Panggabean, R. T., Wahyudi, T., Yusianto dan Zaenudin. (2008). Panduan Lengkap Kakao. Cet-1. Penebar Swadaya. Jakarta.

PPKKI. (2004). Penduan Lengkap Budidaya Kakao. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. P

Prriibbaaddyyoo SoSossrrooaattmmoojjoo LL..AA..,, IrIr.. ((11998800)).. PePemmbbuukkaaaann LaLahhanan DaDann PePennggoollaahhaann TaTannaahh.. L

Leemmbbaaggaa PPeennuunnjjaanngg PPeemmbbaanngguunnaann NNaassiioonnaall ((LLEEPPPPEENANASS)).. JJaakkaarrttaa..

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.(2008). Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Redaksi Agromedia. (2007). Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta. Razak Purba, A. dkk. _ . Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Sastroutomo, S. S. (1990). Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sitompul, S.M. dan Guritno, B. (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sutopo,Lita, (2002), Teknologi Benih, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Susanto, FX, (1995). Tanaman Kakao: Budidaya dan Pengolahan Hasil. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Syamsulbahri, (1996). Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Cet-1. Gajah Mada Uniyersity Press. Yogyakarta


(6)

325 Saifuddin Sarief, (1985). Konservasi Tanah dan Air Penerbit C.V. Pustaka Buana. Bandung.

S

Sooeeppaaddiiyyoo MMaannggooeennssooeekkaarrjojo ddaann HHararyoyonnoo SSeemmaanngguunn.. (2(2000055)).. MMaannaajjeemmeenn AAggrrobobiissnniiss K

Keellaappaa SSaawwiitt.. GGaajjaahh MMaaddaa UUnniivveerrsisittyy PPrresesss.. YYooggyyaakkaarrtata..

Tjitrosoepomo, G. (1988). Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Tim Pengembangan Materi LPP. (2004). Tanaman Kelapa sawit. Lembaga Pendidikan Perkebuan Press Yogyakarta.

Tumpal, H.S. S., Slamet, R., dan Laeli, N., (2008). Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Untung, K., (1993. Pengantar Pengolahan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.

Wudianto, Rini. (1992). Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta.