Sebagai contoh, anak pendiam cenderung lebih kuat, bisa mengontrol diri, dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan, anak yang tidak banyak bicara biasanya lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
2. Jangan simpulkan perasaan anak berdasarkan pengalaman
Jangan mudah menyimpulkan perasaan yang dirasakan anak. Anda belum tentu tahu perasaannya meski mungkin Anda pernah mengalami hal serupa. Dugaan Anda terhadap kondisi yang dialami anak mungkin saja benar, tapi bisa jadi salah.
Lebih baik, ajak anak untuk lebih banyak berkomunikasi hingga ia nyaman untuk menceritakan perasaan yang dimilikinya. Anda boleh saja menceritakan pengalaman pribadi yang serupa dengan yang sedang dihadapinya, tapi jangan pernah menganggap Anda tahu apa yang dirasakan, lalu menyepelekannya.
3. Luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak
Sisihkan waktu Anda untuk benar-benar mendengarkan anak. Tidak hanya mendengarkan keluh kesahnya melalui tutur kata. Akan tetapi, coba pahami gerak tubuh, sikap, dan kebiasaannya untuk lebih memahami pikiran anak yang pendiam.
4. Hindari memojokkan anak
Memojokkan anak yang pendiam dengan cara membanding-bandingkannya dengan orang lain bukan cara yang tepat untuk menghadapinya. Justru, anak akan merasa tertekan jika Anda memaksanya untuk menjadi orang lain.
Sebagai contoh, hindari mengucapkan kata-kata, “Bagaimana kamu bisa punya teman kalau kamu diam di kamar terus?” atau, “Main sana, di luar, seperti kakakmu!” Daripada fokus kepada kekurangan anak yang tidak banyak bicara, cobalah untuk lebih fokus dengan kelebihan yang dimilikinya.
5. Jangan memberi label anak pendiam
Anda yang sudah dewasa saja belum tentu senang jika diberi label oleh orang lain. Begitu pula dengan anak Anda, tentu ia juga tidak senang jika diberi label oleh kedua orangtuanya. Maka itu, hindari memberikan label kepada anak Anda.
Jangan mengatakan bahwa anak Anda pendiam karena ia malu. Lebih baik katakan bahwa anak Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan orang baru dan itu bukan sebuah masalah.
Sementara itu, jika orang lain yang memberi label pada anak Anda, katakan bahwa orang tersebut masih belum kenal akrab dengan anak Anda, oleh sebab itu anak menjadi sedikit bicara di hadapannya.
Membantu anak pendiam untuk lebih terbuka
Setelah Anda berhasil menghadapi anak Anda di rumah, kini adalah waktunya Anda membantu anak agar bisa beradaptasi dan bersosialiasi dengan ‘dunia luar’. Hal ini penting karena Anda tidak selamanya berada di samping anak. Maka itu, Anda perlu mengajarkan anak untuk bisa lebih terbuka.
1. Latih anak pendiam untuk bersosialisasi
Agar anak tahu bagaimana caranya beradaptasi dan berhadapan dengan orang baru, Anda mungkin ingin membantu anak bersosialisasi. Anda bisa melakukan hal tersebut dengan cara memperkenalkan anak Anda terhadap berbagai situasi sosial.
Mulailah dari situasi sosial dengan lingkup yang kecil terlebih dahulu. Sebagai contoh, lakukan play date atau bermain dengan satu teman baru. Namun, jangan memaksakan anak untuk berinteraksi dalam situasi sosial tersebut jika ia belum siap. Pasalnya, hal tersebut justru bisa memicu rasa cemas dan anak semakin enggan melakukannya.
2. Rencanakan dengan matang
Jika Anda ingin benar-benar membantu anak Anda untuk bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya, rencanakan dengan matang. Apabila anak Anda mendapatkan undangan ulang tahun dari temannya, beri tahu anak Anda bahwa datang dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada temannya adalah hal yang baik.
Anda bisa membantu anak untuk latihan berdialog dengan temannya tersebut, misalnya dengan Anda berpura-pura menjadi temannya. Hal ini bisa membantu anak agar lebih natural saat nanti melakukan dialog yang sesungguhnya dengan teman.
3. Beri anak pujian
Saat anak berhasil melakukan sebuah interaksi dengan teman yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, tidak ada salahnya memberinya pujian. Ucapkan bahwa anak Anda hebat karena telah berani melawan rasa takutnya. Namun, pastikan bahwa Anda memuji anak dengan cara yang tepat dan tidak berlebihan.
Sebagai orangtua tentunya menginginkan tumbuh kembang anak yang optimal. Namun bagaimana jika si Kecil memiliki sikap pendiam?
Hal itu tentu akan membuat orangtua khawatir. Sebenarnya anak yang terlalu pendiam tidak boleh dibiarkan dengan karakter seperti itu hingga dewasa.
Nah, orangtua harus mengetahui 5 penyebab anak pendiam. Berikut rangkuman selengkapnya dari Popmama.com :
1. Anak pemalu dikarenakan jarang diajak berinteraksi
Orangtua tentu senang jika melihat anaknya ceria dan aktif. Namun ada juga anak dengan pribadi yang lebih tenang dan tidak banyak bicara. Lalu apa penyebab anak pendiam?
Di mana anak pendiam sangat erat kaitannya dengan pemalu. Anak pemalu biasanya dikarenakan sangat jarang diajak berinteraksi dengan lingkungan di luar rumahnya.
Apabila Mama termasuk orang yang pemalu atau kesulitan menyapa orang di sekitar, maka kemungkinan besar anak pun juga jadi pemalu karena melihat hal tersebut dan menirunya.
Sementara anak yang pemalu juga hanya akan bersuara di depan orangtua atau keluarganya saja. Rasa malu inilah acap kali menjadi penyebab anak pendiam di luar, tetapi banyak bicara di dalam rumah.
Editors' Picks
- Penyebab Anak Sering Melamun, Apa Ada Masalah Kesehatan?
- 15 Mainan Edukasi Anak 1 Tahun untuk Merangsang Kemampuan Sensorik
- 14 Rekomendasi Mainan Perosotan Anak, Bermain Lebih Seru!
2. Anak tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri
Rasa tidak percaya diri juga sering kali mendorong anak menjadi sosok yang pendiam.
Anak yang pendiam karena faktor tidak percaya diri mungkin saja itu disebabkan ia pernah mendapatkan ejekan dari teman-temannya.
Selain itu, mungkin saja si Kecil merasa memiliki sebuah kekurangan yang tidak dimiliki oleh temannya.
Hal inilah yang membuat anak tidak percaya diri dalam berekspresi, mengeksplorasi diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri.
Sebagai orangtua, Mama dapat mendorong sang buah hati untuk percaya diri dengan memberikan kepercayaan penuh akan apa yang dilakukan anak.
3. Kesulitan berkomunikasi tidak mampu memberikan respon
Setelah usia 3 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak sudah dapat dimengerti orang dewasa.
Secara umum, pada usia inilah mereka sudah dapat menyebutkan nama, benda dan lain sebagainya.
Sementara anak yang memiliki kesulitan berkomunikasi bisa menyebabkan ia menjadi sosok yang pendiam.
Di mana kesulitan berkomunikasi bisa berupa terlambat bicara atau speech delay. Anak yang terindikasi kesulitan berkomunikasi mungkin tidak mampu bercerita atau memberikan respon.
Jika anak mengalami satu tanda di atas, sebaiknya waspada dan segera hubungi dokter.
4. Sering diabaikan akan menjadi penyebab anak pendiam
Permasalahan anak menjadi pendiam ternyata karena orangtua dan anak yang jarang diwarnai percakapan hangat.
Minimnya komunikasi membuat hubungan orangtua dan anak kurang dekat secara psikologis.
Orangtua yang tidak peduli dengan keberadaan anaknya atau sering diabaikan merupakan salah satu penyebab mereka menjadi sosok yang pendiam.
Padahal faktor paling berpengaruh bagi perkembangan bahasa dan kemampuan komunikasi anak adalah interaksi keluarga.
5. Sering dimarahi menyebabkan munculnya masalah psikologis
Para orangtua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Tapi terkadang orangtua kerap dihadapkan dengan situasi yang menguras emosi dan frustasi oleh kelakuan mereka.
Sering menunjukkan amarah pada anak sebenarnya justru bisa menciptakan lebih banyak masalah dalam jangka panjang.
Salah satu dampak sering memarahi anak yakni menyebabkan munculnya masalah psikologis dan membuat ia menjadi sosok yang pendiam.
Di mana anak yang sering dimarahi akan merasa sering salah, sehingga ia memilih diam daripada dimarahi.
Itulah kelima penyebab anak pendiam. Dengan sering berkomunikasi, maka dapat membantu anak untuk tumbuh kembang optimal.