Rumah kebaya merupakan rumah adat khas Betawi keunikan dari rumah Kebaya adalah

Rumah kebaya merupakan rumah adat khas Betawi keunikan dari rumah Kebaya adalah

Rumah Adat Betawi – Menjadi anak zaman sekarang memang memiliki tantangan tersendiri terutama dalam hal sejarah. Seiring dengan berkembangnya teknologi, informasi serta gaya hidup, ternyata memiliki dampak yang cukup besar bagi mereka. Terbukti, tidak sedikit generasi muda yang tidak mengetahui asal-usul adat istiadatnya sendiri, begitu pun di Jakarta, banyak yang tidak mengetahui rumah adatnya budayanya sendiri.

Padahal di samping mengetahui sejarah sangat penting, sejarah juga memiliki nilai tertentu yang khas, karismatik dan motivasi untuk masa depan. Oleh karena itu, sepatutnya generasi muda berupaya keras mempelajari asal muasal-nya agar mereka tahu apa yang mesti mereka lakukan untuk masa yang akan datang.

Nah, dalam kesempatan kali ini penulis ingin memberikan penjelasan mengenai rumah adat suku Betawi termasuk nilai-nilai spiritual serta filosofi rumah adat Betawi di dalamnya. Harapannya, semoga artikel ini memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengingat dan melestarikan suatu budaya negeri.

Perlu kita ketahui, sebenarnya Rumah Adat Suku Betawi ada tiga jenis rumah adat betawi yang khas, yaitu Rumah Joglo, Panggung, Gudang dan Kebaya. Namun yang termasuk resmi sebagai rumah adat suku Betawi hanya Rumah Kebaya. Meski demikian, pada artikel ini akan penulis urai semua jenis atau macam-macam rumah adat Jakarta tersebut. Berikut penjelasannya:

Rumah Adat Betawi atau Jakarta:

Nama Rumah adat Betawi dan Keunikannya dapat Anda baca pada penjelasan berikut ini.

Rumah Kebaya

Rumah kebaya merupakan rumah adat khas Betawi keunikan dari rumah Kebaya adalah
@wikipedia

Rumah adat kebaya adalah rumah adat resmi suku betawi. Secara konstruksi memiliki ciri dan keunikan rumah adat Jakarta tersendiri baik dari pondasi, pendopo, dinding, atap dan lain-lain. Untuk lebih detailnya sebagai berikut.

Keunikan Rumah Adat Betawi :

  1. Bagian atap dibuat dari material genteng tanah atau dari anyaman daun kirai.
  2. Bagian pondasi menggunakan susunan batu alam yang telah dibentuk menyerupai umpak. Tentu, pondasi ini berfungsi sebagai penyangga tiang-tiang agar bangunannya lebih kokoh.
  3. Konstruksi kuda-kuda dan gorden rumah adat terbuat dari material kayu kecapi dan kayu gowok. Adapun balok tepi biasa dibuat dari kayu pohon nangka.
  4. Bagian bangunan pendopo dibuat agak luas, di sini diletakan meja kursi biasanya.
  5. Reng dan kaso yang digunakan menjadi dudukan atap dibuat dari bambu tali. Reng berupa bambu yang dibelah-belah sementara kaso merupakan bambu yang utuh.
  6. Warna dinding yang dibuat dari material kayu nangka biasanya menggunakan warna cerah seperti hijau atau kuning.
  7. Bentuk dinding bisa menggunakan anyaman bambu secara keseluruhan, adakalanya setengahnya bambu setengahnya tembok bata
  8. Daun pintunya bernama jalusi. Berukuran lebar sehingga lubang udara dapat masuk secara maksimal.

Baca juga: Pakaian Adat Betawi

Fungsi Ruang pada Rumah Kebaya Suku Betawi

Rumah Kebaya yang merupakan nama rumah adat Jakarta, secara pembagian dan fungsi ruangannya tidak jauh berbeda dengan rumah pada umumnya. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan sebagai berikut:

  1. Paseban, atau kamar tamu biasa digunakan untuk tempat tidur bagi tamu yang menginap. Seperti saudara atau siapa pun yang bertamu, mereka akan ditempatkan di kamar ini. Jika sedang tidak ada tamu, ruangan ini biasa digunakan untuk tempat ibadah.
  2. Teras depan diberi kursi yang dibuat dari kayu jati. Tempat ini biasa digunakan untuk menjamu tamu. Tidak hanya itu, gejogan atau lantai teras depan senantiasa dibersihkan sebagai penghormatan kepada tamu yang akan datang.
  3. Ruang tempat tidur, rumah ini memiliki umumnya empat ruangan. Pemilik rumah biasa menempati ruang tidur yang paling besar.
  4. Pangkeng atau ruang keluarga biasa digunakan untuk berkumpul keluarga pada malam hari. Ruangan ini juga biasa digunakan untuk bercengkerama sesama anggota keluarga.
  5. Sementara srondoyan atau bisa disebut dengan dapur berada di bagian belakang yang juga bersatu dengan ruang makan.

Keunikan Rumah Adat Kebaya Suku Betawi

Rumah adat suku betawi memiliki nilai filosofis tersendiri, sebagaimana Namanya yaitu Kebaya karena konstruksi bangunannya seperti kebaya. Jika dilihat dari samping rumah, akan Tampak bangunan ini seperti lipatan pakaian kebaya. Ditambah lagi, kebaya memang termasuk pakaian tradisional betawi yang hingga kini masih digunakan terutama di upacara-upacara adat atau acara resmi.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu ruangan di rumah adat betawi adalah pendopo yang biasa digunakan untuk menerima dan menjamu tamu. Ruangan ini luas, bersih dan dilengkapi dengan kursi. Tentu, konstruksi ini memiliki nilai filosofis bahwa orang betawi senantiasa terbuka.

Rumah Kebaya juga biasa dilengkapi dengan pagar yang mengitari sekitar teras. Dalam nilai filosofis, ini merupakan indikasi bahwa orang suku betawi meskipun terbuka tetapi tetap memiliki batas-batas tertentu dari hal-hal yang negatif oleh mereka terutama berdasarkan pertimbangan nilai agama.

Rumah Adat Gudang

Rumah kebaya merupakan rumah adat khas Betawi keunikan dari rumah Kebaya adalah
@udfauzi

Meski hanya rumah kebaya yang telah tercatat sebagai rumah adat resmi suku betawi, tidak salahnya kita juga mengenal rumah adat suku betawi yang lain yaitu rumah gudang. Rumah adat Jakarta ini masih asli dan belum terpengaruh oleh budaya lain.

Rumah Gudang mempunyai bentuk persegi panjang dengan ukuran yang bermacam-macam tergantung situasi dan kondisi di sekitarnya. Atapnya seperti pelana kuda, lalu bagian depannya dibuatkan atap kecil dengan posisi melandai. Bagian ini sering disebut markis/dak/topi.

Fungsi atap ini adalah agar terlihat nyaman dan juga melindungi dari panas sinar matahari dan menjaga dari hujan. Adapun pembagian areanya, rumah ini hanya dibagi dua area yaitu depan dan tengah saja. Sementara bagian belakang rumah disatukan dengan bagian tengah. Bagian depan digunakan untuk menerima dan menjamu tamu dan bagian tengah untuk ruang keluarga, makan, ruang tidur dan lain-lain.

Baca juga: Rumah adat Jawa Barat

Rumah Joglo

Rumah kebaya merupakan rumah adat khas Betawi keunikan dari rumah Kebaya adalah
@udfauzi

Rumah ketiga yang juga merupakan rumah adat Jakarta disebut juga rumah Joglo. Rumah ini merupakan bentuk rumah yang terinspirasi dari budaya suku Jawa. Makanya tidak heran jika rumah ini mempunyai kemiripan dengan rumah Joglo Jawa terutama pada atapnya.

Rumah Adat Panggung

Rumah kebaya merupakan rumah adat khas Betawi keunikan dari rumah Kebaya adalah
@grid

Rumah panggung adalah termasuk dari salah satu rumah adat suku betawi. Rumah ini biasa dibangun oleh orang betawi yang bertempat tinggal di pesisir pantai. Yang mayoritas mereka adalah para nelayan. Bangunan ini dibentuk seperti panggung karena memang tuntutan alam dimana pesisir pantai meniscayakan membentuk rumah seperti ini agar terlindung dari masuknya air ombak laut dan air pasang.

Adapun untuk material, rumah ini dibangun dari bahan bambu atau kayu yang tingginya sekitar 1,5 – 1 m dari dasar tanah. Rumah ini biasa ditopang dengan banyak tiang-tiang, tapi tergantung dari besar kecil atau panjang lebarnya sebuah bangunan.

Pada rumah ini terdapat balaksuji yaitu tangga yang digunakan untuk naik ke rumah. Sedikit banyaknya anak tangga tergantung ketinggian rumah tersebut. Sementara bagian bawah, dapat berfungsi sebagai resapan air laut yang menggenang.

Demikian informasi tentang rumah adat betawi, semoga artikel ini memiliki nilai informasi sekaligus edukasi bagi kita semua. Penulis aturkan mohon maaf apabila ada kesalahan dan semoga bermanfaat.

Sejarah dan Macam Rumah Adat Betawi – Betawi merupakan salah satu suku di Jakarta yang sangat beragam. Hal ini karena masyarakatnya terbentuk dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia. Sehingga tak heran, jika masyarakat di sana memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap orang lain.

Hal itu diwujudkan atau tercirikan melalui bangunan rumah adatnya yang kaya makna. Ada banyak hal menarik dari rumah adat Betawi, mulai dari sejarahnya, filosofi bangunan, serta macam-macam bangunannya. Untuk mengetahui lebih jauh, simak ulasan rumah adat Betawi berikut ini.

Sejarah Rumah Adat Betawi

Sejarah merupakan hal penting yang patut dipelajari. Apalagi bagi sejarah keberadaan rumah adat betawi. Rumah adat betawi ini juga erat kaitannya dengan keberadaan penduduk betawi sendiri. Betawi sendiri berasal dari kata Batavia, yang menjadi julukan kota Jakarta di masa lampau.

Pada saat kolonial Belanda melakukan sensus penduduk tahun 1930, Betawi baru diketahui keberadaannya. Betawi menjadi etnis tersendiri di Indonesia pada masa itu. Mereka disebut sebagai etnis yang mendiami Batavia kala itu.
Sebenarnya, etnis Betawi ini merupakan gabungan dari penduduk berbagai daerah. Di antaranya ada Jawa, Bali, Makassar, Sunda dan Sunda yang dahulu didatangkan oleh pemerintah Belanda. Pada akhirnya, pernikahan antar suku tersebut yang mendiami Batavia menjadi penduduk beretnis Betawi.

Jika dilihat lagi, rumah adat Betawi ini dipengaruhi oleh adanya akulturasi budaya. Di mana adanya beberapa suku di daerah Batavia membuat mereka saling melebur. Hasilnya, Anda bisa melihat pada arsitektur bangunan rumah adat betawi.

Terdapat dua budaya yang melebur dalam rumah adatnya, meliputi budaya internasional dan juga lokal. Dari tampilannya, Anda bisa melihat bentuk rumah Betawi hampir mirip dengan rumah Joglo khas jawa tengah.
Lalu Anda juga akan melihat beberapa ciri-ciri rumah panggung Sunda di sana. Kemudian, budaya Internasional juga turut terlibat dalam rumah adat Betawi. Ornamen dan hiasan yang dipakai oleh masyarakat Betawi, seperti pada pembuatan pintu dan jendela mengadopsi dari budaya luar negeri, seperti Arab, Eropa, dan China.

Macam-macam Rumah Adat Betawi

Setiap daerah tentu memiliki lebih dari satu rumah adat. Macam-macam rumah adat ini selain menjadi hasil kebudayaan suatu daerah juga menjadi karakteristik kehidupan masyarakat. Di Betawi sendiri yang secara resmi tercatat sebagai rumah adat hanya rumah Kebaya. Akan tetapi, selain itu masih ada beberapa jenis yang juga ada di sana. Di antaranya adalah rumah Panggung, rumah Joglo, dan rumah Gudang.

Meski tidak tercatat secara resmi, namun rumah-rumah tersebut masih ada di Betawi dan dilestarikan oleh penduduk sampai sekarang. Sehingga keberadaannya juga cukup berpengaruh terhadap kebudayaan masyarakat setempat. Untuk lebih detailnya, simak ulasan keempat rumah adat Betawi berikut ini ya:

1. Rumah Kebaya

Kebaya mungkin lebih dikenal sebagai pakaian adat tradisional. Ya, barangkali nama rumah Kebaya memang belum cukup dikenal masyarakat luas. Padahal, rumah jenis ini sudah diakui secara resmi sebagai rumah adat Betawi.

Mengapa disebut Kebaya? Sebab bentuk atap rumah ini mirip dengan pelana yang dilipat. Lalu jika Anda melihatnya dari samping, maka lipatan-lipatan tersebut akan nampak seperti lipatan pada kain kebaya.

Di rumah Kebaya ini juga ada aturan tertentu dalam pembagian ruangnya. Biasanya pemilik rumah membagi ruang menjadi 2 area, satu untuk semi publik (menerima tamu dll) dan satunya untuk ruang pribadi. Area publik umumnya diletakkan di bagian depan, yaitu sebagai teras dan ruang tamu. Jika Anda bertamu ke rumah Kebaya, Anda bisa datang dan duduk dengan leluasa di area tersebut.

Sementara area pribadi rumah Kebaya ada berbagai macam, seperti kamar mandi, kamar tidur, ruang makan, dapur, dan pekarangan rumah. Area inilah yang biasanya hanya boleh dilihat oleh orang tertentu saja, bisa saudara atau kerabat dekat.

Ada pula kamar khusus bagi tamu di rumah ini, diberi nama khusus paseban. Sebagai penghormatan terhadap tamu yang menginap, kamar ini akan dihias dan dibuat sebagus mungkin. Pintunya diberi ukiran, atau atapnya diberi renda seperti kebaya. Namun bisa juga paseban ini dijadikan tempat beribadah apabila tidak ada tamu yang menginap.

Rumah adat Betawi yang kedua adalah rumah Gudang. Biasanya rumah jenis ini akan banyak ditemukan di pedalaman. Seperti yang sudah dijelaskan, beberapa jenis rumah terbentuk berdasarkan lokasi dan budaya di sekitarnya. Jadi, ada aturan yang hanya memperbolehkan masyarakat di daerah pedalaman saja yang bisa membangun rumah Gudang ini.

Adapun bentuk rumah Gudang yaitu memanjang layaknya sebuah persegi panjang. Atapnya memiliki struktur pelana di atas dilengkapi dengan ornamen jurai dan perisai. Lalu struktur kudanya dipakai untuk struktur atap pada rumah gudang.

Di rumah gudang terdapat dua pembagian ruang dengan fungsi berbeda. Ruang bagian depan dipakai untuk menerima tamu, kemudian tengah untuk dapur dan kamar tidur. Rumah Gudang umumnya tidak memiliki bagian belakang, sebab ruang belakang akan digabung dengan ruang tengah.

3. Rumah Panggung

Rumah adat selanjutnya yaitu rumah panggung. Rumah ini mirip dengan rumah Si Pitung. Adapun bangunan ini biasanya ada di daerah pesisir pantai. Rumah panggung yang tinggi ini telah disesuaikan dengan daerah pesisir, jadi apabila ada pasang air laut rumah masih aman dan tidak terendam air.

Untuk material yang dipakai dalam pembangunan rumah panggung sebagian besar adalah kayu. Selain mudah dibentuk, jaman dulu material kayu jauh lebih mudah untuk ditemukan.

Apabila Anda mengunjungi rumah panggung, maka Anda akan menemukan ornamen-ornamen yang sederhana dan unik khas Betawi. Biasanya ornamen yang dipakai adalah ukiran berbentuk geometris, seperti persegi, ketupat, atau lingkaran. Pemasangannya pun beragam, ada di pintu, jendela rumah, dan bagian lainnya.

Selain dikenal sebagai rumah adat jawa, rumah joglo juga dikenal sebagai rumah adat Betawi. Meski begitu, keduanya tentu tetap memiliki perbedaan. Apabila rumah Joglo Jawa Tengah memiliki atap seperti trapesium, rumah joglo Betawi memiliki atap seperti perahu yang terbalik. Lalu jika Joglo Jawa dikenal dengan adanya penyangga atau soko, maka tidak demikian dengan joglo Betawi.

Rumah adat Betawi Joglo memiliki bentuk bujur sangkar dan bangunannya dibuat memanjang. Lalu, rumah ini dibagi menjadi tiga ruangan. Pertama ruang depan, lalu ruang tengah, dan ruang belakang. Seperti biasa, ruang depan dipakai untuk menerima dan menjamu tamu.

Lalu ruang tengah diisi dengan ruang keluarga dan kamar tidur, tempatnya lebih privasi dari ruang depan. Kemudian ruang belakang digunakan untuk kamar mandi dan dapur. Rumah joglo ini memiliki arsitektur yang lebih luas dari rumah lainnya.

Sehingga yang memiliki rumah Joglo Betawi biasanya adalah masyarakat dengan status sosial tinggi. Selain karena arsitekturnya, material kayunya juga cukup mahal, dan biasanya rumah ini terletak di pinggiran kota.

Makna Filosofis Rumah Adat Betawi

Rumah adat Betawi terdiri dari beberapa macam. Adapun ciri khas yang melekat pada rumah Betawi di antaranya adalah terasnya yang luas. Teras ini memang sengaja dibuat luas, makna filosofisnya sebagai tempat untuk menerima tamu dan untuk berkumpul bersantai dengan anggota keluarga.

Hal ini cukup berbeda dengan rumah jaman modern yang ruang keluarganya biasanya ada di bagian dalam. Akan tetapi rumah adat ini berbeda, justru dengan teras yang luas dapat membuat mereka lebih nyaman untuk bersenda gurau bersama.

Di teras biasanya akan ditempatkan kursi bale-bale dari rotan, bambu, atau kayu jati yang disebut dengan amben. Adapun lantai terasnya memakai gejogan, yang menunjukkan penghormatan pada tamu yang datang ke rumah. Bagi masyarakat Betawi, ternyata gejogan ini cukup sakral. Alasannya karena berhubungan langsung dengan tangga masuk rumah yang diberi nama balaksuji.

Selain itu teras rumah yang luas ini juga memberikan makna bahwa orang rumah atau orang Betawi sangat terbuka dengan kedatangan tamu. Apalagi orang Betawi juga dikenal sangat menghargai pluralisme atau perbedaan antar suku maupun agama. Hal ini sangatlah wajar, mengingat sejarah masyarakat Betawi yang berasal dari perkumpulan beberapa suku di Indonesia.

Ada pula makna lain dari pagar yang dibangun di bagian depan rumah Betawi. Ternyata ada makna filosofis tertentu dari keberadaan pagar yang mengelilingi rumah di bagian depan. Pagar ini bagi masyarakat diartikan sebagai penghalang hal-hal negatif dari luar yang bisa masuk ke rumah. Jadi diharapkan, dengan adanya pagar, suasana di dalam rumah selalu memiliki aura yang positif. Sebab hal-hal negatif telah dihalangi oleh adanya pagar.

Lalu beberapa masyarakat Betawi juga membuat sumur di bagian depan rumah dan membuat makam di sebelah rumah. Tradisi membuat makam di samping rumah memang menjadi tradisi lawas masyarakat Betawi. Maka dari itu, dari dulu masyarakat Betawi dikenal memiliki lahan dan tanah yang luas.

Setiap pembagian ruang yang ada di rumah adat Betawi juga memiliki makna filosofis tersendiri. Berikut adalah karakteristik ruangnya:

  • Bagian teras depan rumah, sebagai tempat menerima tamu. Akan selalu dibersihkan setiap hari sebagai penghormatan apabila sewaktu-waktu ada tamu datang.
  • Paseban atau kamar yang memang dikhususkan untuk tamu yang akan bermalam. Selain untuk tamu, paseban juga kerap dipakai sebagai tempat ibadah.
  • Pangkeng atau tempat untuk berkumpul dengan keluarga. Biasanya ada juga di bagian tengah, yang berfungsi untuk berkumpul bersama keluarga.
  • Ruang tidur pada rumah Betawi biasanya cukup banyak. Bagian utama yang paling luas akan dikhususkan bagi pemilik rumah
  • Srondoyan atau dapur, yaitu tempat luas yang ada di bagian belakang. Tempat ini dijadikan sebagai ruang memasak, juga sekaligus ada tempat untuk makan.

Ciri Khas atau Keunikan Rumah Betawi yang Unik

Seperti rumah adat lainnya, rumah adat Betawi juga mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan rumah adat daerah lain. Berikut ini beberapa ciri khasnya:

1. Tidak memiliki kamar mandi yang digabung dengan bangunan utama

Keunikan pertama yaitu tidak adanya kamar mandi pada rumah adat. Masyarakat Betawi memiliki prinsip-prinsip tertentu yang sudah dipercaya dan dipegang oleh masyarakatnya. Salah satunya yaitu mengatakan, semua kotoran harus disingkirkan dari bangunan utama atau bangunan tempat mereka tinggal.

Hal tersebut dimaksudkan supaya penghuni rumah atau siapa saja yang tinggal di rumah itu tetap bersih baik lahir maupun batin. Maka dari itu, setiap rumah adat Betawi tidak ada yang mempunyai kamar mandi bersatu dengan bangunan utama. Umumnya mereka meletakkan kamar mandi di belakang rumah, terpisah dengan bangunan utama.

2. Menggunakan ukiran dan ornamen yang mempunyai makna

Lalu yang kedua adalah banyaknya ukiran atau ornamen di dalam maupun luar rumah yang mengandung makna. Setiap pajangan pada rumah adat Betawi memiliki makna tersendiri. Selain sebagai hiasan untuk memperindah ruangan, namun ada pula makna yang diharapkan. Berikut adalah arti beberapa ukiran dan ornamen yang biasa ditemui di sana:

  • Ukiran bunga melati, yang memiliki arti jika si punya rumah harus mempunyai perasaan dan hati yang harum seperti ketika bunga melati mekar. Hal tersebut disimbolkan melalui ukiran bunga melati, yang memiliki bau harum. Biasanya ukiran ini dipajang di tiang.
  • Ukiran bunga matahari, yaitu memiliki arti setiap kehidupan pemilik rumah mesti menjadi inspirasi bagi warga sekitar. Maknanya sebagai penerang, yang bisa menerangi hati dan pikiran anggota keluarga di rumah tersebut. Biasanya ukiran bunga matahari ini dipasang di pintu ruang tamu.
  • Ukiran gunungan atau tumpal, yang menjadi lambang kekuatan alam, yaitu semesta atau makrokosmos, manusia atau mikrokosmos, dan alam ghaib atau metakosmos.
  • Ukiran lainnya memiliki makna keanggunan, seperti bunga Kim Hong bermakna keuletan, lalu rusa bermakna lincah dan tanggap, serta ada burung merak yang berarti kemegahan.
  • Ornamen gigi balang, yang merupakan ornamen dari papan kayu berbentuk segitiga terbalik berjajar. Biasanya ornamen ini dipasang di bawah atap rumah atau di lisplang. Arti dari pajangan ini adalah bahwa masyarakat Betawi harus hidup dalam kejujuran, harus rajin, ulet, serta sabar. Hal tersebut diibaratkan seperti belalang, yang hanya dapat mematahkan tanaman apabila ia ulet, terus menerus bekerja meski membutuhkan waktu yang cukup lama.

3. Memiliki pagar rendah dengan teras yang luas

Seperti yang sudah dijelaskan di atas sebelumnya, rumah adat di sana memiliki teras yang luas. Pendopo atau teras ini biasanya dilengkapi dengan tempat duduk juga amben atau tempat rebahan. Semua itu disiapkan untuk menjamu tamu yang datang. Artinya, masyarakat Betawi memang sangat terbuka dengan berbagai orang baru, dan tidak memandang suku, agama, maupun ras.

Selain itu, pagar yang dibuat mengelilingi rumah bagian depan umumnya tidak terlalu tinggi. Pagarnya dibuat rendah sekitar 80 cm dengan tebal kira-kira 3 sampai 5 cm. Bahannya dibuat dari kayu. Arti dari pagar rendah ini adalah adanya batas antara dunia luar dengan rumah.

Harapannya, rumah dapat terhindar dari hal-hal negatif yang ada di luar pagar. Kemudian pintu masuk ke rumah juga memiliki arti, yaitu bagi tamu yang datang hendaklah memiliki adab yang baik. Ketika masuk rumah harus melalui depan, bukan belakang.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Nah, itulah tadi beberapa hal mengenai rumah adat Betawi yang tak hanya memiliki nilai historis, tapi juga memiliki arsitektur dan makna filosofis yang dalam. Sebagai suku yang terbentuk dari berbagai macam suku, maka menjadi hal wajar bagi masyarakat Betawi untuk menerima perbedaan suku maupun agama.

Apabila ingin mengetahui tentang budaya Betawi lainnya lebih dalam, bacalah buku Gramedia berjudul Ensiklopedia Mini Rumah Adat Nusantara atau dapatkan melalui e-book dengan link berikut.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien