Pelajaran apa yang bisa diambil dari kisah Umar dan janda tua?

Jakarta -

Kisah Khalifah Umar bin Khattab tak sengaja bertemu dengan keluarga miskin yang memasak batu karena tak punya bahan makanan ribuan tahun yang lalu, terjadi di era sekarang. Tepatnya di Mombasa, Kenya. Seorang janda dengan delapan anak terpaksa merebus batu untuk mengelabuhi anaknya yang kelaparan minta makan.

Kisah perempuan miskin di Kenya, Peninah Bahati Kitsao yang merebus batu demi anak-anaknya memancing empati dari para netizen. Wanita dengan delapan anak tersebut memasak batu demi anak-anaknya yang kelaparan.

Dikutip dari BBC, Kitsao berharap anak-anaknya tertidur saat menunggu masakannya matang. Padahal batu yang direbus tersebut tidak akan bisa disantap, namun Kitsao tak tega mengatakan sedang kondisi yang sebenarnya.

Keadaan Kitsao diketahui tetangganya Prisca Momanyi yang segera mengabarkan kondisi tersebut pada media. Setelah diwawancara stasiun televisi setempat N TV, bantuan mulai datang untuk membantu Kitsao dan anak-anaknya yang kelaparan.

"Saya tidak percaya masyarakat Kenya ternyata sangat peduli. Telepon saya terima dari seluruh negeri yang bertanya bagaimana mereka bisa menolong kami," kata Kitsao saat diwawancara situs berita Tuko.

Kondisi Kitsao mengingatkan pada cerita serupa yang terjadi di masa Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu sedang terjadi bencana kekeringan yang menyebabkan kaum muslim menderita kelaparan parah.

Dikutip dari buku 'The Khalifah' karya Abdul Latip Thalib, di suatu malam Umar mengajak asistenya Aslam melakukan ronda keliling kota. Umar melihat sebuah pondok dengan kompor yang menyala di tengah jalanan yang sepi. Umar juga mendengar suara anak-anak yang menangis dari pondok tersebut.

Amirul Mukminin kemudian pergi ke pondok tersebut untuk mengetahui kondisi sebenarnya. Umar melihat seorang ibu yang terlihat memasak sesuatu di tengah pondok dikelilingi anak-anak yang menangis. Umar kemudian mengetuk pintu pondok dan bertanya penyebab anak-anak tersebut menangis. Umar juga bertanya makanan yang sedang dimasak ibu tersebut untuk anak-anaknya

Ibu tersebut menjawab anak-anaknya menangis karena lapar. Di dalam panci yang dimasak sebetulnya adalah air dan batu. Sang ibu berharap anak-anaknya lelah menunggu masakan matang hingga akhirnya tertidur. Semua bahan makanan yang ada dalam rumah tersebut sudah habis, hingga dia dan anak-anaknya kelaparan selama tiga hari belakangan.

Umar bin Khattab kemudian segera ke Baitul Mal dan mengambil bahan makanan yang diperlukan ibu dan anak-anaknya. Sang khalifah membawa dan memberikan sendiri bahan makanan pada keluarga tanpa bantuan Aslam. Umar kemudian masuk ke dalam pondok dan membantu sang ibu memasak untuk anak-anaknya. Makanan tersebut kemudian diberikan pada anak-anaknya hingga tak lagi merasa lapar.

Dikutip dari buku 'Umar Ibn Al-Khattab His Life and Times Vol. 1, kekeringan dan kelaparan parah sempat terjadi pada tahun ke 18 setelah hijrah. Tahun ini disebut Ar-Ramadah karena angin menerbangkan debu seperti abu atau Ar-Ramad. Bencana ini mengakibatkan kematian hingga hewan-hewan ikut merasakan dampaknya.

Umar yang merasa bertanggung jawab melakukan berbagai usaha untuk membantu rakyatnya, termasuk mendistribusikan makanan dari Dar Ad-Daqeeq. Makanan dari institusi yang menangani kebutuhan logistik masyarakat tersebut, Umar bagikan sendiri untuk masyarakat yang membutuhkan. Umar bin Khattab juga berdoa memohon pengampunan dan rizki dari Allah SWT, hingga akhirnya turun hujan dan mengakhiri bencana tersebut.

(row/erd)

Jawaban:

Umar Bin Khattab adalah Khalifah kedua setelah Rasulullah SAW wafat. Terdapat banyak kisah teladan yang mengandung hikmah, selama Umar Bin Khattab manjadi khalifah salah satunya kisah Umar dengan janda tua.

Penjelasan:

kalo salah maap

ceritakan kembali secara singkat kisah umar dengan janda tua

jawaban

Umar Bin Khattab adalah Khalifah kedua setelah Rasulullah SAW wafat. Terdapat banyak kisah teladan yang mengandung hikmah,  selama Umar Bin Khattab manjadi khalifah salah satunya kisah Umar dengan janda tua.

Pembahasan

Pada suatu malam, Khalifah Umar bersama Aslam mengunjungi kampung terpencil. Khalifah Umar mendengar seorang gadis kecil menangis lantas bergegas mendekati suara tersebut. Kemudian, Umar melihat seorang perempuan tua tengah memanaskan panci dan mengaduk-aduk panci ersebut dengan sendok kayu panjang.

Umar kemudian menanyakan kepada perempuan tersebut perihal anaknya yang menangis lalu dijawab sedang lapar.  Lantas ibu kembali bercerita bahwa yang dimasaknya adalah batu untuk membohongi anaknya yang lapar agar terhibur.

Mendengar hal tersebut, Umar Bin Khattab menangis dan mengajak aslam cepat-cepat pulang ke Madinah. Lalu dengan segera memikul gandum untuk diberikan kepada janda tua yang sengsara itu dan kemudian memasaknya. Sebelum pergi Umar Bin Khattab menyuruh si Ibu untu datang dan menemui Khalifah karena akan memberikan haknya sebagai penerima santunan negara.

Apa yang bisa kamu simpulkan dari cerita Umar dan janda tua?

kesimpulannya : jika kita ingin membantu orang lain ,orang itu tidak tau siapa kita . contoh nya pada saat kurban . pepatah mengatakan : jika tangan kanan melakukan , tangan kiri tidak boleh tahu.

Dalam kisah Umar dan janda tua apakah yang dimasak janda tua itu untuk menghibur anak anaknya?

Batu-batu yang dimasak itu hanya bertujuan untuk menghibur anak-anaknya, karena mereka sedang mengalami kesulitan ekonomi dan bahkan hidup tanpa suami (menjanda). Ibu itu mengumpat kepada khalifah Umar yang tidak pernah memperhatikan rakyatnya yang miskin seperti dia.

Bagaimana sifat yang dimiliki oleh Umar bin Khattab?

Umar bin Khattab terkenal memiliki sifat pemberani yang berhati lembut. Sifat pemberani ini membuat Umar bin Khattab mendapat julukan singa padang pasir. Memiliki sifat pemberani bukan berarti Umar bin Khattab tidak pernah merasa takut sama sekali. Ia pernah merasakan takut, tapi berhasil mengalahkannya.

Apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika mendengar anak kecil menangis?

yang dilakukan Umar bin Khatab ketika mendengar anak anak kecil menangis adalah Beliau ikut manangis dan segera berlari pulang untuk mengambil gandum dan bahan makanan lainnya untuk anak-anak tersebut.