Sebutkan 7 hal yang dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati

Sebutkan kegiatan manusia yang menyebabkan turunnya keanekaragaman hayati!

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, saat ini manusia sudah mengikuti arus industrialisasi. Alhasil, banyak kegiatan yang dilakukan tanpa sadar mengancam kelestarian biodiversitas di lingkungan sekitar. Jika hal ini dibiarkan maka akan terjadi penurunan biodiversitas (keanekaragaman hayati), baik secara kualitas maupun kuantitas.

Padahal, perlu diingat bahwa kelansungan hidup manusia juga bergantung dari kelestarian ekosistem tempat manusia hidup. Kelestarian berarti juga terjaganya keanekaragaman hayati (biodiversitas). Ada beberapa kegiatan manusian yang dapat mengancam penurunan biodiversitas, baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain :

Hilangnya Habitat

Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) menunjukan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar hilangnya keanekagaman hayati/penurunan biodiversitas.

Jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat tinggal penduduk, dialihfungsikan untuk lahan pertanian atau lahan industri.

Pencemaran Tanah, Udara, dan Air

Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa polutan berbahaya bagi organisme. Nitrogen dan sulfur oksida yang dihasilkan dari kendaraan bermotor bergabung bersama air dan membentuk hujan asam yang merusak ekosistem.

(Baca juga: Memahami Nilai Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Manusia)

Penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah, antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.

Perubahan Iklim

Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Dimana efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-30C dalam kurun waktu 100 tahun. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 meter yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan.

Eksploitasi Tanaman dan Hewan Secara Berlebihan

Eksploitasi (pengambilan) hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh pecinta makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.

Adanya Spesies Pendatang

Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasive yang menguasai ekosistem. Contohnya, ikan pelangi merupakan spesies endemic Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah karena dimangsa oleh ikan mas yang dibawa dari Jepang dan menjadi spesies invasive di danau tersebut.

Faktor Industrialisasi Pertanian dan Hutan

Para petani cenderung menanam tumbuhan atau memelihara hewan yang bersifat unggul sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul akan disingkirkan. Suatu lahan pertanian atau hutan industri juga umumnya hanya ditanami satu jenis tanaman misalnya teh, karet, dan kopi. Padahal hal ini dapat menurunkan biodiversitas tingkat spesies.

Jakarta -

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang dilihat dari berbagai hal, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem. Lantas apa faktor yang membentuk keanekaragaman hayati?


Secara umum, keanekaragaman hayati atau disebut juga dengan biodiversitas dari makhluk hidup dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat.


Perbedaan tersebut bisa muncul karena adanya faktor-faktor yang membentuk keanekaragaman hayati pada berbagai tingkat, seperti tingkat genetik, individu, atau ekosistem.


Dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, faktor yang pertama adalah keanekaragaman tingkat genetik atau gen.


Gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen pada setiap individu meskipun perangkat dasar penyusunannya sama tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.


Penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk.


Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan.

  • Contoh keanekaragaman tingkat genetik:


- variasi jenis kelapa: kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor

- variasi jenis padi: IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan sebagainya

- variasi jenis anjing: anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan sebagainya

- variasi jenis bunga mawar: Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina


2. Faktor keanekaragaman tingkat individu/jenis


Faktor yang membentuk keanekaragaman selanjutnya adalah faktor tingkat individu atau jenis. Secara umum, dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.


Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat.

  • Contoh keanekaragaman tingkat individu/jenis


- Famili Fellidae: kucing, harimau, singa

- Famili Palmae: kelapa, aren, palem, siwalan, lontar

- Famili Papilionaceae: kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri

- Familia gramineae: rumput teki, padi, jagung

- Genus Ipomoea: ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis)

- Genus Ficus: pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)


3. Faktor keanekaragaman tingkat ekosistem


Terakhir adalah faktor tingkat ekosistem. Ekosistem ini berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik).


Pada umumnya, setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik.


Biasanya, kondisi lingkungan makhluk yang hidup di setiap ekosistem ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut akhirnya menyebabkan adanya ragam jenis makhluk hidup yang menempatinya.


Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis, sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :


Gen --> keanekaragaman gen --> keanekaragaman jenis --> keanekaragaman ekosistem

  • Contoh keanekaragaman tingkat ekosistem


- Ekosistem Lumut

Ekosistem lumut mayoritas lingkungannya ditumbuhi oleh lumut dan terdapat di kawasan dengan temperatur rendah, seperti puncak gunung, perbukitan, lembah dan daerah dekat kutub.


Hewan yang hidup di ekosistem lumutnya biasanya mempunya ciri berbulu tebal dan toleran terhadap suhu dingin.


- Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis. Ekosistem ini biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin.


- Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam. Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di Indonesia dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.


- Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang didominasi oleh rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.


- Ekosistem Padang Pasir

Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus dengan sifat membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil, mamalia kecil serta berbagai jenis burung.


- Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut atau samudera. Contoh hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung pantai.


Itulah 3 faktor yang membentuk keanekaragaman hayati. Semoga detikers semakin paham, ya!

Simak Video "Curhat Pedagang Hewan di Jateng Gegara Dampak Wabah PMK"



(faz/lus)

Page 2

Jakarta -

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang dilihat dari berbagai hal, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem. Lantas apa faktor yang membentuk keanekaragaman hayati?


Secara umum, keanekaragaman hayati atau disebut juga dengan biodiversitas dari makhluk hidup dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat.


Perbedaan tersebut bisa muncul karena adanya faktor-faktor yang membentuk keanekaragaman hayati pada berbagai tingkat, seperti tingkat genetik, individu, atau ekosistem.


Dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, faktor yang pertama adalah keanekaragaman tingkat genetik atau gen.


Gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen pada setiap individu meskipun perangkat dasar penyusunannya sama tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.


Penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk.


Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan.

  • Contoh keanekaragaman tingkat genetik:


- variasi jenis kelapa: kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor

- variasi jenis padi: IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan sebagainya

- variasi jenis anjing: anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan sebagainya

- variasi jenis bunga mawar: Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina


2. Faktor keanekaragaman tingkat individu/jenis


Faktor yang membentuk keanekaragaman selanjutnya adalah faktor tingkat individu atau jenis. Secara umum, dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.


Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat.

  • Contoh keanekaragaman tingkat individu/jenis


- Famili Fellidae: kucing, harimau, singa

- Famili Palmae: kelapa, aren, palem, siwalan, lontar

- Famili Papilionaceae: kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri

- Familia gramineae: rumput teki, padi, jagung

- Genus Ipomoea: ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis)

- Genus Ficus: pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)


3. Faktor keanekaragaman tingkat ekosistem


Terakhir adalah faktor tingkat ekosistem. Ekosistem ini berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik).


Pada umumnya, setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik.


Biasanya, kondisi lingkungan makhluk yang hidup di setiap ekosistem ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut akhirnya menyebabkan adanya ragam jenis makhluk hidup yang menempatinya.


Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis, sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :


Gen --> keanekaragaman gen --> keanekaragaman jenis --> keanekaragaman ekosistem

  • Contoh keanekaragaman tingkat ekosistem


- Ekosistem Lumut

Ekosistem lumut mayoritas lingkungannya ditumbuhi oleh lumut dan terdapat di kawasan dengan temperatur rendah, seperti puncak gunung, perbukitan, lembah dan daerah dekat kutub.


Hewan yang hidup di ekosistem lumutnya biasanya mempunya ciri berbulu tebal dan toleran terhadap suhu dingin.


- Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis. Ekosistem ini biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin.


- Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam. Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di Indonesia dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.


- Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang didominasi oleh rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.


- Ekosistem Padang Pasir

Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus dengan sifat membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil, mamalia kecil serta berbagai jenis burung.


- Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut atau samudera. Contoh hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung pantai.


Itulah 3 faktor yang membentuk keanekaragaman hayati. Semoga detikers semakin paham, ya!

Simak Video "Curhat Pedagang Hewan di Jateng Gegara Dampak Wabah PMK"


[Gambas:Video 20detik]
(faz/lus)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA