Penyerapan permukaan pada sistem koloid disebut

Jakarta - Detikers, istilah koloid barangkali sangat jarang kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, kemungkinan besar istilah tersebut tidak pernah terdengar sama sekali di kehidupan nyata. Padahal, sebenarnya ada banyak contoh penerapan sistem koloid yang bisa kamu lihat di lingkungan sekitarmu, lho!

Kalau begitu, apa ya yang dimaksud dengan koloid? Dan memangnya seperti apa sih contoh penerapannya di kehidupan sehari-hari? Untuk mendapatkan jawabannya, yuk simak dulu penjelasan berikut ini, Detikers!

Definisi Koloid dan Sistem Koloid

Koloid adalah campuran larutan dan suspensi. Artinya, koloid bukan larutan, dan bukan pula suspensi, Detikers. Untuk membedakan ketiganya, simak poin-poin berikut tentang ciri koloid, larutan, dan suspensi.

1. Ciri-ciri larutan:

  • Tidak bisa disaring
  • Satu fase
  • Sifat antar zat stabil
  • Homogen
  • Diameter partikel berukuran kurang dari 10-7 cm

2. Ciri-ciri koloid:

  • Dapat disaring, tapi dengan membrane semipermeabel saja
  • Dua fase
  • Sifat antar zat stabil
  • Heterogen
  • Diameter partikel berukuran antara 10-7 s.d 10-5 cm

3. Ciri-ciri suspensi:

  • Dapat disaring
  • Dua fase
  • Sifat antar zat tidak stabil, sehingga pasti akan memisah
  • Heterogen
  • Diameter partikel berukuran lebih dari 10-5 cm

Jenis dan Contoh Koloid

Pada dasarnya, koloid terdiri atas dua komponen: zat terdispersi dan medium pendispersi. Nah, dengan mengacu pada perbedaan fase terdispersi dan medium pendispersi, terdapat 8 (delapan) jenis koloid yang ada, Detikers. Ini dia kedelapan jenis koloid tersebut.

JenisTerdispersiFase PendispersiContoh
AerosolCairGasAwan, Hair Spray, Kabut
AerosolPadatGasDebu di udara
BuihGasCairBuih sabun, whipped cream
EmulsiCairCairMayones, santan, susu
SolPadatCairPasta gigi, sol emas, tinta
Buih padatGasPadatBatu apung, karet busa, Styrofoam
Emulsi padat (gel)CairPadatJelly, keju, margarin, Mutiara
Sol padatPadatPadatIntan hitam, kaca berwarna

Sifat Koloid

Koloid memiliki 8 (delapan) sifat, yaitu:

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel larutan berukuran lebih kecil daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat dihamburkan.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat mikroskop ultra. Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.

3. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid karena ukuran luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di permukaannya, baik ion positif maupun negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan sesuai muatan ion yang telah diserap.

4. Koagulasi koloid

Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung muatan yang dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal karena ion saling tolak-menolak. Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak lagi tolak-menolak sehingga koloid bisa berkelompok atau menyatu.

5. Dialisis

Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh pengaplikasiannya adalah proses cuci darah alias hemodialisis.

6. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya muatan yang terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda, sementara kutub positifnya disebut anoda.

7. Koloid liofil dan liofob

Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil merupakan partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya, sehingga ada gaya tarik-menarik antara keduanya. Sedangkan sol liofob merupakan partikel dengan zat terdispersi yang tidak bisa menarik mediumnya dan cenderung encer.

8. Koloid pelindung

Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan begitu, partikel sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi. (pal/pal)

Sistem koloid merupakan zat yang bisa dijumpai pada produk kebutuhan sehari-sehari. Dikutip dari Ruangguru.com, sistem koloid merupakan bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat heterogen, namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar 1 - 10000 newton metre (nm).

Sistem koloid juga memiliki sifat unik, yaitu heterogen yang berarti partikel terdispersi dan tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya, sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya, sifat heterogen ini juga dimiliki oleh larutan, tetapi tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Dalam kehidupan sehari-hari, Anda bisa menjumpai koloid pada susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan.

Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.

Baca Juga

Sifat-sifat Sistem Koloid

Dikutip dari buku pendidikan karya Johari yang diterbitkan oleh Penerbit Erlangga, dijelaskan bahwa suatu campuran dapat digolongkan ke dalam sistem koloid, apabila memiliki sifat-sifat yang berbeda dari larutan sejati. Berikut beberapa sifat yang membedakan sistem koloid dengan larutan sejati:

1. Efek Tyndall
Efek tyndall merupakan gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris, sehingga sifat itu disebut efek tyndall.

Advertising

Advertising

Di sisi lain efek tyndall juga memiliki makna, yaitu efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil, sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

2. Gerak Brown
Gerak Brown juga merupakan gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus, tetapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Bila koloid diamati di bawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak brown.

Partikel-partikel akan senantiasa terus bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas (gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya berosilasi di tempat (tidak termasuk gerak brown).

Bagi koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Ukuran partikel yang cukup kecil membuat tumbukan cenderung tidak seimbang, sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel, sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).

Gerak brown salah satunya juga dipengaruhi suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka dapat dipastikan gerak brown semakin melambat.

Baca Juga

 3. AdsorpsiAdsorpsi adalah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel.

Contoh:


(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

4. Koagulasi Koloid
Koagulasi dapat dimaknai sebagai penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, dapat dimaknai bahwa zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.

Koagulasi  ini dengan mudah dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

5. Koloid Pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.

6. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermeabel yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan, tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

7. Elektroforesis
Elektroferesis adalah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.

Demikianlah sifat-sifat koloid yang dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kehidupan. Seperti deterjen, alat kosmetik hingga makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA