Pertanyaan tentang peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok

Sekolahmuonline - Contoh Soal dan Jawabannya BAB 5 Peran Indonesia Dalam Hubungan Internasional (PPKn kelas XII SMA/SMK/MA/MAK) ~ Part 2. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini kami sajikan untuk Anda, Bagian kedua (Part ~ 2) Contoh Soal dan Jawabannya mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) kelas 12 SMA/SMK/MA/MAK. Kali ini kami sajikan untuk Anda Contoh Soal dan Jawabannya PPKn Bab 5 yang membahas tentang Peran Indonesia Dalam Hubungan Internasional dan Yang lebih spesifik lagi berkaitan dengan pembahasan Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional. Selamat membaca, silahkan dipelajari, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk berbagai, sharing soal-soal yang ada kepada saudara, teman, adik, dan yang lainnya. Karena berbagai itu menyenangkan.



Jawablah soal-soal berikut dengan jawaban yang benar dan tepat!


1. Jelaskan pengertian politik luar negeri! Atau: apa yang dimaksud dengan politik luar negeri?

Jawaban:
Politik luar negeri adalah kebijakan politik masing-masing negara dalam pergaulan internasional

2. Apa corak atau sifat politik luar negeri Bangsa Indonesia?

Jawaban:
Politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif.

Bebas dalam arti tidak berpihak pada salah satu blok (baik blog barat yang dinahkodai oleh Amerika maupun blok timur yang dimotori oleh Rusia)

Aktif maksudnya dalam menjalin hubungan internasional dengan negara lain Indonesia selalu menitikberatkan pada peran atau konstribusi yang dapat diberikan oleh Bangsa Indonesia bagi kemajuan peradaban dan perdamaian dunia.

3. Jelaskan seperti apa tujuan politik luar negeri Indonesia menurut Muhammad Hatta!

Jawaban:
Tujuan politik luar negeri Indonesia menurut Muhammad Hatta adalah sebagai berikut ini:
- Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
- Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat, 
- Meningkatkan perdamaian internasional.
- Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul di dalam Pancasila, dasar dan filsafat negara kita.

4. Sebutkan contoh peran nyata Indonesia dalam menjalankan prinsip politik luar negeri bebas aktifnya!

Jawaban:
- Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ke-60 pada tanggal 28 September 1950.
- Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955 yang melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan Dasasila Bandung
- Keaktifan Indonesia sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada tahun 1961, bahkan pada tahun 1992 dalam Konferensi Negara-negara Non-Blok yang berlangsung di Jakarta, Indonesia ditunjuk menjadi Ketua GNB.
- Terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB dengan mengirimkan Pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik seperti 
Konggo, Vietnam, Kamboja, Bosnia dan sebagainya.
- Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari SEA (South 
East Asian) Games, Asian Games, Olimpiade, dan sebagainya
- Indonesia aktif juga dalam beberapa organisasi internasional lainnya, seperti Organisasi 
Konferensi Islam (OKI), organisasi negara-negara pengekspor minyak 
(OPEC), dan kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC).
- Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan berbagai negara yang 
ditandai dengan pertukaran perwakilan diplomatik dengan negara yang 
bersangkutan

5. Indonesia pernah keluar dari keanggotaan PBB! Jelaskan secara singkat sejarah dan penyebabnya!

Jawaban:
Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ke-60 pada tanggal 28 September 1950. Meskipun pernah keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965 sebagai bentuk protes atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, akan tetapi pada tanggal 28 September 1966 Indonesia masuk kembali menjadi anggota PBB dan tetap sebagai anggota yang ke-60

6. Hubungan internasional merupakan wujud pengamalan Pancasila terutama sila kedua. Sebutkan wujud nyata yang dilakukan Indonesia dari pelaksanaan sila kedua tersebut!

Jawaban:
Hubungan internasional yang dibangun oleh Bangsa Indonesia merupakan pengamalan Pancasila terutama sila kedua yaitu Kemanusian yang adil dan beradab dan merupakan perwujudan sikap saling menghormati dengan bangsa lain yang dilaksanakan dalam bentuk:
- menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara lain;
- tidak melakukan campur tangan dalam urusan dalam negeri bangsa dan negara lain;
- tidak menyinggung perasaan bangsa dan negara lain;
- menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan diri;
- tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik suatu negara.

tirto.id - Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non-Aligned Movement (NAM) merupakan suatu gerakan yang dipelopori oleh negara-negara dunia ketiga, beranggotakan lebih dari 100 negara dan berusaha menjalankan kebijakan luar negeri dengan tidak memihak serta tidak menganggap dirinya beraliansi dengan Blok Barat atau Blok Timur. GNB didirikan pada 1 September 1961 yang dipelopori oleh sejumlah tokoh, yakni Soekarno (Indonesia), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Jawaharlal Nehru (India), Kwame Nkrumah (Ghana), dan Joseph Broz Tito (Yugoslavia).

Mengutip dari Modul Sejarah Indonesia untuk kelas XII (2020) terbitan Kemdikbud, latar belakang didirikannya GNB yakni pada 1945, adalah ketika Perang Dunia II berakhir, muncul dua blok yakni Blok Barat (Liberalisme-Demokratis-Kapitalisme) dan Blok Timur (Sosialis-Komunis).



Negara di Blok Barat berjumlah lebih banyak yakni 8 negara (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia, dan Kanada). Sedangkan, Blok Timur hanya terdiri dari 4 negara (Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman Timur).

Dalam mempertahankan kedudukan masing-masing, Blok Barat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Blok Timur membentuk Pakta Warsawa. Tak hanya itu, kedua blok tersebut masih mencari sekutu untuk menambah pertahanannya di Asia, Afrika, dan Amerika.

Kedua blok tersebut sudah tidak terjadi perang, namun perbedaan kubu ini masih menjadi permasalahan dalam kehidupan internasional. Menanggapi situasi ini, negara yang baru mendapatkan kemerdekaan di kawasan Asia-Afrika pun melakukan diskusi, tepatnya melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) di daerah Bandung, Jawa Barat.

Melansir situs Kemlu RI, Konferensi Asia-Afrika memiliki hubungan erat dengan Gerakan Non-Blok. Pada pertemuan negara-negara anggota KAA di Indonesia pada 1955 lahirlah kesepakatan “Dasasila Bandung,” di dalamnya berisi prinsip penyelenggaraan kerja sama internasional.

Setelah itu, tepat pada 1-6 Septermber 1961, diadakan kembali Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Boegord, Yugoslavia. Konferensi yang dihadiri oleh 25 negara ini, termasuk Indonesia, lahirlah organisasi negara netral, yakni GNB. Oleh sebab itu, GNB ditetapkan secara resmi berdiri pada 1 September 1961. Negara yang terlibat dalam GNB dan menghadiri KTT I yaitu Afghanistan, Aljazair, Arab Saudi, Burma, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Ethiopia, Ghana, Guinea, India, Indonesia, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Somalia, Sudan, Tunisia, RPA, Yaman, dan Yugoslavia.

Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok

Indonesia dapat dikatakan memiliki peran yang sangat penting dalam proses kelahiran GNB maupun aktivitas organisasi tersebut. Mulai dari langkah Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dan ingin meredakan ketegangan dunia akibat perang dingin, hingga upaya memelihara perdamaian internasional.

Selain sebagai salah satu negara pelopor yang turut mendirikan GNB, seperti yang dikutip kembali dari Modul Sejarah Indonesia untuk kelas XII (2020) terbitan Kemdikbud, Indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam organisasi tersebut, di antaranya:

1. Sebagai salah satu negara penggagas KAA yang merupakan cikal bakal digagasnya Gerakan Non-Blok. Presiden pertama Indonesia, Soekarno memelopori penyelenggaraan KAA yang memiliki peran penting dalam pendirian GNB. Presiden soekarno bersama empat pemimpin dunia lainnya juga menjadi pelopor berdirinya GNB.2. Sebagai salah satu negara pengundang pada KTT GNB yang pertama. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar dalam mengundang, serta mengajak negara lain untuk bergabung dalam KTT.3. Menjadi ketua dan penyelenggara KTT GNB yang ke X yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor, Indonesia turut pula menjadi perintis dibukanya kembali dialog utara-selatan, yakni dialog yang memperkuat hubungan antara negara berkembang (selatan) terhadap negara maju (utara).4. Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan KTT Non-Blok yang diadakan di Jakarta, pada tanggal 1-6 September.5. Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1992, presiden Indonesia kedua, Soeharto ditunjuk menjadi ketua Gerakan Non-Blok.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA