Peran yang dilakukan oleh aktor yang kekuatannya kurang dalam sebuah teater disebut

Home » Kelas VII » Teknik Dasar Akting Teater

Teater berasal dari kata Theatron (Yunani) yang artinya tempat pertunjukan, ada juga yang mengartikan gedung pertunjukan, juga yang mengartikan panggung (Stage). Dalam arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan di depan orang banyak. Sedangkan arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diekspresikan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak. Media ungkap yang digunakan yaitu: percakapan, gerak, dan laku (Akting) dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada konsep, naskah dengan diiringi musik, nyanyian dan tarian.

Akting adalah perwujudan peran sesuai dengan karakter yang diinginkan oleh naskah dan sutradara baik secara fisik maupun psikis. Akting merupakan segala kegiatan, gerak, atau perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku. Akting meliputi mimik, pantomim, dialog, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan adegan aktor atau pemain drama. Tujuan akting adalah “to be a character”, yaitu mengekspresikan suatu perwatakan yang khas dari seorang tokoh. Peran yang dimainkan oleh aktor sebutan popular bagi pemeran teater, harus sesuai tuntutan tokoh bila berlebihan bisa mengakibatkan over acting, atau aktingnya berlebihan. Juga jangan sampai under acting, kekuatan aktingnya kurang.

Teknik akting terbaik ialah yang paling efektif dan yang berhasil mengekspresikan maksud/ ide penulis, maksud adegan, dan maksud karakter. Modal akting adalah pengalaman hidup sehari-hari, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain yang ditampilkan kembali di depan penonton. Untuk menampilkan akting yang baik diperlukan latihan yang tekun dan disiplin. Latihan itu meliputi olah tubuh, olah vokal, dan olah rasa.

1. Olah Tubuh

Tubuh merupakan elemen dasar dalam bermain teater. Tubuh menjadi pusat perhatian penonton saat seorang aktor teater di atas panggung. Tubuh merupakan bahasa simbol dan isyarat dalam bermain teater. Tubuh melalui gestur mencerminkan karakter atau watak tokoh yang sedang diperankan. Fleksibilitas gerak tubuh merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh pemain teater. 

Latihan olah tubuh diarahkan untuk mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting yang baik. Pada latihan olah tubuh, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan dalam kondisi bugar, segar, dan menyenangkan. Buat semua latihan seperti permainan yang dilakukan dengan gembira.

Mulai dengan meregangkan seluruh persendian dan otot tubuh. Mulai dari bagian kepala sampai bagian kaki. Atau bisa dibalik dari kaki sampai kepala.

  • Bagian Kepala. Contoh latihan pada bagian kepala misalnya menarik kepala ke samping kanan dan kiri secara bergantian, atau ke depan dan ke belakang.
  • Bagian Tangan. Latihan pada tangan ditujukan untuk mengolah persendian, kekuatan otot dan kelenturan otot tangan. Pengolahan gerak tangan lebih variasi karena dapat dilakukan ke segala arah. Tangan dapat dilakukan lurus ke atas, ke samping, ke depan, memutar telapak tangan, melentikkan jari-jari tangan, serta gerakan lainnya.
  • Bagian Badan. Bagian badan meliputi bagian perut, dada dan punggung. Pengolahan ketiga bagian badan ini memiliki peran penting bagi seorang pemain teater karena merupakan bagian yang memberikan efek pada sikap tubuh peran. Latihan yang dilakukan pada bagian badan ini dapat dilakukan menggerakkan dan melentur- kan badan ke depan dengan membungkuk, ke belakang dengan menekuk pada bagian perut sehingga tubuh melengkung ke belakang.
  • Bagian Pinggul. Bagian pinggul juga penting untuk diolah agar gerakan tubuh lebih lentur dan fleksibel. Pada bagian pinggul, gerakan tubuh dapat dilakukan ke samping, ke depan, dan membungkuk.
  • Bagian Kaki. Kaki memiliki peran penting. Kekuatan kaki perlu dilatih sehingga kita dapat tetap tegak berdiri di atas panggung. Berdiri di atas satu kaki merupakan salah satu latihan keseimbangan tubuh

2. Olah Suara

Seorang pemain teater harus memiliki kemampuan mengolah suara yang baik. Suara merupakan faktor penting karena sebagai penyampai pesan kepada penonton. Penguasaan intonasi, diksi, artikulasi Setiap kata yang diucapkan harus jelas dan wajar sesuai dengan tuntutan karakter tokoh yang diperankan.

Seorang aktor perlu latihan olah suara dengan tahapan-tahapan tertentu. Latihan olah suara dapat dilakukan dengan mengucapkan kata vokal seperti a, i, u, e, o sesuai dengan bentuk mulut.

Dalam latihan olah suara, terutama yang berhubungan dengan membaca naskah atau puisi, perlu di perhatikan juga tekanan kata, jiwa kalimat, tempo, dan irama.

  • Tekanan kata, yaitu mengeraskan kata atau kalimat yang lebih penting dari kata atau kalimat lainnya. Tujuannya adalah untuk menggiring penonton kepada dialog yang dimaksud. Tekanan pada kata tertentu yang perlu ditonjolkan dalam suatu kalimat untuk suatu kepentingan.
  • Tekanan nada, yaitu memberi tekanan yang tinggi atau sebaliuknya, tekanan yang rendah, kepada kata atau kalimat sewaktui mengucapkan dialog. Misalnya pada saat mengucapkan dialog, “Saya pergi ke Bandung”, anda memberi tekanan yng tinggi kepada kata “saya” atau jika perlu berteriak maka kata “saya” menjadi segala-galanya. Adapun “pergi ke Bandung” menjadi terabaikan, begitu seterusnya. Tekanan nada tinggi ini biasanya dilakukan pada saat adegan histeris. Adapun tekanan nada yang rendah dilakukan pada saat memainkan adegan kepedihan hati, kekecewaan, terhina, dan sejenisnya.
  • Jiwa kalimat merupakan usaha atau teknik menghidupkan kalimat dengan bantuan emosi suara. Kalimat dapat dilagukan dalam emosi sedih, gembira, marah, benci, malas dan sebagainya.
  • Tempo dan irama adalah pengolahan suara dengan memperhatikan dinamika, artinya suara yang dihasilkan tidak monoton tetapi bervariasi. Tekanan tempo, yaitu mempercepat atau memperlambat kata atau kalimat sewaktu mengucapkan dialog. Tekanan irama, yaitu melagukan kata atau kalimat dalam mengucapkan dialog. Latihan mengucapkan kata dan kalimat dengan berbagai irama yang berbeda, cepat, lambat, tegas, mendayu-dayu, dan sebagainya.

Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mernpunyai dasar vokal yang baik pula. Baik dapat diartikan sebagai dapat terdengar (dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang), jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat), tersampaikan misi (pesan) dari dialog yang diucapkan, dan tidak monoton.

3. Olah Rasa

Akting pada dasarnya menampilkan keindahan dan keterampilan seorang aktor dalam mewujudkan berbagai pikiran, emosi, perasaan, dan sosok peran yang sedang dimainkan sesuai dengan karakter. Aktor harus memiliki kemampuan untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Tentu hal itu bisa terjadi kalau mampu berkonsentrasi mengolah rasa, dan emosi. Untuk itu seorang pemain teater perlu melatihkan konsentrasi, perasaan, emosi dengan latihan olah rasa.

a. Latihan konsentrasi

Latihan konsentrasi adalah latihan memusatkan pikiran kita pada suatu objek sesuai dengan tujuan. Misalnya pikiran fokus pada hapalan naskah, lawan main, dan pada permainan di atas panggung. Pikirannya tidak terbagi dengan berbagai hal yang lain. Lakukan latihan permainan kosentrasi, dua orang berhadapan, satu orang ditugaskan untuk diam tanpa emosi, sementara kawanmu berusaha menggoda sekuat tenaga bahkan sampai lawannya tertawa. Lakukan sebaliknya, atau permainan konsentrasi memandang benda tertentu tanpa boleh bicara, sementara teman lain tiba-tiba mengganggu dengan bunyi-bunyian, atau mengajak bicara dan mengajak pergi. Kalau masih tergoda masih belum konsentrasi, coba lagi dengan permainan yang lain.

b. Latihan imajinasi

Latihan ini adalah latihan mengolah daya khayalmu, seolah-olah hal itu terjadi saat ini dan kamu rasakan. Bisa dilakukan sendiri-sendiri atau berimajinasi bersama. Lakukan permainan imajinasi, misalnya kamu berimajinasi pergi berpetualangan ke hutan belantara, mendaki puncak yang tinggi, menuruni jurang yang curam dan bertemu dengan berbagai binatang baik yang jinak maupun yang buas. Juga menemukan berbagai situasi seperti air terjun yang menyegarkan, pohon yang tumbang, kehujanan atau pun merasakan gunung yang akan meletus. Latihan ini bisa kamu tentukan suasana-suasana yang berbeda tiap latihannya sehingga imajinasi kamu menjadi beragam dengan berbagai situasi, seperti ke kota-kota, laut, sawah dll. Lakukanlah permainan imajinasi ini dengan temantemanmu pasti menyenangkan.

c. Latihan Ingatan emosi

Latihan ini adalah latihan mengingat-ingat lagi berbagai emosi yang pernah kamu alami ataupun pernah melihat orang lain dengan emosinya. Seperti melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu-ragu, putus asa, kegelian, lucu, tertawa terbahak-bahak dan berbagai emosi lainnya. Kemudian emosi-emosi itu ditampilkan satu persatu saat latihan sehingga akan tampak dalam ekspresi wajah dan tubuh.

Ingat-ingat dan tampilkanlah salah satu emosi tersebut dan temanmu akan melihat ekspresimu dengan menarik. Cari lagi bentuk-bentuk atau buat sendiri permainanpermainan tentang konsentrasi, imajinasi, dan ingatan emosi sehingga latihan teatermu menjadi kreatif juga menyenangkan.

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 10:35 PM

Advertisement

Ilustrasi pertunjukan teater (pentas Hadestown)



Adegan : Bagian dari babak yang menggambarkan satu suasana dari beberapa suasana dalam babak
Additive Mixing : Pencampuran warna pada objek yang disinari dari dua atau lebih lampu yang berbeda
Akting : Tingkah laku yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkan
Aktor : orang yang melakukan akting
Amphiteater : Panggung pertunjukan jaman Yunani Kuno
Amplifikasi : Penguatan energi listrik setelah melalui rangkaian elektronik
Apron : Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai proscenium
Arena : Salah satu bentuk panggung yang tidak dibatasi oleh konvensi empat dinding imajiner
Artikulasi : Hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakanya, dan dipengaruhi oleh penguasaan organ produksi suara
Aside : Dialog menyamping, atau suara hati dan pikiran tokoh
Atmosfir : Istilah teater untuk menyebutkan suasana atau kondisi lingkungan
Audibility : Segala sesuatu yang berkaitan dengan pendengaran
Auditorium : Ruang tempat duduk penonton dalam panggung proscenium
Backdrop : Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan membentuk latar belakang panggung
Bahasa tubuh : Bahasa yang ditimbulkan oleh isyarat-isyarat dan ekspresi tubuh
Bar : Pipa bisa yang digunakan sebagai baris untuk pemasangan lampu
Barndoor : Sirip empat sisi yang diletakkan pada lampu dan digunakan untuk mebatasi lebar sinar cahaya
Batten : (1) Lampu flood yang dirangkai dalam satu kompartemen (wadah). (2) Perlengkapan panggung yang dapat digunakan untuk mengaitkan sesuatu dan dapat dipindahpindahkan
Beats : Satu kesatuan arti terkecil dari dialog (bit), digunakan oleh Stanislavsky.
Belly to Belly : Dua lensa yang dipasang berhadapan dalam sebuah lampu dan jaraknya bisa diatur
Bifocal : Lampu Bifocal adalah lampu profile standar yang ditambahi dengan shutter tambahan
Blocking : Gerak dan perpindahan pemain dari satu area ke area lain di panggung
Boom : Baris lampu yang dipasang secara vertikal
Border : Pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan. Fungsinya untuk memberikan batasan area permainan yang digunakan
Bracket : Pengait untuk memasang lampu pada boom. Disebut pula sebagai boom arm
Catwalk : Permukaan, papan atau jembatan yang dibuat di atas panggung yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain
Clamp : Klem atau pengait untuk memasang lampu pada bar, disebut juga sebagai C-clamp atau Hook Clamp
Control Balance : Pengaturan tingkat kekerasan suatu sumber suara terhadap sumber suara yang lain
Control Desk : Disebut juga Remote Control, alat untuk mengatur tinggi rendahnya intensitas cahaya dari jarak jauh
Cyc Light : Lampu flood yang dikhususkan untuk menerangi layar belakang (siklorama)
Denotasi : Arti yang sebenarnya sesuai dengan arti yang terdapat dalam kamus
Dialog : Percakapan para pemain.
Diafragma : Sekat yang memisahkan antara rongga dada dan rongga perut
Diffuse : Jenis refleksi cahaya yang memiliki pantulan merata serta panjang sinarnya sama
Diftong : Kombinasi dua huruf vokal dan diucapkan bersamaan
Diksi : Latihan mengeja kata dengan suara keras dan jelas
Dimmer : Alat pengatur tinggi rendahnya intensitas cahaya
Distorsi : Hasil rekaman suara melebihi standar batas maksimal yang ditentukan
Donut : Pelat metal yang digunakan untuk meningkatkan ketajaman lingkar sinar cahaya yang dihasilkan oleh lampu spot
Drama : Salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan manusia yang memiliki konflik yang rumit dan penuh daya emosi tetapi tidak mengagungkan sifat tragedi
Dramatic Irony : Aksi seorang tokoh yang berkata atau bertindak sesuatu, dimana tanpa disadari akan menimpa dirinya sendiri
Ekstensi : Menambah besarnya sudut antara dua bagian badan
Eksposisi : Penggambaran awal dari sebuah lakon, berisi tentang perkenalan karakter, dan masalah yang akan digulirkan
Elastisitas : Tingkat kekenyalan suatu objek sehingga dengan mudah bisa diterapkan atau digunakan
Ellipsoidal : Jenis reflektor yang memiliki bentuk elips
Emosi : Proses fisik dan psikis yang kompleks yang bisa muncul secara tiba-tiba dan spontan atau diluar kesadaran
Ephemeral : Sifat pertunjukan yang bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama
ERS : Elliposoidal Reflector Spotlight. Lampu spot yang menggunakan reflektor berbentuk elips disebut juga lampu profile atau leko
ERS Axial : Lampu ERS yang bohlamnya dipasang secara horizontal
ERS Radial : Lampu ERS yang bohlamnya dipasang miring 45 derajat
Farce : Seni pertunjukan yang menyerupai dagelan tetapi bukan dagelan yang seperti di Indonesia
Filter : Plastik atau mika berwarna untuk mengubah warna lampu
Flashback : Kilas balik peristiwa lampau yang dikisahkan kembali pada saat ini
Flat Karakter : Karakter tokoh yang ditulis oleh penulis lakon secara datar dan biasanya bersifat hitam putih
Fleksi (flexion) : Membengkokkan suatu sendi untuk mengurangi sudut antara dua bagian badan
Fleksibelitas : Daya lentur suatu objek / tingkat kelenturan suatu objek
Flies : Disebut juga penutup. Bagian atas rumah panggung yang dapat digunakan untuk menggantung set dekor serta menangani peralatan tata cahaya
Floodligth : Jenis lampu yang sinar cahayanya menyebar serta tidak bisa diatur fokusnya
Focal Point : Titik temu (pusat) pendar cahaya
FOH : Front Of House. Bagian depan baris kursi penonton dimana di atasnya terdapat pipa baris lampu
Fokus : (1) Istilah dalam penyutradaraan untuk menonjolkan adegan atau permainan aktor. (2) Istilah tata cahaya untuk area yang disinari cahaya dengan tepat dan jelas
Follow Spot : Jenis lampu spot yang dapat dikendalikan secara manual untuk mengikuti arah gerak pemain
Fore Shadowing : Bayang-bayang yang mendahului sebuah peristiwa yang sesungguhnya itu terjadi
Foyer : Ruang tunggu penonton sebelum pertunjukan dimulai atau saat istirahat
Frequency Respon : Kemampuan dalam menangkap frekuensi pada batas maksimum dan minimum
Fresnel : (1) Lensa yang mukanya bergerigi. (2) Jenis lampu yang menggunakan lensa bergerigi
Gesture : sikap tubuh yang memiliki makna, bisa juga diartikan dengan gerak tubuh sebagai isyarat
Gestus : Aksi atau ucapan tokoh utama yang beritikad tentang sesuatu persoalan yang menimbulkan pertentangan atau konflik antar tokoh
Gimmick : Adegan awal dari sebuah lakon yang berfungsi sebagai pemikat minat penonton untuk menyaksikan kelanjutan dari lakon tersebut
Globe : Panggung yang tempat duduk penontonnya berkeliling, digunakan dalam pementasan teater jaman Elizabeth di Inggris
Gobo : Pelat metal yang dicetak membentuk pola atau motif tertentu dan digunakan untuk membuat lukisan sinar cahaya
Groundrow : Lampu flood yang diletakkan di bawah untuk menerangi aktor atau siklorama dari bawah
Imajinasi : Proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana gambaran tersebut tidak pernah dialami sebelumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya
Improvisasi : Gerakkan dan ucapan yang tidak terencana untuk menghidupkan permainan.
Intonasi : Nada suara (dalam bahasa jawa disebut langgam), irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton.
Insersio : Kearah mana otot itu berjalan atau arah jalannya otot yang bergerak.
Irama : Gelombang naik turun, longgar kencangnya gerakkan atau suara yang berjalan dengan teratur
Iris : Piranti untuk memperbesar atau memperkecil diameter lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan oleh lampu
Jeda : Pemenggalan kalimat dengan maksud untuk memberi tekanan pada kata.
Karakter : Gambaran tokoh peran yang diciptakan oleh penulis lakon melalui keseluruhan ciri-ciri jiwa dan raga seorang peran
Karakter Teatrikal: Karakter tokoh yang tidak wajar, unik, dan lebih bersifat simbolis.
Kolokasi : Asosiasi kata dengan bahasa yang tidak formal, bahasa percakapan sehari-hari pada suatu tempat dan masa tertentu.
Komedi : salah satu jenis lakon yang mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat manusia dengan cara yang lucu, sehingga para penonton bisa lebih menghayati kenyataan hidupnya
Komedi Stamboel : Pertunjukan teater yang mendapat pengaruh dari Turki dan sangat populer di Indonesia pada jaman sebelum kemerdekaan
Komunikan : Penerima komunikasi
Komunikator : Penyampai kamunikasi
Konflik : Ketegangan yang muncul dalam lakon akibat adanya karakter yang bertentangan, baik dengan dirinya sendiri maupun yang ada di luar dirinya.
Konotasi : Arti kata yang bukan sebenarnya dan lebih dipengaruhi oleh konteks kata tersebut dalam kalimat.
Konsentrasi : Kesanggupan atau kemampuan yang diperlukan untuk mengerah kan pikiran dan kekuatan batin yang ditujukan ke suatu sasaran tertentu sehingga dapat menguasai diri dengan baik.
Lakon : Penuangan ide cerita penulis menjadi alur cerita yang berisi peristiwa yang saling mengait dan tokoh atau peran yang terlibat, disebut juga naskah cerita
Lakon Satir : Salah satu jenis lakon yang mengemas kebodohan, perlakuan kejam, kelemahan seseorang untuk mengecam, mengejek bahkan menertawakan suatu keadaan dengan maksud membawa sebuah perbaikan
Latar Peristiwa : Peristiwa yang melatari adegan itu terjadi dan bisa juga yang melatari lakon itu terjadi
Latar Tempat : Tempat yang menjadi latar peristiwa lakon itu terjadi.
Latar Waktu : Waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan babak itu terjadi
Level : (1) Istilah pemeranan dan penyutradraan untuk mengatur tinggi rendah pemain. (2) Isitilah tata suara untuk tingkat ukuran besar kecilnya suara yang terdengar
Lever : Bilah yang dapat dinaikkan dan diturunkan yang terdapat pada control desk
Ligamen : Jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang atau pembungkus sendi.
Melodrama : Salah satu jenis lakon yang isinya mengupas suka duka kehidupan dengan cara yang menimbulkan rasa haru kepada penonton
Membran : Selaput atau lapisan tipis yang sangat peka terhadap getaran
Metacarpal : Disebut juga dengan metatarsus atau ossa metatarsalia yaitu tulang pertama dari jari
Mime : Pertunjukan teater yang menitikberatkan pada seni ekspresi wajah pemain
Mimetic/mimesis : Peniruan atau meniru sesuatu yang ada
Mimik : Ekspresi gerak wajah untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain
Mixed : Jenis refleksi cahaya yang hasilnya bercampur antara relfeksi diffuse dan specular
Monolog : Cakapan panjang seorang aktor yang diucapkan di hadapan aktor lain
Noise : Gangguan suara yang tidak diinginkan dalam memproses suara atau rekaman
Observasi : Kegiatan mengamati yang bertujuan menangkap atau merekam hal apa saja yang terjadi dalam kehidupan
Orchestra Pit : Tempat para musisi orkestra bermain
Origio : Tempat otot timbul atau tempat asal otot yang terkuat
Pageant : Panggung kereta abad Pertengahan yang digunakan untuk mementaskan teater secara berkeliling
Panoramic : Kesan suara yang terdengar pada telinga kiri atau telinga kanan
Pantomimik : Ekspresi gerak tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain
PAR : Parabolic Aluminized Reflector. Lampu yang menggunkan reflektor parabola terangkai dalam satu unit dengan lensanya
Parafrase : Latihan untuk menyatakan kembali arti dialog dengan menggunakan kata-kata kita sendiri, dengan tujuan untuk membuat jelas dialog tersebut
PC : (1) Planno Convex, jenis lensa yang permukaannya halus. (2) Jenis lampu yang menggunakan lensa tunggal baik lensa Planno Convex atau Pebble Convex
Pebble Convex : Jenis lensa yang mukanya halus tapi bagian belakangnya bergerigi
Pemanasan : Serial dari latihan gerakan tubuh dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara progresif (bertahap).
Pemeran : Seorang seniman yang menciptakan peran yang digariskan oleh penulis naskah, sutradara, dan dirinya sendiri.
Penonton : Orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan teater
Pernafasan : Peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida
Pita magnetic : Pita plastic yang dilapisi oleh serbuk magnet yang digunakan untuk menyimpan getaran listrik
Planno Convex : Jenis lensa (lih. PC)
Plot : Biasa disebut dengan alur adalah kontruksi atau bagan atau skema atau pola dari peristiwa-peristiwa dalam lakon, puisi atau prosa dan selanjutnya bentuk peristiwa dan perwatakan itu menyebabkan pembaca atau penonton tegang dan ingin tahu
Polarity : Kemampuan maksimum dalam menangkap sumber suara
Practical : Lampu sehari-hari atau lampu rumahan yang digunakan di atas panggung
Preset : Pengaturan intensitas cahaya pada control desk disaat lampu dalam keadaan mati (tidak dinyalakan)
Profile : Jenis lampu spot yang dapat ukuran dan bentuk sinarnya dapat disesuaikan
Properti : Benda atau pakaian yang digunakan untuk mendukung dan menguatkan akting pemeran.
Protagonis : Peran utama yang merupakan pusat atau sentral dari cerita
Proscenium : Bentuk panggung berbingkai
Proscenium Arc : Lengkung atau bingkai proscenium
Resonansi : Bergema atau bergaung
Rias Fantasi : Tata rias yang diterapkan untuk menggambarkan sifat atau karakter yang imajinatif
Rias Karakter : Tata rias yang diterapkan untuk menegaskan gambaran karakter tokoh peran
Rias Korektif : Tata rias yang diterapkan untuk memperbaiki kekurangan sehingga pemain nampak cantik
Ritme : Tempo atau cepat lambatnya dialog akibat variasi penekanan kata-kata yang penting.
Round Karakter : Karakter tokoh dalam lakon yang mengalami perubahan dan perkembangan baik secara kepribadian maupun status sosialnya
Scoop : Jenis lampu flood yang menggunakan reflektor ellipsoidal
Sendi : Hubugan yang terbentuk antara dua tulang.
Sendratari : Pertunjukan drama yang di tarikan atau gabungan seni drama dan seni tari
Side Wing : Bagian kanan dan kiri panggung yang tersem bunyi dari penonton, biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil
Skeneri : Dekorasi yang mendukung dan menguatkan suasana permainan
Skenario : Susunan lakon yang diperagakan oleh pemeran
Soliloki : Cakapan panjang aktor yang diucapkan seorang diri dan kepada diri sendiri
Specular :Jenis refleksi yang memantulkan cahaya seperti aslinya (efek cermin)
Snoot : Disebut juga Top Hat, piranti yang digunakan untuk mengurangi tumpahan cahaya
Spherical : Jenis reflektor yang memiliki bentuk setengah lingkaran
Spread : Jensi refleksi cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain
Stand : Pipa untuk memasang lampu yang dapat berdiri sendiri
Struktur Dramatik : Rangkaian alur cerita yang saling bersinambung dari awal cerita sampai akhir.
Suara Nasal : Suara yang dihasilkan oleh rongga hidung karena udara beresonansi.
Suara Oral : Suara yang dihasilkan oleh mulut
Subtractive Mixing: Pencampuran warna cahaya yang dihasilkan dari dua filter berbeda
Surprise : Peristiwa yang terjadi diluar dugaan penonton sebelumnya dan memancing perasaan dan pikiran penonton agar menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak pasti.
Sutradara : Orang yang mengatur dan memimpin dalam sebuah permainan.
Teknik Muncul : Suatu teknik seorang pemeran dalam memainkan peran untuk pertama kali memasuki sebuah pentas lakon.
Teknik Timing : Teknik ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau ketepatan antara gerak tubuh dengan dialog yang diucapkan.
Tema : Ide dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan arah jalannya cerita.
Tempo : Cepat lambatnya suatu ucapan yang kita lakukan
Thrust : Bentuk panggung yang sepertiga bagiannya menjorok ke depan
Timbre : Warna suara yang memberi kesan pada kata-kata yang kita ucapkan
Tirai Besi : Satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk memisahkan bagian panggung dan kursi penonton. Digunakan bila terjadi kebakaran di atas panggung, tirai ini diturunkan sehingga api tidak menjalar keluar dan penonton bisa segera dievakuasi.
Tragedi : Salah satu jenis lakon yang meniru sebuah aksi yang sempurna dari seorang tokoh besar dengan menggunakan bahasa yang menyenangkan supaya para penonton merasa belas kasihan dan ngeri sehingga penonton mengalami pencucian jiwa atau mencapai katarsis
Trapezium : Tulang yang ada pada antara pergelangan tangan dan ibu jari tangan
Trap Jungkit : Area permainan atau panggung yang biasanya bisa dibuka dan ditutup untuk keluar-masuk pemain dari bawah panggung.
Wicara : Cara kita berbicara dan cara mengucapkan sebuah dialog dalam naskah lakon
Under : (tata suara) Hasil rekaman suara yang sangat lemah

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA