Perbedaan disegani dan dihormati

Menjadi orang yang disegani merupakan suatu kehormatan tersendiri bagimu. Hal itu menandakan bahwa kamu termasuk orang yang disukai oleh masyarakat. Menjadi pribadi yang menyenangkan tentu tidak mudah, karena paling tidak kamu harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar agar tidak terkesan angkuh.

Hampir setiap orang pasti ingin dihormati, untuk itu jangan lakukan 5 hal di bawah ini karena kelima hal tersebut bisa membuat orang lain menjadi tidak suka denganmu. Coba disimak, yuk.

1. Sering berbicara hal yang tidak penting

unsplash.com/Priscilla Du Preez

Membicarakan keburukan orang lain merupakan sesuatu yang tidak penting, akan jauh lebih baik jika membahas tentang kekurangan dirimu saja. Namun, menghilangkan kebiasaan ini bisa dibilang cukup sulit. Walaupun seperti itu, mau tidak mau kamu harus mengurangi berbicara hal yang gak penting agar image tentang dirimu tetap baik dan kamu tetap disegani oleh banyak orang.

2. Kurang tegas dalam mengambil sebuah keputusan

unsplash.com/Sharon Garcia

Hal utama yang membuatmu bisa disegani banyak orang adalah ketegasan. Sebab, gak semua orang itu bisa menjadi sosok yang sangat tegas. Sikap tegas dalam mengambil keputusan ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Serta orang akan menghormatimu jika kamu mampu bertindak tegas tanpa meninggalkan kesopanan. Jika kamu ragu dalam mengambil keputusan kamu gak akan bisa mencapai apa yang kamu inginkan karena kurangnya rasa optimis yang kamu miliki.

Baca Juga: Cinta Tak Mengenal Usia, 6 Pasangan Seleb Ini Terpaut 20 Tahun Lebih

3. Tidak punya pendirian sehingga hanya bisa ikut-ikutan orang lain saja

unsplash.com/Nik MacMillan

Bagaimana orang bisa menghormatimu jika sikapmu hanya ikut-ikutan yang lain saja. Orang yang sukanya mengekor terkesan pasrah saja karena tidak memiliki kejelasan dalam mencapai apa yang diinginkan. Tipe orang seperti ini akan sulit disegani oleh orang lain. Semoga kamu gak termasuk, ya.

4. Tidak membiasakan senyum kepada orang lain

unsplash.com/Daniel Spase

Kamu yang disegani dalam suatu masyarakat terkadang memiliki aura tersendiri. Aura tersebut salah satunya bersumber dari senyumanmu. Kamu yang murah senyum akan disukai dan dihormati orang lain karena mereka akan merasa dihargai olehmu. Terkadang, hal yang sepele itu bisa membawa banyak kebahagiaan, ya.

5. Sulit untuk mengontrol emosi

Kamu yang memiliki kewibawaan tinggi akan mudah disegani orang lain. Biasanya orang yang berwibawa jarang sekali terlihat marah karena memiliki tingkah laku yang mirip dengan seorang pemimpin. Tentunya pemimpin harus bisa menggerakkan orang lain. Nah, jika kamu gak dihormati, perlu ditanyakan kembali nih di mana sosok kepemimpinanmu yang pandai menyembunyikan emosi. Jadi, tahan emosimu ya agar orang lain semakin terpincut dengan daya tarikmu yang satu ini.

Sudah tahu kan sikap apa saja yang membuat kamu menjadi kurang disegani? Nah, ada baiknya kamu tidak melakukan 5 hal di atas. Jika kamu melakukannya, siap-siap saja untuk kehilangan banyak orang.

Baca Juga: Hati-hati, 5 Kebiasaan Bisa Bikin Kamu Tidak Disukai Teman Sekantor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Career


Foto: Fotosearch

Jika Anda boleh memilih, lebih baik disukai atau disegani oleh orang lain?

Dalam buku Nice Girls Don’t Get The Corner Office: Unconscious Mistakes Women Make That Sabotage Their Career (Lois P. Frankel, Phd, Business Plus, 2014), salah satu dari ratusan kesalahan umum wanita yang menghambat perkembangan kariernya adalah keinginan untuk disukai!


Kecerdasan emosi untuk menjadi seseorang yang menyenangkan (likeability quotient) merupakan faktor penting dalam kesuksesan karier Anda. Seseorang dipromosikan, direkrut dan dipecat berdasarkan sejauh mana mereka disukai oleh perusahaan. Tentu saja, tiap perusahaan menyukai sosok yang hangat, ramah, mudah bergaul dan bisa bekerja sama dengan orang lain.

Di Barat, ada tes sederhana, Beer Test, yang sering dilakukan oleh para profesional untuk menentukan apakah seseorang adalah orang yang menyenangkan atau tidak. Saat bertemu klien baru, mereka akan bertanya pada timnya, ‘Apakah kita mau pergi hang-out dan minum-minum bersama orang ini?’ Jika jawabannya tidak, maka sudah pasti urusan pekerjaan dengan si calon klien ini takkan berumur panjang.

Sayangnya, keinginan untuk menjadi sosok yang disukai kerap berubah jadi bumerang bagi para profesional muda. Gara-gara takut akan mengecewakan orang lain, mereka mengambil keputusan-keputusan yang sebagian justru merugikan diri sendiri. Lalu, bagaimana agar kita tetap bisa menjadi sosok yang disukai dan punya hubungan baik dengan kolega tanpa harus ‘makan hati’? (Baca juga: 7 Tip Bersaing Sehat dengan Si Anak Emas Atasan)

Berikut 5 saran dari Carol Frohlinger, JD, pakar negosiasi yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan profesional:


1/ Penting untuk memahami perbedaan antara disukai dan disegani. Jika Anda hanya peduli apakah Anda disukai atau tidak, Anda akan kehilangan kesempatan menerima respek dari orang lain. Sebaliknya, jika Anda hanya ingin mendapatkan respek, tapi tak peduli akan disukai atau tidak, Anda akan kehilangan dukungan dari orang-orang yang Anda butuhkan di lingkungan Anda. Tidak heran, orang-orang sukses di mana pun pasti memiliki keduanya, disukai sekaligus disegani.

2/ Mulailah membedakan mana hubungan transaksional dan hubungan personal. Dalam hubungan transaksional, Anda tidak perlu mencurahkan terlalu banyak energi dan emosi, termasuk Anda tak perlu merasa harus disukai ketimbang dalam hubungan personal. Pahami bahwa tidak semua relasi dalam keseharian kita setara. Misalnya, dengan klien bisnis, Anda melakukan relasi transaksional dan hanya berhubungan sesekali, sedangkan hubungan personal terus berlanjut. Yang sering terjadi, wanita memperlakukan tiap relasi dengan cara yang sama! Akhirnya, kita menghabiskan waktu dan energi, belum lagi emosi jika sedang merasa dimanfaatkan oleh kolega atau klien. Padahal, bisa jadi, itu hanya asumsi dan prasangka Anda.

Baca juga: 5 Sikap Ini Bisa Mengganggu Produktivitas Anda!

3/ Tanyakan pada diri sendiri, benarkah semua orang harus selalu bersikap manis seperti Anda? Itu mustahil! Ganti pemahaman,  “Tapi orang takkan suka saya jika…”  dengan “Orang akan kecewa dengan saya, tapi setidaknya saya bisa bertindak sesuai nilai-nilai yang saya yakini.”

 

4/ Pertanyaan untuk diri sendiri yang kedua adalah: Apa yang saya takutkan jika saya menjadi diri sendiri? Atau Apa yang diajarkan di masa kecil tentang pentingkah saya disukai? Anda akan terbantu menemukan tujuan mengapa Anda harus disukai dan bukan sekadar mendapatkan kepuasaan hati sesaat.

5/ Seimbangkan keinginan Anda untuk melayani orang lain dengan melayani kebutuhan diri sendiri. Oh, semua orang suka dilayani, tapi yang benar saja Anda ingin selalu melayani kolega yang menyebalkan di kantor? Saat ada kolega atau atasan yang marah karena Anda tidak mau membantu (baca: melayaninya), biasanya mereka marah karena memang tujuannya untuk membuat Anda menuruti keinginan mereka. Jangan terjebak.

Jujur saja, jauh di dalam diri kita pasti ada keinginan untuk menjadi seseorang yang disukai di lingkungan manapun, termasuk di dunia kerja. Itu manusiawi dan tidak salah sama sekali. Hanya saja, kendalikan keinginan itu agar jangan sampai mengalahkan rasio dan membuat kita terlibat kesulitan. Yuk, mulai dari sekarang! (f)


Rahma Wulandari

#PolitikKantor

Menjadi pribadi yang disegani dimana orang-orang di sekitar Anda melakukan hal-hal yang Anda minta karena segan dan bukan hanya karena takut  tentu menjadi dambaan setiap pemimpin. Ketika Anda disegani, anak buah melakukan tugasnya bukan karena takut yang dikarenakan terpaksa, tapi karena ada rasa senang bahkan dengan rela melakukannya karena segan dengan Anda. Tapi tidak sedikit pemimpin yang alih-alih disegani, tapi ia begitu ditakuti dan bahkan anak buah cenderung menghindarinya.

Memang tidak ada obat mujarab atau pil yang dapat langsung ditelan untuk membuat kita langsung menjadi pribadi yang disegani. Tapi ijinkan sebelum kita jawab rahasia menjadi pemimpin yang disegan, saya ajak Anda memperhatikan hasil penelitian dari seorang pakar sekaligus periset di bidang kepemimpinan yaitu Jim Collins dalam salah satu buku yang ditulisnya dan telah menjadi best seller, yang berjudul Good To Great.  Dalam Good To Great, Jim Collins mengemukakan hasil yang sangat menarik dari penelitiannya selama lima tahun terhadap lebih dari 1.435 perusahaan yang berkinerja baik (good) yang dapat berhasil menerobos menjadi perusahaan yang berkinerja luar biasa (great).

Perusahaan-perusahaan yang berhasil melakukan lompatan hebat dan terobosan dahsyat dalam perjalanan mereka meraih sukses ternyata didapatkan kesamaan yaitu mereka dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang memiliki karakteristik utama yaitu personal humility (kerendahan hati). Pemimpin seperti ini rata-rata tidak begitu banyak tampil, jarang disorot, tidak pernah menyombongkan diri, tapi memiliki kinerja yang luar biasa.

Pemimpin dengan humility biasanya lebih banyak action daripada sibuk tampil di sana sini untuk diwawancarai. Pemimpin yang rendah hati sangat terbuka terhadap saran, kritik dan gagasan-gagasan baru. Pemimpin seperti ini lebih mudah untuk diajak berubah. Mereka selalu bersedia untuk belajar, belajar dan belajar dari siapa pun dan dimana pun. Tidak pernah menganggap dirinya sudah hebat, meski perusahaan yang dipimpinnya sedang berada di puncak keberhasailan. Mereka hadir dengan kesediaan untuk melayani orang-orang di sekitarnya, bukan menuntut untuk dilayani. Dan ternyata dengan cara seperti ini, pemimpin tersebut justru menjadi pribadi yang sangat disegani oleh anak buahnya. Mereka mendapatkan respek dan loyalitas dari orang-orang yang dipimpinnya secara luar biasa. Apabila melakukan kesalahan dan bahkan mengalami kegagalan, mereka selalu mengambil tanggung jawab dan tidak melemparkan kesalahan pad orang lain.

Ternyata menjadi rendah hati merupakan kunci utama, seorang pemimpin pada akhirnya dapat disegani atau tidak. Memiliki kemampuan dan kapabilitas terkait bidang pekerjaan yang Anda lakukan memang merupakan hal yang tidak kalah penting untuk orang dapat segan dengan Anda. Namun kapabilitas mumpuni tanpa sebuah personal humility, hanya akan berujung pada orang hanya takut pada Anda. Nah bagaimana sih mengembangkan humility ini ? Simak 6 prinsip yang perlu dilakukan pemimpin berikut ini yang diintisarikan dari Six Principles for Developing Humility As A Leader yang ditulis oleh  John Dame dan Jeffrey Gedmin di Harvard Business Review:

1. Tahu yang tidak tahu.

Pemimpin yang rendah hati bersedia mengakui bahwa dirinya tak mengetahui segala hal bahkan ia secara terbuka mengatakan bahwa ada hal-hal tertentu yang ia tak tahu. Tentunya ia perlu mengubah pola pikir bahwa tidak harus pemimpin adalah serba tahu sehingga ia dapat tak perlu merasa malu bila sebagai pemimpin koq tidak tahu. Misalkan Anda seorang manajer yang tidak mengetahui semua permasalahan pelanggan Anda, tetapi para supervisor Andalah yang mengetahuinya. Anda tak perlu merasa malu dan menjadi sok tahu ketika supervisor Anda yang lebih mamahami karakter dan cara mendekati setiap pelanggan. Justru disinilah peran Anda untuk dapat memberi nasehat dengan gambaran yang lebih besar dan luas bagaimana memikat setiap pelanggan sesuai karakternya.

2.Tidak takut gagal karena publisitas.

Pemimpin juga masih manusia biasa, ia bukanlah superman atau superwoman. Ia tentu pernah berbuat salah bahkan melakukan kekeliruan yang fatal. Misalnya pada saat mengambil keputusan yang penting ternyata ada kesalahan karena kelalaiannya. Kalau Anda menghadapi hal seperti ini, jangan takut untuk akui kesalahan. Jangan juga takut karena nantinya akan beredar di publik bahwa Anda berbuat salah. Kenyataannya orang lain dapat maklum karena memang sifat manusia terkadang tidak luput dari kesalahan. Keberanian mengakui kesalahan tak membuat reputasi Anda akan hancur — bahkan bila Anda lakukan dengan tulus, orang-orang justru akan menilai bahwa Anda adalah pribadi yang bisa dipercaya. 

3. Tidak merendahkan pesaing atau orang yang beroposisi.

Pemimpin dengan humility yang baik bersedia mengakui sisi lebih yang dimiliki pesaing atau kompetitor dan bahkan orang yang beroposisi dengannya. Mereka dapat legowo ketika ‘pesaing’nya lebih dipilih daripada dirinya. Anda tidak perlu menjelek-jelekkan pesaing atau menyalahkan ke pelanggan mengapa mereka memilih pesaing Anda dan bukan Anda. Justru pemimpin yang rendah hati dan pada akhirnya dapat disegani selalu mau belajar  hal-hal baik apa yang pesaing tawarkan dan bandingkan dengan dirinya sehingga di kemudian hari Andalah yang dapat memenangkan persaingan.

4. Merangkul dan mendorong semangat melayani

Sebuah layanan yang berkesan ialah ketika mereka yang dilayani merasakan adanya nilai tambah yang begitu bermanfaat yang dirasakannya. Istilahnya adalah adanya Nilai Plus, alias tidak hanya sekedar memberikan pelayanan, namun ada manfaat langsung yang bisa dirasakan. Inilah juga yang menjadikan pemimpin rendah hati disegani, yaitu ia bersedia memberikan nilai plus bagi siapapun yang dihadapinya, bahkan ini bisa menjadi citra diri yang kuat sebagai pemimpin dan suatu perusahaan dibanding kompetitornya ketika memiliki pemimpin-pemimpin yang memiliki semangat melayani dengan memberikan nilai plus yang tulus.

5. Mendengarkan ide meskipun liar sekalipun.

Mendengarkan orang lain apalagi anak buah bagi kebanyakan pemimpin masih merupakan tantangan tersendiri. Ini dapat dimaklumi karena bila Anda menjadi pemimpin bisa jadi pengalaman Anda lebih banyak sementara tim yang Anda pimpin memang masih kurang berpengalaman. Cara yang perlu dilakukan ialah Anda perlu mengubah pola pikir  Anda sehingga hati dan pikiran Anda dapat menerima masukan dari orang lain, termasuk anak buah sekalipun. Ada sebuah teknik Berpikir Terbalik yang diprakarsai oleh Paul Arden, yang justru jika dilakukan mendatangkan banyak manfaat yang tidak kita pikirkan sebelumnya ketika kita belum ‘membalik’ pikiran kita. Cobalah sesekali minta nak buah Anda mengeluarkan ide-idenya bahkan ide liar sekalipun, dan Anda hanya mendengarkannya. Siapa sangka justru Anda dapat memperoleh ide-ide yang belum terpikirkan sebelumnya.

6. Bersemangat untuk selalu ingin tahu.

Ternyata rasa ingin tahu terhadap sesuatu menjadi hal yang jarang melekat pada orang yang tidak memiliki kernedahan hati. Mereka dengan sombongnya dan hanpir tak sadar menutup diri untuk tahu lebih banyak dari orang lain. Anda bisa mulai kembangkan rasa ingin tahu dengan keterbukaan untuk mengetahui misalanya kenapa pesaing lebih disukai pelanggan? Apa yang menyebabkan pelanggan memilihnya ketimbang Anda? Apa yang menarik darinya? Apa yang harus saya pelajari darinya, bahkan dari anak buah dan orang yang tidak lebih tidak berpengalaman dari Anda sekalipun.

Nah menjadi pemimpin yang bisa disegani, tidak sulit bukan? Terapkan 6 prinsip ini dalam setiap tindakan Anda terhadap setiap orang yang Anda hadapi, niscaya perlahan namun pasti karakter humility menjadi bagian dari Anda dan orang-orang di sekitar Anda dapat merasakan perubahannya dan mulai menyegani Anda.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA