Pergi ke jepang perlu visa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang akan menghapus banyak kontrol perbatasan Covid-19, salah satunya membuka perjalanan bebas visa (visa free) bagi wisatawan mancanegara mulai 11 Oktober 2022.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kebijakan tersebut merupakan langkah akan menghidupkan kembali industri pariwisata Jepang yang sempat "mati suri" akibat pandemi Covid-19.

"Pengunjung individu akan diizinkan masuk dan Jepang akan mengembalikan keringanan visa [visa free]. Jepang akan akan melonggarkan langkah-langkah pengendalian perbatasan agar setara dengan Amerika Serikat [AS],” ujarnya saat konferensi pers di New York seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (23/9/2022).

Langkah Jepang untuk menghapus sebagian besar pembatasan pada turis asing akhirnya mulai diterapkan ketika gelombang pandemi paling mematikan di negara itu surut.

Kebijakan tersebut juga bertepatan dengan nilai tukar yen yang merosot ke level terendah terhadap dolar AS dalam hampir 25 tahun. Hal tersebut menjadikan kepulauan ini sebagai tujuan wisata yang murah dan menarik bagi pengunjung dari luar negeri.

"Diskon untuk perjalanan domestik akan diperkenalkan pada saat yang sama," tambah Kishida.

Maskapai penerbangan, hotel, dan pebisnis ritel di Negeri Sakura semuanya berusaha untuk membangun kembali bisnis yang hancur.

Sikap hati-hati Kishida untuk membuka diri setelah gelombang pertama pandemi membuatnya mendapat pujian dari pemilih yang masih khawatir tentang infeksi virus Covid-19.

Di sisi lain, pebisnis Jepang justru mengeluhkan hancurnya ekonomi dan mendesaknya untuk membuka pintu (border) bagi turis asing.

Sebelum Covid, Jepang mengizinkan pengunjung dari 68 negara dan wilayah, termasuk AS, tinggal selama 90 hari tanpa visa.

Jumlah wisatawan asing mencapai rekor hampir 32 juta pada 2019. Namun, kunjungan turis luar negeri merosot menjadi hanya 246.000 pada tahun lalu.

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan minggu ini bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan perubahan undang-undang yang akan memungkinkan hotel untuk menolak tamu yang tidak mau mematuhi langkah-langkah pengendalian Covid-19.

Berbeda dengan banyak negara, masker wajah tetap digunakan hampir oleh seluruh masyarakat di Jepang, meskipun saat ini tidak ada kewajiban hukum untuk menggunakannya.

Seperti diketahui, pemerintah Jepang telah mengizinkan turis asing untuk masuk sejak Juni, dimulai dengan orang-orang dalam tur berpemandu.

Pada 7 September 2022, pemerintah mengizinkan wisatawan asing yang melakukan tur tanpa pemandu yang telah memesan penerbangan dan hotel mereka melalui agen perjalanan terdaftar.

Namun, kebijakan tersebut tidak terlalu populer lantaran banyak turis asing yang menginginkan kebebasan yang lebih besar selama perjalanan mereka.

"Turis perlu divaksinasi tiga kali atau menyerahkan hasil tes Covid-19 negatif sebelum perjalanan mereka,"ujar salah satu sumber pemerintah Jepang dikutip dari Kyodo News.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Editor : Feni Freycinetia Fitriani

Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

Liputan6.com, Jakarta - Jepang akan menghapus aturan perbatasan terkait COVID-19 mulai 11 Oktober 2022. Melansir Bloomberg, Jumat (23/9/2022), Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida membuat pengumuman itu selama konferensi pers di New York, Kamis, 22 September 2022.

Pengunjung individu akan diizinkan masuk, kunjungan bebas visa bakal kembali berlaku bagi negara-negara terdaftar sebelum pandemi COVID-19, dan batas kedatangan harian pun akan berakhir, katanya. Pra pandemi COVID-19, Jepang mengizinkan pengunjung dari 68 negara dan wilayah masuk wilayahnya tanpa visa, termasuk Indonesia.

  • Jepang Bakal Buka Perbatasan untuk Turis Asing Bulan Depan, Siap Liburan?
  • Hujan Ancam MotoGP Jepang 2022, Fabio Quartararo Tidak Lagi Takut Air
  • MotoGP Jepang 2022: Atasi Perih, Fabio Quartararo Siap Bersaing di Motegi

Melansir situs web Kementerian Luar Negeri Jepang, bersama Brunei, Malaysia, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Hong Kong, Makau, dan Taiwan, Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang boleh masuk Jepang tanpa visa. Khusus Indonesia, ada catatan tambahan sebagai syarat masuk Negeri Sakura.

Dalam "Catatan 1" Kemenlu Jepang, tercantum bahwa "untuk warga negara Indonesia, sejak 1 Desember 2014, visa tidak hanya diperlukan bagi mereka yang telah mendaftarkan e-paspor yang sesuai dengan ICAO ke perwakilan diplomatik Jepang di Indonesia: Kedubes, Konsulat jenderal, atau konsulat."

"Masa berlaku pendaftaran adalah tiga tahun atau sampai masa berlaku paspor habis, mana yang lebih dulu," imbuh pernyataan itu. Masa tinggal yang diberikan saat izin pendaratan adalah 15 hari untuk Indonesia dan Thailand, 14 hari untuk Brunei, dan 90 hari untuk negara dan wilayah lain.

Sebelumnya Nikkei telah melaporkan, Jepang memang berencana mencabut larangan kunjungan wisatawan individu dan menghapus batasan pada kedatangan harian. Keputusan ini membuat mereka bergerak lebih dekat ke aturan pra-pandemi COVID-19 karena negara itu ingin mengembalikan perjalanan global. 

Nuansa Jepang mulai terasa ketika saya memasuki pesawat milik maskapai Jepang yang saya tumpangi, pramugari cantik dan ramah menyambut para penumpang dengan baik. Setelah menempuh waktu 7 jam perjalanan, saya sampai di Jepang dan disambut udara dingi...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengambil Keuntungan

Perempuan berkimono di lorong Kyoto, Jepang. (dok. pexels.com/Satoshi Hirayama)

Pemerintah Jepang disebut sedang berupaya mengambil keuntungan dari turunnya permintaan perjalanan, sementara yen yang lemah meningkatkan daya beli wisatawan internasional di negara itu. Gelombang infeksi COVID-19 terbaru di Jepang telah surut, mendorong Tokyo bergerak lebih cepat dalam melonggarkan aturan perbatasan. 

Negeri Matahari Terbit sempat memberlakukan larangan hampir seluruhnya pada turis asing pada November tahun lalu. Pada Maret 2022, pemerintahnya mulai mengizinkan kedatangan untuk pelajar dan pelancong bisnis, kemudian membuka perjalanan kelompok berpemandu bagi turis pada Juni lalu.

Pada awal bulan ini, Jepang membebaskan persyaratan bagi pelancong untuk memberikan bukti tes COVID-19 negatif yang diambil dalam waktu 72 jam setelah keberangkatan. Alih-alih, mereka wajib sudah mendapat vaksin COVID-19 ke-3 alias booster.

Selain itu, pemerintah Jepang juga telah menaikkan batas masuk harian jadi 50 ribu kedatangan dari 20 ribu. Juga, telah menghapus persyaratan untuk pemandu dalam tur kelompok. Pemerintah Jepang telah dikritik, baik di dalam maupun luar negeri.

Kritik terhadap Pemerintah Jepang

Wisatawan mengunjungi kuil Buddha Kiyomizu-dera di Kyoto, Jepang (31/10/2019). Kuil ini adalah situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata paling terkenal di Kyoto. (AP Photo / Aaron Favila)

Pasalnya, pemerintah Jepang dianggap gagal mengimbangi kelompok negara G7 lain yang telah membuka perbatasan mereka, lapor Kyodo. Negara itu juga dikritik karena tetap mewajibkan pelancong mengajukan visa kunjungan dan meminta mereka tetap menggunakan masker sepanjang waktu selama perjalanan di dalam negeri.

Padahal, negara-negara G7, seperti AS, Inggris, dan Prancis, sudah melonggarkan aturan tersebut. Menjawab keresahan di dalam negeri, pemerintah Jepang dilaporkan sedang mempertimbangkan memulai kembali program subsidi nasional demi membangkitkan kembali pariwisata domestik pada akhir September 2022.

Hal itu menyusul catatan jumlah kasus baru COVID-19 yang terus menurun, sebagaimana telah disinggung. Program kampanye pariwisata domestik oleh setiap prefektur di Jepang itu kemungkinan berlangsung hingga akhir tahun ini.

Sumber itu menerangkan, subsidi akan diberikan pada turis domestik hingga 11 ribu yen (sekitar Rp1,150 juta) per orang untuk menginap satu malam. Waktu dimulainya program akan ditentukan masing-masing prefektur.

Dengan begitu, program nasional ini kemungkinan tidak akan dimulai bersamaan di seluruh daerah. Turis yang ingin mengikuti program subsidi itu harus sudah divaksinasi tiga kali atau menunjukkan hasil negatif tes COVID-19. 

Menjaga Keseimbangan

Tempat Wisata di Osaka Jepang (Sumber: Pixabay)

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengungkap bahwa pemerintah sedang mencari cara melonggarkan pembatasan COVID-19 sambil "menjaga keseimbangan antara mencegah penyebaran infeksi dan mempromosikan kegiatan sosial ekonomi."

Pernyataan tersebut keluar setelah Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Seiji Kihara mengumumkan di televisi bahwa pemerintah sedang mengkaji kebijakan pengaturan perbatasan dan akan mencabutnya dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Seiring ekonomi Jepang yang menunjukkan sedikit tanda pemulihan, pemerintahan Kishida berusaha mengakselerasi pertumbuhan dengan mengundang lebih banyak orang asing datang ke negara mereka. Waktu saat ini dirasa tepat karena mereka akan mendapat keuntungan dari nilai tukar yen yang saat ini sedang terDepresiasi.

Matsuno mengatakan bahwa pemerintah akan terus membuat keputusan sesuai kondisi pandemi COVID-19. Pada 2021, hanya 245.900 turis asing yang memasuki Jepang. Angka itu jadi yang terendah sejak 1964.

Catatan itu jadi bukti signifikan bahwa sektor pariwisata Jepang sangat tergantung pada kunjungan wisatawan asing. Ekonomi Jepang pada periode April--Juni 2022 pulih ke skala sebelum pandemi, dengan pertumbuhan tahunan 3,5 persen dari kuartal sebelumnya.

Infografis Pemicu Tiket Pesawat Mahal & Taktik Turunkan Harga (Liputan6.com/Triyasni)

Bisakah ke Jepang tanpa visa?

Jepang akan mengizinkan wisatawan individu memasuki negara itu tanpa visa mulai 11 Oktober 2022. Ini syaratnya. Pengumuman itu disampaikan Perdana Menteri Fumio Kishida pada Kamis (22/9/2022) di New York.

Berapa harga visa untuk ke Jepang?

Berapa biaya untuk visa? Jawab: Untuk kunjungan sementara, seperti kunjungan wisata, bisnis, atau keluarga: single entry visa Rp 380.000,- dan multiple entry visa Rp 770.000,-. Sedangkan transit visa (single/double entry) Rp 90.000,-.

Paspor Indonesia bisa kemana saja tanpa visa?

Bebas Visa.
Bermuda – Tanpa batasan waktu..
Brasil – 30 hari..
Chile – 90 hari..
Kolombia – 90 hari, bisa diperpanjang menjadi 180 hari dalam kurun waktu 1 tahun..
Ekuador – 90 hari, bisa diperpanjang. Maksimal 60 hari di Galapagos..
Guyana – 30 hari..
Peru – 183 hari..
Barbados – 90 hari..

Kapan visa ke Jepang dibuka?

Pembukaan Japan Visa Application Center (JVAC) Mulai tanggal 19 Oktober 2020, pelayanan aplikasi visa Jepang akan dilakukan kembali di Japan Visa Application Center (JVAC) di Kuningan, Jakarta.