Sebutkan 10 contoh tradisi Islam yang berkembang di Nusantara

Ilustrasi tradisi Islam di Nusantara. Foto: Mentatdgt/pexels

Tradisi Islam di Nusantara tentu sangat beragam jenisnya. Akulturasi antara agama Islam yang mulia dan budaya nusantara yang kaya menyatu, menjadi kebiasaan turun-temurun yang selalu hadir di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Meski memiliki nama yang berbeda di setiap daerah, 5 tradisi Islam di nusantara ini akan selalu kita temui. Karena selain merupakan adat kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan oleh masyarakat, nilai-nilai mulia dalam tradisi Islam di Nusantara ini juga sudah sesuai dengan ajaran Islam yang baik dan benar.Penasaran?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 5 tradisi Islam di Nusantara yang tidak pernah absen dimakan zaman yang dilakukan oleh umat muslim di Indonesia.

Ilustrasi halal bihalal. Foto: Mentatdgt/pexels

Halal bihalal tentu sudah menjadi tradisi yang sangat familiar bagi umat Muslim di Indonesia. Tradisi ini selalu dilaksanakan pada Bulan Syawal atau yang terkenal dengan momentum Hari Raya Idul Fitri.

Biasanya, para anak akan mengunjungi rumah orang tuanya untuk bertemu, bercengkrama, dan yang utama adalah untuk meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat. Selain itu, pada tradisi ini masyarakat akan berkumpul dengan sanak saudara untuk bersilahturahmi dan makan bersama.

Halal bihalal ini tentu merupakan tradisi Islam di Nusantara yang selalu hadir setiap tahunnya.

Ilustrasi ritual selapanan. Foto: RODNAE Productions/pexels

Selapanan merupakan tradisi syukuran untuk para ibu yang telah melahirkan dan bayinya telah mencapai hari ke-35. Biasanya tradisi ritual selapanan ini diisi dengan kegiatan untuk memberi nama bayi, memberi doa keselamatan untuk ibu dan bayinya, dengan mengaji dan membacakan surat Ar-Rahman, serta memotong rambut dan kuku si bayi.

Dalam tradisi ini biasanya dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, kerabat dan warga lingkungan setempat. Biasanya juga dihidangkan beragam kue tradisional dan nasi tumpeng yang akan dibagikan untuk kemudian bisa dibawa pulang.

Ilustrasi para ibu berkumpul dalam nuju bulan. Foto: RODNAE Productions/pexels

Nujuh bulanan merupakan tradisi yang dilakukan untuk bayi yang telah berposisi sempurna dalam rahim ibunya. Biasanya sang ibu yang sedang hamil akan dimandikan oleh orang tua dan saudara kandungnya.

Dalam kegiatan nujuh bulanan, biasanya akan ada ulama yang akan memandu jalannya pengajian dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an, terkhusus pembacaan surat Yusuf atau Surat Maryam yang akan diikuti oleh orang-orang yang ada hadir pada acara ini.

Selain kue-kue tradisional, yang spesial pada nujuh bulan adalah adanya rujak dengan 7 macam buah yang dihidangkan.

4. Tahun Baru Islam (Suroan)

Ilustrasi muhasabah diri. Foto: Ari Arapoglu/pexels

Umat Muslim di Indonesia biasanya akan sangat antusias untuk merayakan tahun baru Islam yang jatuh pada tanggal 1 Muharram. Biasanya, umat Muslim tidak tidur untuk berdoa sepanjang malam dan bermuhasabah terhadap setiap tindak tanduk perbuatan tahun sebelumnya, untuk menjadi acuan terhadap tahun yang akan datang.

Masyarakat juga kerap melaksanakan kegaiatan mengaji di masjid hingga tengah malam. Setelah itu dilanjutkan dengan membawa obor untuk berkeliling sambil bershalawat.

Khusus untuk masyarakat daerah Soloker, tradisi Suroan ini juga diisi dengan memelihara benda peninggalan kerajaan seperti keris yang akan dibalurkan dengan minyak wangi untuk mencegah proses pengaratan. Terdapat juga kegiatan membersihkan, menghias, serta mengajak berkeliling sapi atau kerbau yang bernama Kyai Slamet sebagai salah satu bentuk pelestarian hewan.

5. Doa Keselamatan bagi Orang yang Telah Meninggal Dunia

Ilustrasi membaca ayat Al-Qur'an saat tahlilan. Foto: Rok Rie/pexels

Tradisi ini juga biasa disebut dengan tahlilan. Tahlilan biasanya dilakukan dengan mengadakan pengajian. Dalam tradisi ini juga dilakukan pembacaan zikir (tahlil) dengan pembacaan surat Yasin secara bersama-sama yang diadakan tepat pada 3 hari setelah orang meninggal, 7 hari setelah orang meninggal, dan 40 hari setelah orang meninggal.

Inti dari tahlilan ini adalah mendoakan jenazah serta menghibur dan menemani keluarga yang ditinggal.

Nah dari 5 tradisi Islam di Nusantara di atas, manakah tradisi yang pernah kamu lakukan?

JAKARTA – Indonesia kaya dengan budaya dan tradisi yang dilakukan turun-temurun. Beberapa di antaranya adalah tradisi yang bersifat religi atau keagamaan dan berkembang baik di nusantara.

Selain untuk memperkuat ukhuwah, tradisi ini juga dianggap sebagai syiar Islam.

Berikut delapan tradisi religi di Indonesia yang dirangkum Okezone dari berbagai sumber:

1. Halalbihalal

Halalbihalal, tradisi khas Indonesia yang lahir dari sebuah proses sejarah. Biasanya dilakukan pada bulan Syawal atau momentum Hari Raya Idul Fitri. Halalbihalal dilakukan dengan silaturahmi, saling berjabat tangan dan bermaaf-maafan. Meski namanya agak ke Araban, tapi halalbihalal hanya ada di Indonesia.

Halalbihalal (Okezone)

2. Tabot atau Tabuik

Tradisi Tabot atau Tabuik merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu. Tabot dilakukan untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib.

Kedua cucu Rasulullah SAW itu gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada 10 Muharram 61 Hijriah (681 Masehi). Perayaan Tabot di Bengkulu dilaksanakan pertama kali oleh Syeikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada 1685. Syeikh Burhanudin menikah dengan wanita asal Bengkulu yang keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot.

Upacara Tabot biasanya dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram setiap tahun. Tabot kini jadi salah satu festival tahunan yang sering digelar di Bengkulu.

3. Sekaten Surakarta

Tradisi Sekaten atau peringatan yang dinamai Maulid Nabi ini dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta, Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Sekaten masih dilestarikan sebagai wujud untuk mengenang jasa para Walisongo yang telah berhasil menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

 

Sekaten berasal dari kata Syahadatain (dua kalimat syahadat). Tradisi ini dikenal sebagai sarana penyebaran agama Islam yang awalnya dilakukan oleh Sunan Bonang.

Upacara Sekaten biasanya menyuguhkan gamelan pusaka dari peninggalan dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak.

4. Grebeg

Grebeg salah satu tradisi yang dilakukan di Keraton Yogyakarta. Grebeg pertama kali diselenggarakan oleh Sultan Hamengkubuwono ke-1. Biasanya, tradisi ini dilakukan saat Sultan mempunyai hajat berupa menikahkan putra mahkotanya. Tradisi Grebeg di Yogyakarta diselenggarakan setiap 3 tahun sekali.

Grebeg pertama diselenggarakan setiap 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri, kedua Grebeg besar biasanya diadakan setiap 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha. Sementara Grebeg Maulud diselenggarakan pada 12 Rabiul Awal untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

5. Grebeg Besar Demak

Tradisi Grebeg Besar salah satu upacara tradisional yang selalu diadakan setiap tahun di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Grebeg besar dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.

6. Kerobok Maulid di Kutai

Tradisi Krobok Maulid salah satu upacara yang berasal dari Kedaton Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kerobok berasal dari bahasa Kutai yang berarti berkerubunan atau berkerumun. Kerobok Maulid biasanya dipusatkan di halaman Masjid Jami' Hasanuddin, Tenggarong dalam rangka Maulid Nabi Muhammad pada tiap 12 Rabiulawwal.

Tradisi ini biasanya diawali dengan pembacaan zikir barzanji. Kemudian diisi dengan persembahan dari Keraton Sultan Kutai serta prajurit Kesultanan yang membawa usung-usungan berisi kue tradisional, bunga rampai dan astagona.

7. Rabu Kasan

Rabu Kasan salah satu tradisi yang sering dilaksanakan di Desa Air Anyer, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung. Biasanya dilakukan tiap Rabu akhir bulan Safar. Warga menyiapkan ketupat, air dan makanan untuk dimakan. Mereka juga berdoa memohon perlindungan Allah dan dijauhkan dari bala atau musibah.

8. Dugderan Semarang

Dugderan, salah satu tradisi masyarakat Semarang, Jawa Tengah dalam menyambut atau memeriahkan masuknya bulan Ramadan. Sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Festival dugderan dilakukan dengan memukul bedug atau membuat bunyi-bunyian seperti membakar mercon menjelang masuknya waktu salat magrib atau masuknya 1 Ramadan.

  • #islam
  • #Adat Istiadat
  • #Indonesia
  • #Tradisi Islam
  • #Kompilasi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA