Salah satu penerus bani umayyah yang dapat meloloskan diri dari pasukan

Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nidia Zuraya
Sudah menjadi sunatullah sebuah kekuasaan akan mengalami kejayaan dan keruntuhan. Ketika peradaban Islam menguasai dunia, secara bergantian  dinasti-dinasti Islam memegang tampuk kekuasaan. Setiap kerajaan atau kesultanan Islam yang berkuasa tentu pernah mengalami masa-masa keemasan.Tak dapat dipungkiri, sejarah telah membuktikan dinasti-dinasti Islam di era keemasannya telah memberikan kontribusi dan sumbangan yang begitu besar bagi peradaban manusia. Tanpa kejayaan peradaban Islam, barangkali dunia Barat pun belum tentu mencapai kemajuan. Diakui atau tidak, Barat banyak belajar dari peradaban Islam.Sejarah selalu kaya akan hikmah dan pelajaran. Yang dapat dipelajari dan diambil hikmah dari peradaban Islam tak hanya masa keemasannya saja. Era kejatuhan dan ambruknya dinasti-dinasti Islam juga menarik untuk dipelajari. Redup dan tenggelamnya sebuah dinasti Islam pada masa silam itu tentu mengandung begitu banyak pelajaran.Setelah terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib pada 20 Ramadahan 40 Hijirah (660M) era Khilafah Rasyidah berakhir, munculah  Dinasti Umayyah yang didirikan pada 661 M oleh Muawiyyah bin Abu Sufyan.  ‘’Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun,’’ ungkap Sejarawan Islam, Prof Badri Yatim dalam buku bertajuk Sejarah Peradaban Islam.Dinasti Umayyah yang melanjutkan tradisi kerajaan-kerajaan pra-Islam di Timur Tengah mengundang kritik keras dan memunculkan kubu oposisi.  Kelompok oposisi terbesar yang sejak awal menentang pemerintahan keluarga Bani Umayyah adalah kelompok Syiah, yaitu para pengikut dan pecinta Ali bin Abi Thalib serta keturunannya yang merupakan Ahlulbait (keturunan Nabi Muhammad SAW yang berasal dari anak dan menantunya, Fatimah dan Ali). Selain kelompok Syiah, pemerintahan Dinasti Umayyah juga mendapat penentangan dari orang-orang Khawarij. Kelompok Khawarij ini merupakan orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib, karena mereka merasa tidak puas terhadap hasil tahkim atau arbitrase dalam perkara penyelesaian persengketaan antara Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah. Usaha menekan kelompok oposisi terus dijalankan oleh penguasa Umayyah bersamaan dengan usaha memperluas wilayah kekuasaan Islam hingga Afrika Utara dan Spanyol.Selain menghadapi persoalan eksternal, para penguasa Umayyah juga menghadapi persoalan internal, yaitu pemberontakan dan pembangkangan yang dilakukan oleh para orang-orang dekat khalifah di berbagai wilayah kekuasaan Umayyah, seperti di Irak, Mesir, Palestina, dan Yaman. Pemberontakan yang terjadi selama pemerintahan Dinasti Umayyah umumnya dipicu oleh faktor ketidakpuasaan terhadap kepala daerah yang ditunjuk oleh khalifah.  Pada masa pemerintahan Khalifah Marwan bin Muhammad (Marwan II), misalnya, terjadi sejumlah pemberontakan di wilayah kekuasaannya. Di Mesir, kerusuhan terjadi karena gubernur yang diangkat Marwan II menghentikan pemberian tunjangan yang dulu diperintahkan oleh Yazid III untuk diberikan kepada para anggota baru dalam angkatan darat dan laut. Sementara di Yaman, kerusuhan timbul antara lain karena pemerintah setempat memungut pajak sangat tinggi dari orang Arab. Kesibukan Marwan II dalam menumpas pemberontakan membuat  wilayah Khurasan dikuasai Bani Abbas (dinasti yang didirikan Abu Abbas as-Saffah). Gerakan Bani Abbas ini merupakan ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup Dinasti Umayyah. Setelah Khurasan dapat dikuasai, gerakan Bani Abbas bergerak menuju Irak dan dapat merebut wilayah itu dari pejabat Bani Umayyah. Setelah menguasai wilayah Irak sepenuhnya, pada tahun 132 H/750 M, Abu Abbas as-Saffah dibaiat sebagai khalifah yang menandai berdirinya Dinasti Abbasiyah.

Sejak saat itu, Bani Abbas mulai melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Wilayah-wilayah yang dahulu dikuasai oleh Dinasti Umayyah pun berhasil direbut. Bahkan, pasukan Bani Abbas berhasil membunuh Marwan II dalam sebuah pertempuran kecil di wilayah Bushair, Mesir. Kematian Marwan II menandai berakhirnya Dinasti Umayyah yang berkuasa dari tahun 41 H/661 M-133 H/750 M.

  • dinasti islam
  • ambruk
  • abbasiyah
  • umayyah

Salah satu penerus bani umayyah yang dapat meloloskan diri dari pasukan

Daulah Umayyah di Andalusia

Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus

berakhir pada tahun 750 M, kekhalifahan

pindah ke tangan Bani Abbasiyah.

Namun, salah satu penerus Bani

Umayyah yang bernama Abdurrahman

ad-Dakhil dapat meloloskan diri pada

tahun 755 M. la dapat lolos dari kejaran

pasukan Bani Abbasiyah dan masuk ke

Andalusia (Spanyol). Di Spanyol sebagian

besar umat Islam di sana masih setia

dengan Bani Umayyah. la kemudian

mendirikan pemerintahan sendiri dan

mengangkat dirinya sebagai amir

(pemimpin) dengan pusat kekuasaan di

Cordoba.

Adapun amir-amir Bani Umayyah yang

memerintah di Andalusia (Spanyol)

sebagai berikut:

a. Abdurrahman ad-Dakhil (Abdurrahman

1), tahun 756-788 M.

b. Hisyam bin Abdurrahman (Hisyam I),

tahun 788-796 M.

C. Al-Hakam bin Hisyam (al-Hakam 1),

tahun 796-822 M.

d. Abdurrahman al-Ausat (Abdurrahman

Il), tahun 822-852 M.

e. Muhammad bin Abdurrahman

(Muhammad I), tahun 852-886 M.

f. Munzir bin Muhammad, tahun 886-888

M.

g. Abdullah bin Muhammad, tahun

888-912 M.

h. Abdurrahman an-Nasir (Abdurrahman

I), tahun 912-961 M.

i. Hakam al-Muntasir (al-Hakam ), tahun

961-976 M.

j. Hisyam lI, tahun 976-1009 M.

k. Muhammad lI, tahun 1009-1010 M.

I. Sulaiman, tahun 1013-1016 M.

m. Abdurrahman IV, tahun 1016-1018 M.

n. Abdurrahman V, tahun 1018-1023 M.

o. Muhammad llI, tahun 1023-1025 M.

p. Hisyam llI, tahun 1027-1031 M.

Pada masa pemerintahan Daulah

Umayyah di Andalusia (Spanyol),

Cordoba menjadi pusat berkembangnya

ilmu pengetahuan. Pesatrnya

perkembangan ilmu pengetahuan terjadi

pada masa pemerintahan amir yang ke-8

yakni Abdurrahman an-Nasir dan amir

yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan

kebudayaan di Kota Cordoba ditandai

dengan adanya Universitas Cordoba.

Universitas ini memiliki perpustakaan

dengan koleksi buku mencapai 400.000

judul. Pada masa kejayaannya Cordoba

memiliki 491 masjid dan 900 pemandian

umum. Karena air di kota ini tidak layak

minum, pemerintah memiiki inisiatif untuk

membangun instalasi air minum dari

pegunungan sepanjang 80 km.

Tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan

di Cordoba membuat berbagai inisiatif

dan inovasi dalam rangka membuat

kehidupan lebih sejahtera dan nyaman.

Didirikannya masjid-masjid yang megah

dan indah menunjukkan bahwa pada

saat itu kesadaran untuk meningkatkan

ketakwaan dan keimanan iuga sangat

SEMOGA MEMBANTU :)

Jelaskan Pengertian Ra' Tafkhim, Dan Jelaskan cara atau teknik membaca Ra'tafkhim dengan benar Serta tuliskan 10 contoh bacaan Ra'tafkhim di Surah "Pe … ndek!​

Beberapa doa sujud syukur

akibat dari mempelajari agama Islam merujuk pada kitab-kitab yang tidak jelas sanad keilmuannya​

Perhatikan QS. Al-Quraisy ayat 3-4 berikut! فَلْيَعْبُدُوْارَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) اَّلذِ ي اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْ عً وَءَا مَنَهُمْ مِّنْ جَوْفٍ(4 … ) Akhir ayat 3 ketika tidak dibaca waqaf dibaca … harakat​ A.1 B.2 C.4 D5 Di jawab y kak

bbantu jawab yang benar jangan ngasal ​

5. Sunan Giri sering mengumpulkan masyarakat dalam tradisi selamatan karena memiliki sikap....a. sederhana C. toleran b. pemaksa d. pemberani. 6. Sika … p positif Sunan Giri yang dapat diteladan pelajar adalah .... a. bergaul dengan rakyat miskin b. memiliki sikap diskriminasi C. memedulikan keadaan orang lain d. memiliki ilmu pengetahuan yang luas. 7.Wali Sanga keturunan Sunan Ampel adalah Sunan a. Muria b. Kudus. 8. Wali Sanga memprakarsai Demak sebagai kerajaan Islam pertama di .….... a. Indonesia b. Jawa c. Bonang d. Kalijaga c. Kalimantan d. Sumatra ​

JELASKAN PERSAMAAN DAN PERDEAAN ANTARA GERAKAN ACEH MERDEKA DAN DI/TII DI ACEH??

setiap bisikan pasti Allah mendengarnya karena Allah tidak memiliki sifat​

Bantu Jawab Plis... Tahun Kapan Benua Amerika Ditemukan ?

Kenapa Indra manusia sangat penting dalam perkembangan Ilmu Alamiah Dasar?