Pengendapan batuan yang dibawa oleh angin biasanya terjadi di daerah gurun disebut sedimentasi

Suara.com - Pada masa paleozoikum, beredar teori yang mengatakan bahwa seluruh benua awal mulanya menyatu. Namun ada tenaga yang mampu mengubah bentuk permukaan bumi secara terus menerus, tenaga ini disebut endogen dan eksogen.

Mengutip Ruang Guru, Senin (30/8/2021), tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Adapun luar bumi yang dimaksud ialah tenaga yang berasal dari atas permukaan bumi.

Tenaga yang berasal dari atas permukaan bumi termasuk di antaranya kegiatan manusia yang membentuk permukaan bumi. Ini bisa berarti air, angin, organisme, sinar matahari, dan es.

Tenaga eksogen bersifat merusak dan mengikis permukaan bumi, terutama pada bagian-bagian tinggi. Tetapi di sisi lain, tenaga eksogen juga bisa mengisi bagian-bagian yang rendah.

Baca Juga: Penyebab dan Jenis Erosi

Itu sebabnya, tenaga eksogen bisa menyebabkan pelapukan, sedimentasi, dan pergerakan massa tanah (mass wasting).

Pelapukan
Pelapukan adalah proses penghancuran massa batuan menjadi massa tanah. Rantai besi yang mengalami karat disebut juga sebagai pelapukan, sehingga umumnya pelapukan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan prosesnya, pelapukan dibagi menjadi 3 jenis:

  1. Pelapukan fisik (Mekanis)
    Pada pelapukan fisik, proses penghancuran batuan menjadi pecahan yang lebih kecil terjadi tanpa mengalami perubahan susunan kimia. Biasanya, pelapukan ini terjadi karena perubahan musim, menyusupnya es di celah batuan, atau perbedaan suhu siang dan malam yang ekstrem. Sehingga tidak jarang wilayah seperti gurun banyak ditemukan bebatuan yang pecah karena perubahan suhu siang dan malam di gurun cukup tinggi. Hal ini berbeda dengan di perkotaan, di mana cenderung ditemukan batu padat dan keras.
  2. Pelapukan kimia
    Pelapukan kimia adalah jenis pelapukan yang terjadi karena faktor kimia. Salah satu faktor penting dalam pelapukan kimia adalah air. Sehingga tidak jarang benda keras yang terpapar air cenderung mudah lapuk.
  3. Pelapukan biologis
    Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan oleh organisme melalui aktivitasnya. Contoh paling gampang adalah yang terjadi di pintu rumah, akan berbeda nadanya saat diketuk pada pintu kayu yang dimakan rayap dan menjadi lapuk.

Erosi
Proses erosi adalah benda atau batu yang telah lapuk, lalu perlahan pecah menjadi partikel-partikel kecil dan akan menyatu dengan tanah. Setelahnya, tenaga eksogen yang bisa muncul adalah erosi.

Erosi merupakan proses pengikisan permukaan bumi oleh media yang melibatkan pengangkatan partikel batuan. Berdasarkan penyebabnya, erosi dibagi menjadi 4 kelompok:

Baca Juga: Asal-Usul Orang Indonesia Menurut Pakar hingga Erosi Serviks

1. Ablasi
Ablasi merupakan erosi yang disebabkan oleh air sungai atau hujan. Ablasi yang disebabkan oleh aliran sungai itu bisa membuat tebing di sungai semakin dalam. Adapun 4 tahap terjadinya ablasi sebagai berikut:

  • Erosi percik: Jatuhnya air hujan dan mulai mengikis tanah.
  • Erosi lembar: Tanah bagian atas yang terkikis, kesuburannya mulai berkurang.
  • Erosi alur: Kikisan tanah tadi mulai membentuk alur sebagai tempat mengalirnya air.
  • Erosi parit: Terbentuk parit/lembah karena kikisan dari aliran air terus menerus.

2. Korasi dan deflasi
Korasi atau deflasi merupakan erosi yang disebabkan oleh angin. Biasanya, korasi dan deflasi ini terjadi di daerah gurun.

Meskipun sama-sama disebabkan oleh angin, korasi merupakan erosi yang disebabkan oleh angin dan pasir (badai pasir), sementara deflasi hanya angin saja.

3. Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh gelombang laut. Tebing di pinggir pantai juga umumnya terbentuk karena adanya gesekan dari gelombang laut yang membentur. Goa-goa yang ada di pantai juga bisa terjadi karena abrasi ini.

4. Eksarasi
Eksarasi adalah pengikisan yang disebabkan oleh es yang mencair atau gerakan lapisan es. Karena mencairnya es ini, akhirnya batuan yang ada akan masuk ke bawah dan mengendap.

Fenomena alam hasil dari eksarasi ini dinamakan fjord. Penampakannya seperti sebuah pantai yang menjorok ke darat dan dikelilingi oleh tebing curam.

Sedimentasi
Sedimentasi adalah peristiwa mengendapnya material batuan yang dibawa oleh angin atau air. Kalau pada erosi dan pelapukan terkesan “merusak” yang telah ada, sedimentasi justru “menambah” material baru.

Jenis-jenis sedimentasi umumnya terbagi pada tiga, yakni sedimentasi akuatis, yang disebabkan oleh tenaga air, sedimentasi marine yang disebabkan tenaga gelombang laut, dan sedimentasi geolis yang disebabkan tenaga aingin.

Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin,es atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalahhasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai,sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantaiadalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. sedimentasidapat dibedakan:

  1. Sedimentasi air ,misalnya terjadi di sungai.
  2. Sedimentasi angin, biasanya disebut sedimentasi aeolis
  3. Sedimentasi gletser, mengahasilkan drumlin, moraine, ketles dan esker.

Hasil dari sedimentasi ini dapat berupa batuan breksi dan batuan konglomerat yang terendapkan tidak jauh dari sumbernya, batu pasir yang terendapkan lebih jauh dari batu breksi dan batuan konglomerat, serta lempung yang terendapkan jauh dari sumbernya. Sedimentasi yang dilakukan oleh air, angin, maupun gletser memiliki hasil yang berbeda. Tergantung dari lokasi materi itu berada. Selain batuan sedimen, sedimentasi juga salah satu penyebab terbentuknya permukaan bumi. Permukaan bumi yang memiliki banyak bentuk, akibat adanya pengendapan yang berlangsung lama. Hal ini menyebabkan setiap sedimentasi membentuk sesuatu yang unik, dan mempercantik bentuk permukaan bumi.

Proses sedimentasi meliputi proses erosi, transportasi (angkutan), pengendapan (deposition) dan pemadatan (compaction) dari sedimentasi itu sendiri. Pada permukaan bumi dimulai dari proses pengangkatan yang disebabkan oleh adanya tenaga endogen, dengan adanya pengangkatan ini, batuan  kulit bumi akan terangkat sebagian kemudian menjadi relative tinggi dari daerah lainnya. Proses terjadinya pengangkatan juga dipengaruhi oleh factor dari luar yaitu tenaga eksogen yang terdiri dari pelapukan, transportasi, pengendapan. Proses pengangkatan sedimen dapat diuraikan menjadi tiga proses, yaitu:

  • Rainfall detachment, dapat menggerakkan partikel tanah yang tererosi dan terangkut bersama limpasan permukaan.
  • Overland flow, mengangkat bahan sedimen yang ada di permukaan tanah, selanjutnya masuk ke dalam alur-alur dan seterusnya sampai akhirnya ke sungai.
  • Pengendapan sedimen yang terjadi saat kecepatan aliran yang dapat mengangkat dan mengangkut bahan sedimen mencapai kecepatan pengendapan yang dipengaruhi oleh besarnya partikel-partikel sedimen dan kecepatan aliran.

Setelah material terangkut barulah terjadi proses pengandapan dimana kekuatan pengangkutan melemah. Sedimentasi sendiri dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan tenaga pengangkutnya, yaitu air, angin, dan gletser. Serta berdasarkan tempat terjadinya sedimentasi itu sendiri. Yaitu sedimentasi fluvial, marine, glasial dan teristis. Berikut akan dibahas proses sedimentasi berdasarkan tenaga pengangkutnya.

1. Sedimentasi Air

Proses Sedimentasi Air (Aquaris)

Sedimentasi Aquatis adalah sedimentasi yang dilakukan oleh air. Sedimentasi oleh air ini, membawa materi melalui aliran air. Proses ini mengandalkan kekuatan aliran air. Disaat aliran air kuat, maka materi akan terbawa, disaat aliran air melemah, maka materi akan mengendap didasar. Hal ini bisa kita umpamakan saat sedang meminum kopi atau teh. Saat kita mengaduk gelas, terjadi putaran pada air, yang menyebabkan ampas kopi dan teh naik ke atas. Saat kita diamkan, dan pusaran air mulai melemah, maka ampas kopi dan teh perlahan akan mengendap ke bawah. Hal inilah yang terjadi pada proses sedimentasi oleh air. Sedimentasi aquatis dibagi menjadi dua, yaitu fluvial dan marine.

A. Sedimentasi Fluvial

Sedimentasi fluvial adalah proses sedimentasi yang dilakukan olah air sungai dan berlokasi di sungai. Sedimentasi oleh air sungai, biasanya terjadi di dataran rendah, akibat dari sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sedimentasi ini, biasanya juga menghasilkan pendangkalan di muara sungai. Oleh karena itu, daerah muara sungai lebih berpotensi banjir. Sedimentasi fluvial, memiliki peran besar dalam memberi bentuk kepada sungai- sungai. Sedimentasi fluvial dibagai ke dalam 5 kelompok, Alluvial, Meander, Dataran banjir, Danau tapal kuda, dan Delta.

Alluvial atau alluvial fan adalah sebuah sungai yang mengalami perubahan kekuatan arus secara cepat. Akibatnya, materi yang terbawa, terendap secara tiba- tiba di dasar. Endapan ini biasanya berbentuk kerucut, akibat perubahan arus yang cepat. Alluvial biasanya terjadi di sekitar lereng pegunungan maupun dasar lembah

Meander adalah sungai yang berkelok- kelok. Kelokan- kelokan ini terjadi akibat pengendapan yang terjadi di tikungan- tikungan sungai. Aliran sungai di sekitar tikungan sungai memiliki arus yang lebih lemah dari pada aliran yang berada di luar tikungan. Akibatnya, pengendapan terjadi di dalam tikungan, dan erosi terjadi di luar tikungan, sehingga membentuk lekukan- lekukan sungai yang cantik

  • Dataran banjir atau disebut floodplain

Dataran yang berada di sebelah kanan dan kiri sungai. Dataran ini terus mendapat pengendapat materi yang dibawa oleh air secara terus menerus. Akibatnya, sekitar bagian kanan dan kiri sungan lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Dataran ini disebut dataran banjir, karena saat volume air sedang tinggi, dataran ini akan mengalami kebanjiran, dengan menyisakan sedikit sisa dataran yang lebih tinggi. Tapi saat air mulai surut, dataran ini akan muncul kembali.

Atau oxbow adalah sungai yang terputus, akibat adanya pengendapan terus menerus. Sungai ini, biasanya berbentuk seperti tapal kuda. Pengendapan ini, menyebabkan salah satu dari tikungan yang ada di sungai terputus, dan menyebabkan sungai baru yang tersendiri

Merupakan tanah luas yang berada disekitar muara. Delta terbentuk dari hasil endapan material yang berlangsung secara terus menerus. Terjadinya delta, akibat dari terendapnya pasir di dasar sungai, sedangkan lumpur dan batuan tetap terbawa hingga ke laut. Untuk menjadi delta, dibutuhkan banyak materi sedimen yang dibawa oleh air, muara memiliki arus yang tidak kencang dan dangkal.

B. Sedimentasi Air Laut

Sedimentasi marine adalah sedimentasi yang terjadi oleh air laut dan terjadi di laut. Sedimentasi ini, terjadi akibat dari perubahan arus laut, yang mengendapkan materi kedalam dasar laut. Sedimentasi ini juga terjadi akibat adanyaair pasang dan air surut. Air pasang membawa material, lalu saat surut, material itu mengendap. Pengendapan yang terus bertumpuk, menyebabkan endapan ini naik ke permukaan laut. Sehingga membentuk pulau- pulau atau dataran kecil yang indah. Ada 4 bentuk yang terjadi akibat dari sedimentasi marine.

a. Tombolo

Tombolo adalah tanggul pasir alami terbuat oleh alam yang menghubungkan daratan dengan pulau yang berada dekat pantai. Tombolo dapat terbentuk pada laut dangkal yang tidak terganggu oleh arus laut. Sehingga tanggul pasirnya tidak terkikis oleh air laut secara signifikan.

b. Split

Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat dimuka teluk, berbentuk memanjang dan salah satu ujungnya menyatu dengan daratan, sedang ujung lain terdapat di laut. Cukup banyak contoh yang bisa kita lihat di pantai yang membentuk spit. Spit dapat berukuran besar maupun kecil.

3. Sedimentasi Aeolis atau aeris

Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Hembusan angin juga bisa mengangkut material debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. Peristiwa ini disebut dengan disintegrasi yang prosesnya dapat fisik atau kimia. Sebagai akibat proses tersebut adalah terbentuknya butiran tanah dengan berbagai macam sifat yang berbeda, tergantung dari keadaan iklim, topografi, jenis batuan, waktu dan organisme.. Sedimentasi oleh angin banyak terjadi di gurun pasir. Hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pasir dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.

SEDIMENTASI AEOLIS DAN AERIS

4. Sedimentasi Glasial

Sedimentasi hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimentasi glasial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Bentuk dari sedimentasi ini adalah osar (endapan berbentuk unggungan sempit dan panjang), kame(seperti dataran tinggi), drumlin(bukit kecil bulat dan panjang), dan till plain.

2. Sedimentasi Angin

Proses Sedimentasi Angin (Aeris)

Sedimentasi Aeris adalah sedimentasi yang dilakukan oleh angin. Angin membawa materi- materi endapan, dan menjatuhkannya ke darat saat kekuatan dari angin itu melemah. Materi yang dibawa oleh angin biasanya adalahpasir tanah. Endapan pasir yang terus bertumpuk, makin lama akan menjadi gundukan.Gundukan ini disebut sebagai bukit pasir. Gundukan ini juga bisa disebut sebagai Sand Dune atau gumuk pasir. Gundukan pasir ini, mudah kita jumpai disekitar gurun maupun disekitar pantai. Dilihat dari tempat, sedimentasi oleh angin ini termasuk dalam sedimentasi teristris. Sedimentasi teristris adalah sedimentasi yang terjadi di darat.

3. Sedimentasi Gletser

Proses Sedimentasi Glasial

Sedimentasi glasial adalah sedimentasi yang dilakukan oleh es atau gletser. Sedimentasi ini terjadi karena adanya moraine. Moraine adalah batu kerikil, pasir, dan materi lainnya yang terbawa oleh es, dan mengendap. Sedimentasi oleh gletser juga mengelir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. hal ini menyebabkan pengendapan terjadi di ujung gletser, yang menyebabkan perubahan bentuk gletser dari V menjadi U. Sedimentasi oleh gletser, termasuk dalam sedimentasi glasial. sedimentasi glasila adalah sedimentasi yang terjadi di gletser. Terdapat 4 bentuk sedimentasi yang dilakukan oleh es, yaitu:

  1. Oscar : Sedimen yang berbentuk punggung sempit dan panjang
  2. Kame : Sedimen yang berbentuk dataran tinggi.
  3. Drumlin : Sedimen yang berbentuk bukit kecil
  4. Till Plain : Sedimen yang berbentuk dataran.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA