Peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam pendidikan kesehatan dan kerelawanan

Kontribusi Muhammadiyah Selama Pandemi Capai Rp1 Triliun Lebih Dengan 72.000 Relawan di 117 Rumah Sakit

Home/ Nasional / Kesra / Berita

Minggu, 21 November 2021 09:48 WIB

Sekum PP Muhammadiyah Prof.Dr.Abdul Muti (foto: screenshot)

BisnisNews.id - Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Prof.Dr.Abdul Muti dalam Refleksi 109 Muhammadiyah di Edutorium kampus UMS Sabtu (20/11/2021) malam mengatakan perjuangan KH Ahmad Dahlan dan istri Nyai Walidah Dahlan mendirikan Perserikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Membutuhkan waktu dua tahun untuk mendapatkan izin dari pemerintah Kolonial Belanda saat itu.

Muhammadiyah hanyalah perserikatan berskala lokal pada 109 tahun lalu. Hanya di kampung kecil, Kauman, Karisidenan Yogyakarta. Namun, sekarang telah tersebar di 28 negara, termasuk di Amerika Serikat dan Australia, kata Prof.Abdul Mu'ti di acara Resepsi Milad Muhammadiyah ke-109 yang dihelat secara hybrid itu.

Perkembangan perserikatan Muhammadiyah menurut Prof Abdul Muti tidak terlepas dari penghidmatan seluruh pimpinan dan warga perserikatan serta dukungan para pihak. Disampaikan pula keterlibatan Muhammadiyah dalam menghadapi Covid-19.

Muhammadiyah sudah akan terus berkhidmad pada kebaikan dan kemanusiaan sesuai nilai dan ajaran luhur yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Di masa pandemi ini, peran dan kontribusi Muhammadiyah sangat besar dan diakui banyak pihak. Presiden Jokowi saat memberikan sambutan Milad 109 Muhammadiyah 18 November 2021 mengakui peran dan kontribusi Muhammadiyah sangat besar pada bangsa dan negara termasuk di saat pandemi Covid-19.

Kita melihat keterlibatan RS PKU Muhammadiyah, perguruan tinggi, sukarelawan warga Muhammadiyah dalam menghadapi Covid-19, jelas Guru Besar UIN Jakarta itu.

Menurutnya nilai bantuan warga Muhammadiyah dalam penanganan pandemi Covid-19 mencapai Rp1 triliun lebih. Dengan sukarelawan terutama dokter dan paramedia sampai 72.000 orang lebih yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Data terakhir, jumlah Rumah Sakit Muhammadiyah/ Aisyiyah yang ikut merawat pasiendan melayani vaksinasi Covid-19 tercatat ada 117 rumah sakit di seluruh Indonesia," kata Prof.Abdul Mu'ti lagi.

Muhammadiyah memberikan pelayanan tanpa membedakan golongan, kelompok bahkan agama dan keyakinan mereka. "Tapi, mereka adalah sesama yang butuh pertolongan dan harus dibantu dalam waktu segera oleh para ahli di bidangnya."

"Saya mendapatkan laporan dan kiriman foto Tim Kamboja yang memakamkan korban Covid-19, ternyata bukan hanya mereka warga Muhammadiyah. Tetapi, kami juga melayani warga non muslim dan dikuburkan dengan baik sesuai protokol kesehatan yang benar," terang Prof.Abdul Mu'ti.

Menutunya, dalam menjalankan misi dan bantuan kemanusiaan ini, warga Muhammadiyah menganut tiga patokan baku, yaitu ketentuan atau kaidah agama(diniyyah), kaidah ilmiah dan kaidah kemanusian. "Siapapun mereka, korban atau pasien yang layak ditolong akan segera dibantu. Semua ini menjadi bagian dari pengkhdmatan kami warga Muhammadiyah," terang Prof.Abdul Mu'ti.

Agama Rahmatan Lil'alamin

Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof.Haedar Nashir,M.Si dalam sambutannya mengajak semua warga bangsa khususnya anggota Persyarikatan Muhammadiyah untuk menjadikan dan mengamalkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil'alamin.

Islam, kata Prof.Haedar adalah agama pembawa rahmat bagia sekalian alam, agama damai dan penuh kasih sayang. Islam bukan kekerasan dan caci maki dan tindakan destruktif lainnya. "Maritim kita hidup dengan penu kedamaian dan senantiasi membawa dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan keutamaan pada sesama," ajak Prof.Haedar.

Pada kesempatan itu, Prof. Haedar juga menyampaikan, Muhammadiyah Jawa Tengah termasuk kampus UMS Surakarta memiliki potensi besar untuk terus memberikan nilai-nilai utama dalam Perserikatan Muhammadiyah. Yakni nilai-nilai kemajuan ukuwah, tauhid dan nilai-nilai utama Islam sebagai agama berkemajuan.

Muhammadiyah Jawa Tengah harus terus meningkatkan program dakwah unggulan yang mencerdaskan. Dakwah yang membawa nilai-nilai keislaman. Program dan amal usaha harus hadir jadi kekuatan yang mandiri, tangguh dan memberi nilai lebih. Jika kita tidak punya apa-apa, kita tidak bisa memberikan apa-apa, ujar Haedar.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang memberikan sambutan secara daring mengatakan, sumbangsih pengetahuan dan perjuangan dari struktural dan kultural Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi Covid-19 sangat luar biasa.

Semoga Muhammadiyah terus berjuang di jalan kemanusiaan demi mewujudkan kemakmuran Negeri [Indonesia] ini. Sehat-sehat terus dulur-dulur Muhammadiyah. Mari gas untuk kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan di Jawa Tengah, tegas Ganjar Pranowo.(helmi)

Baca Juga

Kepemimpinan Indonesia di IORA Dan Hubungan Internasional di Kawasan Samudera Hindia

Kapolri Minta Forkopimda NTB Kendalikan Laju Covid-19 untuk Sukseskan Event Internasional

Pemerintah Tidak Toleransi pada Praktik Pinjaman Online Ilegal dan Melawan Hukum

Dorong Inklusi Pemuda dalam Komitmen Pengurangan Emisi Karbon Pada Event G20 di Bali

Presiden Jokowi Tegaskan Penanganan Pandemi Dilakukan Secara Konstitusional



Berita Terbaru

Pertamina & Indonesia Tourism Development Corporation Kembangkan Mandalika Menjadi Destinasi Wisata Intrnational
Kemendes PDTT Gaet KADIN dan HIMBARA Majukan Bumdes
Kepemimpinan Indonesia di IORA Dan Hubungan Internasional di Kawasan Samudera Hindia
8 Bandara AP II Raih Sertifikat ACI World's Voice of the Customer
Media Center MotoGP 2022 Mandalika Diresmikan Menparkeraf Sandiana Uno Bersama Hadi Tjahjanto

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA