Sebutkan 3 ciri anak sholeh yang memiliki sikap pantang menyerah

Jakarta -

Kisah NabiMusa memiliki porsi paling banyak di antara sekian banyak kisah di dalam Al-Qur'an. Sebanyak 136 kali nama Nabi Musa disebutkan di dalam Al-Qur'an.

Kisah-kisah di dalam Al-Qur'an mempunyai tujuan pendidikan, yaitu membentuk individu-individu atau masyarakat manusia dengan nilai keislaman. Salah satunya, kisah Nabi Musa yang dapat dijadikan teladan untuk anak-anak, Bunda.

Misalnya, sikap kepemimpinan, kesabaran, tegas, tanggung jawab serta kejujuran yang dapat diambil nilai-nilainya berdasarkan dialog dalam kisah Nabi Musa AS yang termaktub pada Al-Qur'an. Selain itu, dalam kisah Nabi Musa AS terdapat banyak ayat-ayat yang mengandung nilai pendidikan keimanan, yang menjelaskan tentang sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT, sebagai Tuhan Semesta Alam.

Nabi Musa lahir di zaman kekuasaan Firaun, di mana saat itu Firaun memerintahkan setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh karena pengaruh mimpinya. Firaun dikenal sebagai penguasa yang kejam dan ditakuti. Bahkan, dia mengaku sebagai tuhan yang paling tinggi dan tak ada satu pun yang berani membantah.

Ibu Nabi Musa, Yukabad lantas merahasiakan kehamilannya dari prajurit kerajaan. Setelah melahirkan, Yukabad juga menyembunyikan Musa kecil di tempat-tempat yang tidak diketahui.

Hingga suatu hari, Allah memerintahkan Yukabad untuk memasukkan Musa ke dalam peti dan menghanyutkannya ke sungai Nil. Allah SWT berjanji bakal mengembalikan Musa dan mengangkatnya menjadi seorang Rasul.

Sungai Nil/ Foto: shutterstock

Peti tersebut ditemukan oleh istri Firaun. Mengetahui hal itu, Raja Firaun seketika memerintahkan untuk membunuhnya, tetapi isteri Firaun yang sudah terlanjur menaruh simpati dan sayang terhadap bayi yang lucu dan manis itu, menolak dan mengabaikan perintah tersebut.

Nabi Musa yang masih bayi akhirnya menjadi anak angkat Firaun sendiri. Tetapi bayi tersebut tidak bisa disusui oleh siapa pun, sehingga dengan kehendak Allah SWT, akhirnya kembali kepada ibunya sendiri karena hanya dia yang bisa menyusuinya.

Merantau ke Negeri Madyan

Nabi Musa AS tumbuh sebagai sosok yang cerdas dan akal yang sempurna. Dia merantau meninggalkan Mesir menuju Madyan. Di sana, dia bertemu dengan Nabi Syu'aib AS dan menikah dengan salah satu anaknya, dengan perjanjian bahwa Nabi Musa harus menggembalakan ternak mereka selama delapan tahun atau disempurnakan hingga 10 tahun.

Mendapat Wahyu

Setelah 10 tahun di negeri Madyan, Nabi Musa AS berserta istrinya meminta izin kepada Nabi Syu'aib AS untuk kembali ke Mesir.

Dalam perjalanan menuju Mesir, Musa melihat sinar yang menyala di Bukit Sinai. Di tempat itulah Nabi Musa AS pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT. Dalam firman-Nya yang berbunyi:

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَىٰ إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(Nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam!" (QS Al Qasas ayat: 30)

Misi Mendakwahi Raja Firaun

Dalam tafsir fi Zilal Al-Qur'an, Sayyid Quthb memaparkan ilustrasi kedatangan Nabi Musa AS ditemani oleh saudaranya Nabi Harun AS ke Raja Firaun. Nabi Musa datang kepada Firaun, dengan mukjizat sebagai bukti kenabian, tetapi Firaun tidak menerima ajakan Nabi Musa AS bahkan menuduh mereka adalah tukang sihir.

Akibatnya, Nabi Musa AS harus berhadapan dengan para tukang sihir Firaun. Mereka melemparkan tongkat yang berubah menjadi ular. Nabi Musa lalu melemparkan tongkat yang dimilikinya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar yang memakan ular-ular milik para tukang sihir tersebut.

Melihat hal itu, para tukang sihir mengakui kebenaran Nabi Musa AS dan beriman kepada Allah SWT. Meski begitu, Firaun tetap saja tidak percaya dan semakin marah kepada Nabi Musa AS. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam Surat Al-A'raf ayat 123-124, yang berbunyi:

قَالَ فِرۡعَوۡنُ اٰمَنۡتُمۡ بِهٖ قَبۡلَ اَنۡ اٰذَنَ لَـكُمۡۚ اِنَّ هٰذَا لَمَكۡرٌ مَّكَرۡتُمُوۡهُ فِى الۡمَدِيۡنَةِ لِتُخۡرِجُوۡا مِنۡهَاۤ اَهۡلَهَا ۚ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ

Artinya:

"Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini). (QS Al-A'raf ayat: 123)

لَاُقَطِّعَنَّ اَيۡدِيَكُمۡ وَاَرۡجُلَكُمۡ مِّنۡ خِلَافٍ ثُمَّ لَاُصَلِّبَنَّكُمۡ اَجۡمَعِيۡنَ

"Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya), kemudian aku akan menyalib kamu semua," kata Firaun sesuai pada surat Al-A'raf ayat 123-124.

Raja Firaun yang murka, memerintahkan bala tentaranya untuk menangkap dan membunuh Nabi Musa AS beserta pengikutnya yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Mesir.

Dalam pelariannya, dia terdesak di tepian Laut Merah. Namun, Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Musa AS untuk memukul tongkatnya ke permukaan air yang secara tiba-tiba membelah lautan menjadi dua bagian. Jalan yang panjang terbentang di hadapan mereka.

Nabi Musa AS dan pengikutnya terus berlari hingga sampai ke seberang dengan selamat. Di kejauhan Firaun dan bala tentaranya terus mengejar. Di pertengahan jalan, Allah SWT mengembalikan air laut seperti semula dan menenggelamkan Firaun beserta dengan pasukannya. Kisah ini dijelaskan dalam Surat Al-Qasas ayat 40, yang berbunyi:

فَأَخَذْنَٰهُ وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلظَّٰلِمِينَ

"Maka Kami siksa dia (Firaun) dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang zalim," firman Allah dalam surat Al-Qasas ayat 40.

Nah, yuk Bunda ceritakan kisah kenabian Musa AS dan nilai-nilai keislamanyang bisa diajarkan ke buah hati dan dijadikan teladan.

Simak juga Bunda, manfaat berdongeng untuk anak pada video berikut:

(haf/haf)

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA