Panduan artikel kelas awal wikipedia

Gimana ya caranya kita tahu bahwa sebuah teks itu disebut sebagai teks eksplanasi? Yuk, kenali ciri-ciri dan struktur teks eksplanasi beserta contohnya di artikel Bahasa Indonesia kelas 11 ini!

--

Apakah kamu pernah membaca teks tentang proses terjadinya bencana alam di media cetak? Jika pernah, itu merupakan salah satu contoh dari teks eksplanasi. Memangnya apa sih teks eksplanasi itu? 

Coba cek lagi deh materi pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 8, jangan-jangan kamu sudah lupa ya? Padahal, materinya tidak jauh berbeda lho dengan yang ada di kelas 11. Kalau mau mengingat-ingat materinya lagi, cek di link berikut ini yuk tentang Teks Eksplanasi Kelas 8.

Pengertian Teks Eksplanasi

Apakah yang dimaksud dengan teks eksplanasi? Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. Suatu kejadian baik itu kejadian alam maupun kejadian sosial yang terjadi di sekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab akibat dan proses.

Lalu, gimana ya caranya kita tahu bahwa sebuah teks itu disebut sebagai teks eksplanasi? Yuk, kenali ciri-ciri dan struktur teks eksplanasi!

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Ada beberapa ciri-ciri teks eksplanasi, antara lain:

  • Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual).
  • Hal yang dibahas, yaitu suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
  • Sifatnya informatif dan tidak berusaha memengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.
  • Fokus pada hal umum (generik), bukan partisipan manusia. Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan lainnya.

Baca Juga: Mengenal Teks Prosedur Beserta Contohnya, Yuk!

Struktur Teks Eksplanasi

Sebuah teks bisa dikategorikan sebagai teks eksplanasi jika memiliki struktur sebagai berikut ini.

Panduan artikel kelas awal wikipedia

Struktur teks eksplanasi

1. Identifikasi Fenomena

Di bagian ini, sebuah teks eksplanasi menjelaskan tentang gambaran umum fenomena/peristiwa alam yang akan dibahas. Poinnya bisa mengangkat tentang proses bagaimana fenomena alam tersebut bisa terjadi.

2. Rangkaian Kejadian

Setelah mengetahui secara umum fenomena yang akan dibahas, pada bagian ini dijelaskan tentang penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari fenomena tersebut. Kamu bisa melakukan deskripsi dalam beberapa paragraf terkait sebab dan akibatnya. Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.

3. Interpretasi

Interpretasi dalam teks eksplanasi dapat dikatakan sebagai ulasan atau penarikan kesimpulan. Kamu bisa memberikan tanggapan atau pernyataan terkait fenomena yang diangkat dalam teks tersebut.

---

Intermezo dulu yuk, guys! Apa kamu suka bingung menjawab soal-soal tersulit? Mau tanya teman, tapi nggak tahu jawabannya. Mau tanya internet, duh belum tentu akurat jawabannya! Sekarang kamu nggak perlu khawatir, karena kamu bisa cobain fitur Roboguru dari Ruangguru.

Panduan artikel kelas awal wikipedia
 &lt;span style="color:#008000"&gt;&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;h2 style="font-size:20px"&gt;Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi&lt;/h2&gt; &lt;p style="font-size:16px;font-weight:normal"&gt;Ada pun dalam menyusun teks eksplanasi perlu memperhatikan kaidah kebahasaan berikut ini:&lt;/p&gt; &lt;ul style="list-style-type:circle"&gt; &lt;li style="font-size:16px;font-weight:normal"&gt;Menggunakan &lt;a target="_blank" href="https://www.ruangguru.com/blog/kalimat-aktif-dan-pasif" rel="noopener" style="font-weight:bold"&gt;kalimat pasif&lt;/a&gt;&lt;/li&gt; &lt;li style="font-size:16px;font-weight:normal"&gt;Menggunakan konjungsi kasual dan waktu&lt;/li&gt; &lt;li style="font-size:16px;font-weight:normal"&gt;Terdapat istilah ilmiah&lt;/li&gt; &lt;li style="font-size:16px;font-weight:normal"&gt;Menggunakan kata kerja material dan rasional&lt;/li&gt; &lt;li style="font-size:16px;font-weight:normal"&gt;Bersifat informatif&lt;/li&gt; &lt;/ul&gt; &lt;p style="font-size:16px;font-weight:bold"&gt;Baca Juga: &lt;a target="_blank" href="https://www.ruangguru.com/blog/konjungsi-temporal" rel="noopener"&gt;Konjungsi Temporal: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kalimat&lt;/a&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="font-size:16px"&gt;&amp;nbsp;&lt;/p&gt; &lt;h2 style="font-size:20px"&gt;Contoh Teks Eksplanasi&lt;/h2&gt; &lt;p style="text-align:center"&gt;&lt;span style="color:#000000"&gt;&lt;strong&gt;Banjir&lt;/strong&gt;&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:justify"&gt;&lt;span style="color:#800080"&gt;&lt;span style="font-weight:400;color:#000000"&gt;Mendengar kata banjir memang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir terjadi karena sebab alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;br&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;br&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="color:#000000"&gt;&lt;strong&gt;Penyebab Alami Banjir&lt;/strong&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;br&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi&amp;nbsp; berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan &lt;em&gt;(run-off)&lt;/em&gt; di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:center"&gt;&lt;span style="color:#800080"&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;img src="https://www.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg?width=600&amp;name=banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg" alt="banjir" title="struktur teks eksplanasi" caption="false" data-constrained="true" style="width:600px;display:block;margin-left:auto;margin-right:auto" width="600" srcset="https://www.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg?width=300&amp;name=banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg 300w, https://www.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg?width=600&amp;name=banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg 600w, https://www.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg?width=900&amp;name=banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg 900w, https://www.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg?width=1200&amp;name=banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg 1200w, https://www.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg?width=1500&amp;name=banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg 1500w, https://www.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg?width=1800&amp;name=banjir-di-sejumlah-titik-di-bekasi-antara-fotorisky-andianto.jpg 1800w" sizes="(max-width: 600px) 100vw, 600px"&gt;&lt;span style="color:#000000"&gt;&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:center"&gt;&lt;span style="color:#800080"&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;em&gt;&lt;span style="color:#000000"&gt;Banjir di ibukota (Sumber: mediaindonesia.com)&lt;/span&gt;&lt;/em&gt;&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="color:#800080"&gt;&lt;span style="color:#000000"&gt;&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:center"&gt;&amp;nbsp;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:justify"&gt;&lt;span style="color:#800080"&gt;&lt;span style="color:#000000"&gt;&lt;strong&gt;Penyebab Banjir karena Faktor Sosial&lt;/strong&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;br&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. &lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir.&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;br&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;&lt;br&gt;&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400;color:#000000"&gt;Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan.&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:justify;font-weight:bold"&gt;&lt;span style="color:#800080"&gt;&lt;span style="color:#000000"&gt;Baca Juga: &lt;a target="_blank" href="https://www.ruangguru.com/blog/contoh-teks-eksplanasi-beserta-strukturnya" rel="noopener"&gt;10 Contoh Teks Eksplanasi beserta Strukturnya&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:center"&gt;&lt;span style="color:#800080"&gt;&lt;span style="font-weight:400;color:#000000"&gt;---&lt;/span&gt;&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:justify"&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;Nah, sekarang sudah paham &lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt;kan&lt;/span&gt;&lt;span style="font-weight:400"&gt; apa itu teks eksplanasi? Kita udah belajar lengkap ya, mulai dari pengertian, ciri-ciri teks eksplanasi, kaidah kebahasaan, sampai struktur teksnya. Semoga dapat membantu kalian untuk mengenali teks eksplanasi di kemudian hari. Ada yang belum paham tentang materi teks eksplanasi tadi? Jangan khawatir. Kamu bisa belajar lebih jauh tentang materi ini di &lt;a href="https://ruangguru.onelink.me/blPk/eaff0eb9" rel="noopener" target="_blank"&gt;&lt;span style="font-weight:bold"&gt;ruangbelajar&lt;/span&gt;&lt;/a&gt;.&lt;/span&gt;&lt;/p&gt; &lt;p style="text-align:center"&gt;&lt;span class="hs-cta-wrapper" id="hs-cta-wrapper-e2085056-ee52-443c-a36d-6518c6d4d31d"&gt;&lt;span class="hs-cta-node hs-cta-e2085056-ee52-443c-a36d-6518c6d4d31d" id="hs-cta-e2085056-ee52-443c-a36d-6518c6d4d31d"&gt;&lt;a href="https://cta-redirect.hubspot.com/cta/redirect/2828691/e2085056-ee52-443c-a36d-6518c6d4d31d" target="_blank" rel="noopener"&gt;&lt;img class="hs-cta-img" id="hs-cta-img-e2085056-ee52-443c-a36d-6518c6d4d31d" style="border-width:0px;margin:0 auto;display:block;margin-top:20px;margin-bottom:20px" height="195" width="800" src="https://no-cache.hubspot.com/cta/default/2828691/e2085056-ee52-443c-a36d-6518c6d4d31d.png" alt="New call-to-action" align="middle"&gt;&lt;/a&gt;&lt;/span&gt;&lt;script charset="utf-8"&gt;<script type="text/javascript"> hbspt.cta._relativeUrls=true;hbspt.cta.load(2828691, 'e2085056-ee52-443c-a36d-6518c6d4d31d', {"useNewLoader":"true","region":"na1"});

Referensi:
Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas 11. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Sumber Foto:
Banjir di jalan. Tautan: https://mediaindonesia.com/megapolitan/93285/relokasi-jadi-keniscayaan-untuk-atasi-banjir.html

Artikel ini telah diperbarui pada 4 Agustus 2021.