Pada zaman Khalifah Siapa perluasan wilayah sampai ke Perancis?

Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan perluasan wilayah yang terhenti pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dilanjutkan kembali, dimulai dengan menaklukan

Tunisia, kemudian ekspansi ke sebelah timur, dengan menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul ,. Sedangkan angkatan lautnya telah mulai melakukan serangan-serangan ke ibu kota

Bizantium , Konstantinopel. Sedangkan ekspansi ke timur ini kemudian terus dilanjutkan kembali pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan . Abdul Malik bin Marwan mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkanabad, Bukhara ,

Khwarezmia , Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Multan .

Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan pada zaman Al-Walid bin Abdul-Malik. Masa pemerintahan al-Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa , yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan

Islam , dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa , dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama

Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol ,

Cordoba , dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti

Seville , Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota

Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordoba. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.

Di zaman Umar bin Abdul-Aziz , serangan dilakukan ke Perancis melalui pegunungan

Pirenia . Serangan ini dipimpin oleh Aburrahman bin Abdullah al-Ghafiqi . Ia mulai dengan menyerang Bordeaux, Poitiers . Dari sana ia mencoba menyerang Tours . Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours , al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol . Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah (mediterania ) juga jatuh ke tangan

Islam pada zaman Bani Umayyah ini.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi

Spanyol , Afrika Utara , Syria, Palestina, Jazirah Arab , Irak, sebagian Asia Kecil, Persia,

Afganistan , daerah yang sekarang disebut

Pakistan, Turkmenistan , Uzbekistan , dan

Kirgistan di Asia Tengah .

Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang

Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan

bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilan ini dilanjutkan oleh puteranya Al-Walid bin Abdul-Malik (705-715 M) meningkatkan pembangunan, di antaranya membangun panti-panti untuk orang cacat, dan pekerjanya digaji oleh negara secara tetap. Serta membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.

Al-Walid bin 'Abdul-Malik (bahasa Arab: الوليد بن عبد الملك‎) atau Al-Walid I (668—23 Februari 715) adalah khalifah yang berkuasa pada tahun 705–715. Dia berasal dari Bani Umayyah cabang Marwani. Al-Walid mewarisi tampuk kekhalifahan dari ayahnya dan diteruskan saudaranya.

Al-Walid bin 'Abdul-Malik
الوليد بن عبد الملكKhalifahBerkuasa8 Oktober 705 – 23 Februari 715
(9 tahun, 139 hari)Pendahulu'Abdul Malik bin MarwanPenerusSulaiman bin 'Abdul Malik

Lahir668
MadinahWafat23 Februari 715WangsaUmayyah (Marwani)Nama dan tanggal periode
Kekhalifahan Umayyah: 661–750
Ayah'Abdul Malik bin MarwanIbuWalladah binti al-AbbasPasanganUmmu 'Abdullah binti 'Abdullah
'Izzah binti 'Abdul 'Aziz
Ummul Banin binti 'Abdul 'Aziz
Syah-i Afrid binti Peroz IIIAnak'Abdul 'Aziz
Yazid
Ibrahim
Masrur
Al-'AbbasAgamaIslam

Tidak ada penentangan berarti atas kedudukan Al-Walid sebagai khalifah sebagaimana pada masa tiga pendahulunya. Ditambah keberadaan para gubernur yang cakap, kekhalifahan mampu meluaskan wilayah hingga mencapai Transoxiana di Asia Tengah, Sindh di anak benua India, dan semenanjung Iberia di Eropa. Al-Walid juga memerintahkan pembangunan berbagai infrastruktur, sehingga sejarah arsitektur Islam dapat dikatakan dimulai dengan serius mulai pada masa kekuasaannya.

Al-Walid lahir pada tahun 668 pada masa kekuasaan Khalifah Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Dia merupakan putra tertua dari ayahnya, 'Abdul Malik.

Pada masa kekhalifahan kakeknya, Marwan bin Al-Hakam, 'Abdul Malik ditetapkan sebagai putra mahkota dan saudara 'Abdul Malik, 'Abdul Aziz, ditetapkan sebagai putra mahkota kedua. Dengan demikian, saat 'Abdul Malik menjadi khalifah, 'Abdul 'Aziz berada di urutan pertama sebagai pewaris sepeninggal 'Abdul Malik. 'Abdul Malik berkeinginan agar takhta diwariskan kepada putranya, tetapi 'Abdul 'Aziz menolak menyerahkan statusnya. Namun perselisihan dapat dihindari lantaran 'Abdul 'Aziz meninggal pada Mei 705. Lima bulan kemudian, 'Abdul Malik mangkat.[1][2] Al-Walid kemudian mewarisi tampuk kekhalifahan tanpa ada halangan.

Al-Walid melanjutkan kebijakan ayahnya untuk meluaskan wilayah kekhalifahan. Tidak ada yang menantang kedudukannya sebagai khalifah sebagaimana pada masa tiga pendahulunya, sehingga Al-Walid dapat lebih memusatkan perhatian pada upaya penaklukan di timur dan barat. Masa pemerintahannya dipandang sebagai salah satu periode terkuat kekhalifahan.

 

Peta perluasan wilayah kekhalifahan pada masa Umayyah

Keberhasilan dalam masa kekuasaan Al-Walid tidak terlepas dari para gubernur berpengaruh yang berkuasa atas namanya. Sepupunya, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, ditunjuk sebagai gubernur di kawasan Hijaz dan dia berhasil meredakan ketegangan yang disebabkan luka politik antara penduduk setempat dengan pihak Umayyah.

Al-Walid menaruh perhatian besar pada pengembangan militer. Dia membangun angkatan laut terkuat pada masa Umayyah dan menjadi kunci penting penaklukan Iberia. Pada tahun 711, pasukan kekhalifahan telah menyeberang Selat Gibraltar dan di bawah kepemimpinan dari Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad, pasukan Umayyah yang terdiri dari bangsa Arab dan Berber mulai menaklukkan kawasan tersebut. Tahun 716, Umayyah sudah berhasil menguasai Iberia dan sebagian Franka (Prancis).[3][4]

Seperti ayahnya, ia melanjutkan untuk memberikan kebebasan pada Al-Hajjaj bin Yusuf, dan kepercayaan tersebut berbuah kemenangan. Al-Hajjaj bertanggung jawab memilih panglima yang berhasil membawa kemenangan di timur. Muhammad bin Qasim berhasil menundukkan Sindh pada 711, membuka jalan penaklukan India pada masa-masa selanjutnya.[5] Qutaibah bin Muslim, salah satu panglima Umayyah dan gubernur Khurasan, menaklukkan Samarkand,[6][7][8] dan mengirim duta ke Tiongkok.[9][10]

Dalam menjalankan pemerintahan di kawasan timur, Al-Hajjaj sendiri sangat keras dalam menekan para penentang Umayyah, di antaranya adalah kelompok Syi'ah. Keadaan ini membuat mereka mengungsi ke Madinah dan hidup dalam perlindungan 'Umar bin 'Abdul 'Aziz di sana. Al-Hajjaj mengkritik 'Umar karena dinilai terlalu lemah terhadap para penentang yang berpotensi menggoyahkan kekuasaan Umayyah sehingga dia meminta Al-Walid untuk memberhentikan 'Umar. Al-Walid sepakat, kemudian mengangkat 'Utsman bin Hayyan sebagai Gubernur Makkah dan Khalid bin 'Abdullah sebagai Gubernur Madinah.

Kebijakan lain

Al-Walid merupakan penggemar arsitektur dan memerintahkan berbagai pembangunan di masanya. Sekitar tahun 701 pada masa kekuasaan ayahnya, Al-Walid memerintahkan pembangunan Jami' Al-Aqsha, tempat shalat di Masjid Al-Aqsha bagian selatan.[11] Pada tahun 707, Al-Walid memerintahkan perluasan Masjid Nabawi di Madinah.[12] Untuk pertama kalinya, menara masjid dibangun dengan didirikannya empat menara di Masjid Nabawi.[13] Al-Walid juga memerintahkan pembangunan jalan dan sumur-sumur di Hijaz.[14]

 

Masjid Agung Umayyah saat malam

Di Damaskus, Al-Walid mengubah basilika Kristen yang dipersembahkan untuk Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya dalam Islam) menjadi masjid agung.[15][16][17][18] Basilika ini sendiri awalnya adalah kuil Romawi untuk pemujaan Dewa Yupiter. Masjid ini, kemudian dikenal dengan Masjid Agung Umayyah, selesai dibangun pada 715, beberapa saat setelah Al-Walid mangkat. Dikatakan bahwa kepala Nabi Yahya dikebumikan di kompleks masjid ini.

Al-Walid juga termasuk yang pertama membangun rumah perawatan untuk tunagrahita dan membangun rumah sakit pertama yang menampung mereka sebagai bagian dari layanannya. Setiap penderita juga memiliki perawat yang ditugaskan merawat mereka.[19] Dia juga mengembangkan sistem kesejahteraan, lembaga pendidikan, dan langkah-langkah untuk apresiasi seni.

Al-Walid juga dikenal karena kesalehan pribadinya dan banyak cerita menyebutkan bahwa ia terus-menerus mengutip Al-Qur'an dan selalu menjadi tuan rumah yang menyajikan jamuan besar untuk orang-orang yang berpuasa selama bulan Ramadhan.

Pewaris takhta

Pada masa akhir kekuasaan 'Abdul Malik, Al-Walid diangkat sebagai putra mahkota pertama dan Sulaiman, adik kandung Al-Walid, sebagai putra mahkota kedua. Hal ini membuat saat Al-Walid menjadi khalifah, Sulaiman berada di urutan pertama sebagai pewaris takhta menurut keputusan 'Abdul Malik.

Meski demikian, Al-Walid berencana untuk mengangkat putranya sendiri, 'Abdul 'Aziz, menjadi putra mahkota pertama menggantikan Sulaiman. Rencana Al-Walid didukung oleh Al-Hajjaj dan Qutaibah bin Muslim. Sulaiman sendiri menolak untuk menyerahkan kedudukannya saat diminta Al-Walid. Saat Al-Walid mengundangnya ke Damaskus yang direncanakan akan dilangsungkan peralihan posisi putra mahkota secara resmi, Sulaiman mengulur waktu untuk memenuhi undangan tersebut. Al-Walid mangkat pada tahun 715 sebelum rencana tersebut diresmikan. Pemuka Umayyah kemudian melantik Sulaiman sebagai khalifah yang baru. Al-Walid sendiri kemudian dikebumikan di pemakaman Bab ash-Shaghir.

Dua putra Al-Walid baru menjadi khalifah pada masa-masa akhir kekuasaan Umayyah di Syria.

Ayah'Abdul Malik. Khalifah yang berkuasa pada 685–705.

  • KakekMarwan bin Al-Hakam. Khalifah yang berkuasa pada 684–685.
  • Nenek'Aisyah binti Mu'awiyah bin Al-Mughirah

IbuWalladah (Walidah) binti Al-'Abbas bin Al-Jaz. Berasal dari Bani 'Abs, suku Arab yang berasal dari Arab tengah.

Pasangan

  • Ummu 'Abdullah binti 'Abdullah bin 'Amr. Keturunan Khalifah 'Utsman bin 'Affan.[20]
  • 'Izzah binti 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah. Keturunan Khalifah 'Utsman bin 'Affan.[20]
  • Ummul Banin. Putri 'Abdul 'Aziz bin Marwan.
  • Syah-i Afrid. Putri Peroz III, putra Yazdegerd III, Kaisar Sasaniyah terakhir.

Putra

  • 'Abdul 'Aziz – putra dari Ummul Banin.[21] Gubernur Jund Dimasyq.[22]
  • Yazid — putra dari Syah-i Afrid. Khalifah yang berkuasa pada tahun 744.
  • Ibrahim. Khalifah yang berkuasa pada tahun 744.
  • Masrur. Menikah dengan putri Al-Hajjaj bin Yusuf.
  • Al-'Abbas. Diangkat sebagai panglima di kekhalifahan. Pendiri kota Anjar di kawasan Lembah Bekaa, Lebanon.[23] Terlibat dalam perang saudara Islam ketiga.

  1. ^ Gibb 1960, hlm. 77.
  2. ^ Biesterfeldt & Günther 2018, hlm. 986.
  3. ^ Collins 1989, hlm. 97.
  4. ^ "El País". 2008-12-05. 
  5. ^ Wink 2004, hlm. 201–205.
  6. ^ Gibb 1923, hlm. 35–36.
  7. ^ Shaban 1979, hlm. 65.
  8. ^ Wellhausen 1927, hlm. 435.
  9. ^ Bosworth 1986, hlm. 542.
  10. ^ Gibb 1923, hlm. 48–51.
  11. ^ Bacharach 1996, hlm. 30.
  12. ^ NE McMillan. Fathers and Sons: The Rise and Fall of Political Dynasty in the Middle East. Palgrave Macmillan. hlm. 33. ISBN 978-1-137-29789-1. 
  13. ^ Ariffin, hlm. 62.
  14. ^ Ath-Thabari 1990, hlm. 144.
  15. ^ Grafman 1999, hlm. 7.
  16. ^ Flood 2001, hlm. 1–2.
  17. ^ C. Rudolph, ed. (2006). "The concept of spolia". A companion to medieval art: Romanesque and Gothic in northern Europe. Oxford: Oxford University Press. hlm. 177. 
  18. ^ Takeo Kamiya (2004). "Umayyad Mosque in Damascus, Syria". Eurasia News. Diakses tanggal 31 December 2015. 
  19. ^ Al-Aoufi, Hiam; Al-Zyoud, Nawaf; Shahminan, Norbayah (2012). "Islam and the cultural conceptualisation of disability". International Journal of Adolescence and Youth. 17 (4): 205–219. doi:10.1080/02673843.2011.649565. 
  20. ^ a b Ahmed 2010, hlm. 123.
  21. ^ Hinds 1990, hlm. 219.
  22. ^ Crone 1980, hlm. 126.
  23. ^ Bacharach 1996, hlm. 34–35.

  • Ahmed, Asad Q. (2010). The Religious Elite of the Early Islamic Ḥijāz: Five Prosopographical Case Studies. University of Oxford Linacre College Unit for Prosopographical Research. ISBN 9781900934138. 
  • Ariffin, Syed Ahmad Iskandar Syed. Architectural Conservation in Islam : Case Study of the Prophet's Mosque. Penerbit UTM. ISBN 978-983-52-0373-2. 
  • Bacharach, Jere L. (1996). "Marwanid Umayyad Building Activities: Speculations on Patronage". Dalam Necpoğlu, Gülru. Muqarnas: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World, Volume 13. Leiden: Brill. ISBN 90-04-10633-2. 
  • Biesterfeldt, Hinrich; Günther, Sebastian (2018). The Works of Ibn Wāḍiḥ al-Yaʿqūbī (Volume 3): An English Translation. Leiden: Brill. ISBN 978-90-04-35621-4. 
  • Bosworth, C. E. (1986). "Ḳutayba b. Muslim". Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Lewis, B.; Pellat, Ch. The Encyclopedia of Islam, New Edition, Volume V: Khe–Mahi. Leiden: E. J. Brill. hlm. 541–542. ISBN 90-04-07819-3. 
  • Collins, Roger (1989). The Arab Conquest of Spain 710–797. Oxford, UK / Cambridge, USA: Blackwell. ISBN 0-631-19405-3. 
  • Crone, Patricia (1980). Slaves on Horses: The Evolution of the Islamic Polity. Cambridge and New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-52940-9. 
  • Flood, Finbarr Barry (2001). The Great Mosque of Damascus: studies on the makings of an Umayyad visual culture. Boston: BRILL. ISBN 978-90-04-11638-2. 
  • Gibb, H. A. R. (1923). The Arab Conquests in Central Asia. London: The Royal Asiatic Society. OCLC 685253133. 
  • Gibb, H. A. R. (1960). "ʿAbd al-Malik b. Marwān". Dalam Gibb, H. A. R.; Kramers, J. H.; Lévi-Provençal, E.; Schacht, J.; Lewis, B.; Pellat, Ch. The Encyclopedia of Islam, New Edition, Volume I: A–B. Leiden: E. J. Brill. hlm. 76–77. ISBN 90-04-08114-3. 
  • Grafman, Rafi; Rosen-Ayalon, Myriam (1999). "The Two Great Syrian Umayyad Mosques: Jerusalem and Damascus". Muqarnas. Boston: BRILL. 16: 1–15. doi:10.2307/1523262.
  • Hinds, Martin, ed. (1990). The History of al-Ṭabarī, Volume XXIII: The Zenith of the Marwānid House: The Last Years of ʿAbd al-Malik and the Caliphate of al-Walīd, A.D. 700–715/A.H. 81–95. Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: State University of New York Press. ISBN 978-0-88706-721-1. 
  • Shaban, M. A. (1979). The 'Abbāsid Revolution. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-29534-3. 
  • Ath-Thabari (1990). Hinds, Martin, ed. History of al-Tabari, Vol. 23: The The Zenith of the Marwanid House. Albany: State University of New York Press. ISBN 978-0-88706-721-1. 
  • Wink, Andre (2004). Al-Hind, the Making of the Indo-Islamic World. Brill Academic Publishers. ISBN 90-04-09249-8. 
  • Wellhausen, Julius (1927). The Arab Kingdom and Its Fall. Calcutta: University of Calcutta. OCLC 752790641. 
Jabatan Islam Sunni

Al-Walid bin Abdul-Malik

Marwani

Cabang kadet Bani Umayyah

Lahir: 668 Wafat: 23 Februari 715
Didahului oleh:
'Abdul Malik bin Marwan
Khalifah
8 Oktober 705 – 23 Februari 715
Diteruskan oleh:
Sulaiman bin 'Abdul Malik

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Walid_bin_Abdul-Malik&oldid=21104992"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA