Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut
Lihat Foto

tick Links

Sebuah galvanometer menunjukkan arah arus yang dijabarkan oleh prinsip hukum lenz.

KOMPAS.com - Apakah kalian tahu apa itu hukum Lenz?. Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa pada hukum Faraday perubahan fluks magnetik akan menyebabkan adanya beda potensal antara ujung kumparan.

Saat kedua kumparan dihubungkan dengan sebuah penghantar yang memiliki hambatan tertentu, maka akan mengalir arus yang disebut dengan arus induksi dan beda potensial yang terjadi disebut dengan ggl induksi (gaya gerak listrik induksi).

Ggl induksi dapat kita ketahui besarnya, tetapi belum kita ketahui kemana arah arus induksi pada rangkaian tersebut.

Arah arus induksi inilah yang dapat dijelaskan melalui hukum Lenz.

Baca juga: Produk Teknologi yang Menggunakan Magnet

Melansir dari Sears and Zemansky's University Physics oleh Young dan Hugh tahun 2000, hukum Lenz merupakan metode alternatif dalam menentukan arah suatu arus induksi, yang mana diturunkan dari hukum Faraday.

Hukum Lenz berbunyi, apabila ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga menentang penyebab efek itu.

Penyebab tersebut dapat berupa fluks magnet yang berubah-ubah melalui sebuah rangkaian stasioner, atau dapat berupa fluks yang berubah-ubah akibat gerak konduktor yang membentuk rangkaian, atau dapat pula berupa gabungan dari keduanya.

Simak gambar di bawah untuk lebih memahami arah arus induksi dengan hukum Lenz.

Suharyanto, dkk Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz saat magnet mendekati kumparan dan magnet menjauhi kumparan

Baca juga: Teori Dasar Kemagnetan: Sifat dan Medan Magnet

Ketika kita mendekati kutub utara magnet dengan kumparan, maka akan timbul fluks magnetik yang menentang pertambahan fluks magnetik yang menembus kumparan. Sehingga arah fluks induksi harus berlawanan fluks magnetik.

Ketika kita menjauhi kutub utara magnet dengan kumparan, maka akan timbul timbul pengurangan fluks magnetik pada kumparan. Sehingga terjadi fluks induksi yang menentang pengurangan fluks magnet.

Arah arus induksi ini juga dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Ibu jari menyatakan arah induksi magnet, sedangkan arah lipatan jari-jari yang lain menyatakan arah arus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Mengenal proses terjadinya arus induksi – Konsep induksi elektromagnetik pada mata pelajaran IPA Fisika Kelas 9 SMP/MTs semester genap bertolak dari percobaan sederhana yang dilakukan oleh Faraday. 

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut



Magnet yang bergerak di sekitar kumparan dapat menimbulkan arus listrik. Ini merupakan kelanjutan dan perkembangan hasil percobaan yang dilakukan oleh Oersted dimana di sekitar kawat berarus listrik terjadi medan magnet.

Sebuah kumparan kawat solenoide dihubungkan dengan galvanometer. Ketika sebuah magnet batang digerakkan maju dan mundur dalam kumparan, jarum galvanometer bergerak ke kanan dan ke kiri. 

Fenomena apa yang terjadi pada percobaan Faraday ini? Coba amati gambar percobaan berikut ini.



Galvanometer adalah alat untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik dalam sebuah penghantar. Gerakan jarum galvanometer menunjukkan adanya arus listrik dalam kumparan kawat solenoide. Mengapa terjadi arus listrik?

Ketika magnet digerakan ke dalam kumparan terjadi beda potensial pada kedua ujung kumparan. Beda potensial yang timbul karena gerakan magnet ke dalam kumparan disebut gaya gerak listrik (GGL). 

GGL induksi terjadi karena adanya perubahan garis-garis gaya magnet (fluks magnetik) ketika magnet digerakkan masuk dan keluar kumparan.

Arus listrik yang terjadi akibat perbedaan potensial pada kedua ujung kumparan disebut arus induksi. Untuk memperbesar arus induksi yang dihasilkan, ada 3 cara yang dapat dilakukan:

1.mempercepat gerak magnet

2.Memperbanyak jumlah lilitan kumparan

3.Memperbesar medan magnet



Demikian secara ringkas tentang proses terjadinya arus induksi yang perlu kita kenal. Semoga bermanfaat.***

Induksi Elektromagnetik : Pengertian, Penerapan, dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Secara Lengkap –  Tahukah anda apa yang dimaksud dengan Induksi Elektromagnetik ??? Jika anda belum mengetahuinya anda tepat sekali mengunjungi gurupendidikan.com. Karena pada kesempatan kali ini akan membahas tentang pengertian Induksi Elektromagnetik, penerapan Induksi Elektromagnetik, dan rumus Induksi Elektromagnetik beserta contoh soalnya secara lengkap. Oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Pengertian Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan fluks magnetic. Fluks magnetic adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang. Seorang ilmuwan dari Jerman yang bernama Michael Faraday memiliki gagasan bahwa medan magnet dapat menghasilkan arus listrik. Pada tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik.

Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir dinamakan arus induksi dan peristiwanya disebut induksi elektromagnetik.

Faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu : (1) Kecepatan perubahan medan magnet, Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi yang timbul semakin besar. (2) Banyaknya lilitan, Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar. (3) Kekuatan magnet, Semakin kuat gejala kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.

Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik

Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di dalam suatu kumparan/konduktor bila terdapat perubahan fluks magnetik pada konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi medan magnetik.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Gambar 1. Ilustrasi Percobaan Faraday

Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum galvanometer segera kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet tersebut didiamkan sejenak  di dalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan, maka jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan (misalnya ke kiri). Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang timbul ini disebut Gaya Gerak Listrik Induksi (ggl induksi).

Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis gaya magnetik yang memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan). Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan disebut arus induksi.

Faktor-Faktor yang  Menentukan Besar GGL. Besarnya ggl induksi tergantung pada tiga faktor, yaitu ;

  • banyaknya lilitan kumparan
  • kecepatan keluar-masuk magnet dari dan keluar kumparan
  • kuat magnet batang yang digunakan

Penerapan Induksi Elektromagnetik ( Penerapan GGL Induksi dalam kehidupan sehari-hari )

Pada induksi elektromagnetik terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi energi listrik. Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator dan dinamo.

Di dalam generator dan dinamo terdapat kumparan dan magnet. Kumparan  atau  magnet  yang  berputar  menyebabkan  terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan. Perubahan  tersebut  menyebabkan  terjadinya  GGL  induksi  pada kumparan.

Energi  mekanik  yang  diberikan  generator  dan  dinamo diubah ke dalam bentuk energi gerak rotasi. Hal  itu menyebabkan GGL  induksi  dihasilkan  secara  terus-menerus  dengan  pola  yang berulang secara periodic.

Generator listrik

Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator ada dua jenis yaitu generator arus searah (DC) atau dynamo dan generator arus bolak-balik (AC) atau alternator. Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga timbul GGL induksi.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Gambar 9. Generator AC

Jika kumparan dengan N buah lilitan diputar dengan kecepatan sudut w, maka GGL induksi yang dihasilkan oleh generator adalah :

ε = B.A.ω.N.sinθ

GGL induksi akan maksimum jika θ = 90o atau sin θ = 1 , sehingga :

ε max = B.A.ω.N , sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi:

ε = ε max sin θ

ε = GGL induksi (Volt); εmax= GGL induksi maksimum (volt)

N = jumlah lilitan kumparan;  B = induksi magnet (T);  A=luas bidang kumparan (m2)

ω = kecepatan sudut kumparan (rad/s);  t = waktu (s);  θ = ω.t = sudut (o)

Transformator

Transformator atau trafo merupakan alat untuk mengubah (memperbesar atau memperkecil) tegangan AC berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yaitu memindahkan energi listrik secara induksi melalui kumparan primer ke kumparan skunder. Trafo menimbulkan GGL pada kumparan skunder karena medan magnet yang berubah-ubah akibat aliran arus listrik bolak-balik pada kumparan primer yang diinduksikan oleh besi lunak ke dalam kumparan skunder.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Gambar 10. Transformator step down

Trafo ada dua jenis, yaitu trafo step-up dan step-down. Trafo step-up berfungsi untuk menaikkan tegangan AC sumber, jumlah lilitan kumparan skunder lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan primer. Trafo step-down berfungsi untuk menurunkan tegangan AC sumber, jumlah lilitan skundernya lebih sedikit.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Np = tegangan primer; Ns = tegangan skunder

Pp = daya primer (Watt); Ps = daya skunder (Watt)

Ip = kuat arus primer (A); Is = kuat arus skunder (A)

Macam-Macam Transformator

Apabila tegangan terminal output lebih besar daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi sebagai penaik tegangan. Sebaliknya apabila tegangan terminal output lebih kecil daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi sebagai penurun tegangan. Dengan demikian, transformator (trafo) dibedakan menjadi dua, yaitu trafo step up dan trafo step down.

Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:

  1. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
  2. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
  3. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.

Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:

  1. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
  2. tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder,
  3. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.

Besar tegangan dan kuat arus pada trafo bergantung banyaknya lilitan. Besar tegangan sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan makin besar. Hal ini berlaku untuk lilitan primer dan sekunder. Hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan tegangan primer dan tegangan sekunder dirumuskan rms12. Trafo dikatakan ideal jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu ketika jumlah energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang keluar pada kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan dengan kuat arus pada kumparan primer dan sekunder dirumuskan rms2Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh rumus rms3Dalam hal ini faktor (V × I) adalah daya (P) transformator.

Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai rms4 Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut. rms5 Dengan:

Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)

Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder

Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)

Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)

Di bagian sebelumnya kamu sudah mempelajari transformator atau trafo yang ideal. Namun, pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul energi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara energi sekunder dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi trafo. Efisiensi trafo dinyatakan dengan η.

Induktor

Dalam elektronika, Induktor adalah salah satu komponen yang cara kerjanya berdasarkan induksi magnet. Induktor biasa disebut juga spul dibuat dari bahan kawat beremail tipis. Induktor dibuat dari bahan tembaga, diberi simbol L dan satuannya Henry disingkat H. Fungsi pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Induktor berupa kawat yang digulung sehingga menjadi kumparan. Kemampuan induktor untuk menimbulkan medan magnet disebut konduktansi.

Satuan induktansi adalah henry (H) atau milihenry (mH). Untuk memperbesar induktansi, didalam kumparan disisipkan bahan sebagai inti. Induktor yang berinti dari bahan besi disebut elektromagnet. Induktor memiliki sifat menahan arus AC dan konduktif terhadap arus DC.

Macam-Macam Induktor

Macam-macam induktor menurut bahan pembuat intinya dapat dibagi 4 yaitu :

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Simbol Induktor

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Kegunaan Induktor dalam sistem elektronik

Induktor dalam rangkaian listrik atau elektronika dapat diaplikasikan kedalam rangkaian:

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Induktor berfungsi sebagai :

  1. tempat terjadinya gaya magnet.
  2. pelipat tegangan.
  3. pembangkit getaran.

Berdasarkan kegunaannya Induktor bekerja pada :

  1. frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator.
  2. frekuensi menengah pada spul MF.
  3. frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo tenaga, spul relay dan spul penyaring.

Terjadinya Medan Magnet

Induktansi Searah

Bila kita mengalirkan arus listrik melalui kabel, terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel yang digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama yang membangkitkan medan magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet, dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui kumparan tersebut.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut
Induktor terhubung sumber tegangan DC

Induktansi Bolak-balik

Bila dua kumparan ditempatkan berdekatan satu sama lain dan salah satu kumparan (L1) diberi arus listrik AC, pada L1 akan terjadi fluks magnet. Fluk magnet ini akan melalui kumparan kedua (L2) dan akan membangkitkan emf (elektro motorive force) pada kumparan L2. Efek seperti ini disebut induksi timbal balik (mutual induction). Hal seperti ini biasanya kita jumpai pada transformator daya.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut
Induktor terhubung sumber tegangan AC

Perlawanan yang diberikan kumparan tersebut dinamakan reaktansi induktif. Reaktansi Induktif ini diberi simbol XL dalam satuan Ohm.

XL = 2πfL

Keterangan :

π = 3.14

F = frekwensi arus bolak-balik ( Hz)

L = Induktansi ( Henry )

∞ = kecepatan sudut ( 2πfL)

XL = reaktansi induktif ( Ω )

Pengisian Induktor

Bila kita mengalirkan arus listrik I, maka terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel yang digulung,a akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama membangkitkan medan magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang melalui kumparan tersebut. Contoh rangkaian :

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut
Rangkaian Pengisian Induktasi dengan tegangan DC

Bila arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi Hal ini berarti antara arus dan tegangan berbeda fase sebesar Л / 2 = 900 dan arus tertinggal (lag) dari tegangan sebesar 900. 2Лf merupakan perlawanan terhadap aliran arus.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut
Rangkaian Pengisian Induktasi dengan tegangan AC

Pengosongan Induktor

Bila arus listrik l sudah memenuhi lilitan , maka terjadilah arus akan bergerak berlawanan arah dengan proses pengisian sehingga pembangkitan medan magnet dengan garis gaya magnet yang sama akan menjalankan fungsi dari lilitan tersebut makin tinggi nilai L ( induktansi) yang dihasilkan maka makin lama proses pengosongannya.

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut
Rangkaian Pengosongan Induktasi

Menghitung Impedansi Induktor

Setelah diperoleh nilai XL maka Impedansi dapat di hitung :

Z disebut impedansi Seri dengan satuan Ω (ohm).

Rumus  Induksi Elektromagnetik

1. Fluks Magnetik

Fluks magnet diartikan sebagai perkalian antara medan magnet B (baca: medan magnet) dengan luas bidang A yang letakknya tegak lurus dengan induksi magnetnya. Secara matematis rumus fluks adalah

Φ = BA

Pada percobaan untuk mengetahui GGL induksi kumparan yang dihubungkan dengan galvanometer disebut

Faktanya, induksi magnet B tidak selalu tegak lurus pada bidang, bisa membentuk sudut tertentu. Misalkan ada sebuah induksi medan magnet yang membentuk sudut teta dengan garis normal maka besarnya fluks magnet yang dihasilkan adalah

Φ = BA cos θ

Φ = Fluks magnet B = induksi magnet A = luas bidang

θ = sudut antara arah induksi magnet B dengan arah garis normal bidang