Pohon yang dapat mengurangi polusi udara

Pasti sudah banyak diantara kita yang mengetahui jika peningkatan jumlah kendaraan bermotor berpotensi meningkatkan pencemaran udara di jalan-jalan maupun di jalan protokol apalagi di kota-kota besar.

Di tahun 2013, seperti dikutip dari journal.unnes.ac.id, penelitian ilmiah tentang peranan tanaman terhadap pencemaran udara di jalan protokol, Kementerian Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa, polusi udara dari kendaraan bermotor bensin (spark ignition engine) menyumbang 70 persen karbon monoksida (CO), 100 persen plumbum (Pb), 60 persen hidrokarbon (HC), dan 60 persen oksida nitrogen (NOx).

Jenis polutan pencemar udara
Iklan Artikel dilanjutkan di bawah

Nitrogen oksida (NOx) adalah senyawa gas yang terdapat di udara bebas (atmosfer) yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta berbagai jenis oksida dalam jumlah yang lebih sedikit.

Bahkan, di beberapa daerah yang tinggi kepadatan lalu lintasnya menunjukkan bahan pencemar seperti Pb, Ozon (O), dan CO telah melampaui ambang batas yang ditetapkan dalam PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Indonesia masuk 20 besar negara paling berpolusi

Iklan Artikel dilanjutkan di bawah

Data penelitian dalam jurnal Nature, yang dikutip oleh Vincensia K (2017), menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke 8 dunia terkait tingkat polusi udara paling mematikan dengan rata-rata kematian 50 ribu jiwa setiap tahunnya.

Sedangkan, di tahun 2018, tidak lagi masuk dalam 10 besar, tapi Indonesia masuk dalam 20 besar negara paling berpolusi, menduduki peringkat ke 11. Semua penyebab polusi udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 85 persen.

Sedangkan data WHO, tahun 2016, menyebutkan lebih dari 90 persen penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas buruk dan polusi telah menjadi penyebab kematian 6.000.000 (enam juta) orang per tahun.

Iklan Artikel dilanjutkan di bawah

Pepohonan hadirkan udara yang lebih bersih

Berbagai upaya dilakukan baik oleh pemerintah, LSM, organisasi sosial maupun perusahaan swasta besar, untuk mengendalikan, mengatasi atau meminimalisir resiko polusi udara yaitu dengan mengembangkan pohon peneduh di sepanjang ruas bibir jalan-jalan dan menyiapkan ruang terbuka hijau, termasuk taman-taman di daerah perkotaan.

Seperti di tahun 2010 lalu, dilansir suaramerdeka.com, Selasa (22/5/2018), Djarum Trees For Life memprakarsai gerakan penghijauan di Pulau Jawa melalui program penanaman pohon trembesi di sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah.

Pohon Trembesi berusia 9 tahun di jalan raya Demak-Kudus, Jawa Tengah/suaramerdeka.com

Hingga tahun 2018, Djarum Trees For Life sudah berhasil menanam pohon Trembesi di sepanjang jalan sejauh 2,150 km yang terbentang di Pantura, Lingkar Madura, Kualanamu Medan, Joglosemar, Lombok dan Tol Cipali.

Sejak 1979, perusahaan besar ini sudah memprakarsai program peduli lingkungan dengan mengajak sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menanam pohon untuk mengurangi polutan, dan tak tanggung-tanggung ada sedikitnya 1.000.000 pohon telah ditanam di seluruh Indonesia.

klikdokter.com

Tak hanya trembesi, sejumlah pohon berdaun lebar diyakini dapat menyerap bahan-bahan pencemar udara, hingga seringkali adanya pepohonan di suatu area kota sering disebut-sebut sebagai paru-paru kota. Pasalnya sel-sel daun berfungsi menangkap karbon dioksida dan timbal untuk kemudian diolah dalam sistem fotosintesis.

Proses fotosintetis yang menghasilkan oksigen bagi mahluk hidup/jagad.id

Proses fotosintesis mampu mengubah karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan dari sistem pernapasan menjadi oksigen yang dibutuhkan paru-paru. Di samping pohon-pohon yang mampu menyerap polutan, beberapa tanaman hias juga dapat direkomendasikan untuk elemen taman kota karena cukup toleran terhadap polutan.

Sedangkan, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ACS Environmental Science and Technology menyebutkan, tanaman hijau ternyata delapan kali lebih efektif untuk mengurangi polutan udara.

Air Qyality Index Jakarta/26 Juli 2019/waqi.info

Pohon dan tanaman hijau dapat meningkatkan kualitas udara di perkotaan dengan cara menghapus dua jenis polutan yaitu nitrogen dioksida (NO2) dan partikel mikroskopis udara (PM 2,5).

Penempatan rumput dan pepohonan hijau di area terbuka secara langsung dapat mengurangi konsentrasi nitrogen dioksida (NO2) sebanyak 40 persen dan material partikel mikroskopis udara sebesar 60 persen, jauh lebih banyak dari yang diyakini sebelumnya.

Mengenal pohon Trembesi

Pakar tanaman hutan kota, Dr. Ir. H. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, seperti dilansir genpi.co, Selasa (23/7/2019), mengatakan bahwa pepohonan sangat efektif dalam menyerap polutan yang menyebabkan polusi udara di luar ruangan dibandingkan tanaman jenis lain. Pepohonan mampu menyerap polutan lebih tinggi karena memiliki jumlah daun yang banyak. Seperti juga pohon Trembesi.

Sebenarnya, pohon trembesi bukan tanaman baru bagi orang Indonesia tapi mungkin tak terlalu dikenal oleh anak muda zaman modern seperti sekarang ini. Di Jawa Barat atau Sunda, menyebutnya Ki Hujan, mereka yang berbahasa Melayu memanggilnya sebagai kayu ambon, sementara di Jawa, pohon ini biasa disebut dengan Munggur, Punggur, ataupun Meh.

Sedangkan di daerah Kodi, Sumba Barat Daya, NTT, disebut Ghayo Weyo Urra (dieja: Ghaweura), yang berarti pohon air hujan. Sementara, di negara tetangga Malaysia, mereka memanggilnya dengan sebutan pohon pukul lima, di Thailand disebut jamjuree, di Vietnam dipanggil Cay mura.

Dalam bahasa inggris, pohon ini juga punya beberapa nama panggilan. Kadang disebut sebagai East Indian Walnut, Rain Tree, Saman Tree, Acacia Preta dan juga kadang False Powder Puff. Namun, akhirnya dunia internasional sepakat menyebut pohon ini dengan Samanea Saman atau Albizia Saman, dan di Indonesia dikenal sebagai Trembesi.

Pohon Trembesi atau Ki Hujan yang ditanam tahun1870 di belakang Istana Merdeka Jakarta/Liputan6.com.

Pohon trembesi memiliki kanopi yang berbentuk payung dan dapat mencapai diameter 30 m, sehingga sesuai sebagai pohon peneduh jalan. Trembesi juga dapat bertahan pada daerah yang memiliki bulan kering 2-4 bulan dengan kisaran suhu 20 derajat C-38 derajat C. Trembesi dapat mencapai tinggi maksimum 15-25 m dan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah.

Pohon ini merupakan suatu terobosan dalam upaya mengatasi pemanasan global karena memiliki daya serap gas CO2 (Carbondioksida) yang sangat tinggi. Dengan diameter tajuk sepanjang 15 meter, satu batang pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya.

Jenis pohon lain yang mampu menyerap polutan

Menurut Endes N. Dahlan, tanaman hias seperti mawar, anggrek atau lidah mertua juga bisa menyerap polutan tapi kemampuannya tidak setinggi pepohonan dalam menyerap serapan polutan. Pohon yang dapat menyerap polutan sangat tinggi adalah tanaman yang berdaun banyak dan diameter daunnya cukup lebar.

Semua dedaunan dapat menyerap polutan yang berbentuk gas, tetapi jika konsentrasi polutannya terlalu tinggi maka tanaman tersebut akan mati keracunan. Maka sebaiknya tanaman tersebut perlu ditanam jauh sebelum konsentrasi gas polutan di udara terlalu tinggi.

Beberapa jenis tanaman yang memiliki daya serap terhadap karbondioksida (CO2) yang sangat tinggi adalah beringin (Ficus benjamina), kopal (Trachylobium verrucosum), pingku (Dysoxylum excelsum), kenanga (Canangium odoratum).

Ada juga bungur (Lagerstroemia speciosa), segawe (Adenanthera pavonina), selasihan (Cinnamomum parthenoxylon), mahoni (Swietenia mahagoni), matoa (Pometia pinnata), kiara payung (Filicium decipiens), medang (Beilschmiedia roxburghiana).

Tanaman dalam ruangan

Polusi udara ada di mana-mana, baik di luar maupun di dalam ruangan. Untuk mengatasi polusi udara di dalam ruangan, ada beberapa tanaman yang bisa kamu tanam untuk membantu mengatasi polusi udara, diantaranya:

Bunga lily (Spathiphyllum)/urbangarden.com

a. Bunga lily (Spathiphyllum)

Tanaman hias yang memiliki bunga berwarana putih ini bermanfaat pengurangan zat berbahaya, seperti kloroform, etanol, aseton.

b. Sirih gading (Epipremnum aureum)

Merupakan tanaman hias dalam ruangan yang mudah tumbuh dan mampu melawan racun. Tanaman ini mampu menghilangkan racun xylene, benzene, formaldehyde, dan trichlorethylene.

Sirih gading (Epipremnum aureum)/urbangarden.com

c. Lidah buaya (Aloe vera)

Lidah buaya atau yang dengan nama latinnya disebut Aloe vera. Selain bermanfaat untuk bahan baku industri kosmetik, farmasi maupun dijadikan makanan dan minuman sehat, aloe vera juga mampu menetralisir racun benzena, formaldehida (formalin), dan berbagai bahan kimia lainnya.

d. Dragon tree (Dracaena marginata)

Dragon tree adalah salah satu tanaman yang berasal dari genus tanaman hias daun dracaena. Tanaman hias jenis ini kemampuannya tidak diragukan lagi dalam hal menyerap racun pada udara yang disebabkan oleh bensin dan pernis.

Tanaman dragon free ditengah ruang tamu/furnizing.com

f. Lidah Mertua (Sansevieria)

Tanaman sansevieria mampu menyerap 107 polutan, seperti formaldehida, karbondioksida, kloroform, benzena, dan tri kotilen. Polutan tersebut diserap oleh lidah mertua, kemudian dikeluarkan dalam bentuk oksigen. Tanaman ini juga dapat mencegah sick building syndrome yaitu kondisi dimana ruangan penuh dengan nikotin, karbon dioksida, dan efek AC tentunya sangat merugikan kesehatan.

Spider plant (Chlorophytum comosum)/tribunnews.com

g. Spider plant (Chlorophytum comosum)

Tanaman ini dapat membuang zat karbon monoksida dan nitrogen dioksida yang ada di dalam ruangan. Dengan meletakkan tanaman ini dalam waktu 24 jam maka ruangan akan bebas dari zat-zat polutan. tanaman pembersih udara ini mampu menyerap benzena,formaldehida,kaarbon monoksida,bahan kimia pada industri kulit,karet dan percetakan.

Jumlah tanaman dalam ruangan

Sementara itu, guna mengurangi pencemaran udara di dalam ruangan tertutup, dikutip dari cnnindonesia.com, salah satu eksperimen terkenal dari NASA yang diterbitkan 1989 lalu menemukan bahwa tanaman bisa membersihkan udara stasiun ruang angkasa dari polusi. Namun, tidak semua orang tahu berapa jumlah ideal yang dibutuhkan setiap ruangnya untuk menghasilkan efek tersebut.

ipapa.co.id

Mantan ilmuwan peneliti NASA yang melakukan penelitian tersebut, Bill Wolverton, mengungkapkan bahwa dirinya tidak mampu menebak berapa banyak tanaman yang diperlukan untuk membersihkan ruangan dari kontaminasinya. Namun, setidaknya dua tanaman bisa digunakan untuk membersihkan polusi per 9 meter persegi ruangan.

Sedangkan, kerja sama yang dilakukan antara ilmuwan Universitas RMIT di Melbourne dengan Plant Life Balance menjelaskan bagaimana jumlah tanaman mampu mempengaruhi kebersihan udara dalam suatu ruangan, yaitu:

Ruangan berukuran 4 x 5 meter

  • Satu tanaman akan memberikan sedikit kesejahteraan mental dan membersihkan 25 persen udara.
  • Lima tanaman akan memberikan 60 persen lebih banyak kesejahteraan mental dan membersihkan udara 75 persen.
  • Sepuluh tanaman akan memaksimalkan manfaat kesehatan dan kesejahteraannya.
inovasee.com

Ruangan berukuran 3 x 3 meter

  • Satu tanaman menyediakan 45 persen udara bersih dan sedikit kesejahteraan mental
  • Dua tanaman menyediakan hingga 75 persen udara bersih dan 50 persen lebih banyak kesejahteraan mental
  • Lima tanaman dalam ruangan ukuran ruangan ini akan memberikan manfaat kesehatan dan kesejahteraan maksimum
blog.eoffice.net

Ruangan berukuran 8 x 8 meter

  • Sekitar 16 tanaman menyediakan 75 persen udara bersih dan 60 persen kesejahteraan mental yang lebih besar
  • Sekitar 32 tanaman akan mencapai manfaat maksimal.

Namun dari semua penjelasan ini, tetap saja harus diperhatikan, ukuran tanaman yang terbukti penting untuk kemampuannya meningkatkan kualitas udara ruangan.

Termasuk total banyaknya daun dan ukuran akar harus dipertimbangkan dalam memilih tanaman yang akan disimpan di dalam ruangan, jadi cari daun yang lebar atau ukuran sedang tapi berjumlah banyak dengan ukuran pot yang sedang atau besar.

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA