Puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram adalah puasa

Ustad Abdul Somad /YouTube Taman Surga Net

DESKJABAR – Pada 18-19 Agustus 2021, umat Islam disarankan melakukan ibadah puasa bulan Muharram 1443 Hijriah.

Ada pun puasa Tasu'a dan puasa Asyura pada Bulan Muharram, adalah menebus dosa setahun silam.

Namun, ada pertanyaan, apakah boleh puasa hanya tanggal 10 Muharram saja ? Ustad Abdul Somad menjelaskan, baik tanggal maupun manfaat.

Menurut Ustad Abdul Somad, sebenarnya puasa Tasu’a dan puasa Asyura dilakukan pada tanggal 9,10, dan 11 Muharram.

Baca Juga: 17 Agustus, Ada Foto Viral Lomba Bertahan Hidup Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia

>

Baca Juga: Puasa Tasu’a dan Asyura, Memiliki Sejumlah Pahala Bagi yang Melakukannya

Baca Juga: Niat Puasa Tasu'a dan Asyura Muharram 18-19 Agustus 2021 Bahasa Arab dan Indonesia, Hadist, dan Keutamaannya

Keterangan Ustad Abdul Somad tersebut dilontarkan pada channel YouTube Taman Surga Net.

Puasa Tasu’a dan puasa Asyura, disebutkan, memiliki manfaat merupakan salah satu cara menghindari penyakit lambung.

Sumber: YouTube Taman Surga.Net

Inilah puasa Sunnah selain puasa Asyura 10 muharram yang [erlu anda ketahui /archyworldis/

DESKJABAR – Umat Islam memiliki bulan dimana selama masa itu diwajibkan melaksanakan puasa, yakni puasa di bulan Ramadhan yang memiliki banyak keutamaan dan amalan yang sebaiknya dilakukan.

Selain puasa wajib, umat Islam juga mengenal berbagai puasa sunnah, yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa. Salah satunya adalah puasa Asyura pada setiap tanggal 10 Muharram.

Ada kalanya dianjurkan untuk melakukan puasa sunnah, setelah tradisi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Puasa sunnah membawa lebih banyak pahala dan lebih banyak berkah dari Allah SWT.

Baca Juga: Puasa Asyura, Inilah Keutamaan, Amalan, Niat, serta Jadwal Buka Puasa 10 Muharram 1443 H atau 19 Agustus 2021

Beberapa di antaranya dipraktikkan pada hari-hari tertentu atau disarankan Nabi Muhammad SAW dan menjadi  sunnah . Puasa sunnah tersebut adalah Mustahab (Diinginkan).

>

Adapun puasa sunnah tersebut adalah

Puasa 6 Hari di Bulan Syawal 

Selama bulan Syawal, dari Abu Ayub bahwa Rasulullah (SAW) berkata:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa selama seumur hidup” (Muslim).

Merdeka.com - Tata cara puasa sunnah Tasu'a dan Asyura penting diketahui umat Islam. Kedua puasa ini termasuk yang diistimewakan dan ditunaikan saat bulan Muharram.

Diketahui, dalam kalender Hijriah, bulan Muharram menjadi salah satu dari empat bulan yang mulia. Sekaligus bulan pertama dalam mengawali tahun baru Islam alangkah baiknya memperbanyak amalan.

Bahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah disebutkan, puasa di bulan ini lebih utama dari berpuasa di bulan Sya'ban dan sering dipuasai oleh Nabi Muhammad SAW.

Ada dua macam puasa yang paling utama di bulan Muharram ini. Puasa Asyura ialah ibadah yang dijalankan pada tanggal 10 Muharram jatuh pada Kamis, 19 Agustus 2021.

Berasal dari kata Asyrah dalam bahasa Arab, yang artinya sepuluh. Sementara sebelum ibadah puasa tersebut, dianjurkan memulai dengan puasa Tasu'a tanggal 9 Muharram atau Rabu, 18 Agustus 2021.

Sama halnya dengan puasa biasanya, hanya dibedakan pada niat yang dilafalkan. Berikut tata cara puasa sunnah Tasu'a dan Asyura di bulan Muharram, lengkap dengan keutamaaannya seperti dirangkum dari NU Online, Selasa (10/8).

2 dari 4 halaman

Liputan6 ©2020 Merdeka.com

Puasa sunnah Tasu'a dan Asyura dikenal juga sebagai puasa Muharram. Terdapat keutamaaan bila ditunaikan, di antaranya:

1. Puasa yang Paling Utama

Sebagaimana yang disampaikan pada tulisan awal. Hadis riwayat Imam Muslim menjelaskan keutamaaan berpuasa di bulan Muharram.

"Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR Muslim, Imam an-Nawawi menjelaskan hadits ini shahih).

2. Berpuasa di Bulan yang Mulia

Puasa tasu'a dan asyura termasuk dalam keutamaaan berpuasa di bulan mulia atau al-asyhurul hurum.

"Diriwayatkan dari al-Bahili: 'Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama?' Rasulullah saw bersabda:

'Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah?' Al-Bahili menjawab: 'Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.'

Rasulullah saw bersabda: 'Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu?' Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus).' Rasulullah saw bersabda: 'Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia'." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

3. Sebanding Pahala Puasa 30 Hari

Puasa satu hari di bulan Muharram dijanjikan menerima ganjaran pahala yang sama dengan berpuasa 30 hari.

Seperti dilansir dari Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhibu wat Tarhibu minal Haditsisy Syarif (Beirut, Darul Kutubil 'Ilmiyyah) juz II.

"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR at-Thabarani dalam al-Mu'jamus Shaghir. Ini hadits gharib namun sanadnya tidak bermasalah).

4. Pelebur Dosa 1 Tahun

Keutamaan berpuasa di hari asyura atau 10 Muharram, diyakini menjadi pelebur dosa selama satu tahun yang telah dilalui.

"Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim).

5. Sebagai Pembeda

Sedangkan untuk berpuasa sunnah tasu'a pada 9 Muharram. Kemudin puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura, merupakan pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.

"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullah bersabda): 'Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum (9 Muharram) atau sesudahnya (11 Muharram)'." (HR Ahmad).

Dalam konteks ini, al-Hafidh Ibnu Hajar dalam buku Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari, mengatakan ada 3 tingkatan puasa.

Pertama, puasa hari Asyura saja. Kedua, puasa Asyura disertai puasa Tasu'a. Ketiga, puasa Asyura disertai puasa Tasu'a dan puasa 11 Muharram.

3 dari 4 halaman

Seperti diketahui keistimewaan bulan Muharram bahkan tertuang dalam kitab suci Alquran.

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu." (QS. At Taubah ayat 36)

©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Zurijeta

Empat bulan suci yang dimaksud dalam ayat tersebut yakni Zulkaidah, Zulhijah, Muharram dan Rajab. Puasa Tasu'a adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharram (18 Agustus 2021).

"Ketika Rasulullah SAW melakukan puasa 'Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan puasa 'Asyura, para sahabat berkata:

'Wahai Rasulullah, hari 'Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.'

" Maka Rasulullah SAW bersabda, "Jika tahun datang tiba, Insya Allah, kita juga akan melakukan puasa pada tanggal 9 Muharram." Belum tiba setahun, ternyata Rasulullah SAW keburu wafat. (HR. Muslim).

Niat Puasa Tasu'a:

Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatit tasu'a lillahi ta'aalaa

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah."

4 dari 4 halaman

©2020 Merdeka.com

Sementara puasa sunnah Asyrah ditunaikan di tanggal 10 Muharram (19 Agustus 2021). Pada hari ke-10 bulan Muharram ini dipercaya sebagai hari paling istimewa dan penuh dengan keutamaan.

Pada 10 Muharram terdapat peristiwa penting. Di tanggal inilah Nabi Adam a.s. diciptakan, Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan, Nabi Ayyub a.s. disembuhkan dari penyakit kronisnya, dan masih banyak lagi peristiwa besar lainnya.

Dikutip dari Harakah Islamiyah, dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Al Asy'ari, Rasulullah SAW berkisah mengenai kebiasaan orang Quraisy yang berpuasa saat hari Asyura di masa jahiliyah.

"Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu'."

Lantas beliau bertanya alasan orang Yahudi berpuasa di hari tersebut.

"Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah".

Nabi pun bersabda : "Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari No: 1865 dan Muslim No: 1910)

Niat Puasa Asyura:

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."

(mdk/kur)

Baca juga:
15 Twibbon Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H, Untuk Ucapan & Status Medsos
Jokowi Ucapkan Selamat Tahun Baru Islam: Kepatuhan Prokes Cermin Semangat Hijrah
Mahfud MD: Tahun Baru Islam Ini Mari Kita Pupuk Kesabaran
Jokowi: Teladani Akhlak Nabi, Hindari Syiar Kebencian
Tahun Baru Islam 2021, Menag Ajak Umat Perkuat Semangat Gotong Royong Hadapi Pandemi
Ganjar Ingatkan Warga Tak Gelar Malam 1 Suro dan 17 Agustus Cegah Klaster Covid-19

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA