Show Dalam sistem audio, bagian pengatur nada terletak diantara bagian Pre-Amplifier (penguat depan) dan Final Amplifier (Penguat Akhir). Bagian pengatur nada berfungsi untuk mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi (Treble) secara terpisah. Pada bagian pengatur nada Bass, menguatkan sinyal frekuensi rendah, sedangkan pada bagian nada treble menguatkan sinyal frekuensi tinggi. Kurva penguatan (AV) terhadap besarnya fekuensi yang dikuatkan dapat digambarkan menggunakan kurva berikut. Kurva Penguatan Nada Bass Dan TreblePrinsip Kerja Pengatur Nada (Tone Control)Secara garis besar bagian pengatur nada mempunyai prinsip kerja sebagai berikut. Rangkaian pengatur nada dipasang sebelum rangkaian penguat. Blok Diagram Rangkaian Tone Control (Pengatur nada)Penguatan rangkaian ditentukan oleh impedansi umpan balik (Z2), dibagi dengan impedansi input (Z1), dan dapat dihitung dengan rumus : Dimana : AV = Faktor Penguatan Z1 = Impedansi Input Z2 = impedansi Output Pada pengaturan nada baik Bass atau Treble pada posisi maksimum maka impedansi input (Z1) menjadi minimum, maka penguatan pada posisi tersebut menjadi besar. Perhitungan penguatannya adalah sebagai berikut : Blok Diagram Rangkaian Tone Control (Pengatur Nada) BaxandallPenguat Nada BassPada posisi maksimum kondensator C1 dihubung singkat potensiometer P1 rumus perhitungannya sebagai berikut : Pada posisi minimum kondensator C2 dihubung singkat potensiometer P1 rumus perhitungannya sebagai berikut : Penguat Nada TreblePada posisi maksimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pada posisi minimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Berbagi Artikel "Definisi Dan Prinsip Kerja Pengatur Nada (Tone Control)":
Karena ilmu itu adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kehidupan kita. Diperbolehkan meng-copy tulisan di blog ini dengan tetap menjaga amanah ilmiyah & mencantumkan URL Link alamat blog ini. Dan mohon koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian materi. Semoga artikel "Definisi Dan Prinsip Kerja Pengatur Nada (Tone Control)" memberikan manfaat. Terima kasih
Banyak dari kita yang kurang memahami tentang istilah dalam sistem penyuaraan / sound system. Mungkin masih terdapat kesimpangsiuran dalam pengertiansound system. Di sini mencoba untuk mengulas beberapa istilah sound system menurut pengalaman sehari-hari. Sound system adalah satu kesatuan perangkat audio yang mengeluarkan proses bunyi / suara baik itu berupa vokal dari mulut kita atau dari sumber bunyi lainnya sehingga suara tersebut bisa didengar oleh telinga kita. Jadi lazimnya disebut sebagai peralatan penguat bunyi agar bisa didengar oleh manusia. ISTILAH DASAR DAN PENGERTIAN DALAM AUDIO Istilah ini kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari tentang penyebutan istilah dalam sound system, baik dalam bidang pembelajaran di sekolah maupun dalam penerapan teori-teori dasar yang berhubungan dengan Audio pada khalayak umum sering menggunakan istilah ini. Ada istilah yang menerangkan teori-teori dalam perhitungan dan pensetingan yang hanya dipahami oleh orang yang ahli pada bidangsound system yang kita sebut Sound Manatau Teknisi Sound. Di bawah ini kita dapat melihat beberapa pengertian istilah sound system baik secara umum maupun profesional. 1. Istilah umum Audio yang sering dipakai
2. Istilah dalam Profesional Sound System – Sound Pressure Level (SPL) : Level tekanan yang disebabkan oleh gelombang suara biasa dengan satuan dB, bisa dilihat di setiap Microphone (kemampuan SPL sebuah Microphone). – FOH (Front Of House) : Tempat yang digunakan untuk meng-control sound system. FOH adalah Control area umumnya berada di depan panggung. Umumnya menyeimbangkan sinyal suara pada seluruh PA System. – PA (Public Address) System : Bahasa professional untuk perangkat sound system yang menghadap ke penonton. – Audio Compressor : Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan dynamic range audio. – DI (Direct Inject) Box : Suatu alat yang berfungsi sebagai pencabang alat musik sebelum masuk ke Mixer audio. Biasanya terdapat dalam sound system panggung. – Equalizer (EQ) : Alat untuk menaikan (membesarkan) dan menurunkan range level suara (dB) pada frequency tertentu. – Audio Mixer/ Desk Consule : Suatu alat yang berfungsi sebagai pencampur dari beberapa sumber bunyi yng ditancapkan pada beberapa channel input. Dalam pengaturannya terjadi proses penguat dan penyeimbang dari beberapa sumber suara (tergantung operator) hingga menjadi satu output yang memenuhi kriteria untuk menjadi input pada peralatan Audio sistim. – Mixer Monitor : Mixer yang ada dibelakang atau disamping panggung yang konsentrasinya adalah untuk melayani pembagian suara dan balancing monitor diatas panggung. – Multi Effect (FX) Processor : Alat yang dipergunakan untuk memberikan effect – effect tertentu pada suara. – PFL (Pre Fade Listening) : Tombol untuk melihat sebuah channel yang aktif pada sebuah Mixer saat audio masuk ke Mixer. Kondisi ini juga untuk melihat seberapa besar kekuatan level yang masuk pada channel tersebut(Gain input). Apabila PFL ditekan biasanya akan terhubung ke Headphones monitor. 3. Istilah dalam MICROPHONE – Jenis-jenis Microphone Profesional Microphone adalah suatu alat yang mengubah energi suara menjadi energi listrik. Energi ini diterima oleh sebuah kumparan yang terdapat di dalam wadah Microphone. Kumparan ini memiliki impedansi tertentu sesuai dengan kegunaannya. Untuk vokal rata-rata memiliki impedansi kurang lebih 400 ohm sampai 600 ohm. – Vocal Microphone : Microphone jenis ini khusus dipergunakan untuk menerima bunyi yang bersumber dari suara manusia. – Microphone Dynamic : Jenis microphone mempunyai diaphragm yang kecil, menggunakan prinsip kerja induksi. – Handheld Microphone : Microphone yang dipegang oleh tangan, microphone genggam. – Percusi Microphone : Percusi adalah peralatan bunyi yang dipergunakan dalam musik yang mengeluarkan bunyi dengan cara dipukul atau digoyangkan. Salah satu bagian dari percusi ini adalah peralatan drum. – Polar Pattern Microphone : Pola arah penerimaan getaran suara dari suatu Microphone. Istilah dalam Jenis-jenis Microphone – Wired Microphone, Microphone yang menggunakan sambungan kabel. Sistim sambungan kabel ini terdiri dari sistim Balance dan Unbalance. – Wireless Microphone, Microphone tanpa kabel (lazim disapa dengan nirkabel) adalah microphone yang koneksinya tidak menggunakan kabel. Untuk menghubungkan sinyal menggunakan sistim transmitter yang terhubung kepada receiver dalam satu paket frekuensi VHF atau kadang UHF. – Microphone Clip On, clip atau klip artinya dijepitkan. Jenis Microphone ini bentuknya kecil dengan posisi penempatan microphone dipasangkan pada kostum pembawa acara/ imam/ komandan upacara. – Omni Directional, Jenis Microphone ini dapat menerima suara dari segala arah resapan. – Hypercardioid, Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola super cardioid. – Bi Directional, Microphone yang mencegah suara yang datangnya dari arah samping tapi sangat peka pada arah depan atau belakang. – Cardioid, Bagian dari Uni Directional ini mempunyai pola penerimaan suara satu arah dari pembicara. – Microphone Condenser, Jenis Microphone yang menggunakan sistim kerja dengan Condensator. Salah satu yang menggunakan jenis Mikrofon kondenser ini adalah Microphone Clip-on. – Microphone Ribbon, Jenis Microphone yang bekerja menggunakan ribbon foil metal. – Shotgun Microphone, Jenis Microphone ini sangat terarah dengan sensitivitas yang tinggi. Biasanya berbentuk stik. – Super Cardioid, Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola sub cardioid. – Sub Cardioid, Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola cardioid. – Uni Directional, Microphone yang menerima suara hanya dari satu arah saja. 4. Istilah dalam Effect (FX) Suara – Profesional Suatu ruangan yang dirancang khusus untuk menghilangkan pantulan suara dari dinding. Idealnya, sebuah anechoic chamber tidak menimbulkan pantulan suara pada frekuensi berapa pun (dindingnya menyerap semua frekuensi) dan dapat ‘me-reproduksi’ suara asli yang telah di rancang/desain seakurat mungkin terhadap percobaan yang kita lakukan disitu. Reverberation Time Reverberance Demikian istilah-istilah yang umum digunakan dalam sound system. Sebenarnya masih banyak istilah-istilah lain yang harusnya kita ketahui juga, namun sebagai dasar istilah-istilah diatas dianggap sudah cukup |