Source: www.facilityistanbul.com |
Kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan dua kegiatan yang terpadu erat. Maka tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara terpadu pula. Terdapat berbagai jenis penelitian dalam ilmu pendidikan, dan berikut jenis-jenis penelitian pendidikan yang ada.
Baca juga
Contoh dan cara membuat proposal penelitian
Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni
LIPI memberi definisi penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian tidak segera dipakai, namun untuk waktu jangka panjang akan segera dipakai.
Gay (dalam Sugiyono, 2009; 9) menyatakan bahwa penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Senada dengan pendapat tersebut, Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009; 9) berpendapat bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Batasan yang diberikan LIPI bahwa setiap penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator. Senada dengan pendapat tersebut, Gay (dalam Sugiyono, 2009; 9) berpendapat bahwa penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.
Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009;9) menyatakan bahwa penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Sehingga, hubungan penelitian murni dan penelitian terapan sangat erat, karena penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu, setelah ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian terapan.
Jenis penelitian dilihat pula dari segi metodenya sebagai berikut:
Penelitian historis atau penelitian sejarah adalah kegiatan penelitian yang difokuskan untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan keadaan yang telah lalu. Tujuan penelitian historis adalah untuk merumuskan kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari kejadian yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Contohnya penelitian untuk mengetahui bagaimana perkembangan peradaban masyarakat tertentu, penelitian tentang mengapa suatu produk dimasa lalu menjadi andalan.
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Senada dengan pendapat tersebut, prasetyo (2005;49) berpendapat bahwa penelitian survey umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Jika sampel yang diambil adalah representatif maka generalisasinya kuat. Contoh penelitian tentang kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpinnya, penelitian pengaruh anggaran pendidikan terhadap kualitas SDM di negeri ini, penelitian tentang kecenderungan konsumem dalam memilih suatu jenis produk.
c. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang guna mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya kejadian. Penelitian ini menggunakan logika jika x maka y. Namun demikian dalam penelitian tidak dilakukan manipulasi variabel. Contohnya penelitian untuk mengungkapkan sebab terjadinya kerusuhan disuatu daerah, penelitian tentang sebab terjadinya banyak siswa yang tidak lulus ujian, penelitian tentang sebab banyaknya produk yang tidak terjual.
Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Ada empat bentuk eksperimen yaitu pre experimenta: true experimental, factorial, dan quasi experimental. Contoh penelitian mengenai pengaruh penggunaan metode mengajar A terhadap hasil belajar siswa, penelitian tentang pengaruh metode promosi terhadap jumlah penjualan, dan lain-lain.
e. Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian evaluasi adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan. Jadi penelitian evaluasi adalah penelitian yang dilakukan untuk pengambilan keputusan. Contoh penelitian tentang efektivitas pelaksanaan KBK di sekolah X, penelitian tentang kebijakan link and match, dan lain-lain.
f. Penelitian Pengembangan (research development)
Penelitian pengembangan adalah merupakan penelitian untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut menjadi lebih baik. Tujuan penelitian pengembangan bukan untuk memformulasi atau menguji hipotesis, melainkan untuk mendapatkan produk baru atau proses baru. Contoh penelitian tentang kemungkinan mengembangkan produk A menjadi produk A plus.
g. Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan misalnya guru, siswa atau kepala sekolah, dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan). Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan masalah melalui aplikasi metode ilmiah, bukan untuk memberi kontribusi pada ilmu pengetahuan. Contoh penelitian tentang mencari mengajar yang paling tepat untuk siswa kelas II SMA, penelitian tentang prosedur dan metode kerja dalam pelayanan masyarakat.
h. Penelitian Naturalistik
Penelitian Naturalistik adalah penelitian yang digunakan untuk kondisi obyektif alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna, bukan generalisasi. Contoh penelitian tentang makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi, dan lain-lain.
Penelitian
Kebijakan adalah penelitian yang dilakukan untuk kepentingan pengambilan
kebijakan. Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah bagi organisasi atau
para pengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan terhadap masalah-masalah
sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pengambil
keputusan. Contoh penelitian untuk membuat undang-undang atau peraturan,
penelitian untuk mengembangkan struktur organisasi, dan lain-lain.
3. Menurut
jenis data dan analisisnya
Menurut jenis data dan analisisnya, penelitian dibedakan menjadi:
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang datanya adalah data kualitatif sehingga analisisnya juga analisis kualitatif (deskriptif). senada dengan pendapat tersebut sukmadinata (2009;18) berpendapat bahwa data kualitatif adalah data dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif dengan jalan diskoring. Contoh data kualitatif adalah manis, pahit, rusak, gagal, baik sekali, baik, kurang baik, tidak baik, atau sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju, selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya merupakan data kuantitatif sehingga analisis datanya menggunakan analisis kuantitatif (inferensi). Data kuantitatif adalah dalam bentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan seperti: 1, 2, 3, 4, … dst, atau skor 5 = selalu, skor 4 = sering, skor 3 = kadang-kadang, skor 2 = jarang, dan skor 1 = tidak pernah. Data kuantitatif dibedakan menjadi data diskrit atau nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data dalam bentuk kategori atau diskrit.
c. Penelitian Gabungan Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian
gabungan kualitatif dan kuantitatif adalah penelitian yang datanya terdiri dari
data kualitatif dan data kuantitatif sehingga analisis datanya pun menggunakan
analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
4. Menurut
tingkat ekplanasi (penjelasannya)
Menurut tingkat ekplanasi (penjelasannya) penelitian dapat dibedakan menjadi:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Penelitian deskriptif berusaha untuk memperoleh deskriptif lengkap dan akurat dari suatu situasi. Kelemahan utama penelitian deskriptif adalah kurangnya tanggapan subyek penelitian. Contoh: Penelitian disiplin kerja pegawai negeri setelah otonomi daerah, penelitian profit guru yang profesional, penelitian, kesiapan sekolah melaksanakan manajemen berbasis sekolah, kesiapan sekolah melaksanakan KBK, dan lain-lain.
b. Penelitian Korelasional (Hubungan)
Penelitian korelasional (hubungan) adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa besar korelasi dan yang ada diantara variabel yang diteliti. Penelitian korelasional tidak menjawab sebab akibat, tetapi hanya menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Contoh: penelitian tentang pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai, penelitian tentang hubungan antara tingkat pendidikan dan kerukunan masyarakat didaerah tertentu, penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi merebaknya KKN di instansi tertentu, dan lain-lain.
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh: penelitian tentang adakah perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan lulusan SMU, penelitian tentang adakah perbedaan hasil belajar antara strategi belajar A dengan strategi belajar B, penelitian tentang tingkat kesiapan sekolah negeri dan sekolah swasta dalam melaksanakan manajemen berbasis sekolah.
5. Menurut Tingkat Kedalaman Analisis Data Penelitian
Berdasarkan tingkat kedalaman analisis data penelitian, dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Penelitian yang analisis datanya hanya sampai pada deskripsi variabel satu demi satu. Deskripsi berarti pemberian secara sistematik dan faktual tentang sifat-sifat tertentu populasi tertentu (Hadeli, 2006;11).
b. Penelitian Eksplanatori
Penelitian yang analisis datanya sampai pada menentukan hubungan variabel dengan variabel lainnya.
6. Menurut Sifat Permasalahannya
Margono (2009;6) menyatakan bahwa tugas
penelitian yaitu untuk memberikan, menerangkan dan meramalkan dan
mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka penelitian dapat
digolongkan pula dari sudut pandang ini. Berdasarkan penggolongan dapat dipilih
rencana penelitian yang sesuai. Ada 8 jenis penelitian itu, yakni:
Penelitian ditunjukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan dengan metode ini pasti rendah. Data yang dikumpulkan biasanya berupa hasil pengamatan orang, seperti surat-surat, arsip dan dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini bila ditunjukan kepada kehidupan pribadi seseorang maka penelitian disebut penelitian biografi. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain.
2)Data yang baik adalah data yang otentik, tepat dan dari sumber-sumber penting.
3) Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif dan tuntas.
4)Data yang dikumpulkan dari sumber primer, yaitu langsung melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.
5)Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat serta fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi sekarang.
2) Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis.
c. Penelitian Perkembangan
Penelitian ini menyelidiki pola dan proses pertumbuhan dan perubahan sesuai dengan fungsi waktu. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan tertentu dan perkembangannya selama jangka waktu tertentu.
2) Penelitian ini biasanya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.
d. Penelitian Kasus atau Penelitian Lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara mendalam, sehingga hasilnya merupakan suatu gambaran lengkap atas kasus pada unit itu.
2) Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas, dari ubahan-ubahan yang lebih besar jumlahnya, yang berpusat pada aspek yang menjadi kasus.
e. Penelitian Korelasional
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih. Misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Gejala-gejala yang diteliti pelik, tidak dapat dikontrol sehingga tidak dapat dieksperimenkan.
2) Ubahan-ubahan yang akan diukur ada hubungannya serentak muncul dalam kenyataan.
3) Korelasi yang akan diukur adalah tingkat tinggi rendahnya hubungan bukan ada tidaknya hubungan.
f. Penelitian Hubungan Sebab-Akibat
Penelitian untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya: sikap santun siswa dalam kegiatan belajar, mungkin dikarenakan banyaknya lulusan tertentu yang tidak mendapakkan lapangan kerja. Kekhususan penelitian ini adalah:
1)Penelitian bersifat ex post fakto.
2)Suatu gejala yang diamati diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor pada masa lampau.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. Kekhususan penelitian ini adalah
1) Di dalam eksperimen terdapat kelompok yang dikenal perlakuan eksperimental dan kelompok yang dikenal perlakuan pembanding.
2) Menggunkan sedikitnya dua kelompok eksperimen.
3) Harus memperhatikan benar-benar perbedaan pengaruh yang diakibatkan oleh perlakuan eksperimental dengan perlakuan pembanding.
4) Menggunakan agar pengaruh perlakuan eksperimen maksimal dan pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau bidang praktis lain. Misalnya: penelitian keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa yang putus sekolah di suatu daerah. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Disiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dangan dunia kerja.
2) Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku.
i. Menurut Tempat Penelitian
Hasan (2004;5) menyatakan bahwa berdasarkan tempat penelitian, penelitian dibedakan atas tiga yaitu sebagai berikut:
1) Penelitian lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden.
2) Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan leteratur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.
3) Penelitian Laboratorium (Laboratory Research)
Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilaksanakan pada tempat tertentu (laboratorium) dan biasanya bersifat eksperimen atau percobaan
Hasan (2004;5-6) menyatakan bahwa berdasarkan keilmiahannya, penelitian dibedakan atas dua yaitu sebagai berikut:
Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, artinya pokok pikiran yang dikemukakan disimpulkan melalui suatu prosedur yang sistematis dengan mempergunakan pembuktian yang meyakinkan (ilmiah).
Penelitian ilmiah didasarkan atas logika, terorganisasi, dan teliti dalam identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis data dan penarikan kesimpulan yang valid. Kadar (tinggi-rendahnya) mutu ilmiah suatu penelitian ilmiah dapat diukur dengan dua kriteria, yaitu:
a. Kemampuannya untuk memberikan pengertian tentang masalah yang diteliti sehingga jelas.
b. Kemampuannya untuk meramalkan, artinya sampai di mana kesimpulan yang sama dapat dicapai, apabila data yang sama ditemukan di tempat waktu lain.
Ciri-ciri penelitian ilmiah, adalah sebagai berikut:
a. Purposiveness, memiliki fokus tujuan yang jelas.
b. Rigor, teliti dan memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik.
c. Testability, prosedur pengujian hipotesis jelas.
d. Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau kasus sejenis lainnya.
e. Objectivity, berdasarkan atas fakta dari data actual, bukan penilaian yang subjektif dan emosional.
f. Generalizability, semakin luas ruang lingkup penggunaan hasil penelitian semakin berguna.
g. Precision, mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat.
h. Parsimony, kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian nonilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah yang ilmiah.
k. Menurut (Ilmu) Garapannya
Hasan (2004;6) menyatakan bahwa spesialisasi bidang (ilmu) garapannya, penelitian dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
Penelitian bisnis adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang bisnis, seperti berikut:
a. Akunting, contohnya prosedur, praktik dan sistem anggaran, metode pembiayaan dan sebagainya.
b. Keuangan, contohnya operasi lembaga keuangan, rasio-rasio keuangan, merger dan akuisisi dan sebagainya.
c. Manejemen, contohnya sikap dan perilaku karyawan, manajemen SDM, dan sebagainya.
d. Pemasaran, contonya citra produk, periklanan, distribusi, dan sebagainya.
Penelitian komunikasi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang komunikasi, seperti:
Penelitian hukum adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang hukum, seperti:
Penelitian pertanian adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang pertanian, seperti:
Penelitian ekonomi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi, seperti:
B.
Variabel / Fokus Penelitian
1. Variabel
Penelitian
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Banyak sekali definisi variabel yang diungkapkan para ahli, dan definisi tersebut berpotensi membingungkan para peneliti pemula. Perhatikan definisi variabel menurut para ahli berikut:
Menurut Hatch & Farhady dalam Sugiyono (2011: 38). Variabel didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Kerlinger dalam Sugiyono (2011: 38), variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Kidder dalam Sugiyono (2011: 38), variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Bhisma Murti, variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Sudigdo Sastroasmoro, variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
Secara umum, variabel penelitian adalah atribut yang mencerminkan pengertian atau bangunan pengertian dan memiliki nilai. Contoh, tinggi badan, kenapa dianggap sebagai variable, karena memiliki nilai, dan antara satu dan yang lain memiliki tinggi badan yang berbeda. Kalau masih membingungkan. Jika masih membingungkan, perhatikan contoh berikut; masalah banyaknya kosakata dalam buku pelajaran menyulitkan siswa, maka variabel yang bisa diambil adalah ukuran banyaknya kosakata, dan ukuran kemampuan siswa. Jadi konsep yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, itulah yang menjadi variabel penelitian.
Variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena variabel bertujuan sebagai landasar mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah variabel harus dapat diamati dan dapat diukur.
Variabel penelitian dapat dibedakan
menjadi:
Pertama: Variabel Independen biasa juga
diistilahkan dengan Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel
Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, Variabel Bebas, dan
Variabel Eksogen. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat).
Dinamakan demikian karena variabel ini bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh, pengaruh zikir terhadap mental siswa. Variabel dzikir bebas mempengaruhi
mental
Kedua: Variabel Dependen. Sering disebut sebagai
Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh,
Variabel Terikat, Variabel Tergantung, dan Variabel Endogen. Variabel Dependen
merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh
variabel bebas/variabel independent. Contoh : pengaruh zikir terhadap mental
siswa. Mental siswa adalah variable dependen
Ketiga: Variabel Moderator. Variabel Moderator
adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara
Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Contoh: Hubungan motivasi dan prestasi
belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/ lingkungan
belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik
dalam menciptakan iklim belajar. Variabel moderatornya adalah kuat dan rendah.
Keempat: Variabel intervening adalah variabel yang
menjadi media pada suatu hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Sebagai contoh, prestasi kerja pengaruh ibu terhadap ayah akan semakin
kuat setelah berkeluarga. Jadi, keluarga merupakan media bagi ibu dalam
pengaruhnya terhadap ayah.
Kelima: Variabel Kontrol. Variabel Kontrol adalah
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang
bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental. Variable ini sefatnya
sebagai penengah.
2. Fokus penelitian
Dalam
pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh,
tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan
menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi
keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place),
pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Batasan
masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok
masalah yang masih bersifat umum. Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988)
mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus:
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang
disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga pendidikan, bisa kepala
sekolah, guru, orang tua murid, pakar pendidikan dan sebagainya.
2. Menetapkan fokus berdasarkan
domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam pendidikan ini bisa
kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan
kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup
kompetensi dan sebagainya.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai
temuan untuk mengembangkan iptek. Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada.
Temuan ini dalam pendidikan misalnya menemukan metode mengajar matematika yang
mudah difahami dan menyenangkan.
4. Menetapkan fokus berdasarkan
permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Penelitian
inibersifat pengembangan yaitu ingin melengkapi dan memperluas teori yang telah
ada.
C. Defenisi
Operasional Variabel / Deskripsi Fokus
Dalam setiap penelitian pasti terdapat
variabel penelitian. Jumlah variabel penelitian bisa hanya satu namun juga bisa
lebih dari satu. Variabel penelitian pada hakikatnya merupakan konsep yang
nilainya ingin diketahui oleh peneliti. Tidak sedikit variabel yang terlibat
dalam suatu penelitian sifatnya abstrak, dalam arti tidak jelas wujud dan
ukurannya, sehingga sulit juga ditentukan nilainya. Kalau variabel
penelitiannya adalah tinggi badan atau berat badan maka sifat kedua variabel
tersebut relatif konkret . Peneliti bisa segera mengukur nilai tinggi badan
dengan meteran, sedangkan nilai berat badan diukur menggunakan timbangan.
Setelah dilakukan pengukuran maka data nilai tentang tinggi dan berat badan
diketahui. Namun jika variabel penelitiannya bersifat abstrak, misalnya
motivasi atau kepuasan kerja , maka peneliti perlu menetapkan cara pengukuran
variabel tersebut agar dapat memperoleh nilai yang tepat bagi kedua
variabel tersebut. Proses penentuan ukuran suatu variabel tersebut dikenal
dengan nama operasionalisasi variabel.
Apakah semua variabel penelitian harus
dibuat definisi operasionalnya?
Kalau
yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah proses penentuan
ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel penelitian harus
disusun definisi operasionalnya . Misalnya penelitian yang tujuannya
adalah ingin mengetahui pengaruh iklan terhadap volume penjualan. Iklan adalah
variabel bebas dan volume penjualan adalah variabel tergantung. Dari dua
variabel tersebut yang perlu dilakukan pengukuran – artinya disusun variabel
operasionalnya – adalah volume penjualan. sedangkan variabel “iklan” tidak
perlu. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah menyusun definisi konseptual
variabel “iklan”. Jika metode penelitian atau rancangan penelitian yang akan
diterapkan adalah “pre and post test design” maka peneliti harus
membandingkan volume penjualan sebelum ada iklan dengan volume penjualan
setelah ada iklan. Kedudukan “iklan” dalam rancangan penelitian tersebut adalah
sebagai betuk “perlakuan” (treatment)
Contoh penelitian lain yang tidak memerlukan
operasionalisasi variabel, misalnya penelitian yang bertujuan ingin
mengetahui strategi bisnis , ingin mengetahui proses seleksi, atau
penelitian-penelitian kualitatif yang sasaran utamanya adalah memberikan
uraian/deskripsi atau gambaran lengkap dari suatu proses kegiatan. Yang
diperlukan oleh penelitian jenis ini adalah definisi konseptual, bukan definisi
operasional. Contohnya, ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana proses
seleksi pegawai di suatu organisasi, maka peneliti harus memiliki definisi
konseptual tentang variabel seleksi pegawai, agar yang ditelitinya memang
tentang seleksi pegawai, bukan kegiatan lainnya. Definisi konseptual tentang
seleksi pegawai harus lengkap dan rinci, termasuk proses dan kegiatan-kegiatan
apa yang seharusnya dilakukan dalam seleksi pegawai. Demikian pula ketika
peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi bisnis suatu perusahaan. Definisi
konseptual yang lengkap tetang strategi bisnis dan kegiatan-kegiatannya, harus
dikuasai oleh peneliti agar yang ditelitinya memang benar-benhar strategi
bisnis, bukan “sekedar” strategi pemasaran, seperti yang banyak dijumpai dalam
hasil penelitian yang digunakan untuk penyusunan skripsi atau tesis.
Proses Operasionalisasi Variabel
Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan variabel penelitian ke
bentuk awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti harus mendefinisikan konsep
penelitian sesuai dengan definisi-definisi yang telah diberikan oleh para akhli
yang relevan dengan konsep penelitiannya. Jika konsep penelitiannya adalah
“motivasi kerja”, maka peneliti harus menemukan definisi “motivasi kerja” yang
telah banyak diakui kebenarannya oleh para pakar di bidang tersebut.
Dalam tahapan ini studi kepustakaan menjadi salah satu tahap yang harus
dilalui. Melalui studi kepustakaan yang mendalam dan memadai, peneliti akan
mampu merumuskan definisi konsep penelitiannya dengan benar. Jadi ketika konsep
penelitiannya adalah tentang “motivasi kerja” maka kepustakaan atau literatur
tentang konsep tersebut harus benar-benar dipahami dengan baik oleh peneliti.
Perlu diketahui, tidak sedikit kita menemukan satu konsep dengan definisi
yang berbeda. Misalnya, definisi “motivasi” yang dikemukakan oleh A.H. Maslow
berbeda dengan Victor Vroom. Maslow mendefinisikan motivasi sebagai “motivation
arises from the needs and wants of an individual and drives the people towards
action or work by doing which he makes efforts to fulfill these needs and wants.
(kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan individu yang membuatnya
terdorong untuk melakukan sesuatu agar kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan)
. Sedangkan Vroom mengatakan bahwa “motivation is a
product of the individual’s expectancy that a certain effort will lead
to the intended performance, the instrumentality of this performance to
achieving a certain result, and the desirability of this result for the
individual, known as valence”. (S.E. Condrey, 2005, p.482).
Berdasarkan definisi tersebut disusunlah rumus M= ExIxV. Oleh karena itu, agar
punya landasan teoritis yang jelas biasanya untuk kepentingan penyusunan
definisi operasional variabel , peneliti hanya memilih atau menggunakan satu
definisi tertentu yang cocok atau sesuai dengan tujuan penelitiannya. Beberapa
penulis menamakan langkah pertama ini dengan nama definisi konseptual
Langkah
berikutnya adalah menemukan cara
mengetahui besaran (ukuran) dari variabel penelitian berdasarkan definisi
konseptual, atau dengan kata lain mulai mengoperasionalisasikan variabel
penelitian.
Pada
penelitian kualitatif, defenisi operasional ini disebut dengan deskripsi focus.
D. Populasi
(Sampel) / Sumber Data (Subjek/Informan Penelitian)
1.
Populasi
Populasi
berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa
popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau bendanya. Pengertian
lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.
Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian. Dari
beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian.
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi betul-betul representatif
(mewakili).
Adapun alasan-alasan
penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini:
1) Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak
terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat
konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam
populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari populasi 50 juta
murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
2) Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari
banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka
semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih bila objek itu tersebar
diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk
mengurangi biaya.
3) Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu
yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal
itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan
segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
4) Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat
dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya,
tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan
dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk
diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5) Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan
agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan,
pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu
ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam
melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel
memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6) Masalah ekonomis
Pertanyaan
yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah
dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis
daripada penelitian populasi.
3. Teknik Sampling
Teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau
random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability
sampling.
1. Random
sampling
Random Sampling adalah cara pengambilan
sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Artinya jika elemen populasinya
ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut
mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang
dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen
populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima
elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah
peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya
kemungkinannya 0 (nol).
a)
Simple Random Sampling atau Sampel Acak
Sederhana
Teknik untuk
mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian
setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel.
b) Proportionate Stratified Random
Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa
digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam
populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian
tiap strata diwakili sampel penelitian.
c) Disproportionate Stratified Random
Sampling
Teknik ini digunakan
untuk menentukan junlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka
tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel.
Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU
dan SMP.
d) Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan
jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar
SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua
pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
2. Nonprobability/Nonrandom
Sampling atau Sampel Tidak Acak
Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang/ kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih
menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang
sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi samling
sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.
a)
Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik
pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
b) Sampling kuota
Sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c) Sampling insidental
Sampling insidental
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang
secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
d) Sampling Purporsive
Sampling purporsive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil.
f)
Sampling Snowball
Sampling Snowball adalah teknik
penentuan sampel yang mla-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Subjek
dalam penelitian kualitatif disebut informan, yaitu orang-orang yang berada
pada latar penelitian. Informan adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi, kondisi latar, dan data penelitian.
Informan dibedakan menjadi dua, yaitu informan yang berfungsi sebagai pembuka
jalan dan informan yang berperan sebagai pemberi informasi data lapangan.
Informan sebagai pembuka jalan
berfungsi sebagai pembuka jalan memasuki seting dan sebagai jembatan
komuniukasi antara peneliti dengan situasi penelitian dan masyarakat yang
berfungsi sebagai pemberi data. Informan pembuka jalan dipilih orang-orang yang
memiliki pengaruh besar dalam suatu latar penelitian, misalnya
pimpinan-pimpinan formal, pimpinan-pimpinan informal, dan powe etite.
Informan
pemberi data lapangan berfungsi utama pemberi data penelitian. Informan yang
dipilih adalah orang-orang yang benar-benar mempunyai informasi yang relevan
dengan penelitian. Agar
dapat memilih informan dengan tepat, ada empat macam cara memilih yang
dikelompokkan sebagai nonporobability sampling, yaitu accidental, purposive,
quota, dan snow ball sampling
accidental: untuk
memperoleh informan, peneliti dalam waktu tertentu dengan cara aktif memilih dan menjadikan
semua responden yang mereka ditemui sebagai informan.
- purposive: peneliti atas dasar rasional
tertentu memilih responden untuk dijadikan informan dalam pengambilan data.
- quota: pemilihan informan atas dasar
jumlah tertentu dan jumlah itu ditentukan sebelum penelitian.
- snow ball: pemilihan informan yang
dimulai dari jumlah kecil, kemudian atas dasar rekomendasinya menjadi semakin
membesar. Di tempat kita disebut “gethok tular”, di mana respoden yang telah ditemui memberikan rekomendasi
kepada orang lain untuk dijadikan respoden.
Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Furchan, arief. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Trianto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Pustakaraya.