Planet-planet tersebut tidak saling bertabrakan karena bergerak pada titik-titik masing-masing

JAKARTA - Alam semesta terdiri dari berbagai objek seperti planet, bintang, bulan, asteroid dan sebagainya. Masing-masing beredar sesuai dengan orbitnya dan tak bertabrakan antara planet yang satu dengan planet lainnya.

Dalam buku 'Sains dalam Alquran' yang ditulis Nadiah Thayyarah menjelaskan bahwa bulan berputar pada porosnya dan pada saat yang sama ia berevolusi mengelilingi Bumi dalam suatu orbit statis.

Begitu pula dengan planet Bumi. Bumi berputar pada porosnya setiap 24 jam sekali, dengan kecepatan konstan kira-kira 1.600 kilometer per jam. Namun, pada saat yang sama, Bumi juga berevolusi mengelilingi matahari dalam suatu orbit statis setiap 365 hari sekali, dengan kecepatan 30 kilometer per detik.

Pada setiap 365 hari itulah Bumi kembali ke tempatnya semula. Matahari pun demikian, berotasi pada porosnya setiap 25 hari sekali, dan pada saat yang sama ia berevolusi mengelilingi suatu titik statis dalam galaksi Bimasakti dalam suatu orbit statis setiap 250 juta tahun sekali, dengan kecepatan 250 kilometer per detik.

Baca juga: Alquran dan Sains Jelaskan Ada Kehidupan di Planet Lain

Komet Halley yang dilihat manusia setiap hari, sejak Allah menciptakan langit dan Bumi, ia terus bergerak dalam suatu orbit tanpa pernah melenceng walau hanya seujung kuku dari orbit itu.

Titik terdekat dengan Bumi yang pernah ia lalui berjarak 300 juta kilometer. Ia memiliki ekor yang panjangnya mencapai 93 juta kilometer.

Manusia khawatir kalau-kalau komet Halley bergerak lurus sehingga menabrak Bumi. Sementara ayat Alquran mengungkapkan, "Sesungguhnya Allah menahan langit dan Bumi supaya jangan lenyap, dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun" Surah Fatir Ayat 41.

Baca juga: Mampukah Sains Menggambarkan Peristiwa Kiamat?

Sesungguhnya, keberadaan komet di orbitnya selama jutaan tahun, Bumi di orbitnya selama jutaan tahun dan matahari di orbitnya selama jutaan tahun, merupakan suatu bukti nyata akan kebenaran Alquran.

"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya," Surah Ya Sin Ayat 40.

Demikian pula terdapat 10 planet, di antaranya Bumi, Venus, Jupiter, Saturnus, dan Merkurius yang semuanya berevolusi mengelilingi matahari pada orbit yang statis dan dengan kecepatan konstan.

Planet-planet itu berjalan dan kembali lagi ke tempatnya semula pada suatu siklus waktu tertentu secara konstan. Setiap orbit berbeda dari orbit yang lain, sehingga tidak terjadi tabrakan di antara planet-planet yang berada di dalam sistem tata surya.

Baca Juga: Pelaku Illegal Fishing Asal India Meninggal Karena Sakit, KKP Berikan Penanganan Terbaik

(kem)

  • #BUMI
  • #planet
  • #Alquran dan Sains

Jakarta, Borneo24.com – Dalam sistem tata surya kita terdapat banyak sekali benda langit dari mulai Matahari sebagai pusatnya, planet-planet, serta asteroid. Semua planet berputar mengelilingi Matahari secara terus-menerus selama miliaran tahun. Namun tahukah kamu mengapa planet-planet tidak saling bertabrakan? Yuk simak materi di bawah ini untuk mengetahui jawabannya.

Planet bergerak tidak saling bertabrakan karena memiliki orbit masing-masing yang diatur oleh gaya gravitasi. Semua benda yang memiliki massa, akan memiliki gaya gravitasi. Semakin besar massanya maka akan semakin besar gaya gravitasi yang ditimbulkannya. Matahari adalah pusat tata surya karena memiliki massa yang paling besar, karena 99% dari tata surya kita adalah Matahari.

Sejak kemunculannya, planet-planet bergerak dengan kecepatan yang tetap. Dilansir dari NASA Space Place, lalu gaya gravitasi Matahari menarik planet-planet mendekatinya membuat mereka terpaksa bergerak dalam sebuah orbit yang mengelilingi Matahari.

Namun gaya gravitasi Matahari tetap bergantung pada jarak, sehingga orbit masing-masing planet tetap berjauhan dan tidak saling mengganggu.

Orbit planet tidak selalu berbentuk bulat melainkan ada juga yang lonjong atau elips. Semakin cepat pergerakan alami suatu planet, maka semakin elipslah bentuk dari orbitnya. Lalu pertanyaannya jika planet tertarik oleh gaya gravitasi Matahari, mengapa planet tidak tertarik hingga jatuh ke Matahari? Jawabannya adalah karena gravitasi Matahari tidak terlalu kuat untuk menarik planet ke intinya dan juga gaya inersia akibat kecepatan alami planet.

Dilansir dari Sciencing, gaya inersia membuat planet cenderung ingin bergerak lurus bukan berbelok sehingga menciptakan gaya keluar seperti pada gambar. Gaya keluar yang diciptakan inersia akan selalu melawan gravitasi Matahari, namun tetap tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh Matahari. Inilah mengapa planet bisa diam pada orbitnya masing-masing tanpa saling bertabrakan.

Planet juga memiliki jarak yang berbeda-beda sehingga pengaruh gaya gravitasi Matahari juga berbeda. Sehingga orbit planet yang berbeda tidak saling tumpang tindih dan bertabrakan. Sederhananya gerak planet seperti anjing yang terikat tali, lalu ujung tali tersebut diikat pada suatu tiang. Anjing akan selalu berlari secara lurus, namun tertarik oleh ikatan tali sehingga tanpa sadar anjing berlari membentuk lingkaran yang seperti orbit planet. (***)

Di dalam sistem tata surya kita ada beragam jenis benda – benda langit yang sudah diketahui keberadaanya, seperti planet – planet yang berada di sistem tata surya, komet halley, sabuk asteroid, lubang hitam, exoplanet, planet yang mirip dengan bumi dan masih banyak lainnya. Penemuan benda – benda langit tersebut tentu saja membutuhkan peralatan, perhitungan serta penelitian yang dilakukan lebih mendalam agar mendapatkan hasil dan akurasi yang tepat. Seperti yang sudah dijelaskan oleh teori asal usul tata surya yaitu teori big bang bahwa sistem tata surya tercipta akibat adanya ledakan dasyat yang terjadi 13,5 milyar tahun lalu. Hasil ledakan tersebut berhasil melontarkan berbagai macam material di seluruh alam semesta. Dan seiring berjalannya waktu material yang tersusun atas proton, elektron dan neutron mulai berkumpul hingga akhirnya menjadi benda – benda langit yang kita kenal saat ini seperti debu kosmik, planet, meteor, asteroid, satelit dan partikel – partikel lain yang tersebar di alam semesta.

Berbicara mengenai planet – planet yang ada di dalam sistem tata surya kita saat ini seperti yang kita ketahui bahwa semua planet bergerak dengan teratur dan melakukan revolusi terhadap Matahari di mana bertugas sebagai pusat tata surya. Meskipun saat ini sistem tata surya kita bisa dikatakan stabil, namun bukan berarti planet – planet ini termasuk Bumi tidak mengalami ancaman atau serangan dari tabrakan benda luar angkasa lain seperti meteor atau astroid. Namun yang paling menarik yaitu hubungan antar planet dalam tata surya.

Sebagai salah satu planet yang dekat dengan planet Bumi, Mars tidak mengalami benturan dengan Bumi, mengapa bisa demikian? lalu bagaimana dengan planet terbesar di sistem tata surya yakni Jupiter, seharusnya planet ini dapat menarik masuk planet – planet berukuran kecil seperti Mars atau Saturnus yang berada di dekatnya. Tentunya hal ini sangat menarik untuk dibahas dan diketahui lebih mendalam secara ilmu pengetahuan. Dan untuk menjawab pertanyaan tersebut, di bawah ini adalah penjelasannya.

Ada beragam penjelasan mengapa planet – planet di sistem tata surya tidak mengalami benturan, diantaranya:

Pertama jika kita melihat dari jarak antar planet satu dengan planet lainnya cukup jauh sehingga gaya gravitasi yang dimiliki oleh setiap planet masih kurang kuat untuk menarik planet yang berada di dekatnya. Sebelum menjadi tata surya yang kita ketahui saat ini, alam semesta masih berupa debu dan nebula atau awan. Seiring berjalannya waktu massa tersebut berkumpul lalu membentuk gumpalan – gumpalan gas hingga akhirnya berukuran besar. Saat ini kita sudah tidak melihat lagi debu dan awan tersebut, yang tersisa adalah hasil dari kumpulan massa yang kita ketahui seperti planet, komet dan benda – benda langit lainnya.

  • Planet Bergerak Berdasarkan Orbitnya

Penjelasan kedua yaitu setiap planet bergerak berdasarkan orbitnya sehingga mencegah planet untuk saling bertabrakan. Seperti yang kita ketahui jika bentuk orbit untuk setiap planet berbentuk elips di mana setiap planet bergerak mengelilingi Matahari sebagai pusat di dalam tata surya. Berdasarkan sistem kekekalan energi serta momentum sudut planet, maka planet akan selalu mengorbit pada Matahari dalam jarak yang tetap, dan hal ini terjadi jika hanya ada satu Matahari dengan satu buah planet saja. Namun apabila kita masukan faktor lain yaitu planet – planet, maka akan menimbulkan gangguan pada orbit setiap planet akibat adanya pengaruh gaya gravitasi. Pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi serta belum cukup mampu mengubah orbit dari setiap planet secara signifikan atau secara sederhana tidak terjadi benturan antar planet.

  • Kecepatan Berputar Setiap Planet

Penjelasan selanjutnya yakni berhubungan dengan kecepatan berputar dari setiap planet. Setiap planet di sistem tata surya selalu berputar pada porosnya atau lebih dikenal dengan istilah berotasi. Kecepatan rotasi untuk setiap planet berbenda – beda, hal ini dipengaruhi dari besarnya ukuran planet serta jarak planet dari Matahari untuk melakukan putaran atau revolusi. Perbedaan kecepatan berotasi serta jarak dari Matahari inilah yang menyebabkan tidak terjadi tabrakan antar planet di sistem tata surya.

Penjelasan kecepatan ini bisa dijelaskan berdasarkan hukum Newton tentang tembakan peluru. Dalam hal ini dibuat sebuah percobaan ilustrasi di mana terdapat sebuah periam yang diletakan di sebuah puncak gunung tertinggi. Saat peluru dilontarkan sudah tentu peluru tersebut mengalami gaya gravitasi atau gaya tarik bumi. Jika peluru tersebut tidak diberi kecepatan di awal maka peluru tersebut akan jatuh bebas dengan membuat lintasan tegak lurus terhadap permukaan bumi. Namun apabila peluru diberi kecepatan rendah, titik jatuh peluru tentu lebih jauh dari pada sebelumnya dan bentuk lintasannya akan melengkung. Begitu seterusnya jika kecepatan peluru di awal terus mengalami peningkatan, maka titik jatuh peluru akan semakin jauh.

Semakin tinggi kecepatan awal peluru yang dilontarkan, ada kemungkinan lintasan yang terbentuk adalah lingkaran dan peluru tidak jatuh lagi ke permukaan bumi. Jika kecepatan semakin ditingkatkan maka jalur lintasan peluru menjadi berbentuk elips. Apabila kecepatan awal peluru telah melebihi kecepatan lepas, peluru tidak akan mengorbit lagi pada lintasan elips, justru peluru akan terlepas keluar dari orbit. Begitupun yang terjadi jika planet – planet yang berputar pada poros dan berevolusi mengalami perputaran yang lebih cepat, tidak menutup kemungkinan planet – planet ini akan terlepas dari orbitnya dan bisa jadi terjadi tabrakan antar planet.

Itulah mengapa planet Bumi selalu berputar pada porosnya selama 24 jam sehari dengan kecepatan konstan yaitu sekitar 1.600 kilometer per jam. Secara bersamaan Bumi juga mengelilingi Matahari atau evolusi pada orbitnya setiap 365 hari sekali dengan kecepatan 30 kilometer per detik. Matahari juga mengalami rotasi pada porosnya setiap 25 hari sekali dan juga melakukan evolusi mengelilingi titik statis pada Galaksi Bima Sakti setiap 250 juta tahun sekali dengan kecepatan 250 km per jam. Tidak hanya Bumi saja yang mengalami perputaran pada porosnya, planet – planet lain juga mengalami hal yang serupa namun dengan kecepatan yang berbeda – beda.

Itulah beberapa penjelasan mengapa planet – planet tidak saling bertabrakan di sistem tata surya. Semoga penjelasan di atas dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai alam semesta.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA