Sebagai generasi muda apa yang anda dapat lakukan agar jati diri bangsa tidak mudah tergerus zaman !


Y.A.I Friends! Tak dapat dipungkiri semangat jiwa nasionalisme pada sebagian generasi muda mulai sedikit terkikis. Kondisi masyarakat yang dinamis menjadi tantangan tersendiri bagi pihak terkait untuk membentengi generasi muda penerus bangsa dari berbagai pengaruh negatif globalisasi. Hal ini nampak dimana persatuan dan kesatuan bangsa tidak sekokoh dulu di zaman pasca proklamasi. Menganggulangi hal tersebut dibutuhkan tindakan yang terkoordinasi agar semangat nasionalisme atau jiwa nasionalisme pada generasi muda bisa tertancap dengan kokoh sehingga nilai-nilai kebangsaan menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generasi muda kita bisa lakukan hali ini, yuk kita simak ulasannya. Jalankan terus Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari Kerumunan, Membatasi Mobilitasi dan Interaksi. Dan yang terpenting batasi aktivitas keluar rumah hanya untuk keperluan esensial.

www.yai.ac.id

Y.A.I Campus (UPI Y.A.I - STIE Y.A.I - AA Y.A.I) "Ensure Your Career and Bright Future" #YAICampus #UPIYAI #STIEYAI #AAYAI #KampusStrategis #KampusFavorit #KampusBertarafInternasional #Kuliahdijakarta

Aulia, L. R. ., Dewi, D. A. ., & Furnamasari, Y. F. . (2021). Mengenal Indentitas Nasional Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 8549–8557. Retrieved from https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2355

Arfani, Riza Noer. 2021. Integrasi Nasional dan Hak Asasi Manusia. Dalam Jurnal Sosial Politik UGM. ISSN. 1410-4946, Volume 5, Nomor 2, Nopember 2001 (253-269)

Bahar, Saafaroedin. 1996. Integrasi Nasional Teori, Masalah, dan Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Bangsa, Hakikat. “Identitas Nasional / Bangsa Hakikat Identitas Nasional.”

Brata Ida Bagus. 2016. “Kearifan BudayaLokal Perekat Identitas Bangsa.” Jurnal Bakti Saraswati. Diakses Pada Hari Minggu 20 Juli 2019. Pukul 00.00 WIB 05(01): 9–16.

Eny Kustiyah, Iskandar. 2017. “Batik Sebagai Identitas Kultural Bangsa Indonesia Di Era Globalisasi.” Gema 30(52): 2456–72.

Hilmi, Rofat, and Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Pati. 2015. “Moral Dan Identitas Nasional Dalam Era Globalisasi.” Al-Burhan 7(2): 40. http://www.staipati.ac.id/jurnal/vol_7_no_2_Juli_2015.pdf#page=44.

Kusumawati, Tri indah. 2018. “Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi.” Nizhamiyah VIII(2): 68–77.

Luh Putu Swandewi Antari. 2019. “Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Bangsa Indonesia.” Jurnal jisipol 3(November): 23–29. http://ejournal.unibba.ac.id/index.php/jisipol/article/view/115.

Nasional, API. 2007. “IDENTITAS NASIONAL A. Pengertian Identitas Nasional.” : 1–114. https://fh.unived.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/KEWARGANEGARAAN-KIRIM-NEW.pdf.

Ningsih, Yenni Eria, and Abdul Rohman. 2018. “Pendidikan Multikultural: Penguatan Identitas Nasional Di Era Revolusi Industri 4.0.” UNWAHA Jombang 1(September): 44–50. http://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/snami/article/view/261.

Nurnazhiifa, Kaamilah, and Dinie Anggraeni Dewi. 2021. “PPKN Sebagai Tonggak Rasa Patriotisme Dan Nasionalisme Berkaitan Dengan Identitas Nasional Bangsa Indonesia.” IJoIS: Indonesian Journal of Islamic Studies 2(2): 67–79. http://civiliza.org/journal/index.php/ijois/article/view/29.

Ridhuan, Syamsu. 2019. “Pendidikan Kewarganegaraan - Akhwani.” Universitas Esa Unggul: 85–86. http://www.akhwani.com/pendidikan-kewarganegaraan/.

Ruslan, Ahmad, and Roby Setyadi. 2020. “Globalisasi: Tantangan Dan Upaya Merawat Identitas Nasional.” Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat UP3M STKIP PGRI Sumatera Barat 2(1): 32–37.

Syarifah, Syifa, and Ade Kusuma. 2016. “Globalisasi Sebagai Identitas Nasional Bagi Mahasiswa Surabaya.” Global and Policy 4(2): 61–72.

Tilaar. HAR. 2007. Mengindonesiakan Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

  • Aulia Nur Jannah, Dinie Anggraeni Dewi, Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Sosial Budaya di Masyarakat Abad-21 , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 1 (2021): 2021
  • Galuh Nur Insani, DinieAnggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari, Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mengembangkan Karakter Siswa Sekolah Dasar , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
  • Yeyen Sormin, Yayang Furi Furnamasari, Dinie Anggraeni Dewi, Identitas Nasional Sebagai Salah Satu Determinan Pembangunan Dan Karakter Bangsa , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
  • Tegar Adi Prasetio, DinieAnggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari, Urgensi Pendidikan Pancasila pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
  • Deby Sabina, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari, Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Implementasinya , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
  • Delia Maharani, Dinie Anggraeni Dewi, Implementasi Pancasila dalam Mengatasi Korupsi di Indonesia , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 1 (2021): 2021
  • Nishfa Syahira Azima, Yayang Furi Furnamasari, Dinie Anggraeni Dewi, Pengaruh Masuknya Budaya Asing Terhadap Nasionalisme Bangsa Indonesia di Era Globalisasi , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
  • Latifah Meynawati, Dinie Anggraeni Dewi, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Generasi Millenial di dalam Kehidupan Sehari-hari , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 1 (2021): 2021
  • Syahla Rizkia Putri Nur'insyani, Dinie Anggraeni Dewi, Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Pendidikan Kewarganegaraan Di Era Relovulsi 4.0 , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 1 (2021): 2021
  • Mila Lisnadiani Iswanda, Dinie Anggraeni Dewi, Peran Pendidikan Kewarganegaraan di Era Globalisasi , Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 1 (2021): 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

Laporan oleh Arif Maulana

Sebagai generasi muda apa yang anda dapat lakukan agar jati diri bangsa tidak mudah tergerus zaman !
Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti menjadi pembicara dalam Diskusi Kelompok Terpumpun yang digelar “Mencari Bentuk Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Era Globalisasi” Deputi Bidang Pengkajian Srategis Lemhanas RI di Hotel Santika, Bandung, Kamis (13/8) lalu. (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 13/8/2020] Nilai-nilai Pancasila harus tetap dipahami dan diamalkan di tengah arus globalisasi di Indonesia. Generasi milenial menjadi obyek utama yang harus didorong untuk tetap mengamalkan nilai luhur tersebut. Ini bertujuan agar Pancasila tidak tergerus oleh berbagai faham yang bisa memecah kedaulatan bangsa.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti mengungkapkan, generasi milenial saat ini merupakan motor untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Karena itu, generasi milenial Indonesia harus tetap berpedoman pada Pancasila agar tidak tergerus oleh penyimpangan ideologi.

(baca juga: Bahas Fenomena Post Truth, Lemhanas RI dan Unpad Gelar Diskusi Kelompok Terarah)

“Peluang bisa jadi ancaman. Human capital yang diidamkan di 2045 betul-betul manusia sempurna yang diidamkan Pancasila,” ungkap Rektor saat menjadi pembicara dalam Diskusi Kelompok Terpumpun yang digelar Deputi Bidang Pengkajian Srategis Lemhanas RI di Hotel Santika, Bandung, Kamis (13/8) lalu.

Diskusi bertajuk “Mencari Bentuk Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Era Globalisasi” ini digelar atas kerja sama Lemhanas RI dengan Unpad. Selain Rektor Unpad, diskusi ini menghadirkan pembicara dari dua Guru Besar Unpad lainnya, yaitu Prof. Yanyan M. Yani dan Prof. Arry Bainus.

Rektor menjelaskan, beragam faham dan aksi yang bertentangan dengan nilai Pancasila akan mendorong Indonesia menjadi kurang kompetitif. Padahal, Indonesia diprediksi akan menduduki peringkat ke-5 negara dengan PDB tertinggi di dunia pada 2045 mendatang.

(baca juga: Pancasila Bingkai Merajut Keberagaman)

Penanaman nilai Pancasila pada generasi milenial akan semakin membuat mereka pintar, memiliki sikap toleransi, kohesif, dan punya literasi keagamaan yang baik. Pancasila, kata Rektor, juga akan menjadi jati diri generasi milenial.

Namun, ada strategi khusus dalam menanamkan nilai Pancasila pada generasi muda. Rektor menjelaskan, pengamalan tidak boleh dilakukan dengan metode indoktrinasi. Fleksibilitas harus dilakukan.

Senada dengan Rektor, Prof. Arry Bainus menjelaskan, ada perbedaan strategi penanaman nilai Pancasila pada generasi milenial. Metode doktrin dipandang sudah tidak relevan dengan sikap dan pola pikir generasi milenial.

“Kedepankan budaya mendengar ketimbang menggurui. Dengar apa yang anak milenial inginkan tentang Pancasila,” kata Prof. Arry.

(baca juga: Pancasila Pedoman Persatuan dan Kesatuan Bangsa)

Pemerintah juga perlu menyiapkan strategi kekinian dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila di generasi muda. Memanfaatkan platform media sosial maupun teknologi informasi yang ada merupakan metode efektif.

Bahkan, kata Prof. Arry, pemerintah bisa memanfaatkan sejumlah tokoh pemengaruh (influencer) di media sosial sebagai media untuk mengenalkan nilai-nilai Pancasila. Gali berbagai nilai Pancasila yang bisa disampaikan dengan metode yang tidak menggurui dan sesuai dengan selera generasi milenial.

Prof. Yanyan M. Yani memaparkan, dalam mengamalkan nilai Pancasila, membangun semangat kebinekaan merupakan strategi yang bisa dilakukan. Pengakuan terhadap berbagai perbedaan, perlakuan sama terhadap berbagai komunitas, serta penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia harus ada dalam setiap kebijakan pemerintah.

Strategi selanjutnya adalah penguatan nilai Pancasila berbasis kearifan lokal. Prof. Yanyan yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Organisasi dan Perencanaan Unpad ini menerangkan, nilai Pancasila dihasilkan dari akar rumput budaya masyarakat Indonesia. Maka, kearifan lokal jangan pernah dilupakan.

Diskusi yang dimoderatori Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi, PhD, ini juga menghadirkan tiga pembahas, antara lain Dekan Fakultas Psikologi Unpad Prof. Hendriati Agustina, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. R. Widya Setiabudi S, serta Direktur Sumber Daya Manusia Unpad Aulia Iskandarsyah, PhD.

Diskusi dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Pengkajian Strategis Lemhanas RI Prof. Reni Maryeni.*

Sebagai generasi muda apa yang anda dapat lakukan agar jati diri bangsa tidak mudah tergerus zaman !

Sebagai generasi muda apa yang anda dapat lakukan agar jati diri bangsa tidak mudah tergerus zaman !

Sebagai generasi muda apa yang anda dapat lakukan agar jati diri bangsa tidak mudah tergerus zaman !